Baby, You are so cute - Bab 163

Melihat semua orang menghentikan makannya dan melirik ke arahnya, dengan perasaan sangat malu dia bertanya: “Ke… napa? Apa aku terlalu berisik?”

Bibir tipis merah muda Wilson Wen melengkung indah, dia menggelengkan kepalanya dan berkata: “Tidak, sebaliknya, kamu lanjutkan saja.”

Pertanyaan Joanne Gu tidak mendapatkan jawaban?

Adik keempat dengan anggun mengambil makanannya dan berkata: “Lanjutkan saja makan seperti itu, cara makanmu meningkatkan nafsu makan kami.”

Wajah Joanne Gu merona, lebih tepatnya cara makannya sungguh berantakan!

Karena selama dia bersama dengan paman, dia tidak pernah dikritik sehingga membuatnya lupa untuk menahan diri.

Setelah menunggu para senior selesai makan, Joanne Gu segera membawa dompet kecilnya untuk membayar tagihannya!

Total makanan mereka hanya menghabiskan 146.000 rupiah, sepertinya kak Wilson dan lainnya tahu bahwa dia tidak punya uang, mereka bahkan memesan menu yang paling murah.

Dengan penuh sabar Joanne Gu menunggu kembalian uangnya, tapi dia juga merasa sedikit melukai harga dirinya.

Ketiga orang sedang menunggunya di luar pintu restoran.

Wilson Wen menitikkan abu rokoknya dan satu tangannya menyelip di saku celananya, penampilanya terlihat santai tapi sangat menawan, pandangan matanya yang sedang menatap ke arah kasir kini beralih ke arah Michelle Xiao: “Tidak bisa membencinya, bukan? Makan saja dia begitu menggemaskan.”

Michelle Xiao mengerutkan bibirnya dan berkata: “Tidak ada tata kramanya.”

Adik keempat: “Ini karena Charlie yang tidak bermoral! Istrinya makan seperti itu dan dia masih dengan senang hati melihatnya tanpa mengkoreksi, tidak bermoral!”

“Manusia lapuk itu sudah tergila-gila padanya, bagaimana bisa mengkoreksinya?”

Ucap Wilson Wen dengan dingin, gadis kecil itu telah mendekat sambil menghitung uang koinnya.

Sekelompok orang itu telah kembali ke bagian rawat inap.

Joanne Gu berencana untuk kembali ke bangsalnya untuk tidur siang sejenak, tiba-tiba seorang perawat yang baru saja keluar dari ruangan VIP memanggilnya.

“Nyonya Shen, suami Anda tidak mau makan.”

Wajah bahagia Joanne Gu setelah makan siang tadi seketika lenyap, “Kenapa? Tidak nafsu makan?”

“Dia tidak berbicara, wajahnya terlihat suram, jadi aku tidak berani menanyakannya.”

Dia memang susah dilayani, banyak tingkah!

Ingin sekali Joanne Gu berbalik badan dan pergi, kebiasaan, biarkan saja dia mati kelaparan!

Namun, dia sangat memahami sifatnya, jika tidak makan, maka sampai mati pun dia tetap tidak makan, dan jika dia tidak makan bagaimana dia mau sembuh?

Dia menasehati dirinya untuk tidak berdebat dengannya!

Sambil menekan ekspresi wajahnya, Joanne Gu berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Di atas ranjang tersebut telah dipasang sebuah meja dengan makanan yang telah disajikan di sana.

Pria yang tidak ingin dilihat olehnya tengah bersandar lesu di kepala tempat tidur, wajahnya terlihat tirus dan pucat melebih apa pun, masker oksigennya telah dilepas, bibirnya tipis menyerupai garis lurus, pria itu sedang menatapi ponsel di tangannya dengan ekspresi cemberut, entah apa yang sedang dilihat olehnya.

Joanne Gu melirik mangkuk yang disajikan di atas meja tersebut, ada bubur dan lauk pauk yang masih panas.

Dengan wajah dingin dia mengulurkan tangannya dan merebut ponselnya!

Pria itu mengerutkan keningnya, lalu menatapnya dengan pandangan yang sangat tajam.

Joanne Gu segera melempar ponsel tersebut ke atas sofa yang ada di sampingnya.

Sorotan mata yang mengarah ke arahnya itu tajam bagai silet.

Joanne Gu seolah-olah tidak melihatnya, dia mengambil sesendok bubur dan menyodorkannya ke bibir tipis dingin bagai es tersebut, dia tidak berbicara, melainkan menatapnya dengan dingin.

Namun, setelah menunggu sekian menit dan mulutnya masih saja membeku.

Joanne Gu mulai emosi, kesabaran ada batasnya, dia tidak mungkin membujuknya dengan suara rendah, mengapa perlu takut padanya hanya karena dia seorang pasien?

Dia meletakkan sendoknya, kemudian dua tangannya menekan kedua sisi rahangnya yang dingin.

Gerakannya terlalu cepat, Charlie Shen bahkan tidak bisa menghindarinya, entah tenaga dari mana sehingga berhasil membuat mulutnya terbuka!

Setelah melihat mulutnya yang telah terbuka, Joanne Gu dengan secepat kilat mengambil sendok buburnya dan memasukkan bubur tersebut ke dalam mulutnya!

Dia menyuapi dan menutup kembali mulutnya, tangan mungilnya kembali meraba jakun yang tengah menonjol di lehernya, karena Charlie Shen geli tanpa sadar dia menelan bubur tersebut, tapi setelah itu dia terbatuk-batuk!

Wajah pria itu tampak memerah karena batuk-batuk, terlihat sangat menderita, lalu dia menatapnya dengan tajam dan berteriak: “Dasar wanita kejam! Apa sudah tidak sabar untuk membunuhku?!”

Tadinya Joanne Gu bermaksud ingin mengelus dadanya agar dia bisa merasa bernapas dengan baik, tapi begitu mendengar perkataannya, amarahnya meledak seketika!

Dia mengulurkan tangannya dan mendorong dada yang terlihat kurus banyak itu, masih mengatur tenaganya dengan baik dan berhasil membuatnya berbaring di atas ranjang! Tangan kecilnya mencekik lehernya dan dengan tatapan menyeramkan, dia berkata: “Memangnya kenapa kalau aku ingin membunuh orang tua sepertimu? Kenapa memangnya jika aku menindasmu? Jika tangan dan kakimu bisa bergerak, ayo lawan aku seperti kamu menindasku di ruangan kecil waktu itu! Banyak tingkah! Tidak mau makan? Akan kupukul dirimu dan kamu akan memakannya!”

Charlie Shen tertawa: “Sialan, coba saja!”

Begitu suara parau itu terdengar, sebuah tamparan melayang ke wajah tampan yang tampak pucat itu!

CEO…… tercengang!

Tangan Joanne Gu kesemutan setelah melayangkan tamparan tersebut!

Bisa terlihat seberapa besar kemarahan yang telah ditimbulkan oleh pria tersebut.

Joanne Gu juga seketika merasa bingung……

Pria yang tengah dicekik olehnya juga lebih bingung darinya, mata tajamnya bagai bilah pisau yang tengah membelah bongkahan es…… hancur berantakan! ……

Hawa dingin menyelimuti seluruh tubuh Joanne Gu, dan seketika membuatnya gemetaran!

Wajah mungilnya terlihat pucat dan tak bernapas.

Apa yang baru saja dia lakukan? Apa yang telah dia perbuat!

Kenapa dia memukul suaminya? Dia telah menampar suaminya! Dia…… telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga!!

Apa…… yang harus dilakukannya saat ini?

Segera meminta maaf?

Apakah pria sepertinya bisa menerimanya?

Apa dia berlagak seolah-oalah hal ini tidak pernah terjadi?

Apakah pria ini bisa menganggap hal ini seolah-olah tidak pernah terjadi?!

Lalu, bagaimana ini!

Setelah melewati beberapa pemikiran kilat super bijak!

Joanne Gu akhirnya memutuskan! …… untuk melayangkan beberapa tamparan lagi……

Lagi pula dia sudah memukulnya, dan nasi sudah menjadi bubur, selagi dia tidak bisa bergerak, maka biarkan dia melampiaskan semuanya!!

Karena CEO masih tercengang, tiba-tiba pipi bagian kiri kembali mendapatkan tamparan!

“Jo……”

Lalu diikuti beberapa tamparan di keningnya!

“Jo……”

Kemudian, dua daun telinga yang indah kini juga telah memerah bagai darah!

Charlie Shen: “……”

“JOANNE GU, CUKUP! …… um……”

Raut wajah CEO sangat menyeramkan, lalu terhentikan karena…… sebuah ciuman ganas!

Tentu gadis kecil ini tidak bisa dengan ciuman ganas yang dimaksud ini.

Setelah bersentuhan dengan wajah pria itu dan aroma lembut yang berhembus, tangan mungilnya yang tengah mencengkeram kerah baju rawatnya pun menjadi kaku dan cemas, lalu dia melumat kuat bibir tipis pria tersebut!

Lagi-lagi Ceo tercengang……

Di saat Charlie hendak bereaksi, dia mengulurkan tangannya dan menopang leher belakangnya, kemudian Charlie berpikir dengan cermat bahwa ini sepertinya ciuman pertama darinya yang begitu ganas!

Tapi……

Pikirannya buyar seketika setelah Joanne Gu tersipu membagikan rasa manis dari ubi yang ada di dalam mulutnya!

“Siang ini aku makan ubi, manis sekali, bukankah aku sudah memukulmu? Maka, aku memberimu permen dan kita impas!”

Ceo: “……”

Joanne Gu mulai bangkit dari posisinya, lalu dengan secepat kilat dia menempelkan bibirnya di telinga dan berbisik: “Semua ini belajar darimu, menampar kemudian memberimu permen, kamu juga harus merasakannya!”

“……”

Pria itu memejamkan matanya,

kemudian menjilat bibir tipisnya dan berkata dengan nada menggoda: “Permen yang diberikan tidak cukup.”

Joanne Gu: “……”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu