Baby, You are so cute - Bab 164
Dia menunduk, kemudian bersiap lari!
Kembali ke bangsalnya sendiri dan tidak memunculkan wajah mungilnya lagi.
Namun, dia tetap saja mendengar diskusi antar perawat yang lalu lalang, mereka terus bergosip tanpa henti tentang pria tampan yang menginap di ruangan VIP itu.
“Baru saja aku masuk ke sana dan Tuan Shen menyantap habis makan siangnya.”
Joanne Gu mengerutkan bibirnya, ternyata memang harus dipukul baru bisa patuh!
“Lalu, apa kamu melihat bekas jari-jari yang menempel di wajahnya? Siapa yang memukulnya?”
Joanne Gu: “……”
Malam hari Joanne Gu tidak pergi ke ruangannya, apa yang telah dia lakukan siang tadi butuh waktu yang lama untuk menenangkan kembali, bagaimana mungkin dia masih berani untuk menemuinya?
Dia berniat mengelilingi area di sekitar rumah sakit, ingin mengetahui apakah ada yang menjual ponsel di sini atau tidak, karena dia ingin menghubungi Emily Han, dia merasa tidak nyaman jika menghubungi Ethan Lu langsung, bagaimanapun juga semua ini karena membantunya, apakah dia terluka karena kakak keempat?
Ditemani oleh kakak keempat saat ini, Joanne Gu merasa tidak nyaman untuk mencari tempat jual ponsel secara terang-terangan.
Terakhir, kakak keempat tahu apa yang dia inginkan, dia mengeluarkan ponselnya dan berkata: “Ini aku pinjamkan.”
Joanne Gu merasa canggung, lalu berjalan ke sisi dan menelepon Emily, dia memberitahunya bahwa dirinya baik-baik saja, hanya terdengar isak tangis dari Emily sambil menanyakan kapan dirinya akan pulang?
Dia tidak menjawabnya, kembali ke Kota A?
Ketika dia menenangkan hatinya, pertanyaan ini muncul di benaknya, mungkin dia harus kembali, kembali melanjutkan pendidikannya, dan memperjelas hubungan suami istri ini di mata hukum, keputusan yang diambil dalam keadaan emosi hanyalah sementara dan akhirnya dia harus kembali ke kenyataan.
Dia telah bertengkar hebat dengannya, keduanya telah terluka dan dia bahkan hampir mati. Joanne Gu memahami lubuk hatinya yang paling dalam, dia mencoba untuk menerima celah yang ada di dalam hubungan ini secara perlahan-lahan.
Tidak ada hal yang lebih penting dibandingkan dengan melihat orang yang kita cintai hidup bahagia.
Emily berkata bahwa Ethan Lu telah kembali, tidak terjadi apa-apa dengannya dan dia bertengkar hebat dengan Tracy Gu.
Bahkan dia juga mengatakan: “Joanne, sepertinya Robert Gu memiliki seorang anak di luar sana dan masih kecil, hal ini dibongkar oleh Megan Jiang dan terjadi keributan besar. Setelah menimbulkan masalah di perusahaan Robert Gu, Megan Jiang diam-diam mendukung Ethan Lu, dan sekarang Ethan Lu telah menjadi andalannya, tapi ayahmu……”
Joanne Gu tidak mendengarkan dengan seksama, orang-orang ini bukan urusannya.
Dia kembali menyantap makan malam di luar dengan kakak keempat, lalu membungkusnya untuk kak Wilson dan Nona Xiao, kemudian kembali ke rumah sakit.
Ketika keduanya kembali dan saat Wilson Wen melihat Joanne Gu, dia segera bertanya: “Makan malam tadi Charlie terus mengatakan bahwa dia ingin makan permen, permen apa? Joanne, apa tadi siang kamu yang memberinya? Permen apa yang kamu berikan padanya?”
Joanne Gu yang sedang meminum airnya seketika tersedak!
Tanpa menjawabnya, Joanne Gu segera berjalan ke sisi lain sambil memalingkan wajahnya.
Wilson Wen tidak mengerti apa yang sudah terjadi, dia juga tidak terus menanyakannya, melainkan segera mengobrol dengan adik keempat mengenai kondisi Charlie Shen.
Joanne Gu pun mendengarkan dengan seksama.
Berita yang sangat baik.
Kondisi fisik pria itu dalam keadaan yang baik, pagi ini juga kantong urine drainase juga telah dilepas, cairan yang dikeluarkan juga cukup bersih.
Dokter bedah mengatakan bahwa setelah dua hari nanti jahitan yang terdapat pada bekas operasinya bisa dilepaskan, lalu dilakukan pemeriksaan USG-B dan jika perederan darah tidak ada masalah, maka bisa mempertimbangkan untuk keluar dari rumah sakit.
Joanne Gu sangat senang mendengarnya.
Setelah Wilson Wen selesai menyantap makan malamnya, dia segera membawa gadis kecil ini ke departemen tempat di mana dia rawat sebelumnya, lalu mengaturkan serangkaian pemeriksaan untuknya.
Selembar demi selembar dokumen pemeriksaan diserahkan, dari sekian banyak lembaran yang diberikan, tidak ada selembar pun yang Joanne Gu mengerti, namun ada satu lembar CT scan yang dia tahu.
Dia bolak-balik di gedung pemeriksaan, dan akhirnya Joanne Gu berhasil melakukan semua pemeriksaan tersebut.
Wilson Wen datang sambil menyodorkan sebotol minuman padanya, masih dalam tatapan bingung, Wilson segera menjawab: “Ini semua permintaan dari Charlie, dia ingin memastikan kalau kondisi tubuhmu benar-benar dalam keadaan yang baik.”
Mata Joanne GU terbelalak dan tidak melontarkan sepatah kata pun.
Dia sedang sakit, tapi dia masih memikirkan dirinya.
Di malam hari, hampir pukul 11 malam.
Ketika dokter keluar setelah pemeriksaan terakhir, Joanne Gu yang sedang berdiri di depan pintu bertanya kepada seorang perawat, “Apa pasien sudah tertidur?”
Setelah mendapatkan informasi bahwa dia telah terlelap sehabis minum obat, barulah Joanne Gu melangkahkan kakinya ke dalam.
Ruangan ini sangat bersih dan rapi, tempat tidurnya berada di dekat jendela, dua lapis gorden telah menutup dengan rapat jendela yang ada di sana, seisi ruangan tidak begitu terang dan juga gelap, karena ada cahaya remang-remang yang menyelinap masuk di celah-celah gorden.
Joanne Gu menarik napasnya dengan pelan, dia masih bisa mencium aroma disinfektan yang begitu kental di napasnya.
Sangat tegas, dingin dan merupakan aromanya sendiri.
Dia memindahkan kursi di samping tempat tidur tapi tidak mendudukinya, dalam cahaya remang-remang, dia bisa melihat siluet dari wajahnya, terlihat sangat menarik di malam hari.
Alisnya yang sedang berkerut dengan tulang alis yang tinggi, serta hidung yang begitu mancung, bibirnya yang tipis terlihat sedikit cemberut, sungguh sangat memikat.
Joanne Gu terus menatapnya dengan lekat, entah mengapa dia tiba-tiba teringat dengan perkataan kak Wilson bahwa dia ingin memakan permen.
Wajahnya seketika merona, perlahan-lahan dia pun mulai membungkukkan badannya, gelora panas mendidih di dalam jiwanya hingga akhirnya membuat dirinya menyodorkan bibir lembutnya.
Kedua bibir saling menempel satu sama lain, sedikit terasa kering, dia menahan napasnya dan tidak bergerak, merasakan garis bibirnya, sudut bibirnya terangkat dan itu sudah cukup baginya.
“Datang mengantar permen?” – terdengar suara pria itu di dalam kegelapan malam.
Joanne Gu terkejut, wajahnya semakin memerah bagai kepiting rebus dan hendak bangkit dari posisinya.
Namun, bagian belakang kepalanya telah ditopang oleh tangannya yang begitu hangat, dan dia membalas ciumannya.
“Um……”
Joanne Gu memberontak beberapa kali, tapi setelah melihat dirinya begitu kuat menahannya dan mengkhawatirkan dia akan merasa tidak nyaman, maka Joanne pun menyerah dan akhirnya menempel di dadanya yang bidang.
Charlie Shen merasa puas, lidahnya mulai menjilati bibir mungilnya, dengan lembut membuka mulutnya dan menjelajah ke dalam……
Tangan satu pria itu telah melingkar di pinggang kecil Joanne Gu, telapak tangan itu terasa panas di kulit tubuhnya yang diselimuti dengan pakaian tipis, perlahan-lahan tangannya mulai mengelus dan menjelajah dengan liar hingga ke pantat wanita itu, kekuatan sentuhannya meningkat secara intensitas.
Aroma harum dari tubuhnya yang merasuki hidungnya, serta kelembutan kulitnya di bawah sentuhan telapak tangannya benar-benar membuat dirinya ingin segera melahapnya.
Tubuhnya bereaksi dan napas Charlie Shen mulai terdengar berat, dia terus menghisap lidahnya dengan napasnya yang tengah terengah-engah ini, dan suara pengecapkan dari bibir mereka terdengar jelas di ruangan yang hening ini.
Raut wajah Joanne Gu merona, tangannya menyentuh dadanya dan merasakan detak jantung yang luar biasa cepat hingga akhirnya membuat dia khawatir: “Kamu tidak apa-apa……”
Pria itu mengerutkan keningnya dan menarik napas sejenak, tangannya yang telah dibasahi keringat kini memegang erat tangan mungilnya, Joanne Gu mengeluarkan lidahnya dari mulutnya, tapi bibir bagian bawahnya kembali dihisap olehnya.
Tanpa hentinya dan untuk waktu yang lama barulah Charlie Shen melepaskannya, dia bernapas dengan lemah dan bersandar di tempat tidurnya, telapak tangannya bertumpu di atas matanya, terlihat sedikit menderita.
Ciuman penuh gairah antara dua orang ini membuatnya enggan untuk melepaskannya.
Mereka pun tidak berbicara setelah ciuman panas itu, telapak tangan Joanne Gu basah oleh keringat yang keluar dari telapak tangannya, kini dia mengerti bahwa untuk berciuman saja sangat menguras tenaganya.
Akhirnya, Joanne Gu duduk di kursi, jantungnya berdetak dengan kencang dan wajahnya merah padam, namun, dia masih bernapas dengan tenang.
Sebuah ciuman panas ini berhasil membuat seluruh darah dalam tubuhnya mendidih, dan Joanne Gu bahkan bisa merasakan sensasi kesemutan yang ada di kulit kepalanya.
Malam sudah semakin larut, Joanne Gu memintanya untuk memejamkan mata dan beristirahat, dia pun meletakkan kembali tangannya di bawah selimut.
Masih belum sempat bangkit dari kursinya, tiba-tiba tangannya telah dicegat oleh Charlie: “Sudah sangat malam, tidur di sini?”
Nada bicaranya seolah-olah bertanya, tapi ekspresinya tidak selaras.
Joanne Gu sedikit tak berdaya, “Kamu sedang terluka, ranjang juga begitu sempit, paman jangan bersikeras seperti itu.”
Dia mengerutkan keningnya, ekspresinya sedikit serius: “Wilson dan adik keempat tidak ada di sini, tidak ada yang mengantarmu kembali ke bangsalmu.”
“Bangsalku di lantai bawah, aku bisa kembali sendiri.”
“Patuh, tidur saja di sini.”
Setelah selesai berbicara, Charlie Shen segera mengulurkan tangannya dan meraih pergelangan tangannya, menariknya ke samping dan menyalakan lampu tidur yang ada di sisi tempat tidur.
Di bawah cahaya lampu, siluet wajah pria ini terlihat kurus dan mengerutkan keningnya, dia memiliki kekhawatirannya sendiri, karena beberapa hari ini terus merepotkan Wilson dan adik keempat, maka malam ini mereka pergi mandi di tempat pemandian umum dan beristirahat di sana.
Selama ini kamar Joanne Gu selalu dijaga oleh adik keempat, tapi karena malam ini dia tidak ada di sini, maka Charlie merasa tidak tenang jika wanitanya tidur sendirian di sana.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaYou're My Savior
Shella NaviLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieAfter The End
Selena BeeCinta Yang Tak Biasa
WennieMy Charming Lady Boss
AndikaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275