Baby, You are so cute - Bab 240

Tatapannya lurus tertuju ke anak-anak.

Joanne Gu memejamkan mata, detak jantungnya terasa mau copot, kemudian ia melambaikan tangan : “Ice Cream, Little Ice Cream!”

“Mami!”

“Bilang sampai jumpa dengan Nenek Wang, dan ke mama sini.”

Dua anak tersebut keringatan, saat menuju ke arah mami, mereka melirik pria tampan yang berdiri di samping pot bunga itu.

“Cepat, kita pulang dan masak.” Joanne Gu berjalan maju dua langkah, meggandeng anak-anak, kemudian tersenyum ke Nenek Wang dan langsung membalikkan badan pergi.

Langkah kakinya sangat cepat dan gelisah.

Ketika memasuki lorong, terdengar suara langkah kaki yang berat di belakang.

Joanne Gu menggertakkan gigi, ototnya menegang.

Naik sampai lantai tiga, dengan tangan gemetar ia mengeluarkan kunci, setelah pintu terbuka segera ia menyuruh anak-anak masuk, suara langkah kaki di belakang berhenti di jarak yang sangat dekat.

Hawa pria tersebut semakin terasa, seolah meliputi dirinya dari belakang.

Joanne Gu masuk dari celah pintu yang terbuka sedikit itu dan langsung menutup pintu!

Suara bantingan pintu yang keras menyembunyikan suara terengah-engahnya, juga mengagetkan anak-anak.

“Mami…..wajah kamu pucat-pucat.”

Ujar Little Ice Cream sambil menatap mami dengan suara kecil dan mengerjapkan mata. Joanne Gu bersandar di daun pintu, rasa merinding dari hawa sang pria masih terasa.

Dari sejak melihat anak-anak di terminal, kemudian pingsan, sampai hari ini, merupakan pertama kalinya mereka berdua bertemu langsung.

Asalkan pria ini muncul, tanpa perlu melakukan apa pun juga akan seketika membuatnya tidak bisa bernafas.

Dia selalu tidak bisa menyembunyikan rasa takut, tegang, ketidakberdayaan ketika menghadapinya.

Sialan.

Sudah sekian tahun, dia masih tetap kalah!

Joanne Gu tidak bisa menenangkan diri, jantungnya berdegup kencang, sangat takut apakah pintunya akan ditendang di detik berikutnya.

Karena dia bukannya tidak pernah melakukan hal ini.

Pria menakutkan yang begitu kuat dan juga bisa kungfu.

Dirinya semakin tidak tenang, beberapa detik, puluhan detik, beberapa menit kemudian, tidak ada gerak-gerik sama sekali dari luar.

Hening dan tidak bisa ditebak juga merupakan keahlian pria itu.

Joanne Gu terus menunggu, dalam rumah juga hening, anak-anak menganga, mata bulat mereka melihat ke arah dia.

Dia tersenyum untuk merilekskan ketegangan anak-anak, lalu pergi ke kamar untuk meletakkan tasnya.

Tubuhnya bagaikan habis dicambuk, sangat lelah, tapi mau tidak mau harus mengumpulkan tenaga untuk menunjukkan kesiapan perangnya.

“Mami, paman galak ada di luar sana! paman galak datang dari sore tadi, terus melihat aku dan kakak main di halaman Nenek Wang, dia tidak mengatakan apa pun, benar-benar paman yang aneh.”

Joanne Gu menaikkan lengan bajunya, pandangannya sesekali tertuju ke pintu, dengan suara kecil ia berkata kepada anak-anak : “Jangan membuka pintu.”

“Aku tahu mami!” Jawab Ice Cream.

Tekanan hawa yang kuat tersebut masih terasa di luar pintu sana, Joanne Gu memaksakan diri untuk tenang, memakai celemek dan memasuki dapur.

Karena lama tidak memasak, kuali di rumah sudah agak berkarat, Joanne Gu membuka mesin penghisap asap, memasukkan minyak makan untuk menghilangkan karatan tersebut.

Kemudian dia tidak mematikan mesin penghirup asapnya lagi, karena agak berisik, ia memandang ke luar sekilas, kedua anaknya sedang bermain puzzle di ruang tamu, lalu ia pun menutup pintu dapur.

……

Di lorong lantai tiga.

Satu lantai dua rumah, tetangga sebelah membuka sedikit celah pintu karena penasaran, orang tersebut menengadahkan kepala memandang sosok belakang pria tinggi itu.

Pria itu diam berdiri dan menikmati rokoknya di sana.

Tetangga tersebut menatap pria yang terkesan dingin namun elegan ini dengan hati-hati.

Pakaiannya tidak biasa, ketampanan wajahnya benar-benar mengejutkan , sekali lihat sudah tahu bukan orang biasa.

Beberapa saat kemudian, ada suara langkah kaki dari bawah.

Pria itu membalikkan tubuh perlahan, mengerutkan dahi, kemudian berkata : “Kenapa baru datang?”

Orang yang datang itu adalah seorang anak muda berusia dua puluhan tahun.

Ada sesuatu di gendongannya……sesuatu yang berbulu putih.

Anak muda itu tampak berhati-hati, “CEO Shen, nona ketiga tidak mau turun dari mobil, aku sudah membujuk sangat lama, tapi selalu mencakar aku.”

Charlie Shen melihat luka di lengannya itu, diambilnya sesuatu yang berbulu putih tersebut, “Obati lukamu di klinik.”

Bawahan tersebut menghembuskan nafas lega, kemudian turun.

Bulu di atas kepala Cathies dijinjing, tidak nyaman rasanya, dengan kesal ia menengadahkan kepala bulatnya, serta tatapannya begitu berkobar!

Pria itu memicingkan mata, menyelipkan rokoknya ke bibir, lalu menjitak kepala si kucing dan bertanya dengan suara dingin : “Apakah sekian tahun ini masih tidak cukup memanjakan kamu? Di saat yang penting begini jangan macam-macam, nanti harus menampilkan yang terbaik, harus lucu di depan adik-adik, ayah mengharapkan kamu, mengerti?”

Kucing itu sangat sebal, dipelototinya pria dingin yang kurang dihajar ini!

Sang pria kehilangan kesabaran, tangan besarnya langsung menangkap bulu putih itu.

“Miao!” nona ketiga sudah tua, sedikit sakit pun tidak bisa diterima.

“Sorry.”——Ujar pria tersebut dengan lirih, kemudian tangan besarnya lanjut menarik bulu si kucing.

“Miao……Miao……”

……

Di balik pintu sana.

Little Ice Cream menghentikan tangan kecilnya yang sibuk mendandani boneka barbie, lalu memasang telinga.

Ada suara kucing yang masih tidak berhenti terdengar di luar.

“Kakak!”

Ice Cream sedang melihat sebuah buku bergambar.

“Kakak, ada kucing yang sedang menangis, kamu dengar——”

Ice Cream mengerutkan dahi, kemudian lengannya ditarik adiknya.

“Miao, miao……”

Kedua anak itu memasang telinga mendengar.

“Kucing siapa? Kasihan sekali, sedang menangis.”

Little Ice Cream berjalan ke pintu, serta menempelkan telinga ke daun pintu, kali ini dengarnya lebih jelas lagi, dia menoleh, mata bulat besarnya menatap kakak : “Apakah kucingnya sakit dan meminta tolong ke rumah kita? Kakak, buka pintu sebentar.”

Ice Cream tidak setuju, tidak pernah ada kucing di luar rumahnya.

Suara kucing kembali terdengar, semakin memilukan.

Little Ice Cream semakin panik, ia sudah hampir menangis seolah bisa ikut merasakan perasaan kucing, “Kucingnya kasihan sekali, pasti menderita sekali, apakah dia haus? Kakak, kita beri dia minum bolehkah?”

“Mungin itu pura-pura.”

“Kalau begitu kita buka pintu dan cobat lihat, boleh tidak? Little Ice Cream tidak mau kucing itu mati, mati……”

Ice Cream tidak berdaya.

Diambilnya sebuah kursi kecil, Little Ice Cream mengamati dapur, kakak berusaha menginjitkan kaki, akhirnya pintu terbuka menjadi celah kecil.

Pria yang santai merokok di luar menyempilkan bulu putih itu ke celah pintu, lalu dia berjongkok, menghisap rokoknya, dan dengan menghembus asap tersebut, ia menerbangkan bulu putih kucing ke dalam.

“Kakak, benar-benar kucing!”

Di celah pintu, muncul sebuah tangan mungil yang dengan berhati-hati meraba bulu Cathies.

“Little Ice Cream, jangan bergerak, tunggu Kakak lihat dulu.”

Pria tersebut membuang puntung rokoknya, dengan hening dan memicingkan mata ia bangkit berdiri, tubuh besarnya bersembunyi di pojokan pintu.

Ice Cream membuka pintu, Cathies di pelototi oleh tatapan dingin pria tersebut, mau tidak mau ia mengangkat kaki bulatnya dan berusaha masuk ke celah pintu.

“Sudah masuk, kakak, mungkin kucingnya dingin, kita beri dia pakaian.”

Terdengar suara larian kecil di dalam ruangan.

Ice Cream melihat lorong di luar sana sekilas, melihat tidak ada sosok pria tadi, ia mengerutkan dahi, agak kecewa, lalu dipeluknya kucing itu.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu