Baby, You are so cute - Bab 63

Kemudian menyerahkan dua kartu kepada preman, "Sudah mengerti kan? Bawa dia ke dekat ruangan 3002 di lantai tiga. Buat pergerakkan yang lebih besar. Buat orang-orang yang di dalam dengar dan keluar melihatnya."

Sang preman menerima kartu dengan senang.

Camilla Lu awalnya mau pergi, mencengkram erat pegangan pintu dengan wajah pucat, tiba-tiba teringat masalah delapan tahun lalu yang dia tidak ingin ingat selamanya. Setelah berjuang selama delapan tahun, akhirnya berkata rendah, "Jangan buat sampai terlalu parah. Kalau dia melawan dengan kuat, kalian buat orang yang keluar dari kamar 3002 mengira kalian telah berhubungan saja. Jangan benar-benar membunuhnya."

Hal yang tidak bisa Charlie terima adalah wanita yang sudah disentuh orang lain. Dimanapun tidak boleh. Charlie Shen bisa gila. Jadi, selama Joanne Gu kotor saja sudah boleh.

........

Joanne Gu menunggu lama, tapi hanya datang satu telepon. Kakak Lu bilang ada masalah mendadak, jadi pergi dulu.

Saat mengangkat telepon, wajah Joanne Gu sudah merah. Dia merasa seperti ada semut di tenggorokannya. Semut itu perlahan-lahan berjalan ke sekujur tubuhnya, masuk ke dalam pembuluh darahnya. Perasaan digerogoti membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

Saat berdiri, bahkan tidak dapat melihat dengan jelas lagi. Dia pasti sudah mabuk.

Dia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dari tempat duduk. Baru saja berjalan beberapa langkah, dia sudah menabrak seseorang.

Dua pria itu berwajah jahat.

Joanne Gu sama sekali tidak sempat melawan, dia ditarik oleh dua pria itu, masuk ke lorong yang sepi.

Joanne Gu langsung menyadari adanya bahaya, memberontak, tapi suara yang keluar dari mulutnya adalah desahan. Dia terkejut, tidak tahu apa yang terjadi padanya?

Pria di sebelah kirinya memeluk pinggangnya, "Seksi sekali. Selain itu masih perawan kali."

Pria di samping tersenyum mesum, "Nanti nikmati baik-baik!"

"Tapi bukankah kata majikan..."

"Kenapa takut. Apakah majikan berani cari gara-gara denganku?"

Majikan apa?

Otak Joanne Gu yang lemot tidak bisa berpikir. Dia tahu sulit untuk kabur. Setelah sampai di tangga lantai dua, dia teriak, lalu menggapai pegangan tangga dengan kaki dan tangannya. Tidak tahu kekuatan dari mana, dia akhirnya melepaskan diri dari dua pria itu.

Matanya kabur, tidak bisa membedakan arah. Hanya bisa berlari dengan sekuat tenaga saja!

"Gawat, jalang itu!"

"Cepat kejar!"

Terdengar suara langkah kaki mengerikan di belakangnya. Joanne Gu hanya bisa terus berlari sambil menangis. Juga tidak tahu dia kabur kemana, cahaya sedikit terang. Di depannya seperti berdiri bayangan gelap. Dia langsung menabrakkan diri dan terjatuh ke atas lantai.

Ingin berdiri, tapi lengannya dipapah oleh seseorang. Kekuatan tangan itu sangat kencang, memapahnya dengan dingin.

Ekspresi Ethan Lu berubah, "Joanne?"

Joanne Gu tidak mengenali suara siapa ini. Hanya saja merasa sedikit familiar. Dia menangis, menangis sepuasnya, teriak minta tolong, dan menoleh dengan ketakutan.

Ethan Lu mengikuti pandangan Joanne Gu lalu melihat dua pria yang berada di kegelapan.

Ethan Lu meletakkan Joanne Gu di samping lalu mengejar dua pria itu!

Dua preman itu melihat keadaan tidak baik, langsung kabur dengan cepat. Ethan Lu mengejar ke lantai satu, tapi tidak melihat dua orang itu lagi. Karena khawatir pada Joanne Gu, dia pun berlari kembali dengan terengah-engah.

Joanne Gu terjatuh di atas lantai.

"Joanne!" Ethan Lu berjongkok, mengangkat kepala Joanne Gu, baru menyadari Joanne Gu tidak seperti biasanya. Wajah Joanne Gu sangat merah, bernapas panas, dan mata yang berkabut, "Kamu minum bir?"

Minum bir...

Joanne Gu menggangguk pelan.

Ethan Lu mengerutkan dahi, menganggap Joanne Gu sudah mabuk dan memapah wanita itu berdiri, "Ayo, turun."

Setelah sampai di bar lantai satu, kaki Joanne Gu lemas dan bergetar, tidak bisa berjalan lagi. Ethan Lu menundukkan Joanne Gu di meja bar. Tidak tahu apa yang terjadi pada Joanne Gu. Terus menangis, ditanya apapun juga tidak menjawab.

Ethan Lu meminta segelas air hangat pada prautama bar. Ingin memberikan minum padanya, tapi Joanne Gu ribut-ribut minta air dingin.

Di musim dingin yang dingin ini, Ethan Lu tidak bisa menang dari Joanne Gu, terpaksa menambah beberapa balok es.

Joanne Gu minum dengan cepat dan meminta lagi.

"Joanne! Bisa flu."

Joanne Gu menginginkan lagi, mengerucutkan bibir, dan memelototi Ethan Lu dengan kondisi tidak terlalu sadar.

"Baiklah, gelas terakhir." Ethan Lu duduk di samping Joanne Gu, menepuk kepala wanita itu dengan lembut. Ethan Lu merasa sedikit terkejut. Dia sudah terlalu lama tidak bicara dengan jarak sedekat ini dengan Joanne Gu. Juga sudah terlalu lama tidak menatap wanita itu dalam jarak sedekat ini.

Wanita yang dia jaga dari kecil sampai besar, yang hanya rela dia cium bibirnya saja, sepertinya bertambah cantik lagi.

Sedangkan kecantikan dan keindahan ini, sekarang sudah bukan miliknya. Pilihannya sendiri.

Mata Ethan Lu terlihat sedih. Dia mengeluarkan sebuah kotak cantik dari dalam kantongnya dan berkata dengan serak, "Hadiah ulang tahun. Sejak umur lima tahun, aku sudah memberikan 14 buah padamu, ini yang ke-15."

Joanne Gu menyipitkan mata. Tubuhnya terasa tidak nyaman dan panas, membuat dia terus menggerakan tubuh. Dia membuka kotak, isinya adalah bros dada, berbentuk kartun yang dia suka.

Joanne Gu tersenyum ke arah Ethan Lu dan mengomel, "Kartu unggulan, paman kartu unggulan, untuk apa kamu mengingat ulang tahunku. Kita sudah putus."

Tubuh Ethan Lu kaku. Dia tidak tahu siapa "Paman kartu unggulan" itu, tapi yang pasti bukan dia.

Mata Ethan Lu dingin, dia mau mengambil kembali hadiahnya.

Joanne Gu menyembunyikan tangan di belakangnya dan memegang erat hadiah itu dengan sayang.

Di saat Ethan Lu belum tersadar, tiba-tiba Joanne Gu memajukan tubuh dan mencium dahinya!

Secara bersamaan, air mata Joanne Gu juga terjatuh. Joanne Gu menatap dirinya dengan perasaan dalam dan berkata sedih, "Paman, sungguh, kita jangan berhubungan lagi."

Ethan Lu merasa hatinya terbakar karena marah. Membakar jiwanya bahkan sampai kering, membakar sekujur tubuhnya sama sekali tidak berdaya.

Hanya beberapa bulan saja, menggantikan hubungan mereka selama 14 tahun. Dia benci pada pria yang mencuri hati Joanne Gu itu!

Matanya terlihat kejam dan tersakiti. Dia menarik kerah Joanne Gu dan mencium bibir wanita itu.

Tubuh Joanne Gu bergetar, memejamkan mata dengan berkabut, sambil menangis, sambil menerima ciuman itu.

Ciuman yang penuh rasa sakit dan dalam itu, dilihat banyak orang di dalam bar.

Termasuk, pria yang terlihat lelah dan berjalan keluar dari lift itu.

Charlie Shen mulai lihat dari kapan? Sejak Joanne Gu menerima hadiah pria itu sambil tersenyum, dan mencium dahi pria itu dengan malu-malu.

Tidak terima dia yang memiliki anak, berbalik dan langsung mencari cinta lama? Benar-benar cinta yang dalam ya.

Wilson Wen yang berjalan keluar dari belakang dibuat terkejut melihat adegan itu!

Wilson Wen tanpa sadar melihat ke pria di depannya ini. Punggung yang kuat itu, tidak bergerak, kelihatan sangatlah tenang, tapi dari tubuh pria itu keluar aura yang gelap. Tanpa sadar membuat suasana bar yang ramai, seketika menjadi dingin.

Satu ruangan seperti tiba-tiba menjadi tenang.

Pandangan Wilson Wen yang dingin bertatapan dengan Roy Xiao yang juga terkejut.

.... Ga, wat, sudah.

Hari ini awalnya masing-masing pulang untuk melewati tahun baru. Tiba-tiba sore ini Charlie telepon dan bilang ingin bermain kartu, bahkan sudah memesan ruangan.

Teman-teman yang lain tahu kondisi Charlie Shen akhir-akhir ini tidak baik, emosinya meledak-ledak, jadi tidak ada yang berani membuat pria ini marah.

Kebetulan adik ke-4 juga baru pulang dari Swiss, jarang-jarang bisa kumpul bersama.

Di ruang judi lantai tiga, Wilson Wen tahu dari Jones Zhang, kalau hari ini Charlie tidak melakukan apapun. Mengunci diri di kantor, merokok, dan juga kontrak senilai miliaran, dibilang tidak mau langsung tidak mau. Berbuat seenaknya dengan menyedihkan.

Mereka menemani Charlie Shen bermain kartu dengan deg-degan, sengaja kalah puluhan ribu yuan kepada Charlie Shen, bermaksud membuat pria itu senang, tapi ekspresi Charlie Shen malah semakin masam.

Sepanjang malam tidak mengatakan apapun. Sampai kemudian, Charlie Shen langsung melampiaskannya pada Wilson Wen di ruangan yang mewah itu.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu