Baby, You are so cute - Bab 178

Bagaimana berubah menjadi pemuda kekar yang terlihat seperti pengawal preman?

Pengawal...

Tiba-tiba Joanne Gu memikirkan sesuatu. Paman Wu digantikan karena usianya. Paman mengkhawatirkan ia bepergi sendirian, dan mengira ia akan terjebak dalam bahaya?

Memikirkan dua hal kemarin, Joanne Gu mengurungkan niat untuk menggunakan transportasi umum dan memasuki mobil.

Pukul 07.55, mobil Bentley sudah terparkir di pinggir jalan luar Universitas X. Joanne Gu turun dari mobil dan melihat pria yang berada di kursi pengemudi juga mengikutinya turun dari mobil.

Ia berjalan ke depan, dan pria itu berjalan ke depan juga, dan menjaga jarak. Di pandangan orang lain, ia tidak terlihat seperti mengikuti Joanne Gu.

Namun, Joanne Gu harus membalikkan tubuhnya: "Ini...."

Pria itu mengenakan pakaian kasual dan berbicara dengan lugas: "Nona bersikap santai dan seperti biasa saja. Saya bekerja untuk Tuan Shen. Anda tidak berusaha memikir, tentunya tidak merasakan keberadaanku."

"....."

Perasaan terlalu dilindungi oleh paman ini membuat Joanne Gu merasa tidak nyaman, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan.

Siang hari masih menyantap makanan siang yang diantarkan oleh Bibi Zhou, lebih lezat dibandingkan kemarin. Setelah selesai menyantap makanan siang, Joanne Gu meminum herbologi Tiongkok.

Joanne Gu menghubungi Charlie Shen. Sudah siang hari, waktunya sudah tepat, bukan?

Telepon berdering lama, namun ia tidak menjawabnya.

Ia sedikit marah. Ia menghubunginya lagi, namun ia tidak menjawab lagi.

Mendekati kelas di sore hari, justru nomor telepon Charlie Shen tidak aktif!

Apa yang telah terjadi?

Gelisah, Joanne Gu melewati dua mata kuliah pada sore hari, pada pukul enam sore ia menaiki mobil Bentley di depan pintu masuk Universitas X.

Menghubungi paman tetap tidak aktif.

Ia juga sedikit frustasi dikarenakan khawatir, di antara ia mematikan telepon atau baterai habis, dan ia hanya bisa menghiburkan dirinya bahwa baterai ponsel Charlie Shen telah habis.

Dalam sekejap mata sudah berubah menjadi malam hari, vila di sisi gunung bawah pun terdengar suara jangkrik.

Bibi Zhou mengetuk pintu, “Nona, sudah waktunya makan malam.”

Joanne Gu menundukkan kepala dan membalas dengan lesu.

Ia metakkan pensil, mengganti pakaian menjadi pakaian rumah, mengambil ponsel yang tidak mendapatkan pesan dari Charlie Shen, dan turun ke lantai bawah.

Meja makan penuh dengan makanan yang hangat, kursi yang biasa ditempati olehnya juga kosong.

Joanne Gu berjalan ke kursi utama dan duduk, meletakkan siku di atas meja, jari tangannya mengarah ke wajah lembutnya, dan menatap Kak Wang yang sedang bolak-balik dari dapur.

Kak Wang mungkin menyadarinya lalu meletakkan sup sarang walet, dan berkata sambil tersenyum: “Aku benar-benar tidak tahu. Makan dengan baik, Nona. Mungkin saja saat kamu tengah menyantap, tuan akan menghubungimu!"

Joanne Gu mengambil sup sarang walet, namun ia tidak tahu makanan tersebut adalah sup sarang walet.

Faktanya, anak yang kurang mampu saat menyantap makanan adalah hal yang sama, terlihat bingung namun menganggapnya sebagai tugas.

Kak Wang memandangnya sembari tersenyum, ia adalah Nona yang mudah dilayani.

Setelah usai menyantap sup sarang walet, selanjutnya adalah makanan utama. Terdiri dari enam hidangan yang masing-masing diletakkan oleh Joanne Gu di atas mangkuk kecilnya yang berisi nasi. Setelah usai meletakkan enam hidangan di atas nasi ia pun mulai menyantap.

Telepon rumah di ruang tamu berdering.

Joanne Gu pun segera meletakkan sumpit di atas meja!

Kak Wang yang masih tengah menyajikan makanan, ia hampir saja tertabrak oleh tubuh kecil Joanne Gu.

“Halo.… keke keke!”

Joanne Gu berlari dengan mulut yang penuh dengan nasi, dan akan mudah tersedak ke dalam trakea.

“Mengapa kamu batuk?” tanya Charlie Shen di seberang sana, suaranya terdengar sangat serak, dan tidak bisa menyembunyikan kelelahannya.

Kak Wang segera membawakan segelas air.

Joanne Gu menegak air, dan tenggorokannya terasa lebih baikan, "Kamu ke mana?! Semalam kamu berjanji akan pulang, namun aku tidak melihatmu seharian!"

mengapa ponselmu selalu non-aktif? Ponsel siapa yang kamu gunakan untuk menghubungiku....."

"Tutupkan mulutmu."

Joanne Gu.... menutupkan mulutnya dengan perasaan sebal.

Sangat hening di tempatnya, deru napasnya terdengar tenang. Kecuali kelelahan, sepertinya yang lain baik-baik saja.

Setelah sekitar sepuluh detik, hanya terdengar suara ia sedang merokok. Membayangkan ia tengah merokok sembari memicingkan kedua netranya akan terasa sangat seksi.

Kemudian ia berkata: “Aku tidak bersamamu dan kamu ke sekolah dengan normal, apakah ada masalah?”

Nada bicaranya sedikit memberat, bisa di bayangkan ia tengah mengerutkan dahi.

"Bukan...." Joanne Gu membantah dengan panik.

Ia menyela dengan nada rendahnya: "Ponsel mati secara otomatis. Aku meluangkan waktu untuk menghubungimu, terlalu sibuk. Aku tidak akan pulang malam ini. Ingat makan dan tidur tepat waktu."

Joanne Gu terdiam sejenak, ia menurut namun merasakan sedih: "Oh, kalau begitu jaga dirimu baik-baik."

"Iya,"

Charlie Shen langsung mematikan sambungan telepon.

Joanne Gu menurunkan telepon secara perlahan lalu ia meletakkan gagang telepon kembali.

Sebelum menelpon, Joanne Gu mengharapkan Charlie Shen menghubunginya.

Setelah usai Charlie Shen menghubunginya, perasaan tidak menyenangkan ini tak kunjung mereda.

Namun, setidaknya telah mengetahui ia aman-aman saja. Mungkin dikarenakan perusahaan memiliki banyak pekerjaan, dan terdiri dari proyek besar yang harus dikerjakan?

Ia juga tidak bisa terlalu egois, mendengar paman adalah pekerja keras, dan tinggal di perusahaan sembari bekerja. Sekarang, Charlie Shen sudah banyak mengalah.

Tentunya Joanne Gu tidak boleh menjadi wanita yang menghambatkan pekerjaannya.

......

Rumah sakit pusat kota (Kota A), koridor ruangan inap yang hening.

Charlie Shen memijat dahinya yang menegang dikarenakan tidak tidur selama sehari, kedua netranya pun terlihat sedikit memerah.

Pada malam hari gedung teknologi medis ditutupkan, pada pukul delapan pagi dokter akan mengantarkan ibu untuk melakukan berbagai pemeriksaan fisik, dan hasilnya akan keluar sekitar pukul lima sore.

Setelah berdiskusi dengan dokter Zhang dan para ahli berbagai departemen klinis, setelah itu akan menyampaikan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien.

Bagian otak ibu pulih secara bertahap, ia telah mengalami koma selama bertahun-tahun. Kemampun dalam mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dipengaruhi dalam berbagai tingkatan.

Pagi hari Charlie Shen terus menemaninya, ibu mengenalinya dan meneteskan air mata. Ibu mengucapkan beberapa nada kata-kata, namun berbicara masih sulit baginya.

Dokter Zhang berkata itu normal bagi ibu, segala sesuatu membutuhkan proses dan tidak serba instan.

Charlie Shen tidak mengkhawatirkan masalah ini.

Masalah kesehatan tubuh ibu yang paling dipentingkan, perlu segera diselesaikan ketika ia bangun dari koma.

Dua tahun lalu, sumber donor telah ditemukan untuk Ibu, dan tes tersebut menunjukkan sangat cocok.

Charlie Shen menahan beberapa masalah di dalam hatinya. Kedua netranya menggelap, dan ia secara perlahan kesulitan untuk bernapas.

Wilson Wen menyeretnya untuk duduk di bangku koridor, dan berkata pada intinya: “Dokter Zhang mengatakan tubuh Ibu akan ditunda paling lambat dua bulan.”

Charlie Shen terdiam.

"Koma sama saja dengan dormansi. Selama dormansi, ginjal yang ditransplantasikan tiga tahun lalu dan ginjal aslinya yang sakit berbagi sejumlah kecil metabolisme tubuh. Kini ia telah bangun, inhibitor akan tidak berpengaruh, dan tubuhnya akan menolak dengan sekuat tenaga seperti tiga tahun lalu. Sudah tidak dapat untuk melakukan dialisis, hemodialisis, dan dialisis peritoneal. Waktu yang paling tepat antara transplantasi pertama dan transplantasi kedua adalah dua hingga tiga tahun. Tidak perlu diragukan lagi, sekarang adalah waktu terbaik."

"Aku tahu."

Wilson Wen mengerutkan dahinya: "Jadi ini sungguh mendesak, Charlie Shen..."

Pria itu membungkuk, meletakkan kedua siku pada kedua kakinya yang panjang dan membungkuk, “Aku akan mengaturnya.”

Wilson Wen diam, dan kini napas seluruh orang terasa berat.

...

Waktu telah berlalu satu minggu.

Minggu ini, Joanne Gu menerima total tiga panggilan dari Charlie Shen, termasuk malam itu saat berada di villa.

Ia berbicara sangat singkat, singkat dan jelas. Ia tetap sibuk dan hanya bertanya apakah ia makan dengan tepat waktu.

Suaranya semakin lelah setiap saat bertelepon, dan setiap kali isi panggilan tidak terlibat membahas masalah lain, dikarenakan ia tidak menanggapi, dan tidak banyak dalam berkata. Oleh karena itu, Joanne Gu hanya bisa mematingan sambungan telepon.

Ia terlihat sangat patuh di permukaan, namun ia benar-benar tersiksa karena Charlie Shen!

Hari Jumat kemarin, ia berbohong kepada supir dan mengatakan bahwa hanya terdiri dari dua kelas di sore hari.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu