Baby, You are so cute - Bab 226
Sorotan mata Elisia Chi menjadi dingin, dia tersenyum sinis, lalu melemparkan kantong yang ada di tangannya, “Ini untukmu!”
Joanne Gu baru sadar kembali setelah kantong itu menyentuh dirinya, dia kembali mengangkat pandangannya dan berjalan ke arah gadis itu, tatapannya terlihat tenang namun raut wajahnya tersirat sangat dingin: “Siapa yang memintamu untuk mengantar pakaian ke sini?”
“Apa yang kamu sombongkan? Tidak usah banyak tingkah!”
Elisia Chi menatapnya dengan penuh benci, lalu kembali memakinya: “Wanita sepertimulah yang paling menyebalkan! Wanita kotor dan tak tahu malu sepertimu masih berani mendekati Paman Shen, kuperingatkan dirimu, seberapa tampannya mantan suami dia tetap mantan suami dan kamu harus ingat itu! Sungguh menyebalkan.”
Joanne Gu menendang kantong itu dan juga pintu hingga terbuka, “Untuk nona yang aku tidak peduli siapa namamu, tolong jaga omonganmu, kamu tahu apa sampai bisa berada di sini untuk memakiku? Jika tidak bisa mengedukasi dirimu sendiri, tolong jangan diperlihatkan kebodohanmu pada orang lain!”
Selesai berbicara, Joanne Gu segera membanting pintu hingga tertutup dan mengunci suasana hatinya yang sedang kacau!
Gadis itu mendengus, lalu sambil menghentakkan sepatunya dan melangkah pergi.
Joanne Gu duduk di atas tutup toilet duduk, napasnya masih terasa berat setelah dia berusaha mengontrolnya, seluruh organ di dalam tubuhnya seolah-olah ikut memberontak, sambil bernapas dan mengambil napas yang dalam, kelopak matanya mulai terlihat memerah.
Dia tidak bisa menahan dirinya untuk mencibir, setelah menghukumnya di dalam kamar mandi dan sekarang mengutus pacarnya untuk membawakan pakaian untukku?
Charlie Shen kamu keterlaluan, sungguh keterlaluan.
Joanne Gu mengangkat tangannya dan menyeka air matanya, dalam hatinya dia ikut memaki dirinya, buat apa menangis! Tidak cukup murahan hari ini? Apakah masih belum cukup memalukan?
Bagaimana dia harus menyakitimu hingga kamu bisa memutuskan dirimu dan perasaanmu dengannya?
……
Setelah selesai memakai baju dan merapikan dirinya di dalam kamar mandi, terkecuali kelopak matanya yang membengkak, pakaian ini berhasil menutupi semua bekas yang ada di tubuhnya.
Dan ketika Joanne Gu keluar dari kamar mandi, terlihat bayangan sesosok pria muda tinggi nan gagah sedang bersandar di dinding sana, pandangannya yang begitu mendalam sedang melirik ke arahnya.
Leon……
Joanne Gu menundukkan kepalanya dan berhenti di tempatnya.
Pandangan pria itu terlihat sedikit semu, segala kerumitan tersembunyi di matanya, dengan wajah tak bereskpresi dia berjalan mendekat, postur tubuhnya sangat tinggi dan gagah, kemudian dia melepaskan jaket yang sedari menghangatkan tubuhnya untuk Joanne Gu.
Joanne Gu hanya menatap kakinya dengan lekat, meskipun dia telah mengenakan pakaian, tapi dia merasa seluruh tubuhnya bisa dilihat tembus olehnya.
Dengan penuh malu di wajahnya: “Leon, aku……”
“Sshh.” Pria itu mengulurkan lengannya dan memeluknya di dalam dekapannya, “Aku akan mengantar kamu pulang, tidurlah yang nyenyak, aku akan menjagamu.”
Bohong jika tidak tersentuh, terima kasih padanya karena tidak bertanya apa pun, dengan sedikit kehangatan di pelukannya, dia merasa semua bisa diandalkan.
Mata Joanne Gu tertuju pada pria tampan nan gagah ini, pandangan pria itu kepadanya sama sekali tidak ada yang berbeda, tidak ada kerumitan melainkan sangat mengkhawatirkannya.
Di bawah dukungannya, Joanne Gu yang sedari tadi enggan keluar dari kamar mandi, kini berjalan keluar dari kafe bersama sepatu hak tingginya yang sebentar lagi akan rusak.
Setelah berada di bawah tangga pintu masuk, terlihat seorang sopir GE mengendarai sebuah mobil Mercedes hitam mendekat.
Leon membukakan pintu mobil dan meletakkan tangannya di atas pintu masuk agar Joanne Gu tidak terbentur di sana.
Kemudian dia juga berjalan ke sisi sebelahnya, lalu melirik sekilas ke arah kafe dan langsung masuk ke dalam mobil.
Mobil Mercedes meninggalkan lokasi.
Di malam yang hening, lampu jalanan memancarkan cahaya putih yang menyilaukan.
Di sudut jendela lantai dua kafe tersebut, berdiri seorang pria bertubuh kurus.
Begitu dingin, tajam dan dewasa, tidak ada yang bisa mengabaikannya.
Alisnya yang begitu tebal, anak-anak rambut hitam berkilau yang menghiasi pelipisnya, serta kulitnya yang begitu putih dan bersih, membuat matanya terlihat sangat tajam.
Pandangan matanya menatap tajam keluar jendela, lalu memperhatikan pemandangan yang ada di bawah, sorotan matanya tampak tenang tapi juga gelap hingga tidak bisa melihat dengan jelas.
Dia tidak mencemaskan apa yang akan terjadi setelah dia kembali ke hotel bersama dengan CEO GE.
Dalam lubuk hatinya, terutama dalam lubuk paling dalam Joanne Gu, dia sebenarnya tidak bisa menerima dirinya dekat dengan seorang pria sebelumnya dan detik berikutnya dirinya sedang berada di dalam pelukan pria lain lagi.
Oleh karena itu, saat dia bertemu dengannya di toilet, itu adalah alasan yang paling mendalam, ibaratnya seekor kelinci tidak akan mengigit manusia jika tidak dalam keadaan mendesak!
Dibandingkan dengan tidak tahu malu dan secara langsung, sisi Leon jauh lebih baik dibanding dirinya.
Dan Charlie Shen juga mengakui bahwa dirinya memang terlahir mempunyai sifat liar, dan saat dia ketakutan dia juga takut dengan konsekuensi dari sifat liarnya.
Kedua tangan pria itu sedang bersembunyi di balik saku celananya, lalu berbalik badan dengan tenang.
Sedangkan Elisia Chi yang sedang duduk di atas sofa, dirinya terlihat sedang berada di depan cermin mengatasi sudut bibirnya yang terluka.
Bibir merah itu sesekali mengeluarkan desahan karena kesakitan oleh cairan obat.
Rambut hitamnya yang berkilau menutupi setengah badannya, dia memiliki tulang yang kecil sehingga terlihat kurus, tapi sebenarnya dirinya memiliki daging dan membuat orang merasa menggemaskan.
Namun, karakternya justru sebaliknya.
Charlie Shen melihatnya selama beberapa detik, tatapannya terlihat sangat mendalam, lalu berbalik tanpa jejak dan berjalan ke arahnya, sosok pria tinggi itu membungkukkan badannya ke arah gadis itu.
Elisia Chi mengangkat kepalanya dan wajah pria itu hanya berjarak sekian inci dari wajahnya, wajahnya tidak bisa menahan hangatnya hembusan napas dari pria itu.
Berusaha menutupi keluhannya: “Apa tidak bisa bersuara saat berjalan pak tua? Seperti hantu saja.”
Mata Charlie Shen tertuju pada bibir mungilnya, beberapa detik kemudian, kelopak matanya terlihat memelas.
Satu tangan keluar dari saku celananya, kemudian merebut kapas yang ada di tangan gadis tersebut, sambil mengerutkan keningnya dia membasahi kapas tersebut dengan cairan obat, lalu menekan di bibir bagian kanan Elisia Chi.
“Uh…… hei! Sakit……” Elisia Chi meringis, kedua tangannya mendorong pria itu.
Dia menatapnya, lalu tersenyum seolah mengejek: “Suka mengigit diri sendiri, apa kamu juga suka mengigit seorang pria?”
Sambil berkata, tangan yang tadinya sedang memegang kapas kini mencubit dagu gadis itu, tindakannya sangat genit, dia bahkan menggetarkannya, terlihat sangat mesum.
Elisia Chi bahkan tersipu malu karena perkataannya yang begitu ambigu, dia mendesah dan memintanya untuk tidak mempermainkan dagunya!
Sepasang tangan dan kakinya tengah memberontak di dalam pelukan pria itu, mungkin sudut bibirnya akan kembali berdarah lagi!
Setelah cukup bermain dan melihat apa yang ingin dilihat, Charlie Shen melepaskannya dan membuang kapasnya, lalu menyalakan sebatang rokok sambil berjalan ke arah kamar mandi.
Dan Elisia Chi tak berhenti mengumpat dari belakangnya.
Dia tersenyum dan sangat mempesona, dia berjalan hingga di depan pintu kamar mandi, dan sebuah cermin yang memantulkan bayangannya justru menampilkan sisi dalam dari pria ini.
Charlie Shen masuk ke dalam dan menutup pintunya.
Pria itu mengayunkan kakinya hingga ke wastafel, lalu satu tangannya menopang di atas wastafel, sambil menatap dirinya di depan cermin, dia mengeluarkan ponselnya.
“Atur cctv yang ada di dalam kafe itu dari jam 10 malam hingga jam 12 malam, satu jam kemudian aku akan melihatnya.”
Charlie Shen menghisap rokoknya dengan dalam, lalu memutar nomor lain.
“Jones Zhang, bagaimana keadaanmu?”
……
“Apakah sudah mengutus orang untuk menidaklanjuti bagian internal GE?”
……
“Tidak buru-buru, akan kukabari setelah aku melihat papan caturnya.”
……
Entah apa yang telah disampaikan oleh Jones Zhang di ujung telepon, raut wajah pria dari pantulan cermin itu terlihat menyipitkan matanya dan tampak dingin:
“Satu tahun yang lalu aku mengabaikan GE, tapi secara bertahap dia membuatku meliriknya, CEO dari GE bisa dibilang sebuah saingan. Musuh ini selamanya tidak akan bisa menjadi teman, karena dia ingin merebut istriku. Empat tahun dia tidak bertindak, dan sekarang dia bertindak di depan mataku, kesombongannya berhasil membuatku marah.”
Bagi Charlie Shen, Joanne Gu bisa menemukan seorang pria biasa, atau mungkin dia bisa mengatakan dengan sesungguhnya jika sudah melepaskannya, yang cocok untuknya, baik padanya, tidak rumit, itu sudah cukup.
Tapi, dia malah bersama dengan Leon?
Pria itu menghisap rokoknya lagi, sudut matanya berkedut, dan bibirnya tersenyum sinis.
Ada pepatah bisnis mengatakan bahwa, di utara ada ZOE dan di selatan ada GE, maka dari itu Leon dan dia adalah saingan yang setara.
Terserah jika ingin mengatakannya cemburu, atau posesif, tapi pada akhirnya dia memang tidak bisa membiarkan dirinya untuk tidak mengkhawatirkan wanita bodoh yang tidak tahu apa-apa itu.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin Wong1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Richest man
AfradenMy Charming Wife
Diana AndrikaDark Love
Angel VeronicaCutie Mom
AlexiaThick Wallet
TessaDewa Perang Greget
Budi MaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275