Baby, You are so cute - Bab 121

Dia mengandeng tangannya melewati pintu ruang rapat, tapi begitu keluar dia melepaskannya, lalu berjalan di depan dengan masa bodoh dan bermartabat. Kedua tangannya dia masukkan ke saku celana, sambil mengatakan “Hmm” dengan acuh tak acuh kepada para karyawan yang mengangguk dan menyapanya.

Joanne Gu menunduk dan melihat tangan kirinya yang hangat yang habis dipegangnya, lalu diam-diam dia memarahinya, dia benar-benar pandai berpura-pura di depan orang.

Di lantai lima puluh lima, di pintu masuk lift, Joanne Gu bertanya padanya sebenarnya malam ini ada apa?

Tapi dia tidak mengatakan apa-apa, jadi Joanne tidak mau jalan dan kembali bertanya.

Sebelah tangan pria itu dengan santai mengenggam jas yang telah dilepaskannya, satu tangannya lagi dia masukkan ke dalam saku celananya. Pria tinggi itu sedikit memalingkan tubuhnya ke samping sambil mengerutkan kening dan menatapnya dengan tidak sabar: "Tidak bisa diam? Minta di pukul?"

Dia tidak benar-benar ingin memukulinya, dia hanya mengatakannya saja, dia tidak benar-benar tidak sabar, Joanne Gu tahu itu.

Bagi Joanne Gu, ekspresi wajahnya dan gerak-geriknya yang kalem terlihat sangat manly.

Joanne sangat menyukai saat dia dengan galak mengatakan dia akan memukulinya, dia terlihat sangat manly

Joanne Gu sedikit menundukkan wajah panasnya, dia tidak berani melihat Charlie yang saat ini terlihat sangat manly.

Charlie Shen melihatnya dengan sangat tidak suka, dia sangat kontradiktif, dia berharap gaya rambutnya yang seperti anak SD bisa berubah, tapi dia suka Joanne yang seperti anak SD di tempat tidur yang membiarkan dia menindasnya. Dia mengakui dirinya aneh, tapi penampilannya yang kekanak-kanakan selalu membuatnya bersemangat.

Lalu dia kembali melirik setelan baju biru tuanya yang bergaya preppy look dan sepatu kanvas berwarna putih dan bersih di kakinya, dengan tidak senang dia berkata dengan pelan: "Sudahlah, tidak peduli betapa dewasanya baju yang kamu kenakan dengan wajahmu ini, kamu tetap terlihat seperti anak sekolahan. "

Selesai berbicara, dia pergi dengan dinginnya.

Joanne Gu menatap punggungnya yang tegap, anak sekolahan? Kenapa dia mempermasalahkan hal ini lagi!

Saat dia baru melangkahkan kaki ke dalam lift, pria itu malah mengambil tas dan raketnya.

Pria itu masuk ke dalam lift, lalu Joanne Gu berseru di belakangnya, "Mau pergi kemana?"

Dia menatapnya: "Kalau kamu masih berisik kita pulang dan bercinta."

"..."

Davis mengendarai mobil, tapi bukan ke rumah, melainkan ke tempat yang sangat ramai.

Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di jalanan yang ramai dan banyak restoran.

Charlie Shen turun dari mobil lalu mengitari mobil untuk membukakan pintu untuknya, dia membawanya ke salah satu klub paling mahal di kota ini.

Manajer menyambut mereka dengan sangat sopan, ini pertama kalinya Joanne Gu mengalami hal ini saat bersama dengannya, dia sangat waspada, makan malam hari ini pasti bukan makan malam biasa.

Di pintu masuk restoran klub, di bawah cahaya lampu yang redup dia mengangkat alisnya sambil berkata , "Bukankah kamu ingin lebih mengenalku?"

Joanne Gu mendongkak dan menatapnya.

Charlie Shen mengusap pipinya yang agak pucat dengan ibu jarinya, lalu dengan suara yang rendah dan lembut dia berkata: "Kamu tidak perlu gugup, semua yang ada di dalam adalah teman dekatku, temanku sejak kecil. Kamu bilang ingin bertemu keluargaku, mereka adalah keluargaku."

Ada perasaan yang sangat aneh di hati Joanne Gu, dia masih ingat ucapannya sebulan yang lalu, Joanne mengira dia tidak suka, tapi tak disangka dia memperhatikan ucapannya.

Dia membawanya menemui temannya.

Pelayan mengetuk pintu lalu menyingkir ke samping, lalu pintu ruangan VIP dibuka dari dalam, dan suara laki-laki yang lantang terdengar, "Kakak Kelima!"

Lalu dia berteriak ke dalam ruang VIP: "Kalian semua berhenti main kartu, Kakak Kelima dan kakak ipar sudah datang!"

Joanne Gu bisa melihat dengan jelas pria tampan yang membuka pintu ini seumuran dengan paman.

Tangannya digandeng dengan lembut oleh pria di disampingnya lalu dia berjalan ke ruang VIP yang indah dan terang benderang.

Semua orang melihatnya, Joanne Gu sangat gugup, tapi dia bisa merasa dirinya dihormati, karena pria di sebelahnya sangat menghormatinya.

Ekspresi wajah Charlie Shen menjadi santai dan tidak cemberut baisanya, bibir tipisnya tersenyum dengan tulus, dia tidak banyak bicara dan hanya berkata dengan singkat ‘dia kakak ipar atau adik ipar kalian’ lalu mata semua orang langsung berbinar dan membesar.

Pria tampan yang membukakan pintu menatap Joanne Gu, dia menghisap rokoknya lalu berbisik kepada pria di sampingnya, "Dia tidak terlihat berusia dua puluh tahun, Kak Wilson mengatakan dia masih muda, tak kusangka lebih muda dari perkiraanku, sepertinya tulang Kakak Kelima yang sudah tua ini akan hancur! "

Tidak ada yang mendengar bisikan antar pria ini. Mereka semua berasal dari keluarga terpandang, jadi sangat tahu aturan.

Sekilas, Joanne Gu melihat Kak Wilson yang berada di tengah kerumunan, dia masih memakai jaket bermotif bunga dan kakinya yang sangat panjang berada di bawah meja.

Dia sedikit memiringkan wajahnya lalu berkedip padanya. Joanne Gu mengerti maksudnya lalu menjulurkan tangan kecilnya ke arahnya.

Tapi dia tidak segera menghampirinya, ada tiga sampai empat pria tinggi di hadapannya , paman sedang memperkenalkannya.

Mungkin pria tampan hanya berteman dengan pria tampan. Teman-teman paman ini semuanya tampan, jadi sangat mudah diingat, tapi Joanne Gu tidak bisa mengingat profesi mereka.

Dia terus tersenyum, saat berhadapan dengan orang asing, senyumannya tidak terlalu manis, sebaliknya sangat pemalu.

Orang-orang ini menganggapnya sebagai adik perempuan, setelah menyapanya hampir semua orang akan berbisik ke telinga paman, lalu paman akan melihatnya dengan tatapan itu ...

Sulit dideskripsikan, Joanne Gu merasa akrab dengan tatapan ini karena setiap Charlie melakukan itu padanya dia akan melihatnya dengan tatapan itu..

Wajah Joanne Gu sangat merah, dia tidak bodoh. Orang-orang ini pasti mengatakan percakapan antar pria dewasa, dan topiknya pasti dirinya.

Dia melihat ke sekeliling ruang VIP yang luas ini, tapi dia tidak menemukan ada wanita di sini.

Paman membisikkan kepadanya hanya dua orang yang sudah menikah. Yang satu istrinya sedang dinas dan yang satu lagi istrinya sedang ke luar negeri. Yang lainnya, sama seperti Wilson Wen, semuanya bujangan.

Joanne Gu tersenyum.

Saat mereka hendak duduk, pintu toilet terbuka.

Joanne Gu melihat ke arah datangnya suara, lalu dia melihat rok berwarna merah muda yang elegan muncul di hadapannya.

Dia mengangkat kepalanya, bukankah ini Nona Xiao yang dia lihat di perusahaan sore ini?

Michelle Xiao melirik ke arah Joanne Gu, lalu pandangannya berhenti tepat di wajah pria di sebelah Joanne Gu yang sedang duduk dengan santai sambil merokok.

"Kakak Kelima!"

Suaranya lembut dan terdengar sangat senang.

Charlie Shen membuang abu rokok, sambil menoleh, ekspresi wajahnya datar, hanya saja matanya tertuju ke arah Roy Xiao, lalu dia bertanya dengan sorot matanya, kenapa Michelle juga ada di sini?

Roy Xiao merasa serba salah.

Joanne Gu seakan merasakan adanya hembusan angin yang harum bertiup di belakang kursinya, wanita cantik itu berjalan menghampiri paman.

Charlie Shen mematikan rokoknya, dengan kaki panjangnya yang terlipat dia berbalik sambil tersenyum dengan elegan dan melirik Michelle Xiao, tapi tangan besarnya merangkul Joanne Gu, lalu dia berkata dengan santai: "Dia kakak iparmu, ucapkan salam kepadanya."

Michelle Xiao memalingkan wajah cantiknya: "Kakak ipar, sore ini kita sudah bertemu kan?"

Joanne Gu juga bisa menyembunyikan perasaannya, sambil tersenyum dia berkata"Benar, kakak."

Mendengar panggilan kakak ini, Michelle Xiao mengerutkan alisnya.

Tiba-tiba dia merasa gadis kecil ini tidak lugu seperti wajahnya, di hadapan semua orang panggilan kakak ini sangatlah sopan, tapi sebenarnya sangat menusuk.

Di sebelah kiri Joanne Gu ada Charlie Shen tapi di sebelah kanannya tidak ada orang.

Michelle Xiao berjalan ke sebelah kanannya sambil memegang rok dengan kedua tangannya, Roy Xiao segera mendekat dan berkata: "Michelle! Aku duduk di sini, nanti aku mau minum dengan Kakak Kelima, kamu jangan keras kepala."

Hanya mereka berdua yang bisa mendengar suara mereka.

Michelle Xiao mendengus dengan manja, "Aku bukan Camilla Lu, apa yang bisa aku lakukan? Aku kasihan pada kakak kelima, dan rela meninggalkannya, apakah aku masih tidak boleh membuat gadis ini menjaga sikapnya, lihat betapa pandainya dia berbicara! Dia mana seperti gadis lugu dan muda seperti yang dikatakan Kak Wilson? "

"Sudah, tidak mudah bagi Kakak Kelima untuk menemukan seorang pendamping. Sudah delapan tahun, kamu juga tahu betapa menderitanya dia, jangan membuat masalah lagi, pergi sana."

Dengan tidak senang Michelle Xiao didorong pergi oleh kakaknya, lalu dia duduk di tempat duduk di depan Joanne Gu dan Charlie Shen.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu