Baby, You are so cute - Bab 92
Setelah 10 menit kemudian, seseorang telah terlihat marah, akhirnya telepon genggamnya menyala.
"Direktur Utama, itu.......Nona Gu bilang sekarang sedang tidak adawaktu untuk bertemu dengan Anda."
Lelaki itu mengerutkan keningnya, dia marah besar, "Tidak ada waktu? Apa yang sedang dia lakukan?"
"Hmm........."
Charlie mematikan telepon dan langsung menatapi layar komputer untuk melihat cctv.
Dan Tuan Direktur Utama menopang meja dengan kedua tangannya dan barulah bisa berdiri dengan paksa, darah memenuhi seluruh otaknya........
Takut dia terlalu lelah berdiri, sengaja memindahkan sofa ke lobby secara tiba-tiba, melihatnya duduk tidak nyaman, dan menyuruh orang untuk mengubahk kantor untuk menjadi ruang istirahat, kasur, tablet, makan siang bergiliaran melayaninya, awalnya mengira bahwa setelah tunggu seharian penuh dia akan sangatlah kangen dengan sang lelaki, ternyata dia malah sedang berjudi! Bahkan sampai tidak ingin bertemu dengannya lagi?!
Dasar bajingan kecil.......
Tuan Direktur Utama sangatlah marah dikantor! Kemarahannya.........
Setelah merasa bahwa dirinya yang harusnya elegan telah menjadi tampang yang sangatlah menyeramkan, Tuan Direktur Utama perlahan melangkah keluar dari kantornya!
Aura yang tersebar dari kantor Direktur Utama yang terang dan luas seolah berasa adalah aura dari neraka, terlihat seolah ada pusaran angin yang menerjang kemanapun sang lelaki lewat.
Setiap tempat yang dilaluinya, kopinya jatuh kelantai, kertas berterbangan kemana-mana, para asisten manager tidak berani bernafas, bahkan tidak berani bergerak!
Tuan Direktur Utama menghentikan langkah kakinya, dia merasa sangat puas terhadap hasil ini!
Terus pertahankan hingga lantai satu! Gunakan aura ini untuk membuat si bajingan kecil itu ketakutan parah!
Berjudi hingga lupa dengan suami?!
Permainkan dia!
.........
Si resepsionis tadi sangatlah ketakutan dengan telepon yang tiba-tiba dimatikan oleh sang Direktur Utama!
Dia bergegas kembali ke tempat kejadian lagi.
Sosok putih yang terlihat lembut itu tengah duduk dilantai dan menaikkan kedua lengan bajunya sambil menunjukkan tangannya yang putih, kedua tangannya memegang kartu, bahkan mulutnya juga ada satu, matanya yang awalnya besar dan cantik sekarang terlihat merah seperti sinar tatapan dari setiap pejudi.
Resepsionis itu sedikit takut dengan tampang dia ini, dia mendekat secara ragu-ragu, dia menepuk bahunya dan berkata, "Nona Gu, tadi Direktur Utama menelepon, kamu segera......"
"Dibilangin tidak ada waktu! Kasih aku 5 menit lagi, ronde ini au pasti akan menang 4 rmb!"
"Tapi Nona Gu......"
"Tante C, apakah kamu mau keluar kartu atau tidak?"
"Nona Gu........"
"Tante A, mengapa kamu punya 9 hati?! Ronde ini aku harusnya pasti menang, aku........."
Tante A mengambil sebuah buku dan menghitungnya, dia lalu mengangkat kepala dan berkata, "Gadis cilik, kali ini kamu kalah 3 rmb, kasih aku 0.5 rmb, kasih Tante B 1.5 Rmb, kasih tante C 1 rmb."
Astaga, siapa yang bisa memberitahunya mengapa bisa begitu sial!!
Dia melemparkan kartu dengan sangat marah kelantai, jarinya mengeluarkan uang dari dompet kecilnya sambil gemetaran, 0.5 rmb, 1.5 rmb, 1 rmb........
Tidak menang sama sekali dan kalah 3 rmb lagi!! Ada apa dengan dunia ini? Sang lelaki tidak bisa dipertahankan, uang juga tidak bisa dipertahankan.....
Resepsionis itu ketika melihat sang gadis yang terlihat menetes darah dalam hatinya ketika mengeluarkan 3 rmb itu, si resepsionis itu nyaris muntah darah.
"Nona Gu, aku kebetulan ada 3 rmb disini, kamu segera naik ke lantai 50, aku yang kasih........"
Suara resepsionis itu terhenti, karena dibelakangnya seolah muncul sebuah aura yang sangat dingin, yang bisa membuat orang merinding!
Resepsionis itu memutarkan kepalanya dan menjerit, lelaki tampan itu langsung melakukan isyarat untuk diam.
Sang resepsionis itu seolah kehilangan detak jantung, dia menatapi wajah tampan orang itu dan wajahnya memerah sambil menganggukkan kepalanya.
Joanne dengan sedihnya memberikan 3 rmb itu, sambil menangis sambil melihat Tante A mengocok kartu.
Sudah selesai dikocok, ambil sesuai urutan.
Tiba-tiba bahunya ditepuk, dia mengira itu masih adalah resepsionis tadi, dia tidak sabaran, "ini ronde terakhir!"
"Begitu senangkah?"
Joanne ketika akan menangis kalah, dia langsung marah karena perkataan ini, dia langsung memutarkan kepalanya dan berteriak, "Apakah tampang aku ini sedang senang? Apakah ini senang! Matamu........."
kata buta belum sempat dilontarkannya, Joanne langsung kaget!
Dia sambil mengedipkan matanya, badannya langsung gemetaran, semua kartu ditangannya jatuh kelantai!
Tatapannya bertemu, udara seolah berhenti mengalir........
Charlie sangatlah puas dengan tampang ketakutan hingga melongonya ini, dia sedikit menghilangkan aura seramnya, dia menyipitkan matanya dan berkata, "Masih tidak mau bangunn.........."
"Paman! Hiff hiff......."
Celananya jasnya langsung ditarik erat oleh sepasang tangan kecil.
Orang yang duduk itu langsung menangis sambil menarik celana jas sang direktur utama, dia menatapinya seolah menatapi saudara kandungnya!
Sambil menarik celana jasnya, dia sambil menunjuk kearah tiga tante-tante itu, dia berteriak, "Mereka sungguh kejam, aku kalah uang, paman, hiff, hiff.......paman aku kalah uang!"
Seterusnya, dia menangis parah, wajahnya langsung dibenamkan kekedua kaki direktur utama, seolah kehidupannya sudah akan berakhir saja.
Sosok yang tinggi dan tampan itu menaikkan dagu sang wanita yang menangis, "Kalah berapa?"
"25 rmb! 25 rmb full!"
Tuan Shen, "............"
Dasar........
Menikahi wanita seperti ini, hanya kalah 25 rmb saja sudah bisa melupakan perihal suaminya selingkuh........
"Aku tidak ingin hidup lagi, aku bahkan tidak bisa memenangkan 25 rmb, aku adalah seorang loser........."
"........."
"Hiff, hiff, paman.........."
"Bangun!"
Joanne langsung didorong kesamping olehnya dengan penuh pengrendahan!
Joanne berusaha berdiri dengan baik dan terdengar suara, "25 rmb kan?"
Joanne membalikkan kepalanya dengan bingung, dia lalu kaget hingga bola matanya seolah akan jatuh dan dia menahan nafasnya!
Lelaki elegan yang mengenakan kemeja dan celana jas hitam itu yang selalu sangat serius dalam bekerja itu duduk dilantai dengan elegan, jarinya yang cantik itu membuka kancing berlian dikemejanya.
Dia menaikkan lengan bajunya sambil berkata dengan santai kepada ketiga tante bersih-bersih yang sudah ketakutan hingga tidak berani bergerak itu, dengan suara nya padat, "Kocok kartu."
Ketiga tante-tante tukang bersih itu tidak berani mempercayai telinganya!
Direktur, direktur utama mau bermain poker dengan mereka?!
Charlie melihat mereka semua gemetaran, dia menundukkan kepalanya dan menghisap rokok, dengan tampan seolah sedikit preman itu, dia mengocok kartu sendiri.
Pilih satu kartu, dia menatapi kearah tante tukang bersih-bersih dengan tatapan tenang.
Tante-tante sudah ketakutan hingga ingin menangis, namun siapa yang berani pergi?
Mereka menahan nafas dan mengambil kartu satu persatu dengan tangan gemetaran.
Joanne baru sadar dari rasa kaget, dia langsung menonton judinya, dan langsung mendekati sosok belakang lelaki yang mempesona itu, dia menatapinya dengan tatapan tegang.
Nafasnya yang lemas itu sambil merengek dan sedikit ingusnya perlahan menetes dileher sang lelaki.
Charlie merasa geli, dan susah untuk fokus, dia membalikkan kepalany dan menatapi si bocil yang mengganggu ini!
"Menjauh dariku!"
Joanne tiba-tiba direndahkan, dia langsung marah dan dengan mata menangis, dia lalu menjauh.
Setelah semua kartu selesai diambil, sang lelaki merokok dengan santai, dan sembarangan main, ronde pertama menang 3 rmb, ronde kedua menang 5 rmb........
Joanne menatapinya secara diam-diam, dia tiba-tiba merasa setiap uang yang dia kalah tengah dimenangkan kembali oleh sang lelaki secara perlaham, sungguh tampan sekali lelaki ini.
Hingga ronde keenam, 25 rmb semuanya menang kembali!
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaDon't say goodbye
Dessy PutriCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCinta Di Balik Awan
KellySee You Next Time
Cherry BlossomYour Ignorance
YayaBeautiful Lady
ElsaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275