Baby, You are so cute - Bab 134
Pada akhirnya pria itu mendekati telinga dia lalu dengan serius berkata: "aku bukannya tidak ingin mencintai kamu, aku hanya ingin kembali mengambil tanggung jawab dalam sebuah hubungan yang dapat disebut sebagai aku terlahir kembali. Istriku, aku bukanlah orang yang tidak mengerti apa-apa mengenai perasaan, aku sulit menceritakan mengenai pengalaman yang telah pernah aku lalui. Proses untuk membukakan hati ini kepadamu pasti akan sangat lambat. Aku membutuhkan waktu, apakah kamu bersedia memberinya?"
Joanne Gu......pun kalah telak.
Dia tidak memiliki banyak keberanian dalam percintaan. Dia sudah melangkah maju sebanyak 99 langkah. Selama dia bersedia melangkah maju selangkah saja.
Pada akhirnya dia pun melangkah maju dan hal ini membuatnya merasa begitu senang.
Air mata mengalir dari matanya dan kerja keras di hatinya berkurang saat ini .. Joanne Gu menjinjit dan dengan lembut mencium bibir tipisnya.
Saat bibir mereka saling bersentuhan, dia menutup matanya dan air mata pun mengalir turun.
Charlie Shen membiarkannya dia menekan bibirnya dan tetap diam untuk waktu yang lama sebelum dia perlahan-lahan menangkup bagian belakang kepalanya dengan kedua tangannya. Dia memejamkan matanya dan membalas ciumannya.
Setelah tidak bertemu satu sama lain selama sebulan dan tidak mengontak. Seketika timbul sebuah api ketika mereka bersentuhan.
Joanne Gu didorong ke dinding olehnya dan napasnya diambil paksa di pelukannya. Karena tidak ada tenaga untuk memberontak dan dia sendiri juga tidak ingin memberontak, pada akhirnya dia pun memejamkan matanya....
Ciuman mereka sulit dipisahkan dan menatap satu sama lain dengan pandangan kabur dan mata yang memerah.
Mendekati pukul 08.00, mereka masih terikat dalam sebuah pelukan, tiba-tiba pintu kamar di ketuk.
Orang yang berada di luar pun mengeluarkan suara yang canggung: "permisi, saya adalah manager pada lantai ini, karena keterbatasan fasilitas hotel dan kedap suara yang buruk, tamu 303 yang berada di sebelah melaporkan bahwa kalian....."
Di saat manager tersebut masih berbicara, Joanne Gu sudah meringkuk karena merasa malu dan dia bergegas mendorong pria yang masih mencium dia.
Charlie Shen melepaskan arlojinya dan pergi ke kamar mandi untuk bersiram air dingin.
Kamar 303.
Sang manager mengetuk pintu, setelah beberapa saat pintu tersebut baru dibukakan. Begitu pintu dibukakan, terlihat sebuah wajah wanita yang terlihat pucat. Lalu dia dengan tanpa ekspresi berkata: "terima kasih."
Sang manager hotel menatap tamu wanita yang cantik ini. Meskipun ekspresinya terlihat sangat tenang, akan tetapi masih dapat terlihat wajah dia yang memucat.
Sang manager tidak yakin apakah kesehatan tamu wanita ini baik-baik saja atau karena suara di ruangan sebelah yang membuatnya menjadi begitu kacau.
"Nona jika Anda tidak dalam keadaan sehat, Anda dapat menghubungi kami untuk membeli obat dan di lantai tiga ini masih ada ruangan yang lain, apakah Anda....."
"Terima kasih tidak perlu." Wanita itu mengigit bibirnya dan berbicara dengan terburu-buru lalu menutup pintu.
Sang manager melirik ke arah ruangan 302 lalu menggelengkan kepalanya dan pergi.
Wanita di dalam ruangan 303 itu bersandar pada dinding dan perlahan-lahan terjatuh. Dia kehilangan seluruh tenaga untuk berdiri. Tangannya yang putih itu mencengkram karpet dengan sangat kuat hingga kukunya bengkok.
Rambutnya menutupi setengah wajahnya, di sudut matanya terdapat air mata yang perlahan-lahan mengalir turun.
Di dalam telinganya kembali terngiang-ngiang percakapan mesra pria dan wanita yang ada di ruangan sebelah.
Dia berbicara mesra dengan suara yang pelan terhadap wanita lain. Dia mendesah nyaman, terengah-engah seksi, semua pada wanita lain!
Suara-suara seperti iblis yang memberinya rasa sakit terbesar! Mereka seperti jarum halus yang tak terhitung jumlahnya yang menusuk gendang telinganya, menusuk tulang dan darahnya, serta menusuk matanya sampai robek!
Mata haus darah dan kebencian mencapai puncaknya pada saat ini.
Joanne Gu bersandar lemah di dinding, wajahnya memerah dan matanya tertutup dan napasnya tenang.
Dia harus berbaring di dinding dengan jari-jarinya yang putih tipis agar dia berdiri dengan kokoh. Tubuhnya lembut seolah-olah dia telah dihabisi olehnya, namun dia bahkan belum juga mengirimkan sinyal puas. Dia mengepalkan kakinya, menggigit bibirnya dan mengangkat kepalanya. Dia merasa sangat malu untuk menghadapi situasi saat ini
Sambil memegang bibirnya yang panas, dia berjalan ke samping tempat tidur dan duduk.
Kemeja abu-abu gelap yang dia lepas diletakkan di tempat tidur dengan berantakan.
Mendengarkan suara air di kamar mandi, Joanne Gu dengan malu-malu mengambil kemeja di tangannya, mengendusnya dan melipatnya kembali untuk dia.
Karena tidak ada yang bisa dilakukan, jadi dia pun hanya dapat mendengarkan detak jantungnya dan merasakan kegembiraan berada di dekatnya.
Hotel ini tidak terlihat seperti baru direnovasi dan kamarnya cukup luas, tetapi fasilitasnya agak kurang.
Joanne Gu bangkit dan berjalan ke cermin untuk bercermin, akan tetapi dia tidak berani menatap langsung keadaan dia yang sekarang
Pelatihan lomba diadakan pukul sepuluh dan dia tidak mungkin menghadirinya dalam keadaan seperti ini.
Pintu kamar mandi terbuka.
Tangan kecilnya menegang, dia menolehkan wajahnya ke arah yang lain dan berjalan menuju kamar mandi untuk berbenah.
Pria itu berganti pakaian di depan kamar mandi. Tetesan air terus mengalir turun dari rambutnya yang pendek dan dapat terasa aura dingin yang keluar dari tubuhnya.
Tangannya melepaskan handuk yang bergantung di pinggangnya dan menaikkan alisnya ke arah wanita yang ingin melihat akan tetapi tidak berani melihat ke arahnya.
Tidak ada yang mengeluarkan suara di antara mereka dan interaksi dari tatapan mereka penuh dengan kejadian yang itu.
Joanne Gu menahan nafasnya, dia merasa canggung ketika berhadapan dengannya. Bahkan telinganya saja terasa panas. Pria ini selalu berhasil membuat dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dia sengaja berdiri di depan kamar mandi, dengan begitu Joanne Gu harus menempel ke tubuh dia jika ingin melewatinya.
Akhirnya dia pun mengeyampingkan tubuhnya untuk melewati pria ini.
Ketika dia melewati pria ini, dia sudah memakai celananya dengan rapi dan sedang dengan anggun memasang tali pinggangya. Akan tetapi tali pingganya dipukulkan ke arah bokong dia!
Perlakuan ini benar-benar.......kurang ajar.
Tubuh Joanne Gu tersentak, dia mengigit bibirnya dengan wajah yang bersemu merah menatap ke arah dia.
Pria ini menatap ke arah bawah dan memasang tali pinggangnya dengan serius.
"......."
Seperti orang yang sangat bermoral.
Kedua orang itu keluar dari kamar dan masuk ke dalam lift pukul 08.30.
Seorang pria yang bertubuh besar menaruh tangannya di atas pundak dia dan bertanya kepadanya apa yang ingin dia makan untuk sarapan.
Joanne Gu menatap ke arah arlojinya, "sudah pukul 08.30, apakah di lantai satu ada prasmanan?"
"Kualitas makanannya terlalu buruk."
"Akan tetapi setelah makan aku masih ingin kembali untuk berganti pakaian."
Charlie Shen mengerutkan keningnya dan menatap ke arah dia.
Joanne Gu mengangkat tangannya dan menunjukkannya dengan rasa malu, Dia sedikit robek saat mereka sedang berciuman dengan panas.
Kerutan pada keningnya memudar, "masih keburu."
Pada tangga di luar hotel.
Jones Zhang mengatur seorang staf hotel sesuai dengan instruksi bosnya yang tumbuh dan besar i Kota Z. Dia bertanggung jawab menunjukkan jalan ke restoran yang menjual sarapan bersih dengan cita rasa khas kota ini.
Di kursi belakang mobil bisnis hitam, Charlie Shen setengah membungkus orang itu di dalam pelukannya dan meliriknya, "tenagamu telah dihabiskan oleh semangatku bukan? Beristirahatlah, aku akan membangunkanmu ketika tiba nanti."
Joanne Gu masuk ke dalam pelukannya dengan wajah panas dan tidak berani membalasnya di depan Jones Zhang dan sang pemandu jalan.
Dia ingin bertanya mengapa tiba-tiba di berada di Kota Z yang berjarak begitu dekat dengan dia?
Jones Zhang yang berada di depan menjelaskan: "sebuah proyek pemerintah yang besar telah diselesaikan di Kota Z. Proyek di bawah naungan CSC Groups ini bertanggung jawab atas pembangunannya. CEO Shen datang untuk menghadiri upacara penyelesaian dan konferensi, jadi kami tinggal di Hotel CPPCC yang telah diatur, yang juga kebetulan lebih dekat ke Kota Z."
Tentu saja Jones Zhang tidak mengatakan bahwa CEO Shen boleh atau tidak untuk menghadiri upacara dan konferensi penyelesaian ini.
Mata besar Joanne Gu berkedip dan menoleh untuk melihat pria dengan kaki panjang bersilang di sampingnya, Dia mengerutkan kening sambil memeriksa ponsel dan mengabaikan orang-orang ketika dia sedang berurusan dengan pekerjaannya.
Staf hotel tersebut membawa mereka ke restoran sarapan yang tua.
Ketika sampai, Charlie Shen menyimpan ponselnya dan menyelesaikan urusan resminya. Ekspresi pria itu sedikit santai, dan dia turun dari mobil dan membukakan pintu untuk wanita itu.
Restoran dengan lingkungan yang elegan seperti ini tentu saja berbeda dengan pemandangan ramai dari toko-toko kecil di pinggir jalan.
Sebenarnya semua sarapan itu sama saja.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeMy Lady Boss
GeorgeVillain's Giving Up
Axe AshciellyMy Perfect Lady
AliciaPengantin Baruku
FebiMy Greget Husband
Dio ZhengBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275