Baby, You are so cute - Bab 250

Mulut merahnya terbuka lebar, mata besarnya terbuka lebar dan kebingungan, dan tidak bisa mengikuti ritme Kokonya lagi.

Selesai Ice Cream berkata lalu menatap video itu, sudah terlihat, wajah lelaki itu pelan-pelan mengelap: "Siapa yang ada di dapur ibumu?"

Little Ice Cream: "Paman! Hanya mami...... ehmn....."

Lengan putih kecil itu dicubit oleh Kokonya lagi.

......

Joanne Gu bersusah payah memasak tiga hidangan, di saat menatang keluar langsung marah.

Masih ngobrol? !

Seekor kucing, dari awal kucing hingga ujung kucing, empat puluh menit lebih juga masih belum berhenti berbicara? !

"Kemari makan!"

Little Ice Cream berseru, berlari ke meja makan dengan memegang komputer tablet itu, orangnya masih belum naik ke kursi sudah rakus mengeluarkan sebuah tangan imut kecil ke atas meja ingin mengambil telur yang sudah dimasak itu.

Joanne Gu menepuknya!

Cakar kecil ditarik kembali dengan merasa disalahkan.

"Berikan benda itu."

“Mami......”

"Jika tidak memberikannya padaku tidak diizinkan untuk makan."

Disaat makan Little Ice Cream paling takut sama mami, karena mami bisa tidak memberikan makanan, itu bagaimana boleh? Tanpa makanan dia bisa mati, mati, ma......

Joanne Gu mengambil tablet itu, suara pria yang sedikit dingin dan serius menyebar keluar dari video tersebut: "Ngapain kamu menakutinya? Metode pendidikan mengancam itu salah......"

Suara tepuk! Tablet itu terbang jauh, benar-benar terguling ke kamar yang tanpa mengetahui di tempat mana.

Joanne Gu tersenyum: "Baiklah, anak-anak tersayang, mari kita makan dengan senang!"

Ice Cream: "......"

Little Ice Cream: "......"

Terkadang...... Mami...... Sebenarnya...... menakutkan sekali.

......

Joanne Gu makan dua mangkuk besar nasi, makan dengan nyaman dan sangat tenang!

Melemparnya itu tidak berani melemparnya juga tidak bisa melemparnya, melempar komputer tablet masih bis, melempar dengan puas, melepas amarah!

Setelah anak-anak mandi langsung duduk di sofa untuk bermain dengan Cathies, menonton film kartun.

Tidak berani beribut padanya untuk menginginkan tablet.

Joanne Gu sendiri juga sudah mandi awalan, menghilangkan rasa penat, masih pagi, dia masuk ke kamar, memasukkan pakaian kotor ke dalam keranjang kecil dan merapikannya.

Saat dia mengemasi pakaiannya, Joanne Gu teringat sesuatu, mengeluarkan hpnya.

Tablet yang terlempar ke papan tempat tidur, kebetulan sekali berdiri di papan tempat tidur, dalam posisi yang tidak mencolok, di layar video sebelah situ, kamar tidur vila sunyi itu hanya ada suara napas pria yang di atas kursi berbaring.

Charlie Shen belum menyelesaikan panggilan video, menunggu terus.

Akhirnya mendengar suara-suara.

"...... Emily, nah, kamu hari libur tidak? Aku sini juga baru saja makan malam dengan anak-anak......tentu saja aku ada urusan mencarimu, kolor lama tidak bisa pakai lagi, tolong kirimkan aku dua, masih mau toko itu."

Saraf telinga Charlie Shen tiba-tiba terstimulasi, kepala pria itu diangkat dari kursi berbaring, matanya tanpa sadar menjadi lebih gelap, jakunnya bergerak tak terkendali.

"Kodenya? Coba aku lihat ......"

Agak ceroboh.

"Tidak dapat melihatnya dengan jelas, juga tidak dapat mengingatnya, sekarang mengukurnya?"

Jantung lelaki tua itu berdegup kencang, sepasang lengan itu sedikit mengerat dan menopang tubuhnya, tidak bergerak sama sekali, mata hitam dan garis pandangannya terbakar menatap tablet tersebut.

Joanne Gu menutup pintu kamar dan menutup tirai, pergi ke lemari kecil untuk mengeluarkan timbangan ukur, membuka pakaian dan berjalan ke tepi tempat tidur, hpnya taruh di tempat tidur, menyalakan handsfree.

Gerakan sangat ceroboh, dia selain pemeriksaan fisik, itu juga merupakan pengukuran perawat, sendiri begini juga agak aneh, wajahnya memerah, untungnya segera pulih kembali, menggigit bibir bawahnya, menunduk kepala melihat skala dengan jelas, melaporkan jumlahnya.

"Ok, aku takut kekecilan akan merepotkan sekali, kamu itu tidak murah, satu itu beratusan."

"Ya, sangat merepotkan untuk menukar sana sini lagi, Emily, sayang kamu, bawakan aku dua!"

Cepat-cepat menutup telepon, menutupi wajahnya dengan tangannya, menghela nafas lega, badannya mendingin, dengan cepat naik ke tempat tidur, memakai piyama, secara tidak sengaja mendongak, seluruh orang itu tercengang——

Kebetulan menghadap ke papan tempat tidurnya, komputer tablet yang berdiri, pria di dalam video mengerut bibir tipisnya, mata hitamnya mengelap, segera menatapnya dengan gelap.

——

Joanne Gu tiba-tiba kehilangan semua reaksi, tiba-tiba darah di wajahnya membeku sesaat, dan kemudian mengalir ke bagian atas otaknya.

Mengapa tabletnya ada di sini ...! !

Sial.

Bagaimana dia bisa melemparnya ke sini?

Dan juga, mengapa panggilan video belum diputuskan?

Angin topan meledak dalam pikirannya, kilatan menyambar dan menggelegar.

Empat mata menatap berlawanan, pandangan mata pria yang gelap dalam itu terlihat baik, Joanne Gu menunduk kepala menatap dirinya lagi, pada saat itu, berubah menjadi berbagai emosi dan bergegas ke otaknya.

Dalam matanya yang lebar perlahan-lahan dipenuhi dengan air basah dan cahaya, membuka mulutnya, tapi tidak tau harus berkata apa, terpikir tindakan mengukur luas dirinya barusan itu, merasa malu dan kesal ingin mencari lubang masuk saja.

Charlie Shen melihat air mata yang kasihan itu, menahan nafas berat di tenggorokannya.

Dia menjilat bibir tipisnya, garis pandangannya malah tidak berpindah, menatapnya dalam-dalam, menghiburnya dengan murung: "Jangan menangis."

“Sory, aku tidak dapat tidak lihat." Dia berkata dengan perlahan dan nada rendah begitu lagi .

"Pergi mati saja!"

Joanne Gu akhirnya berteriak, mengambil tablet dan kehilangan kendali menjatuhkannya ke lantai!

Tubuhnya bergetar seperti mengigil kedinginan, dia membuka selimutnya dengan segala cara, masuk ke dalam selimut itu, bahan dari sutra sangat menyengatnya sehingga dia tidak tau apakah itu panas atau dingin, singkat kata itu menggigil, mengulurkan tangannya dan menyentuh wajahnya, tapi itu sangat panas...... sialan pria itu, diam-diam mengintip, bajingan tua ...

Ice Cream dan Little Ice Cream berlari kemari ketika mendengar sesuatu.

Teriak mami di luar pintu.

Joanne Gu menyeka matanya dengan tergesa-gesa dan menahan tangisannya, "Tidak perlu masuk, anak-anak tersayang, mami baik-baik saja, barusan ada sesuatu yang tidak sengaja jatuh ke lantai."

Dia bergegas untuk pergi berganti pakaian.

Suara bunyi hp malah berdering.

Saraf Joanne Gu tersengat, menundukkan kepala melihat, wajahnya menjadi pucat karena marah, tangan jarinya bergetar lalu menekannya!

Dia melihat nomor yang dikenalnya, tidak berani bergerak.

Suara bel malah tidak berbunyi lagi, setelah beberapa saat, suara pengingat sms datang.

Joanne Gu menggantung matanya, bulu matanya basah dan menempel di ujung matanya, ujung hidungnya yang bulat memerah.

Mengangkat hpnya, dia yang kirim: Apakah tidak apa-apa?

Joanne Gu meletakkan hpnya, menundukkan kepala dan memejamkan mata, hatinya berantakan dan bingung seketika, menggigit bibirnya dan tidak pergi memikirkan sepasang mata gelap pria itu.

Pria yang bersandar di kursi baring itu sekarang sangat buruk, tubuhnya sangat tegang dan mengerutkan kening, tangannya memegang tissue dan menutupi hidungnya, bau kentalnya menyengat di udara, tunggu lama, punya balasan.

Joanne Gu saat itu sudah menenang, kata-katanya juga sangat formal dan rasional serta dingin tidak berperasaan: Aku tidak memiliki kecenderungan untuk mengekspos, Tuan Shen jangan salah paham. Semalam ketemu tidak sempat mengatakan apa yang ingin dikatakannya, mencari waktu, mari kita bicara rasional tentang masalah anak-anak, berharap Tuan Shen akan selalu memperjelas satu point, anak adalah sesuatu yang kamu tidak inginkan pada awalnya, keberadaan mereka di dunia adalah keajaibanku. Kamu adalah ayah dari anak, juga hanya memiliki hubungan darah saja. Jika Tuan Shen mengganggu dengan tidak masuk akal, aku akan mengajukan permohonan ke kantor polisi untuk menghentikannya.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu