Baby, You are so cute - Bab 73
Dia sangat sibuk bekerja.
Joanne Gu berdiri di sana dengan tegak dan menunggu dengan kaku.
Setelah beberapa menit......
Setelah setengah jam.......
Akhirnya, kakinya terasa pegal.
Suara dari pekerjaan yang sibuk masih terus berlanjut.
Dia menundukkan kepalanya, lehernya terasa sakit, lalu dia bergerak sedikit dan matanya juga bergerak.
Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya sedang bekerja.
Di bawah cahaya yang bersinar, jari-jarinya yang putih dan panjang memegang batang rokok, tangan kanannya membalik-balik dokumen, alisnya berkerut, matanya terfokus pada dokumen dan membalik halamannya, rokok di tangan kirinya dimasukkan ke bibirnya, menyesapnya, lalu asapnya dihembuskan, pada saat mengembuskan asap, dia akan sedikit menyipitkan mata dan mengerutkan alisnya, tidak tahu apakah mengembuskan asap membuatnya merasa lebih nyaman atau tidak. Singkatnya, tampang merokok yang serius memang terlihat sedikit galak, tetapi juga terlihat sangat menawan.
Ini mana mungkin adalah paman kartu unggulannya......
Hening, tenang dan pesona yang menawan yang membuat orang cemburu dan juga bingung, semua aura dingin dan kesungguhan yang seharusnya dimiliki oleh seorang pria sukses terwujud di dalam dirinya.
Menyadari bahwa dirinya hampir terpesona dengannya, Joanne Gu merasa malu dan tiba-tiba memalingkan wajahnya.
Pria itu sepertinya tidak memperhatikan bahwa dia sedang menatapnya dan terus terfokus pada dokumen dan laptop.
Dia tidak bisa menunggu selamanya.
Joanne Gu mengertakkan giginya, lalu menekan rasa cemasnya dan berkata dengan pelan: "Jangan pecat Bibi Zhou, aku yang ingin makan makanan pedas, dia hanyalah seorang pelayan, dia hanya melakukan apa yang kuperintahkan."
Dia menunggu jawabannya dengan gugup, tetapi suasananya tetap tenang dan tidak ada jawaban.
Joanne Gu menarik lengan bajunya: "Tubuhku sangat sehat, tidak apa-apa jika makan sedikit makanan pedas, aku tahu bagaimana kondisi tubuhku, jangan pecat Bibi Zhou, dia sudah tua dan sulit untuk menghasilkan uang."
Dia masih tetap tenang dan melihat dokumennya.
Suasananya sangat canggung....
Rasa malu Joanne Gu semuanya tertulis di wajah merah pucatnya.
Apa maksudnya? Memaksanya mengambil inisiatif untuk datang, kemudian mengabaikannya? Dia sudah menurunkan harga dirinya, dia hanya belum mengucapkan kata "mohon" dari mulutnya.
Dia belum pernah melihat orang yang begitu jahat sepertinya!
Api berkobar di dadanya, semakin memikirkannya, dia semakin marah.
Dia tiba-tiba mengangkat wajah kecilnya, dia sudah tidak tahan lagi!
"Bisakah kamu sedikit masuk akal? Aku sudah makan makanan pedas sejak aku masih kecil dan aku tidak meninggal. Selain itu, apa hubunganmu dengan makanan dan minuman yang kumasukkan ke dalam perutku, bukankah kamu terlalu mengontrol banyak hal! Lagipula kamu yang.....membuatku terluka, jika tidak, aku juga tidak mungkin tidak bisa makan makanan pedas selama berhari-hari, apakah ini adalah salahku dan Bibi Zhou? Ini semua karenamu.......hei, apakah kamu mendengarkanku atau tidak!"
Akhirnya, suara membalik halaman dokumen tiba-tiba berhenti.
Pria yang tidak peduli padanya sampai sekarang, mendongakkan kepalanya.
Wajahnya tanpa ekspresi, dia meletakkan tangannya dengan anggun di tepi meja, menatapnya dan perlahan-lahan menggerakkan bibir tipisnya yang dingin——
"Kamu sedang memohon padaku, tolong perhatikan sikapmu. Panggil aku dengan 'suamiku' terlebih dahulu."
Nadanya suaranya dingin.
Joanne Gu menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan amarah dan ketakutan ketika bertatapan dengan tatapan matanya yang dalam, tetapi telinganya tersengat oleh kata 'suamiku' yang membuatnya sedikit panas.....
Dia tidak ingin memanggilnya.
Hatinya menolak untuk memanggilnya seperti itu, mulutnya tentu saja tidak akan mengucapkan panggilan itu!
Charlie Shen samar-samar menyipitkan mata ke bibirnya yang menempel dengan erat, dia mengambil gagang telepon di sudut meja.
Sambil menunggu untuk terhubung, dia menatapnya dengan tatapan dingin, bibir tipisnya berbicara: "Paman Wang, jika Bibi Zhou masih belum diantar, kamu tidak perlu datang bekerja lagi."
Ada angin harum bertiup di wajahnya, sosok kecil seputih salju itu terbang ke arahnya!
Wajah Joanne Gu memucat, tangan kecilnya menahan punggung tangan pria itu yang sedang memegang gagang telepon.
Charlie Shen menunduk, mata yang ditutupi oleh bulu mata terlihat sangat lembut, dia diam-diam memperhatikan tangan mereka yang saling bersentuhan.
Setelah diam selama 3 detik, dia mengangkat matanya untuk menatapnya, ekspresi wajahnya berubah menjadi cemberut.
Dia kembali mengangkat tangannya untuk membawa gagang teleponnya ke telinganya.
Joanne Gu buru-buru menekan tangannya yang besar!
Bagaimana dia bisa tega menggunakan kekuatan apa pun, di dalam mata gelapnya tersembunyi penahanan diri yang kuat.
Dia dengan malas mengangkat kelopak matanya dan menatapnya lagi.
Gadis kecil dengan mulut rata dan air mata yang sudah ada di bulu matanya yang tajam yang terlihat canggung dan dingin, dengan enggan membuka mulut kecilnya: "Suamiku..."
Setelah memanggilnya, Joanne Gu menundukkan kepalanya, dia merasa bahwa harga dirinya telah diinjak-injak di bawah kakinya, wajahnya terbakar sampai sekujur tubuhnya merasa tidak nyaman, hanya dengan membesarkan matanya, air matanya baru tidak keluar.
Dia mempermalukannya sampai seperti ini......
Charlie Shen perlahan-lahan meletakkan gagang teleponnya, telinganya sedang terngiang-ngiang panggilan yang dia ucapkan.
Hatinya melembut, dia sudah tidak bisa arogan lagi, dia membenci dirinya sendiri karena begitu bisa dibujuk hanya dengan panggilan 'suamiku'.
Pria tinggi itu berdiri dari kursinya.
Dia mengenakan kemeja biru tua, warna yang gelap membuat wajah putihnya seperti batu giok.
Jari-jarinya yang panjang melonggarkan dasinya dan gerakan yang kuat ini membuat pria itu terlihat sudah tidak sabar lagi.
Dia berjalan mengitari meja dan mendekatinya, tatapan matanya terlihat berbahaya dan aura tubuhnya mengintimidasi.
Mata Joanne Gu membelalak, wajahnya menjadi lebih pucat dan dia melangkah mundur.
Dia mengambil langkah lebar dengan kakinya yang panjang dan juga mempercepat langkahnya.
Joanne Gu melihat bayangan hitam besarnya yang akan menutupi dirinya, jadi dia segera berlari ke arah pintu!
Dia berlari dan akhirnya menyentuh gagang pintu dengan tangannya, pintu terbuka dan dia akan keluar.
Buk-----
Pintu ditutup dengan kekuatan yang besar.
Joanne Gu menoleh dan menatapnya dengan panik, sebelum dia bisa melihat wajahnya dengan jelas, pinggangnya yang ramping tiba-tiba dipegang oleh telapak tangan yang panas.
Charlie Shen menyentuh pinggangnya, menggerakkan telapak tangannya ke bawah, memegang pantatnya yang bundar dan menggendongnya ke dadanya, ini bukanlah hal yang sulit, bahkan dia masih memiliki waktu untuk mengunci pintu.
Joanne Gu berteriak kaget, dia sangat takut pada tubuh laki-laki yang keras seperti besi ini.
Apa yang akan dia lakukan!
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Bibi Zhou, tolong!"
Dia terus berteriak, tingkat ketakutannya tidak biasa, dia meninju dan menendangnya, Charlie Shen tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia membiarkannya, wajah pria itu ada di tengah payudaranya yang indah.
Dia meletakkannya di atas meja, dia bergerak dengan cepat untuk menyapu dokumen di atas meja.
Joanne Gu menyusutkan tubuhnya, dia menutup matanya dengan ketakutan, wajah kecilnya menampakkan ekspresi kesakitan.
Charlie Shen meletakkan lengannya di samping tubuhnya yang mungil seperti dinding tembaga, lalu menatapnya yang takut akan dirinya, tatapan matanya menggelap, "Larilah, kenapa kamu tidak lari lagi?"
Dia menggigil, air mata jatuh dari matanya yang tertutup.
Dia sudah mendinginkan hatinya, jadi dia mengabaikannya.
Kakinya yang panjang bersikeras untuk membuat kedua kakinya terbuka, hari ini dia mengenakan gaun tidur, setelah bergerak 2 kali, gaunnya membuat kakinya tidak dapat dipisahkan.
Amarahnya mulai naik, dia memegang gaunnya dan merobeknya.
"Tidak, jangan—" teriak Joanne Gu dengan sedih, dia mengira dia akan melakukannnya di sini.
“Jangan apanya, apakah aku akan menidurimu?” dia berteriak dengan marah.
Dia membuka kakinya yang kurus untuk berdiri lebih dekat dengannya, dia menyukai postur yang intim.
Tetapi ketika dia menundukkan kepalanya, dia melihat tanda merah di lutut putih salju.
Yang kedua kalinya pada malam itu, dia membaliknya dan membiarkan dia berlutut, dia dari belakang....mungkin dia terlalu keras sehingga menyebabkan kulit halusnya bergesekan dengan sprei dan terluka.
Charlie Shen menatap lutunya, dia menahan kekuatan bodoh di bagian bawahnya, lalu mengulurkan tangannya dengan perasaan kasihan.
Joanne Gu tiba-tiba membeku.
Dia merasakan kulitnya yang merinding di telapak tangannya, dia tidak mengatakannya, tetapi tubuhnya sudah menunjukkannya.
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraMenunggumu Kembali
NovanAir Mata Cinta
Bella CiaoAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Baby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275