Baby, You are so cute - Bab 239

“Kak Wilson, aku bawa anak-anak pulang, aku mau pulang.” Joanne Gu menggigit bibir, ia mengucapkan kalimat tersebut dengan hampir mau menangis.

Wilson Wen dibuat merasa bersalah oleh dia yang tampak mau menangis.

Melihat dia yang pucat, ia berkata dengan penuh rasa bersalah dan tidak berdaya : “Hanya meletakkan mereka di pelukan Charlie dan diperlihatkan ke ayah mereka, Joanne kamu tidak perlu tegang, aku antar kalian pulang.”

Joanne Gu menundukkan kepala tidak bersuara.

Setelah dipikir-pikir, ia tidak menolak, sekarang sudah terlalu malam, tidak baik juga jika menelepon ke Leon Shen.

Dia sendiri tidak mampu menggendong dua sekaligus, kalau membawa mereka pergi harus membangunkan mereka.

Anak-anak tampak tidur lebih pulas setelah keluar dari sana.

Joanne Gu benci pun tidak bisa apa-apa, pertalian hubungan darah jika bisa diputuskan, dia sudah memilih memutuskannya di detik ia melahirkan anak-anak!

Anak-anak berbaring di pelukan ayah dalam tidurnya, pasti bahagia dan nyaman, mereka tidak mengetahuinya, tapi tidur mereka yang semakin pulas secara tidak langsung memberitahu Joanne Gu, membuktikan mereka haus akan kasih sayang ayah.

……

Sudah hampir tengah malam.

Mercedes-Benz hitam bergerak laju di jalan raya yang besar.

Wilson Wen menyetir.

Joanne Gu menjaga dua anaknya di belakang, karena takut akan menggelinding ke bawah jika tidak dijaga.

Sekitar setengah jam kemudian, Mercedes-Benz hitam berhenti di sebuah komplek perumahan kuno.

Wilson Wen menggendong Ice Cream, mengikuti Joanne Gu di belakang dengan mengerutkan dahi ia masuk ke lorong.

Di dalam sebuah ruangan di lantai tiga, Joanne Gu membaringkan anka-anak di ranjang, menyelimuti mereka dan keluar.

Wilson Wen berdiri di dekat dapur, menyalakan rokok dan mengamati ruang tamu yang kecil itu.

Pencahayaan sangat hangat, dekorasinya juga.

Ada bekas kehidupan anak-anak di mana-mana, ada banyak mainan di atas televisi, sudut meja dan kursi dibalut karet busa, agar anak-anak tidak terbentur.

Di atas sofa ada boneka, di atas lantai ada puzzle.

Inilah tempat kehidupan membesarkan anak-anak.

Joanne Gu keluar, Wilson Wen memandangnya dengan berseri-seri.

Joanne Gu tidak merasa tidak leluasa, tempat tinggal kompleks karyawan GE yang sebelumnya ia berbohong ke Wilson Wen, itu dirinya terpaksa.

Ia mengambilkan segelas air hangat untuk Wilson Wen.

Wilson Wen tidak duduk, dengan tatapan lembut ia memandang Joanne Gu, melihat ruangan kecil ini ditata sedemikian hangat dan gadis mungil yang membesarkan dua anak.

Di matanya dia masih gadis mungil, dua puluh empat tahun adalah usia yang sedang gilanya bermain, sedangkan dia malah sudah menjadi ibu dua orang anak, ibu kecil yang sangat berjerih payah.

Kalau bukan pernah sangat mencintai seorang pria, untuk apa dia melahirkan anaknya dan menerima semua penderitaan ini?

Charlie……pria brengsek, betapa bahagianya kamu.

Wilson Wen tersadar dari lamunannya, ia menundukkan kepala melihat jam tangannya, “Sudah malam, aku kembali ke rumah sakit dulu.”

Joanne Gu mengangguk, mengantar sampai di depan pintu, ia tidak lupa mengingatkan dengan serius : “Kak Wilson, kamu sudah janji denganku, hanya memberinya bertemu anak-anak sebentar, kalian jangan datang mencari aku dan anak-anak lagi.”

Usai itu ia menutup pintu tanpa berlama-lama lagi.

Wilson Wen mengangkat alis.

Gadis kecil sudah dewasa, sudah semakin susah dihadapi.

Tapi dia tidak tegang, lagipula bukan dirinya yang mengejar istri dan anak, dia cukup menonton seseorang saja.

……

Berselang satu hari setelah itu, Joanne Gu kembali bekerja.

Sebelumnya mengundurkan diri hanya dibicarakan secara pribadi dengan Leon Shen, para pimipinan divisi pemasaran dan divisi customer service belum tahu akan hal ini.

Kalau memang sudah gagal, untuk apa masih membawa anak-anak kabur, lagipula bisa kabur ke mana kalau sudah ketahuan oleh pria itu?

Joanne Gu menenangkan diri menganalisa perasaan hatinya, ketakutan yang ada sebelum ketahuan sekarang menghilang semua.

Lagipula dia sekarang sudah tahu soal anak-anak, jadi dia pun tidak perlu merasa was-was menyembunyikan sesuatu.

Kalau orang itu masih punya hati nurani dan moral, maka tidak akan merebut anak-anak dengannya!

Tentu saja kalau pria yang berkuasa dan tidak masuk akal itu merebut anak-anak pun dirinya juga tidak terkejut, serta tidak takut!

Bagaimana pun juga sudah empat tahun dia di sini, punya relasi sosial yang lumayan mendukung, meskipun di depan orang itu dirinya begitu lemah, tapi sesudah menjadi seorang ibu, Joanne Gu merasa dirinya sangat kuat dan tegar!

Bukti dimana tahun itu dia memaksa dirinya aborsi masih ada, empat tahun ini dia tidak peduli dan tidak bertanya apa pun juga ada buktinya.

Joanne Gu percaya, di dunia ini ada hakim yang tidak akan disuap oleh kedudukan dan uang!

Beberapa hari ini Joanne Gu dalam situasi tegang, terus menebak dan menduga, tidak tenang, memikirkan apa yang akan Charlie Shen lakukan.

Hampir satu minggu berlalu, masih tidak ada apa-apa yang terjadi, apa masih di rumah sakit?

Tapi Kak Wilson pernah bilang, pemulihannya bagus setelah operasi, harusnya tiga hari setelah operasi sudah bisa keluar rumah sakit.

Joanne Gu menggeleng sekuat tenaga, gila! Untuk apa dia memikirkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan dirinya ini?

Pada dasarnya dia memang tidak mau anak, empat tahun yang lalu ia mengusir dirinya, Joanne Gu, berdasarkan apa empat tahun kemudian kamu merasa dia akan merebut anakmu?

Mungkin dia memang hanya ingin bertemu anak-anak sebentar. Dia sama sekali tidak berkeinginan untuk menjadi ayah anak-anak!

Ini juga bagus! Membuktikan Kak Wilson ada mendengarkan permintaannya, mereka benar-benar tidak datang mengganggunya lagi.

Joanne Gu mencemooh diri sendiri, bukankah ini sesuai dengan harapanmu? Harapan sialan apa yang ada di lubuk hatimu berharap dia yang seorang ayah bisa memikirkan anak-anak?

Dia tidak menunjukkan batang hidung, dari Joanne Gu sini juga tidak memberi kabar, benar-benar tidak bisa menebak apa maksud dia.

Joanne Gu tidak bisa menenangkan pikirannya di tengah kegelisahan, tapi hari-hari masih tetap harus dijalani seperti biasa, pagi sampai sore kerja di GE, anak-anak dititipkan ke rumah Nenek Wang di lantai satu.

Tekanan kerja dari divisi pemasaran dan customer service datang bersamaan, seringkali Joanne Gu harus lembur setengah sampai satu jam di malamnya.

6 Oktober adalah hari dimana dengan tidak gampangnya bisa tidak perlu lembur.

Sepulang kerja, Joanne Gu pergi ke pasar, membeli ikan tawar, tahu, anak-anak suka makanan yang lunak dan enak.

Nanti malam masak yang enak untuk mereka!

Turun dari bus umum, matahari hampir tenggelam, langit begitu indah.

Joanne Gu berjalan dengan cepat ke arah rumah Nenek Wang.

Baru saja melewati gerbang kompleks, tampak sebuah mobil Audi hitam terparkir di luar halaman rumah Nenek Wang.

Langkah kaki Joanne Gu terhenti, melihat mobil yang berharga miliaran itu, nafasnya seketika terjeda.

Wajahnya memucat, langkahnya melamban, suara hak tingginya juga mengecil, hingga akhirnya sampai di depan halaman rumah Nenek Wang.

Di dalam halaman yang tidak besar itu, Ice Cream memegang daun teratai di atas kepala adiknya, Little Ice Cream sedang berjongkok dan main tanah dengan teman-teman lainnya.

Anak-anak sedang bermain dengan sesekali mengeluarkan suara tawa yang polos.

Pandangan Joanne Gu beralih dari wajah putrinya, tampak Nenek Wang sedang berdiri di depan pintu rumah, terkesan sangat berhati-hati dan tidak berkutik.

Melihat Joanne Gu, beliau bagaikan mendapat pertolongan, segera ia melambai ke arah Joanne Gu.

Tentu Joanne Gu ada merasakan nuansa tersebut.

Dia melangkah masuk, tubuh rampingnya disangga oleh hak tinggi.

Tatapannya menuju ke mana-mana dengan gelisah, saat melihat ke kiri, seketika ia membeku——

Sosok pria yang berdiri tegak di samping pot bunga situ.

Kemeja hitam dan celana hitam, tidak memakai dasi, berdada bidang dan berkaki panjang, perbandingan tubuh yang demikian sempurna, sama sekali tidak berlebihan jika mengatakan dia adalah model majalah.

Wajah dewasa, maskulin , tidak mudah dimengerti, membuat mata orang silau.

Pandangan pria tidak melihat kemunculan wanita mungil di depan sana.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu