Baby, You are so cute - Bab 49
Tubuhnya mendekat, lalu menempel pada dirinya.
"..."
Joanne Gu menatap mata hitamnya yang sedikit menyipit dan berbahaya. Mungkin karena merasakan sesuatu, pipinya yang bulat tiba-tiba memerah, bulu matanya menghadap ke bawah, dan dia tidak berani bergerak lagi...
Matanya tertuju pada wajah Joanne yang merah padam, tubuh Joanne Gu berputar lalu terbaring di sisi tempat tidur, dengan kedua lengannya yang kuat pria itu menopang tubuhnya, lalu dia mencondongkan tubuhnya.
"Hei ..." pria ini membuat Joanne Gu sangat takut dan tidak berdaya. Saat dia melihat wajah tampan dan sempurna pria ini, jantungnya berdebar, ada apa ini?
Jantungnya berdebar? Dia tidak tahu, dia hanya tahu detak jantungnya akan menyiksanya hingga mati.
Tiba-tiba suasana di dalam ruangan menjadi hening, dan hanya ada suara nafas dua orang yang tidak beraturan, nafasnya berat, seperti warna matanya.
Joanne Gu sedikit meringkukkan tubuhnya dan menunduk, bulu matanya yang panjang bergetar, dia berusaha untuk tenang, lalu dia berkata: "Paman, kalau saat ini kamu benar-benar ingin melakukan sesuatu padaku, aku juga tidak bisa apa-apa. Tapi aku tidak ingin menjadi wanita yang jahat, hanya suamiku yang boleh melakukan hal itu kepadaku. "
Joanne Gu menatapnya, berhadapan dengan pria dewasa masih membuatnya gugup, tapi dia mengumpulkan keberaniannya, "Yang kamu cium tadi adalah bibir yang hanya boleh dicium oleh suamiku, yang kamu peluk sekarang adalah tubuh yang hanya boleh di peluk oleh suamiku, kamu jangan menindasku karena aku masih kecil. Aku tahu apa yang harus dipatuhi oleh wanita yang sudah menikah, tidak peduli seberapa tua atau jeleknya dia, aku adalah milik suamiku. —Apakah kamu mengerti? "
Kata-katanya tulus dan tanpa kepura-puraan.
Pria itu terkejut, tatapan jahatnya barusan langsung berubah menjadi sangat serius.
Kata-kata yang kekanak-kanakan tapi serius ini membuat hatinya tersentuh.
Dalam hidup ini yang paling dia benci adalah wanita yang tidak tahu malu.
Tapi gadis kecil ini, jangan lihat IQ-nya tidak tinggi, tapi pemikirannya sangat jernih, dia sangat setia terhadap suaminya.
Hatinya melembut, gadis imut ini benar-benar menghangatkan hatinya.
Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya, jarinya yang panjang mengenggam dagu gadis itu lalu dia menyipitkan matanya dan menatapnya dengan tatapan berbahaya, "Gadis bodoh, tapi paman menyukaimu, bagaimana ini?"
Joanne Gu sedikit bingung, pikirannya sangat kacau.
Dia bisa mendengar detak jantungnya, berdebar dengan kencang.
"Telingamu bahkan sudah memerah, kenapa, kamu juga menyukai paman?"
"Tidak!"
"Oh, lehermu bahkan sudah memerah."
Pria itu terkekeh, tubuhnya yang kekar kembali dia condongkan ke depan, dia menundukkan kepalanya dan menciumnya lagi: "Uhm, karena kita saling menyukai, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan pasangan kekasih, hmm?"
Jari-jarinya yang kuat menggenggam betis gadis kecil itu lalu dia menariknya.
Tangan besar pria itu menahan betisnya.
Joanne Gu merasa takut, dia berusaha melindungi dirinya: "Jangan sentuh sembarangan! Aku sudah bilang, semua itu adalah milik suamiku!"
Charlie Shen sangat ingin tertawa, gadis bodoh, milik suamimu bukankah artinya milikku.
Tetapi ada sedikit kelembutan di hatinya, sudahlah, bersabar saja, malam ini jangan terlalu terburu-buru, kalau dia membuat istrinya takut bagaimana kehidupan mereka kelak?
Tapi, peluk dan cium, ... mengambil sedikit keuntungan masih boleh kan?
Bibir tipisnya langsung mendekat ke telinganya, lalu dia membujuknya dan mengatakan sesuatu.
Wajah Joanne Gu langsung panas! "Dasar tidak tahu malu ..."
Tapi detik berikutnya, telapak tangannya yang besar menahannya lalu memeluknya. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, bibir tipis pria itu sudah menciumnya ...
Joanne Gu kaget, dia tidak bisa memberontak, akhirnya dia memejamkan matanya dengan perlahan, sudahlah, cium sebentar, bersabar saja.
Tapi, gadis lugu selalu sangat polos, malam ini, masih panjang ...
………………
Keesokan harinya, saat Joanne Gu bangun, hal pertama yang dia lakukan adalah saat pria itu melihatnya dengan tatapan murung dan malas dia segera bersembunyi di kamar mandi !
Pria yang berada tempat tidur, menyalakan sebatang rokok, dengan mata yang setengah terpejam dia menghisap rokoknya, aura yang terpancarkan dari sekujur tubuhnya hanya dapat dilukiskan dengan satu kata, bahagia ...
Jam delapan pagi.
Joanne Gu menjulurkan kepalanya dengan perlahan, di dalam kamar tidak ada siapa-siapa. Tadi dia mendengar suara pintu tertutup. Huh, dia cukup pandai membaca keadaan, karena canggung dia pergi duluan.
Dia memanyunkan bibirnya, dengan penuh kekesalan, dia mengenakan pakaiannya, lalu membuka pintu.
Sosok tinggi dan ramping pria itu muncul dalam penglihatannya——
“Aa!” Joanne Gu mengenggam erat gagang pintu, dia menatap matanya, dan dia langsung panik.
Alis hitam pria itu berkerut, "Kenapa teriak-teriak."
“Kenapa kamu masih disini!” Joanne Gu bertanya dengan marah, pada keesokan pagi hal yang paling tabu adalah saling bertatapan mata! !
Pria itu menyingkirkan amarahnya, bagaimanapun, tadi malam dia tidak melakukannya dengan baik, istrinya marah, jadi saat ini dia harus menghiburnya.
"Ayo turun dan sarapan."
Joanne Gu meliriknya, dia masih tidak begitu berani menatapnya, "Kamu duluan!"
Charlie Shen mengangkat alisnya, kedua tangannya dia masukkan ke dalam sakunya, tubuhnya yang tinggi dan kakinya yang panjang, serta punggungnya, dia terlihat sangat tampan seperti model pria yang keluar dari majalah, dia berbalik lalu masuk ke dalam lift.
Ini adalah lantai paling atas, Joanne Gu tidak memiliki keberanian untuk lewat tangga, jadi dia hanya bisa mengikutinya dan berada di tempat yang sama dengannya!
Dengan tidak mudahnnya akhirnya sampai di lantai satu, dia tidak mood sarapan, tapi dipaksa masuk ke dalam mobil olehnya.
Mobil melaju ke Universitas X.
Di dalam mobil, Joanne Gu akhirnya teringat dengan sesuatu ... bagaimana dengan suaminya? !
Ini pertanyaan yang sulit di bayangkan!
Dia menoleh dan berkata, "Tidak benar, Paman kartu unggulan, kenapa setelah kamu menerobos masuk suamiku yang seharusnya muncul tidak jadi muncul?"
Pria itu menatapnya dengan ekspresi wajah datar: "Menurutmu kenapa?"
"Iya, kenapa ya..."
"..."
"Apakah paman kenal dengan suamiku!"
"..."
Melihatnya mengatupkan bibirnya dan tidak berbicara, bukankah ini artinya dia mengiyakan! Jadi dengan berani Joanne melanjutkan menebak, lalu--
"Apakah! Pria tua itu memiliki hutang kepadamu, lalu memberikan diriku untuk kamu tiduri? Ya Tuhan, kenapa hidupku sepahit ini! Berpindah-pindah di tangan pria busuk seperti kalian, huh! Nanti saat kembali ke asrama aku akan menusuk diriku saja, kalian para binatang buas jangan berharap bisa berakhir dengan baik! "
“... Kamu, berani!” Sakit kepala, Tuan Shen sakit kepala ...
Sejauh ini, dia tidak memiliki harapan apa-apa terhadap IQ istrinya...
………………
Setelah kembali ke sekolah dan setelah dia menenangkan dirinya, Joanne Gu memikirkan satu hal, tadi malam, dia berciuman dengan Paman kartu unggulan seperti itu, apa artinya itu?
Tanpa peringatan di dalam benaknya muncul kalimat 'Paman menyukaimu'.
Sebenarnya itu adalah kalimat cinta yang biasa digunakan para pria berengsek, tapi tadi malam dia mempercayainya .
Kalau hatinya tidak tergerak, mana mungkin dengan setelah menolak dan setengah menerima dia membiarkan pria itu mendapatkan keinginannya?
Tapi apa yang Paman kartu unggulan rasakan terhadapnya? Apakah dia mempermainkannya atau dia juga menyukainya?
Sepanjang hari dia terus memikirkan masalah ini, setelah kelasnya berakhir dan setelah dia kembali asrama, dia mendapatkan pesan teks dari seseorang.
[Malam ini kamu punya waktu tidak? Ayo keluar, kita bicarakan tentang kejadian tadi malam. ]
Joanne Gu melempar ponselnya ke samping, wajahnya tersipu dan jantungnya berdebar dia tidak berani membaca kata 'tadi malam'. Setelah beberapa saat, dia kembali mengambil ponselnya.
[Tidak ada yang perlu dibicarakan! ]
[Menurutlah, malam ini keluarlah.]
[Tidak!]
[Paman berjanji, tidak akan melakukan apa-apa, kita hanya mengobrol. Membahas sekolahmu, ambisiku, cita-cita dalam hidup, ideologi ...]
"..."
Negosiasi semacam ini hanya membuang-buang pulsanya!
Tapi sepertinya dia sangat kurang kerjaan, dia mengcopy dan mengirimnya berkali-kali, Joanne Gu sangat kesal dibuatnya, jadi dia membalas pesannya [Baiklah.]
Di pinggiran jalan kawasan terpencil di luar Universitas X, di kegelapan malam, Joanne Gu berjalan ke mobilnya.
Setelah masuk ke dalam mobil, Joanne Gu ingin bertanya apa yang dia rasakan terhadap dirinya, tetapi pria itu hanya diam dan mengemudi sambil mengerutkan keningnya.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPengantin Baruku
FebiKing Of Red Sea
Hideo TakashiLove and Trouble
Mimi XuPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeBretta’s Diary
DanielleLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275