Baby, You are so cute - Bab 48

Cathies berjalan beberapa langkah lalu menoleh dan menatapnya. Joanne Gu tersenyum kepadanya, "Benar, jalan ke depan, cium bau ayahmu."

Setelah Cathies menghilang, Joanne Gu berdiri dengan perlahan dan bersandar di dinding, dia meletakkan jari-jarinya di tempat jantungnya berada, jantungnya berdebar dengan sangat kencang.

Mana mungkin dia tidak tersentuh dengan cara romantis yang digunakan pria ini.

Dia sangat jahat, menindasnya dengan binatang kecil berbulu yang tidak dapat Joanne tolak, jadi dia mengirim Cathies untuk meluluhkannya?

“Huh, aku tidak akan memaafkanmu semudah itu!”

-

Kemudian.

Seorang pria yang sudah menggunakan kesabaran terbesar sepanjang sejarah dan menunggu di bawah selama tiga jam, merasa dia pasti berhasil meluluhkan hati istrinya——

Saat dia membuka pintu mobil, dia hanya melihat seekor kucing bertubuh bulat dengan gelang di lehernya yang hampir menghabiskan bunga mawar yang ada di mulutnya sedang berjalan menghampirinya.

Wajah tampannya langsung berubah menjadi murung.

Cathies menunggu di samping pintu mobil, melihat ayahnya tidak kunjung menggendongnya ke atas, dia hanya bisa menjulurkan kaki pendeknya dan berusaha memanjat.

Akhirnya dia berhasil masuk ke dalam mobil.

Dari atas kepalanya terdengar ucapan dingin dan serius pria itu: "Di mana ibu barumu? Hadiah pun tidak berhasil kamu berikan. Aku sangat kecewa padamu."

"..." Sialan! Memangnya aku tidak kecewa padamu? Sudah berbuat salah masih tidak pergi meminta maaf kepada istrimu, malah bersembunyi di sini dan ngedumel kepadaku!

Pria itu melepaskan gelang berlian yang dibuat khusus di Amerika dari leher kucing itu lalu dia melemparkannya ke luar jendela.

Dengan suasana hati yang buruk dan sorot matanya yang dingin dia menatap jendela di lantai dua asrama, lalu dia memutar setir dengan tangannya.

Diberi bunga dan hadiah tidak mau? Ingin berpura-pura? Tunggu saat aku melemparmu ke tempat tidur, wanita, kamu yang minta menggunakan cara keras!

...

15 Desember.

Di gedung pusat kegiatan mahasiswa Universitas X penuh dengan lampu dan hiasan warna-warni, suasananya sangat ramai, spanduk merah dan layar LED bertuliskan: Selamat Tahun Baru.

Pertunjukkan drama Joanne Gu berada di urutan ketujuh.

Di belakang panggung, dengan gugup dia berlatih untuk yang terakhir kalinya.

Tak lama kemudian, gilirannya pun tiba.

Tirai terbuka, Joanne Gu yang berdiri di tengah panggung, melupakan kegugupannya.

Di bawah sorot lampu gadis itu terlihat sangat anggun, ada kain tipis yang menutupi wajahnya, lalu perlahan-lahan dia pun mulai bernyanyi.

Sepanjang pertunjukan, Joanne Gu cukup santai, tariannya tidak sulit, penonton di bawah panggung juga sangat mendukung.

Tapi, samar-samar, dia merasa di lantai dua ada sorot mata yang menakutkan yang menatap lurus kearah dirinya, perasaan mencekam semakin menyelimutinya.

Pertunjukan drama berakhir dengan sukses, Joanne Gu akhirnya merasa lega.Tidak peduli berapa nilai yang dia peroleh, yang penting tugasnya selesai.

Setelah turun panggung, sekelompok orang berjalan ke belakang panggung, tapi mereka dihentikan di tengah jalan.

Seorang pria berjas hitam dan tidak dikenal berjalan ke arah mereka, pria berjas hitam itu langsung berjalan menghampiri Joanne Gu lalu dai berkata dengan pelan: "Nyonya, Tuan menyuruhku datang mencarimu."

Pria tua itu mencarinya?

Raut wajah Joanne Gu sedikit berubah, dia memaksakan tersenyum kepada teman-teman yang sedang berjalan bersamanya, "Aku kenal dia, kalian kembali ke belakang panggung dulu."

Beberapa gadis itu melihat pria berjas dengan tatapan curiga, tapi mendengar Joanne Gu berkata seperti itu, mereka pun pergi.

Mereka berdua berjalan tanpa bersuara.

"Tuan ada di sini?"

Pantas saja tadi dia merasa ada sorot mata yang menganggu, ternyata pria tua itu menonton penampilannya dari lantai dua? Bagaimana dia tahu sekolahnya dan tahu hari ini dia tampil?

Joanne Gu merasa sangat takut, dia merasa pria itu selalu mengawasinya diam-diam.

“Nyonya, Tuan meminta Anda mengikutiku,” kata pria berjas itu.

Joanne Gu mengaitkan jari-jarinya dengan erat, saat berhadapan dengan suaminya yang misterius ini, dia tidak berani mengatakan 'tidak'.

Mobil melaju selama beberapa menit lalu berhenti di depan sebuah hotel berbintang lima di dekat sekolah.

Dari dalam mobil Joanne Gu menatap pintu hotel, dia merasa panik, wajahnya memerah, berbagai macam emosi berkecamuk di dalam hatinya. Betapa lamban pun dia juga mengerti apa maksud pria itu menyuruhnya datang ke hotel.

Lift berhenti di lantai paling atas, lalu Joanne Gu dibawa ke kamarnya.

AC di ruangan itu bersuhu hangat, setelah dia melepas mantelnya, dia baru menyadari tubuhnya gemetar.

Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan riasan di wajahnya, setelah keluar, dia duduk melamun di samping tempat tidur.

Dia memberitahu dirinya untuk tidak melawan, tidak ada gunanya melawan, tapi perasaannya tetap bercampur aduk.

Entah sudah berapa lama berlalu, pintu kamar tiba-tiba diketuk!

Sekujur tubuh Joanne Gu menegang, lalu dia memejamkan matanya dengan perlahan, yang seharusnya datang akhirnya datang.

Mau tidak mau dia berdiri, dia memegang gagang pintu dengan jari-jarinya, lalu membuka pintu dengan perlahan.

Dia berdiri tegak, nafasnya bergetar, tapi dia tetap memaksakan diri untuk tersenyum, lalu mulutnya mengeluarkan panggilan yang paling mesra: "Suami——"

“Hmm.” Di luar pintu, seorang pria jangkung sedang bersandar di ambang pintu, dia menatapnya, sambil menjawab dengan suara rendah.

Mendengar suara memikat ini, Joanne Gu merasa ada yang tidak beres. Jadi dia mengangkat kepalanya--

"Paman kartu unggulan?"

Dia sangat terkejut!

"Paman, kenapa kamu bisa ada di sini? Tidak, bagaimana kamu bisa tahu aku ada di sini? ... Tunggu sebentar, kenapa kamu masuk? Ini kamarku, hei!"

Tangannya yang kurus sama sekali tidak bisa menahan tubuh pria itu.

Dia tidak hanya masuk ke dalam, tapi kakinya yang panjang juga menendang pintu.

Di bawah cahaya lampu, Joanne Gu menatap pria yang sedang berdiri tegak dan melempar jasnya ke sofa dengan seenaknya.

Dia kebingungan.

Ada apa ini?

Ketika dia menyadari apa yang sedang terjadi, raut wajahnya langsung berubah, dia bergegas mendorongnya: "Paman, kamu minum? Ini bukan kamarmu, jangan main-main lagi, cepat pergi! Suamiku akan segera datang!"

Charlie Shen tersenyum, dia melepas dasinya lalu menggantungkannya di leher Joanne dengan seenaknya.

Joanne Gu bergegas pergi membuka pintu, tapi dia melihat pria berjas yang membawanya ke sini barusan sedang berjaga di luar pintu!

Bagaimana ini? Kalau sekarang dia mengusir Paman kartu unggulan, pasti akan ketahuan! Pria berjas itu pasti akan melaporkan kepada suaminya dan mengatakan ada seorang pria di kamarnya!

Dia bergegas menutup pintu, saat dia melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, pria tua itu mungkin akan segera datang.

Matanya langsung menyapu seluruh ruangan--

"Di bawah tempat tidur pasti tidak bisa digunakan untuk menyembunyikan orang, lemarinya juga sangat sempit, kamu pasti tidak muat di dalam ..."

Lalu dia berlari ke kamar mandi dengan cemas , "Disini bisa digunakan untuk bersembunyi, tapi kalau pria tua mau masuk untuk mandi ... tidak bisa!"

Dia menoleh dengan getir "Paman, bagaimana, kali ini kita benar-benar tamat. Meskipun kamu dan aku tidak melakukan apa-apa, tapi nanti saat suamiku datang dia pasti tidak akan percaya! Dia adalah orang yang sangat menakutkan, kalau dia mengira ada sesuatu antara kamu dan aku, kamu pasti akan dibunuh olehnya! "

Pria itu mengikutinya dengan acuh tak acuh. Dengan tenang dia melihatnya kalang kabut dan dengan bodohnya ingin menyembunyikan dirinya 'si pria pezina' ini.

Melihat dia masih bisa tertawa, Joanne Gu kesal hingga ingin menangis: "Tertawa! Kamu masih bisa tertawa? Keadaan saat ini sangat gawat! Kamu seorang host jadi tidak apa-apa, tapi aku berbeda. Malam ini, aku dan suamiku ingin……"

Mulut kecil gadis ini tidak berhenti berbicara, melihat gadis ini sangat panik, hati Charlie Shen tergerak, sudut matanya membara, lengan panjangnya menariknya dengan kuat, setelah itu dia menundukkan kepalanya ——lalu menciumnya.

"Um ..." Joanne Gu kaget, saat dia sedang berbicara bibirnya tiba-tiba di cium, dia berusaha melawan, tapi perlawanannya tidak berguna, mana mungkin dia bisa menandingi kekuatan pria ini ...

Darah Charlie Shen langsung mendidih, hanya Tuhan yang tahu saat dia melihatnya memakai baju dansa dari lantai dua, lekuk tubuhnya yang sempurna membuatnya tidak bisa tenang...

Joanne Gu tidak tahan dengan serangannya yang tiba-tiba ini, memikirkan suaminya yang bisa masuk kapan saja dari luar pintu, dia merasa takut dan malu, jadi dia berusaha memberontak.

Nafasnya pria itu menjadi semakin berat, dia menatapnya sambil tersenyum: "Masih bergerak."

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu