Baby, You are so cute - Bab 227
……
Sebuah hotel bisnis gedung A lantai 7, kamar suite bisnis.
Seorang pria yang mengenakan celana santai berwarna putih berjalan di luar kamar mandi dengan kaki jenjangnya tanpa bersuara.
Terdengar percikan air di dalam kamar mandi.
Leon mondar-mandir dengan langkah yang cukup keras, dengan posisi kepala sedikit terkulai, membuat rambut-rambut bagian depannya menggantung dan menutupi mata hitamnya yang tengah berkilau.
Tidak terlihat bagaimana emosi yang tersirat dari matanya saat ini.
Pria itu mengangkat tangannya dan melirik arloji yang melingkar di sana, lalu melihat ke arah kamar mandi dengan lekat, di mana seorang gadis masih tak kunjung keluar setelah mandi lebih dari setengah jam di dalam sana.
Suara air itu tak bisa menutupi suara tangisannya.
Seketika wajahnya menjadi dingin, dia berjalan beberapa langkah dan keluar dari kamar tersebut. Dengan keadaan pintu terbuka, Leon berjalan sedikit lebih jauh untuk melakukan sebuah panggilan ponsel, suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya dan sangat serius.
Setelah selesai menelepon, pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Joanne Gu keluar dengan balutan jubah mandinya, pipinya yang tembam kini terlihat memerah bagai buah persik akibat uapan air panas yang ada di dalam.
Tapi, tetap saja tidak bisa menutupi raut wajahnya yang terlihat pucat pasih.
Rambut panjangnya dibungkus dengan handuk dan menyisakan sedikit poni yang terkulai di keningnya, lalu berjalan sambil menundukkan kepalanya, bagaimana dia bisa terlihat seperti seorang gadis yang akan berumur genap 25 tahun?
Leon menatapnya, membayangkan wajah yang ada di depan matanya, kenapa ada seorang gadis yang tampaknya tidak pernah bertumbuh?
Joanne Gu sangat kelelahan, dia tidak menghiraukan segala yang ada di sana, dengan wajah cemberut dia berjalan ke arah ranjangnya sambil menyeret sandalnya, lalu melepaskan sandalnya, kemudian menaikan kedua kakinya di atas ranjang.
“…… Bisakah kamu menggunakan cara lain untuk naik ke atas ranjang? Kamu sudah menjadi seorang ibu, tolong turunkan pesonamu di depanku.”
Joanne Gu masuk ke dalam selimutnya, lalu berkata: “Jika CEO Shen masih tidak pergi, maka kamu akan menurunkan kualitas dirimu di mataku.”
Dia membuka layar ponselnya yang terkunci, kemudian melihat foto-foto para anak itu.
Dia merasa sangat merindukan mereka, namun dia juga tidak ingin mengganggu tidur mereka saat ini.
Dia akan kembali lusa nanti dan dia sudah bisa memeluk dua anak itu sambil tidur.
Lalu, Leon membawakan secangkir air panas dan menaruhnya di atas rak yang ada di ranjang, kemudian meliriknya dengan sinis: “Tidak perlu terima kasih.”
Joanne Gu: “……”
“Bisakah aku meminta CEO Shen untuk membuatkan segelas teh untuk rakyat jelata sepertiku.”
Dengan cara seperti inilah dia baru berbalik badan dengan puas, lalu dari pemandangan punggungnya yang begitu gagah, dia mulai melepaskan satu per satu kancing kemejanya dan berjalan ke kamar mandi yang baru saja Joanne Gu gunakan.
Joanne Gu sontak terbangun dan berkata: “Leon, kamarmu juga ada kamar mandi!”
“Aku baru saja cabut gigi.”
“Maksudku, kamu bisa kembali ke kamarmu untuk mandi, ini kan kamarku!!”
Pria itu berbalik badan, lalu dengan raut wajah menyedihkan berkata: “Aku baru saja cabut gigi, sakit sekali.”
“……”
Joanne Gu tidak bisa mengendalikannya.
Mau tidak mau besok dia harus memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan kamar mandinya, atau tidak, dia mandi di kamar Dilla Zhao.
Joanne Gu terlihat sedang asik mengobrol dengan Emily Han di Wechatnya, dan tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka, di bawah cahaya remang-remang dan kabut hangat muncul sesosok pria tampan dengan tubuh gagahnya.
Joanne Gu mengalihkan pandangannya sekilas dari layar ponsel ke arahnya.
Lalu, bergeliat di dalam selimutnya bagai cacing kepanasan.
Dia sudah tidak memiliki mood untuk mengobrol dan pria itu masih mondar-mandir di kamarnya, enggan pergi.
“Ini sudah jam setengah 3, CEO Shen.”
“Gigiku sakit.”
“……”
Joanne Gu tidak tahu berapa lama pria ini akan terus menggunakan alasan sakit giginya!
Setelah melirik pakaian yang dipakainya sekilas, Joanne Gu berkata sambil mengerutkan keningnya: “Mengapa kancing bajunya tertutup sampai di leher? Merasa lebih nyaman setelah mandi?”
Kecepatan mengetik pria itu menjadi lebih lambat untuk sesaat, lalu mengalihkan pandangannya ke arahnya, dengan sudut bibir sedikit terangkat, berkata: “Apa kamu ingin melihat aku melepaskan tiga kancingku dan memperlihatkan dada bidangku?”
Joanne Gu benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi……
Lalu menarik selimutnya dan menutupi seluruh kepalanya.
Tak lama kemudian, terdengar suara sedang mengemasi barang-barang, lalu terdengar suara pintu kamar perlahan-lahan tertutup.
Joanne Gu pun mulai mengeluarkan kepalanya dari selimut, menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan sebuah senyum manis yang sedari tadi merasa malu untuk menghadapi pria itu, karena saat ini perasaannya jauh lebih baik.
Sebenarnya kenapa Leon enggan pergi, itu semua karena untuk menjaganya, dia takut gadis itu terpuruk dalam suasana hatinya yang kacau.
Joanne Gu sangat terharu dan sangat berterima kasih, di saat yang bersamaan dia juga tidak ingin suasana hatinya mempengaruhi Leon, peduli adalah suatu hal untuk saling melengkapi.
Dia mulai berpikir, status apa yang terjalin antara hubungannya dengan Leon saat ini?
Dulu mereka adalah atasan dan bawahan, sosok Joanne Gu yang mungkin sedikit terabaikan.
Tapi malam ini, dia telah menyatakannya.
Namun, setelah dia menyatakannya, sikapnya juga sangat alami, dia memang memiliki pesona yang bisa membuat orang merasa kesal dan terus bertengkar padanya, tapi sebenarnya cukup santai.
……
Setelah melalui perjalanan bisnis selama 3 hari, Joanne Gu pun tidak bisa menapik betapa lelahnya dirinya.
Daftar negosiasi bisa dibilang hampir berhasil, dan ada sesuatu hal yang mungkin tidak memuaskan di tengah jalan, tapi itu bisa diabaikan, tugasnya telah berhasil diselesaikan, dan gaji serta komisinya sudah bisa didapatkan.
Di tengah percakapan teleponnya, Joanne Gu telah menyetujui permintaan bocah serakah si Little Ice Cream, dia juga telah mencatat semua jenis boneka Barbie yang diinginkan anak itu, tak lupa juga permen yang berbentuk bintang.
Pagi ini Joanne Gu berangkat dari hotelnya dan mencari alamat mal besar perlengkapan anak-anak yang ada di Kota B.
Komisi telah berada di tangannya, dan merupakan sebuah kesenangan tersendiri ketika dia bisa memuaskan hati anak-anak.
Distrik keperluan anak-anak semua berada di pusat kota.
Joanne Gu telah memasuki beberapa toko yang ada di sana, dan akhirnya dia membelikan mainan Transformers untuk Ice Cream, tapi Joanne Gu tidak bisa menemukan semua boneka Barbie yang ditunjuk oleh Little Ice Cream.
Dia masih memiliki waktu dan seperti halnya sifat anak kecil yang dimiliki olehnya, dia masih tidak patah semangat untuk mengelilingi area ini sendirian.
Setelah memasuki lobi lantai pertama sebuah mal anak-anak, hal pertama yang dilakukan Joanne Gu adalah membeli mainan untuk Ice Cream.
Setelah berkeliling dan melihat seluruh konter yang memikat mata di sana, akhirnya dia berhasil menemukan boneka Barbie permintaan Little Ice Cream.
Joanne Gu masuk ke dalam dan bernegosiasi dengan pemilik toko, dia juga mengeluarkan ponselnya untuk memperlihatkan beberapa gambar, kemudian pemilik toko mengeluarkan beberapa jenis boneka Barbie sesuai dengan model rambut permintaannya.
Setelah membandingkan dengan seksama dan memastikan tidak ada yang salah, maka Joanne Gu segera membeli semuanya.
Saat keluar dari toko tersebut, Joanne Gu yang tengah berjalan di samping etalase kaca tidak sengaja menabrak seseorang.
Seorang wanita dengan penampilan berusia tiga puluhan tahun.
Keduanya berjongkok untuk mengambil barangnya yang terjatuh, lalu saling memandang dan perlahan-lahan mulai menampakkan senyum di wajah mereka.
“Nyonya Li?”
“Nona Gu.”
Wanita muda ini adalah seorang istri dari salah satu bos yang ada di daftar negosiasi. Dia bertemu dengannya kemarin lusa saat mencari satu per satu bos yang ada di daftarnya, dan saat berada di kamar hotel Bos Li, terlihat dia membawa istri serta putrinya dalam perjalanan bisnis kali ini.
Keduanya saling berjabat tangan.
Ketika Nyonya Li melihat tangan Joanne Gu memegang boneka Barbie, dia bertanya dengan terkejut: “Nona Gu ternyata sudah menjadi seorang ibu?”
Raut wajah Joanne Gu memerah, dia tersipu malu karena tahu bahwa penampilan dirinya tidak seperti seorang ibu.
“Anak-anak sudah berumur 4 tahun.”
Mata Nyonya Li terbelalak menatapnya, dia sangat takjub dengan wajahnya yang masih terlihat si bawah umur 20 tahun ini, di samping itu postur tubuhnya juga sangat bagus, bagaimana mungkin badan seperti ini sudah pernah melahirkan anak?
“Ya Tuhan.”
Joanne Gu hanya bisa menunduk, dia memang melahirkan anak di umur yang sangat muda, ditambah lagi dengan wajahnya yang mungil, sudah terbilang sering untuk menghadapi tatapan seperti ini dan dia merasa sedikit malu.
Karena sama-sama seorang ibu, maka topik pembicaraan seputar anak pun sangat banyak untuk diobrolkan.
Joanne Gu bercerita tentang Little Ice Cream bahwa tidak pernah memotong rambutnya sejak berusia 8 bulan, jadi rambutnya tumbuh dengan sangat lembut, namun rambutnya berwarna sedikit kekuningan dan tidak enak dipandang. Nenek Wang selalu membujuk Joanne Gu untuk memotongnya dan berkata bahwa rambut anak tumbuh sangat cepat, jika sekarang tidak dipotong, maka rambutnya akan tetap terlihat berwarna kuning dan tidak enak dipandang!
Tapi, rambut Little Ice Cream sudah sepanjang di punggung, Joanne Gu merasa sayang untuk memotongnya, dan Little Ice Cream juga tidak ingin memotongnya, anak itu sangat sayang dengan rambutnya.
Nyonya Li juga berkata dengan semangat: “Nona Gu, anak kami juga seperti itu, rambutnya tidak pernah dipotong sejak usia 1 hingga 5 tahun, rambutnya juga berwarna kuning dan aku juga tidak rela untuk memotongnya, tapi saat dia menginjak umur 6 tahun, aku memotongnya dan rambut yang tumbuh tidak bisa hitam lagi, itu membuatku sangat cemas.”
“Dan aku bertanya ke sana-sini, hingga akhirnya menemukan seorang dokter tradisional di Rumah Sakit Baby and Child, resepnya sangat manjur! Dia memberikan obat minum dan sampo untuk anakku, sebulan kemudian, rambut yang tumbuh perlahan-lahan menjadi hitam dan aku tidak perlu lagi memotongnya untuk berulang kali.”
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaHanya Kamu Hidupku
RenataUnperfect Wedding
Agnes YuWaiting For Love
SnowCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaThe Revival of the King
ShintaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMore Than Words
HannyBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275