Baby, You are so cute - Bab 232
Joanne Gu mengalihkan pandangannya untuk melihat langsung ke kaca depan mobil.
Dia bertanya dengan suara rendah sambil tersenyum, "Memangnya kenapa kalau ada dan memangnya kenapa jika tidak ada, apa hubungannya dengannya jika aku melahirkan anak dari lelaki lain? Apakah undang-undang tertulis bahwa seorang istri yang telah bercerai harus memberikan rahimnya kepada mantan suaminya dan tidak memiliki hak untuk memiliki keturunan?"
Satu kalimat ini membuat Wilson Wen merasa pahit dan tidak bisa berkata-kata.
Dia mengerti bahwa Joanne Gu tidak menjawab pertanyaannya secara langsung.
Di dalam mobil Chevrolet tiba-tiba hening.
Gerbang Komunitas karyawan GE.
Joanne Gu keluar dari mobil dengan membawa tas dan berkata datar, "Kak Wilson, maaf merepotkanmu."
Pria bertubuh tinggi itu keluar dari mobil di sisi lain dan berjalan mendekatinya.
Wilson Wen memandang lingkungan yang tenang dalam kegelapan, "Apakah kamu harus membayar sewa?"
"Ya, perusahaan akan mensubsidi sebagiannya."
Keduanya berbicara secara normal.
Wilson Wen bertanya lagi, "Sudah berapa lama kamu tinggal di sini?"
Joanne Gu mulai waspada lagi, "Tak lama, aku pindah ke sini setelah bergabung dengan departemen pemasaran di perusahaan."
Benar saja, dia mengangkat alisnya dan berkata, "Aku bertamu sebentar."
Joanne Gu berbalik dan berjalan ke koridor.
Membuka pintu, menyalakan lampu, satu kamar tidur dan satu ruang tamu, sangat kecil, dengan dinding putih kosong dan perlengkapan rumah yang sederhana.
Wilson Wen masuk ke dalam rumah, sosoknya yang tinggi membuatnya merasa rumahnya sangat kecil, dia melihat semua isi rumahnya, tidak perlu pergi ke kamarnya pun, dia bisa menarik kesimpulan bahwa tempat ini tidak seperti tempat yang terdapat anak-anak, tidak ada satu pun barang yang digunakan oleh anak-anak..
Ada dua kemungkinan sekarang.
Antara Roy Xiao salah melihat karena mabuk.
Atau pun dia punya anak, dan dia menyembunyikan mereka dengan hati-hati dan penuh waspada.
Wilson Wen lebih memercayai dugaan keduanya, karena Charlie telah menelepon dan menjelaskan bahwa mereka pernah bertemu di Kota B, dia melihat Joanne Gu membawa kartu nama Rumah Sakit Baby and Child dan membeli mainan anak perempuan.
Ketika Joanne menghadapi Charlie, dia tidak bisa menahan aura Charlie, dia panik dan membocorkan banyak petunjuk kepadanya, sangat berbeda saat berada di hadapannya.
Joanne Gu pergi ke dapur dan menuangkan teh dan menyerahkannya kepada pria yang berdiri di dekat sofa.
Dia tidak peduli apa yang dipikirkan Wilson Wen, semakin cemas dia, dia semakin terlihat kuat dan tenang.
Wilson Wen menyesap tehnya dan berkata, "Joanne, aku sudah empat tahun tidak bertemu denganmu, aku ingin mengobrol denganmu."
“Kak Wilson, sudah malam sekali.” Joanne Gu menyentuh dahinya, rasa lelah muncul di wajah kecilnya.
"Perusahaan akan sangat sibuk besok pagi, kita buat janji di sore hari saja."
Dia mengerutkan kening, tampak tidak berdaya atas pekerjaannya, dan dia berkata dengan sangat alami.
Wilson Wen mengangguk dan berdiri, "Nomor ponsel aku tidak berubah, kamu bisa meneleponku."
Joanne Gu mengantarnya hingga depan pintu.
Dia menutup pintu dan mendengar langkah kaki menuruni tangga yang sangat berat, dia bersandar di pintu dan tubuhnya gemetar hingga hampir jatuh.
Kedua tangannya sudah penuh dengan keringat dingin, setelah itu dia bertahan dan berjalan ke arah yang jauh dari pintu masuk, kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nenek Wang.
Nenek Wang langsung angkat dan bertanya dengan cemas, "Ada apa denganmu, Joanne? Aku sudah mengemasi semuanya, tas ransel kecil, dan anak-anak ada di sampingku, dan mereka menolak untuk tidur, Little Ice Cream terus menangis dan bertanya mengapa maminya masih belum datang.. "
Joanne Gu mendengar suara tangisan Little Ice Cream dan terus-menerus berteriak ingin mencari mami-nya, suaranya sudah hampir serak.
Matanya memerah, dia memegang ponselnya dengan erat, menutup matanya, air matanya sudah hampir jatuh, dan dia menahan tangisannya, "Nenek Wang, aku tidak bisa datang malam ini, maafkan aku terjadi sesuatu padaku..."
...
Setelah Wilson Wen keluar dari koridor, berdiri diam dan mulai merokok.
Setelah sekian lama, dia kembali ke Chevrolet dengan jendelanya terbuka, dia mengangkat kepala menatap jendela yang lampunya masih nyala pada salah satu gedung.
Tak lama kemudian, lampu tersebut dipadamkan.
Dia mengeluarkan ponselnya, mengerutkan kening dan menelepon seseorang, telepon tersebut segera terhubung.
Wilson Wen berkata, "Charlie, sesuai perintahmu, aku telah muncul di hadapannya, reaksinya? Biasa-biasa saja. Aku telah melihat tempat tinggalnya juga, tidak ada tanda apa pun mengenai anak-anak... jam berapa kamu akan pergi ke terimal besok? Aku akan pergi Menjemput kamu."
...
Hari berikutnya.
Seperti biasa Joanne Gu turun tangga jam sembilan pagi, setelah keluar dari Komunitas karyawan, dia berangkat kerja.
Di lantai 55 Gedung Besar Ge kantor CEO, penampilan Joanne Gu sudah tidak seperti biasanya, wajahnya tampak pucat duduk di sofa kantor Leon Shen.
Dia telah menceritakan situasinya.
Leon Shen meletakkan tangan kirinya di bawah meja, sedang berpikir keras.
Joanne Gu tidak bisa tenang, matanya tampak merah, "Leon Shen, aku harus membawa anak-anakku pergi hari ini, aku sudah tidak sanggup menunggu lagi, mohon bantu aku, saat ini aku terus diikuti, bagaimana caranya agar aku bisa tiba di terminal dengan selamat dan membawa anak-anakku naik bus? Bagaimana caranya biar aku tidak diikuti lagi?"
Dia menundukkan kepalanya dan menutupi wajah dan matanya, "Dia terlalu menakutkan, tidak sampai 3 hari, dia bahkan sudah menemukan tempat tinggalku. Jika aku tidak memindahkan anak-anakku..."
Leon Shen menatapnya.
Tatapan pria itu menggelap, pada akhirnya dia berkata, "Pada pukul dua siang, kamu turun dari lift yang ada di kantor aku, mengganti pakaian dan memakai kacamata hitam, naik mobil yang aku siapkan, dan akan membawa kamu ke terminal. Kamu hubungi Nenek Wang, aku akan menyuruh orang untuk melindungi anak-anakmu dan kalian akan bertemu di tempat sepi di dalam terminal."
...
Pukul 2.30, Joanne Gu memasuki pintu masuk terminal bagian timur, menunggu dengan penuh semangat.
Telepon berdering, Nenek Wang berkata bahwa dia telah membawa anak-anak ke terminal dan bertanya dimana dirinya?
Joanne Gu memberitahu alamatnya, mengepalkan tiga tiket di tangannya, dengan pucat terus menunggunya.
Banyak orang di terminal, Nenek Wang membawa anak-anak di kedua tangannya dengan cepat melewati keramaian, namun memasuki terminal harus membeli tiket terlebih dahulu, antrian untuk membeli tiker juga sangat panjang.
Saat Nenek Wang ingin membayar tiket yang dibelinya, dia mengulurkan tangan yang kebetulan sedang memegang Little Ice Cream
Di tengah keramaian, boneka barbie yang dipeluk Little Ice Cream jatuh.
Dia cemas, tetapi dia tetap ingat untuk memberitahu abangnya, "Abang! Barbie jatuh ke lantai sebelah kanan, aku akan pergi mengambilnya."
Dengan tergesa-gesa, Bakpau kecil melewati satu per satu kaki orang tua dengan susah payah, dan tangan kecilnya berusaha keras untuk menggapai lantai di sebelah kanan.
Tidak tahu apa yang dikatakan penjual tiket, tiba-tiba situasi menjadi semakin ramai.
Anak kecil itu didorong hingga keluar dari barisan antrian panjang, matanya tetap fokus pada boneka barbie yang ditendang kesana kemari.
Barbie-nya semakin jauh darinya, Little Ice Cream menoleh untuk melihat abangnya sebentar, masih kelihatan, dia mengigit bibir kecilnya dan lari menuju letak boneka barbienya.
Dia mengenakan rok mini berwarna kuning, memperlihatkan betisnya yang kecil, langkahnya sangat kecil juga, namun dia tetap berusaha, akhirnya dia bisa berlari untuk mengambil bonekanya.
Lutut ditekuk dan berjongkok, tangan kecil hendak mengambilnya, tetapi dua kaki raksasa seperti ‘pohon besar’ seorang pria tiba-tiba muncul di hadapan Bakpau kecil, yang mendekat ke arahnya dengan tergesa-gesa.
Membuat rambut Little Ice Cream yang diikat berterbangan.
Little Ice Cream memiringkan kepalanya dan ingin melewatinya untuk mengambil boneka itu, tetapi tiba-tiba ada banyak orang dewasa yang mendorong koper di belakangnya kotak di belakangnya.
Dorongan demi dorongan yang melewatinya, Little Ice Cream didorong jatuh ke lantai beberapa kali, namun si kecil malah menahan tangisan, buru-buru mengulurkan lengannya dan memeluk kaki raksasa yang seperti ‘pohon besar’..
Betis laki-laki ini sangat kuat, anak kecil yang baru berusia empat tahun harus menggunakan dua lengan kecilnya dan dengan susah payah baru bisa melingkarinya.
Peluk erat, pegang erat, dengan begitu, dirinya tidak akan jatuh lagi!
Charlie Shen berjalan dengan tergesa-gesa.
Pria tampan ini sangat menarik perhatian di terminal bus yang ramai.
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Greget Husband
Dio ZhengMenaklukkan Suami CEO
Red MaplePernikahan Tak Sempurna
Azalea_Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275