Baby, You are so cute - Bab 197
"Terimakasih."
Pria itu tidak lagi menatapnya, dia hanya mengeluarkan sebuah permen mint dari dalam kantongnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Dia lalu membalikkan badan dan menatap ke arah jendela.
Setelah joanne pergi, pria itu meraih ponselnya: "Sekretaris zhang, segera telusuri apa yang sebenarnya terjadi pada wanita ini"
"Kenapa bos? Dia adalah milik charlie....."
"Dia bukan orang yang suka menangis."
Pria itu menatap ke pemandangan yang ada di luar jendela sambil mengerutkan keningnya dan berkata, "Aku mengira dia adalah gadis yang manja dan suka menangis. Aku merasa sedikit bersalah karena sebelumnya aku suka melihat dia ketika menangis. Jika dilihat sekilas, kehidupan yang ia lewati sepertinya sangatlah sulit."
Sekretaris zhang tidak berbicara, bosnya memanglah memiliki kebiasaan yang aneh. Dia sangatlah jarang mengurusi masalah orang lain, namun jika dia mulai mengurusi sebuah masalah, maka dia harus menyelesaikannya dengan maksimal.
.......
Di subuh hari, joanne dengan perlahan berjalan memasuki villa yang ada di dekat danau itu.
Ketika pintu dibuka, kondisi taman masih terlihat sama seperti kemarin, tidak ada perubahan yang terlihat, kecuali keheningan.
Bukan keheningan, melainkan aura kematian.
Dia meletakkan kedua tangan di samping badannya dan ia mulai menggepalkan tangannya yang terlihat pucat itu. Nadi-nadi pada tangannya terlihat hampir putus dan jantungnya hampir berhenti berdetak.
Di aula utama terlihat begitu banyak orang dengan kondisi wajah yang pucat, mereka terlihat seperti tidak bernapas.
Kak wang, bibi zhou, pembantu yang tidur di luar kemarin malam, michelle, roy dan masih banyak lagi....
Namun dia tidak melihat paman dan juga kak wilson.
Boris dengan hening menunjuk ke arah kamar ibunya.
Joanne melototkan kedua matanya dan setelah beberapa saat, dia mulai melangkahkan kaki dan berjalan perlahan ke arah kamar tersebut.
Semakin mendekati kamar itu, dia merasa seperti tengah berjalan di atas pisau dan darah terus mengalir keluar dari telapak kakinya. Ini hampir sama seperti jarak diantara dirinya dengan sang paman.
Di depan pintu kamar tersebut, ekspresi wajah joanne terlihat begitu kaku dan pucat dan tatapannya terlihat begitu terkejut dan sedih.
Masih dengan kamar yang sama, di atas lantai terlihat pipa-pipa yang biasanya dipasang di dalam tubuh ibunya. Pipa itu terjatuh di atas lantai dengan kondisi berlumuran darah. Monitor yang berada di dekat kasur terlihat miring dan alat bantu pernapasan juga terjatuh dilantai. Seluruh kasur tersebut juga telah dipenuhi dengan noda merah.
Di atas kasur, terlihat sebuah bentuk tubuh yang tengah ditutup dengan kain putih.
Ibu....
Itu adalah ibu.....
Joanne menutup mulutnya dengan tangan sambil menangis.
Wilson berdiri di sisi kasur dengan tatapan yang sedih. Wilson menatap ke arah pria yang sedang duduk di atas kursi dengan tatapan yang erat.
Pria itu sangatlah diam, hingga orang lain tidak tahu apakah dirinya masih hidup atau tidak. Dia selalu memindahkan sebuah kursi untuk duduk di sisi ibu dan bisa menggapai tangan ibu hanya dengan mengulurkan tangannya.
Dia menundukkan kepalanya sambil menggenggam tangan ibu. Tangan besar yang terlihat pucat itu sedang menggenggam tangan seorang wanita yang sudah bekerja keras seumur hidupnya. Pria itu hanya mendukkan kepalanya sambil menyayangi tangan tersebut.
Tidak bergerak sama sekali.
Dia tidak lagi bisa merespon apa yang ada di sekitarnya, dirinya bagaikan dibekukan di dalam sebongkah es. Dia tidak lagi bisa keluar dari dalam es tersebut.
Dia terlihat seperti sudah meninggal bersama sang ibu.
Setelah melihat keberadaan joanne di arah pintu, tatapan wilson terlihat begitu kacau, namun juga terlihat penuh kesedihan.
Joanne lalu menahan napasnya dan perlahan berjalan ke dalam.
Wilson menggelengkan kepalanya dan saling bertatapan dengan joanne menggunakan matanya yang merah itu.
Tangisan, keheningan.
Dunia, terasa begitu dingin.
Waktu juga tidak lagi terasa. Subuh hingga siang, siang hingga sore dan sore hingga malam.
Kamar itu tetap terasa begitu hening.
Joanne sudah berdiri di sisi pintu selama satu hari.
Tatapan semua orang terlihat begitu penuh kesedihan.
Kak wang dan bibi zhou lalu datang dan membawa joanne pergi dengan paksa.
Untuk sementara waktu, tidak ada yang boleh diperbolehkan tinggal di dalam villa ini. Kakak keempat lalu mengantarkan mereka ke villa lain.
Pada tengah malam, joanne berbaring di atas kasur dan sedang dirawat. Namun dia tidak bisa menutup mata sepenuhnya. Pada perjalanan pulang, kakak keempat berkata kepadanya kalau sang ibu mati karena bunuh diri.
Dia sudah melihat kondisi di kamar tersebut selama satu hari penuh. Dia melihat begitu banyak pipa, mesin kesehatan dan juga darah yang tercecer di atas lantai. Namun dia belum melihat bagaimana kondisi ibu yang sebenarnya.
Kemarin, dia baru saja bertemu dengan ibu, masalah apa yang terdapat di dalam perkataannya? Hingga membuat sang ibu bunuh diri demi menyelesaikan masalah ini.
Joanne tidak bisa menemukan jawabannya dan dia terus bermimpi buruk.
Pada malam ini, joanne kembali bermimpi buruk.
Pada hari kedua, joanne kembali pergi ke villa yang ada di tepi danau. Kamar ibunya sudah ditutup dan ruangan tersebut sudah dilengkapi dengan ac yang cukup dingin.
Pada hari ketiga, keempat, kelima.....
Joanne pergi setiap hari, namun kamar itu tidak lagi pernah di buka. Pria yang tidak pernah bergerak itu tetap berada di dalam kamar dan tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak......
Pada hari keenam, ketika joanne hendak pulang ke villa yang ia tinggali, dirinya dihadang oleh pihak kepolisian.
Joanne diminta untuk mengikuti mereka ke kantor polisi untuk menjalani penyelidikan kasus ini.
Waktu itu, di dalam mobil hanya terdapat supir dan juga bibi zhou. Mereka merasa begitu panik. Pihak kepolisian hanya membawa pergi joanne dan bibi zhou tidak boleh ikut bersama mereka. Bibi zhou dan supir tersebut segera kembali ke villa di tepi danau sambil menangis.
Wilson segera bergegas ke kantor polisi.
Setelah mengetahui siapa yang melaporkan hal ini kepada polisi, wilson pun meminta bantuan kepada polisi agar mereka tidak mempersulit joanne.
Wilson lalu menuntun bawahannya untuk pergi ke perumahan yujing dengan penuh amarah.
Joanne telah berada di ruang sidang selama lima jam. Wilson menarik carmilla untuk kembali ke kantor polisi. Dia juga membawa surat otopsi yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang membuktikan kalau sang ibu bunuh diri dan hanya meninggalkan sebuah surat.
Carmilla sudah dihajar oleh wilson, oleh karena itu, setelah tiba di sana, dirinya terpaksa mengubah seluruh perkataannya setelah mendapat ancaman dari wilson.
24 jam setelah menjalani penyelidikan, joanne pun dibawa pergi oleh wilson.
Di dalam mobil, wilson meletakkan salah satu tangannya di atas setir mobil dan salah satu tangan lainnya memegang sebuah kantong plastik. Di dalam kantong plastik itu terdapat sebuah kain putih yang ia robek dari selimut dan di kain putih tersebut merupakan surat wasiat yang ditulis menggunakan darah.
"Joanne, lihatlah." Kata wilson dengan suara yang bergetar.
Joanne mengeluarkan kain tersebut dengan tangan yang bergetar dan terlihat beberapa tulisan yang di tulis dengan darah pada kain tersebut:
Charlie, ibu tidak lagi membutuhkan ginjal. Jika aku ingin hidup, maka nantinya kamu dan joanne akan tersakiti. Anakku, tidak seharusnya ibu menyadarkan diri, maaf..........
Ia menghabiskan seluruh tenaga untuk menulis semua tulisan ini. Semakin akhir, dia semakin kehabisan tenaga dan pada kata terakhir, terlihat sebuah tarikan bekas darah yang sangat panjang.
Berakhir dengan sadis.
Joanne menatap kain itu dengan terkejut dan tatapannya terlihat penuh kesedihan. Dia menundukkan kepalanya dan mulai menangis.
Bagaimana mungkin......
Apakah benar ibunya tidak tahu kalau dirinya yang akan menyumbangkan ginjal?
Namun carmilla berkata......
Joanne memegang kepalanya sambil menangis. Dia terus menggelengkan kepalanya dengan kuat......
Wilson hanya bisa menatap satu kata terakhir yang tidak tertulis jelas di akhir surat tersebut. Charlie juga merasa begitu terpuruk karena satu kata tersebut.
Seorang anak akan menahan semua penderitaan agar ibunya sendiri yang sudah menderita seumur hidup bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Namun pada akhir cerita, sang anak hanya mendapatkan sebuah perkataan sebelum ibunya meninggal: Maaf.
Seorang ibu yang meminta maaf karena dirinya sendiri masih hidup dan hal ini sangat menyusahkan putranya. Dia hanya bisa berkata, putraku, maafkan aku.
Tidak ada yang bisa merasakan perasaan kecewa yang dirasakan oleh charlie.
Kondisi mobil saat ini pun dilanda keheningan.
Wilson kembali berkata dengan suara serah: "Ibu sendiri tidak tahu kalau dirinya akan menjalani operasi pergantian ginjal. Kami hanya memberi tahu dirinya kalau dia akan menjalani operasi usus agar dirinya tidak berpikir lebih. Dia berhasil menyadarkan dirinya setelah jatuh pingsan selama beberapa tahun karena dirinya rindu pada putranya. Ini juga merupakan alasan kenapa dirinya menyetujui untuk menjalani pengobatan berkala. Dia juga ingin menjaga cucunya kelak, ini merupakan salah satu alasan yang sangat menyemangati dirinya. Dia adalah orang yang sangat mementingkan harga diri dan memiliki sikap keras kepala. Carmilla pernah mengecewakan dirinya, oleh karena itu, dia menaruh semua harapannya pada charlie. Dia hanya berharap putranya bisa hidup dengan baik dan dia akan melakukan segala hal yang bisa ia lakukan untuk membantu putranya. Jika dia tahu kalau kamu akan memberikan ginjalmu padanya, mungkin rencana ini tidak akan dibuat, karena dia pastilah tidak akan memiliki keinginan untuk hidup lagi. Dia adalah seorang ibu, dia berharap semua orang bisa hidup dengan baik dan biarkan dirinya sendiri yang menanggung segala yang jahat."
Wilson menundukkan kepalanya: " Charlie baru saja mengetahui kehamilanmu kemarin. Dia menemukan surat pemeriksaan di dalam tas mu dan dia langsung menelepon aku. Dia bertanya kepadaku kenapa kehamilanmu tidak diketahui pada pemeriksaan waktu itu. Kami baru saja tahu kalau ini semua karena ulah dokter zhang itu. Setelah mengetahui kehamilanmu, charlie merasa begitu senang dan sangat ingin menemui kamu. Tidak perduli apakah kamu percaya atau tidak, charlie tidak lagi menginginkan ginjalmu. Kehamilanmu menjadi alasan terbaik baginya untuk tidak berbuat jahat. Sebenarnya dia sudah mengambil keputusan kemarin malam, dia akan membiarkan kamu melahirkan anak kalian dan menemani ibu untuk menjalani sisa hidupnya. Hal ini juga bisa membuat ibu pergi dengan tenang nantinya."
"Awalnya dia bisa mengakhiri hidupnya dengan tenang dan alat bantu pernapasan bisa dicabut di depan semua orang yang telah menemaninya selama ini. Dia juga bisa menutup matanya dengan tenang. Bukan seperti kejadian kemarin malam, dia menarik semua pipa yang ada di dalam tubuhnya hingga membuat kulitnya terbuka dan bahkan....... Bagian ususnya juga terjatuh ke luar. Setelah dia mencabut alat bantu pernapasannya, otaknya mulai kekurangan oksigen dan seluruh organ tubuh akan melemah secara perlahan. Proses itu sangatlah menyakitkan, namun dia tidak mengeluarkan suara apapun. Bahkan para pembantu yang tidur di ruangan sebelah juga tidak terbangun karena tidak ada suara apapun. Dapat dirasakan betapa besarnya keinginan dirinya untuk segera mengakhiri hidupnya. Pemeriksaan forensik menunjukkan hasil kalau waktu itu dirinya menggigit erat lidahnya sendiri, rasa sakit yang ia rasakan dapat dilihat dari tulang jarinya yang patah karena menggenggam erat kasur tersebut. Dia meninggal dengan kondisi mata terbuka dan terlihat bekas darah pada bola matanya....."
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyLove at First Sight
Laura VanessaLove In Sunset
ElinaLove And War
JaneHalf a Heart
Romansa UniverseBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275