Baby, You are so cute - Bab 246
Joanne Gu menendangnya, menendangnya dengan sepatu hak tinggi!
Dia berlari ke kamar mandi, jatuh ke papan pintu dan terengah-engah.
Pria macam apa ini?
Sangat gentleman dan menghormatimu, tiba-tiba menjadi kuat, kemudian pandai mengajari akal sehat denganmu.
Hal yang neurotik!
Dia bilang enggan, Joanne Gu mengira dirinya berstatus seorang ibu tunggal, dia tidak mampu menerima rasa penghargaan itu. Tapi apa yang bisa dia katakan, kecuali tidak menanggapinya, tidak mungkin mengatakan kamu tidak boleh menyukaiku kata-kata kekanak-kanakan dan sentimental begitu.
Selesai merapikan keluar, pria itu berbaring di tempat tidur, bantal siku di belakang kepala, melihatinya dengan rasa puas dan juga bersikap dingin.
Joanne Gu sudah merasa canggung, telah dibuat marah sampai lupa oleh topik sarafnya ‘kamu gendut’ itu!
"Sudah jam tujuh lewat sepuluh menit, kamu tidak bangun mandi?"
"Saya terluka saat bekerja." Dia menunjuk ke pinggang rampingnya
Joanne Gu melihat cetakan sepatu dirinya......
Kalau begitu dia tidak menyetrikakan pakaiannya, sebelum pergi keluar mendengar dia berkata lagi: "Bereskan bibirmu sebentar. Atur emosimu, jangan sampai mempengaruhi pekerjaan."
Joanne Gu menoleh, punggungnya menghadap padanya, suaranya sangat samat dingin.
......
Gunakan lift di kantor dan turun satu lantai, Joanne Gu keluar dari lift yang didedikasikan untuk CEO, naik lift karyawan ke Departemen Pemasaran yang di lantai 11.
Tidak banyak rekan yang datang.
Joanne Gu pergi ke dapur dan menuangkan secangkir kopi untuk dirinya sendiri, dia melihat mulutnya di cermin kaca.
Terpikir Leon mengucapkan kata-kata "mempengaruhi pekerjaan", sebagai pendatang baru di Departemen Pemasaran, setengah bulan yang lalu B City memenangkan lebih dari sembilan daftar, sekarang mulutnya seperti itu di mata rekan-rekannya, dia bukannya meminta gosipan sendiri.
Joanne Gu mengambil perbans dari laci dan menempelkannya.
Sebelum mulai kerja dia mengeluarkan hp dan melihatnya sekilas.
Joanne Gu mengingat nomornya, terukir di ingatan yang dalam, ingin menghapusnya juga tidak bisa menghapusnya.
Tidak tau dalam empat tahun apakah dia sudah menganti nomornya? Namun hpnya selain beberapa panggilan masuk dari pelanggan yang sudah terdaftar, tidak ada nomor aneh lain.
Menginap satu malam, merokok satu malam, pagi-pagi sudah pergi.
Lupakan saja, Joanne Gu meletakkan hpnya di dalam tas, tapi dia tidak dapat memahaminya.
Di antara dua orang tidak perjelas perkataannya, perkataan yang seharusnya di katakan malah selalu harus mencari waktu untuk berbicara dengan baik-baik.
Joanne Gu tidak peduli apa yang dia maksud, dan maksudnya sudah sangat jelas.
Tadi malam membuatnya berhati lembut dan kesurupan oleh kelakuan-kelakuan gilanya itu, itu juga tadi malam.
Dalam perjalanan hidup waras yang panjang, akan ada saatnya emosional keruntuhan dan rapuh, tidaklah mungkin karena palpitasi sekejap ini, langsung memecahkan kehidupan reguler empat tahun, dan terlibat hubungan yang tidak seharusnya ada dengannya.
Empat tahun tanpa suami dan anak, hari tanpa ayah juga sudah melewatinya, seterusnya juga tidak membutuhkan seorang suami dan seorang anak ayah.
......
Di dalam ruang tunggu VIP bandara.
Seorang gadis berusia dua puluhan yang memakai setelan bisnis, menahan di pintu kamar VIP, memegang sebuah papan, di atasnya menulis: Ruang tunggu ini sudah dikontrak, tolong cari tempat lain untuk beristirahat.
Para tamu yang di kelas utama sangat amat marah, jangan melihat gadis itu kecil, berbicara malah cepat dan galak.
Sampai sekitar lima menit kemudian, dalam menyebar keluar suara laki-laki yang bernada rendah dan kering: "Elisia Chi, kamu berisik sampai membuatku pusing."
"CEO Shen apa anda sudah baikan?"
Dalam tidak bersuara.
Elisia Chi menutup pintu kaca, masuk ke ruang tunggu yang mewah dan meletakkan papan itu.
Melihat pria itu sudah berganti pakaian, kemeja berwarna terang, celana panjang sempit berwarna abu-abu tua, sepasang kaki ramping lurus yang keterlaluan, celana panjang di pergelangan kaki, gantengnya bernilai sembilan.
Dia berdiri tegak, di antara alisnya sangat jelas sudah semakin berkerut, ekspresi dingin yang sesudah cuci gosok tidak bisa didekati.
"Meminum obat." Elisia Chi mengeluarkan tas kecil dari tasnya.
Charlie Shen menatapnya, tidak menunggu dia memisahkan pil sesuai dengan instruksi, dia mengambil botol obat dengan lengan terentang, mengeluarkan dua pil, menelannya dengan mengerutkan kening.
Elisia Chi memandang pria bersifat besi itu dengan bengong, makan obat pun tidak perlu minum air, sangat MAN kan.
Charlie Shen melemparkan kembali obatnya dengan akurat, berbalik dan duduk di kursi sofa, menutup matanya sebentar, di dalam penglihatan gelap sendirian melintasi segala macam hal tadi malam, tubuhnya mania dan hatinya juga tak bisa diam.
Buka mata mengambil hp, melihat sebentar beberapa foto di album foto yang pagi ini baru ambil
Suara sepatu hak tinggi mendekat dari belakangnya.
Elisia Chi menyerahkan setumpuk dokumen: "CEO Shen, mesti segera menandatanganinya."
Charlie Shen meletakkan hpnya, mengambil dokumen-dokumen itu, menunduk kepala dan melihatnya satu per satu.
"Paman, halo," Elisia Chi tiba-tiba bersuara.
Charlie Shen menoleh dengan wajah dingin, menghentikan pekerjaannya temperamen tidak baik, Elisia Chi menunjuk ke leher putih pria itu: "Cetakan cakarnya kenapa?"
Elisia Chi berbicara dengan tajam, menggunakan dua kata "cetakan cakar" dengan emosi.
Tidak menunggu pria itu mengatakan apapun, cemberut dan bergumam lagi: "Hei, aku telah berada di sisimu setahun lebih, kapan melihatmu memiliki hal yang memalukan di badanmu begitu?"
Pena yang berharga itu akan jatuh di atas kertas dokumen, jari panjang bagus pria itu berbelok dengan anggun.
Pena mengarah ke atas.
Charlie Shen seperti mendongak dengan penuh minat, pandangan matanya menyapu kemari, gelapnya terlihat tenang, mau senyum tidak senyum.
Menaruhkan dokumen di tangannya.
Dia bangun.
Di depan Elisia Chi berdiri satu bayangan yang sangat tinggi dengan sangat cepat, menindas orang.
Pria itu membungkuk badannya, kemeja tipis berwarna terang menempel di punggung melengkungnya, terpisah dengan pakaian, otot-otot yang tegang itu mulai membuat orang pusing.
Elisia Chi mundur selangkah demi selangkah, tidak ada jalan mundur lagi, kaki belakangnya terbentor di kursi sofa, tubuh kurusnya terjatuh.
Sepasang lengan pria itu menahan di sofa yang di dua sisi tubuhnya.
“Pa, Paman.....”
Charlie Shen menatapnya.
Jarak dengan tubuh gadis itu sangatlah dekat, dekat sampai napas bau tembakau dia semprot di wajahnya, dia mengangkat tangannya dan memegang rambut cambangnya, gerakannya tampak sembrono dan penuh kasih sayang.
Sepertinya ada sedikit senyum di matanya juga: "Tidak mengingatkannya malah kelupaan, sudah setahun lebih."
Dengan membukakan mata, membungkuk, bibir tipisnya mendekat ke arah bibir gadis itu.
“Ah!”
Elisia Chi membuka mulut berteriak, sepasang tangannya yang gemetar di depan dada yang keras pria itu, tetapi mengepalkan tangan menahannya, wajahnya memerah, dia dibakar sampai tak tahan oleh hormon pria yang kuat dan asing itu, lima panca indra di wajah cantiknya sangatlah kaku, kemudian menutup matanya dengan perlahan.
Jarak antar bibir dan bibir ada dua cm, sudah batasan Charlie Shen, mata dan alisnya terikat dalam, tapi masih mengeluarkan gas panas.
Elisia Chi terguncang oleh panasnya, hampir menangis, tegang sehingga tidak tau apakah dia sudah menciumnya belum, otaknya menjadi kosong dan kehilangan kemampuan sensoriknya.
Jantungku berdegup kencang, ingin bertanya padanya sebenarnya mau cium atau tidak, tapi mendengar getaran tertawa ringan yang di dada pria itu.
Kemudian dagunya dipegang erat.
"Dengan wajah marah bertanya padaku bagaimana ada goresan cakar wanita di lehernya, ku kupikir kamu juga ingin meninggalkan bekas seperti ini pada diriku. Menciumnya, mengapa Asisten Chi malah tampak ketakutan?"
Elisia Chi berhenti, wajah kecilnya dimainkan sampai membiru, membuka matanya: "Siapa bilang aku takut!"
Sepasang tangannya memegang leher pria yang tegas itu dan tarik ke bawah.
Charlie Shen menyipitkan mata, menatapnya, tetapi Elisia Chi yang bermalas bagaimanapun juga tidak bisa menarik kepala pria itu ke bawah.
Siapa yang bisa melihat dinginnya yang di mata dalamnya?
Dia malah menaikkan sedikit bibir tipisnya, menjentikkan ke pipi gadis itu dengan jarinya: "berada di sisiky setahun lebih, menjadi asisten dan juga pengasuh, telah menahan sifat buruk dan kebiasaan buruk aku, kamu menyukaiku? ? "
Elisia Chi menggigit bibirnya, ekspresi malu yang tidak berani melihatnya.
"Jika menyukainya, maka tidurlah denganku sekali."
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaSuami Misterius
LauraDon't say goodbye
Dessy PutriPergilah Suamiku
DanisHei Gadis jangan Lari
SandrakoMy Lifetime
DevinaPria Misteriusku
LylyTakdir Raja Perang
Brama aditioBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275