Baby, You are so cute - Bab 125

Setelah itu, dia melangkah ke ruang kerja, Joanne Gu bisa mendengar sepertinya ada masalah di perusahaan.

Dia hendak menyelinap kembali ke kamar tidur seolah-olah dia sudah diampuni, tapi tiba-tiba pergelangan tangannya yang kecil digenggam oleh telapak tangan yang seperti besi panas.

Joanne Gu kaget dan langsung menoleh, binatang buas yang berjalan ke ruang kerja itu berbalik dan menariknya ke ruang kerja!

"Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan ?! Bukankah kamu ingin mengurus pekerjaan..."

"Aku bisa melakukannya secara bersamaan."

"..."

Pintu ruang kerja ditutup oleh pria itu.

Tubuh kecil Joanne Gu tidak sanggup melawannya, akhirnya dia ditarik ke dalam pelukannya, dada pria itu menempel di punggungnya, dan kehangatan langsung menyelimuti dirinya.

Dia ingin berbalik, dan melepaskan diri darinya

Tapi pintu langsung dikunci olehnya.

Lalu dia memukuli bokong kecilnya berkali-kali!

Dia melepaskannyanya lalu berjalan ke arah meja sambil berkata"Jangan coba-coba untuk kabur, tunggu aku, tidak peduli semalam apa pun malam ini aku akan bercinta denganmu ."

Joanne Gu hanya bisa berdiri di sana dengan sedih, tangan kecilnya memegangi bokongnya yang sakit sambil menundukkan kepalanya, rambut panjangnya tergerai di kedua sisi bahunya, bulu matanya berkedip menatap mata pria itu, wajahnya yang kasihan seperti ingin menangis.

Charlie Shen meliriknya sambil menyalakan rokok, dia mengerutkan kening lalu melempar korek api di atas meja. Dia menghisap merokok sambil menunggu komputernya menyala, dia mencondongkan tubuh untuk membuang abu rokok di asbak, saat mendongkak dia melirik gadis kecil yang masih berdiri dengan patuh di dekat pintu, sambil menyipitkan mata dia melirik lekuk tubuh mempesona gadis itu...

Pria itu menjilat bibir tipisnya, lalu menunduk untuk melihat komputer yang sudah menyala, dia mematikan rokoknya, lalu mengambil mouse sambil mengerutkan dahi, sebelum mengklik video dia berhenti sebentar, jari tangan panjangnya mengetuk meja.

Gadis kecil yang berdiri diam di pintu mendongak dengan ketakutan tapi dia tidak berani menunjukkan kemarahannya, dia menatapnya dengan matanya yang berair.

Pria itu malah merengut, "Jangan merusak pemandangan, masuk ke dalam dan mandi."

Joanne Gu menatapnya dengan hati-hati lalu pergi kamar mandi yang dia tunjuk.

Benar-benar aneh, membangun kamar mandi di ruang kerja.

Setelah mandi, dia mematikan penghangat kamar mandi lalu membuka pintu dan keluar, raut wajah pria yang sedang duduk di balik meja kerja terlihat sangat serius dan dingin, dia sedang sangat sibuk.

Joanne tidak punya kerjaan jadi dia duduk sebentar di atas sofa, setelah itu dia mengambil buku dari rak buku dengan asal lalu berjalan ke jendela, buku yang dia ambil adalah buku bahasa asing yang sulit di mengerti, jadi dia juga tidak terlalu memahaminya, tetapi cahaya bulan di luar jendela cukup menarik perhatiannya.

Cahaya bulan malam ini sangat indah, bulannya tidak bulat, tapi melengkung seperti mata gadis yang sedang tersenyum.

Diluar jendela tidak ada balkon, jadi saat Joanne Gu melihat ke bawah dia bisa langsung melihat halaman belakang vila. Lampunya masih menyala, lelaki tua yang dipekerjakan sebagai pekerja sedang membersihkan kolam renang, di air kolam renang yang berwarna biru langsung terpantulkan cahaya bulan, di samping kolam renang ditanami pohon-pohon, jadi saat angin bertiup, tunas-tunas yang baru tumbuh terlihat seperti sedang melambai padanya.

Joanne Gu meletakkan tangannya di atas kaca jendela, suasana hatinya sangat baik, jadi dia tersenyum.

Perlahan-lahan di belakang tubuhnya dia merasakan kehangatan dan nafas panas seorang pria, pinggangnya menegang, lalu suara pria yang hangat dan rendah terdengar di telinganya: "Kamu sedang lihat apa, sampai tersenyum seindah ini?"

Dia sudah selesai.

Bulu mata Joanne Gu bergetar saat merasakan Charlie menundukkan kepalanya dan mencium pipinya, lalu dia berbalik dengan nafas yang tidak stabil.

Tangan besarnya menyentuh pinggangnya dan membalikkan tubuhnya kembali, wajahnya menghadap ke jendela dan punggungnya membelakanginya.

Dia berbisik di telinganya, "Di sini."

Joanne Gu terdiam, dia langsung menyadari apa yang ingin dilakukannya, dengan pipi mungilnya yang memerah dia melihat pekerja tua yang berada di bawah ...

Cahaya bulan terlihat menawan, dagunya di angkat oleh tangan besar pria itu lalu bibirnya dilumat oleh pria itu. Matanya menjadi buram kemudian terpejam, akhirnya dia tidak bisa melihat ke bawah jendela lagi, tubuh dan pikirannya perlahan hanyut dalam ciumannya yang bagaikan ombak laut panas yang terus menerjangnya ...

Ada sesuatu di dalam hatinya, dia ingin menanyakannya tapi akhirnya dia tidak jadi bertanya.

Joanne Gu kembali ke kamar dalam keadaan setengah sadar.

Dia menggendongnya pergi mandi, setelah itu mereka tidur bersama, kepalanya berbaring di atas lengan pria itu, Joanne Gu berpikir sambil mendongkak melihat hidungnya yang mancung dan rongga matanya yang dalam seperti gunung saat berada di bawah cahaya malam, setelah ragu-ragu sejenak, dia bertanya dengan hati-hati: "Paman……"

“Hmm?” Suara pria itu terdengar malas dan puas.

"Katakan dengan jujur antara kamu dan Nona Xiao, kalian..." Joanne Gu menundukkan kepalanya.

Dia terdiam selama beberapa saat, tapi dia tidak menghindari pembicaraan ini. Dalam kegelapan sorot mata pria itu dalam dan tenang, "Aku dan Michelle tidak ada apa-apa. Dia menemaniku melewati masa-masa yang menyakitkan, dia tidak mengharapkan apa-apa dariku. Dia wanita yang baik, dia tidak benar-benar memiliki rasa permusukan kepadamu, dalam jamuan makan malam ini kamu sedikit gegabah dan menyakiti Michelle. Apakah kamu menyadarinya setelah itu dia terus diam? "

Dia tidak berbicara dengan kasar.

Tapi Joanne Gu bisa mendengar dia sedikit menyalahkannya.

Tidak bisa dipungkiri saat berhadapan dengan Nona Xiao dia seperti sedang menghadapi musuh besar, dalam hati Joanne Gu juga tahu apa yang dia lakukan tadi tidak benar, mungkin sudah memberikan kesan tidak baik seperti kasar dan bossy kepadanya.

Joanne melingkarkan tangannya di leher Charlie: "Sebenarnya kamu yang salah karena sangat menarik perhatian wanita. Nanti saat aku bertemu Nona Xiao aku akan meminta maaf kepadanya."

Dia tersenyum lalu mengelus kepalanya, "Kamu dan Michelle Yu sama-sama memiliki kepribadian yang sedikit blak-blakan, kalian bisa menjadi teman."

...

Joanne Gu selalu mengingat ulang tahun Roy.

Ketika mereka bertemu musim dingin lalu, Joanne Gu juga berjanji pada bocah kecil itu untuk mencarikan ibunya, tapi setelah itu dia tidak memiliki kesempatan untuk melihatnya lagi.

Hari itu dia mendengar Tuan Xiao mengatakan paman akan merasa sedih saat mengunjungi Roy, tapi kalau tidak melihatnya paman akan semakin sedih.

Mungkin, di hari ulang tahun Roy kali ini, dia bisa membantu meredakan hubungan ayah dan anak ini, dan membuat paman lebih dekat dengan Roy?

Sepulang sekolah di sore hari, Joanne Gu pergi ke pusat perbelanjaan yang menjual barang anak-anak.

Dia ingin memilih hadiah untuk Roy.

Saat masuk dengan sangat kebetulan dia bertemu dengan kenalannya.

Di akhir pekan, banyak orang tua yang mengajak anaknya jalan-jalan, karena pintu mal tidak besar jadi agak sempit.

Di samping Joanne Gu ada anak laki-laki dan anak perempuan, saat dipikirkan tempat yang ramai ini benar-benar mempesona.

Di samping kakinya ada seorang anak nakal yang sedang bermain dengan pistol air barunya, ibu anak itu tidak bisa menariknya dan dia memercikkan air ke tubuh Joanne Gu.

Joanne Gu segera menunduk untuk menghindar, tapi dia menabrak seseorang di sampingnya.

Ada suara benda berjatuhan ke lantai.

"Maaf! Maafkan aku."

Joanne Gu bergegas berjongkok untuk membantu mengambilnya, lalu sepasang tangan yang putih dan mulus muncul di hadapannya. Orang yang tertabrak juga sedang mengambil barang-barangnya. Joanne Gu mendengarnya mengatakan tidak apa-apa.

Suaranya sangat familiar, jadi Joanne Gu segera mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita langsing yang berpakaian formal berwarna ungu muda.

"Direktur Lu?"

Camilla Lu mendongak dan melihat orang yang menabraknya. Ekspresi wajahnya terlihat kaget, lalu dia tersenyum, "Joanne, kebetulan sekali."

Joanne Gu juga merasa belakangan ini dia sering bertemu dengan Direktur Lu .

Mereka tidak berbicara, dan segera mengambil barang-barang di lantai.

"Kak Lu, bawaanmu terlalu banyak, bagaimana kalau aku membantumu mengangkatnya ke mobil?"

Camilla Lu tidak menolak: "Terima kasih."

Joanne Gu melihat berbagai macam mainan anak-anak yang mewah dan buku-buku di dalam pelukannya, lalu melihat barang-barang di pelukan Camilla Lu, beberapa di antaranya sepertinya sama.

Ekspresi wajah dan sorot mata Camilla Lu sangat lembut, sambil melangkahkan sepatu hak tingginya menuruni tangga dengan hati-hati, dia berkata, "Aku membelikannya untuk anakku, maaf membuatmu melihatku seperti ini. Sebagai seorang ibu aku hanya pernah bertemu beberapa kali dengan anakku, aku sangat gugup dan tidak tahu harus membeli apa dan sangat ingin membelikannya semua barang di mall. "

Joanne Gu menatapnya sambil tersenyum, Direktur Lu juga seorang wanita yang kasihan, dia masih ingat ekspresi wajah sedih Direktur Lu saat merajut sweater untuk anak-anaknya di kafe tahun lalu.

Kelihatannya mantan suaminya akhirnya mengizinkannya melihat anaknya? Jadi dia menyiapkan banyak hadiah.

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu