Baby, You are so cute - Bab 149

"Setelah kantong infus ini habis, makan obat, tidur sebentar, lalu setelah kamu terbangun, mau pergi kemana pun, aku tidak akan menghentikanmu!"

Wilson Wen sekali lagi menusukkan jarum ke punggung tangan Charlie Shen.

Tubuh yang tidak bergerak di atas ranjang itu, tidak bersuara apapun. Wilson Wen menatap wajah Charlie Shen yang masuk dalam ke bantal yang pernah digunakan oleh perempuan itu. Aroma perempuan itu, sepertinya merupakan satu-satunya dorongan Charlie Shen untuk hidup.

Ekspresi Charlie Shen setelah pulang ke Kota A, mendobrak pintu rumah dan tidak menemukan perempuan itu, Wilson Wen masih ingat sampai sekarang. Itu adalah kegagalan yang tidak pernah dia lihat dari wajah Charlie. Seperti sudah mati, mata Charlie seperti tidak akan nyala lagi seumur hidup ini. Semua energi dalam tubuh seperti ditarik keluar. Malam itu Charlie Shen pingsan, api panik menyerang hati, langsung demam 40 derajat.

Pria yang begitu kuat dan tangguh itu, sekarang menjadi seperti ini.

Kalau bukan cinta, apa lagi?

Pantas saja Charlie tidak bersedia bermain cinta lagi. Cinta, memang menyiksa orang.

Wilson Wen menutup lampu dan berjalan keluar kamar. Jones Zhang baru datang.

"Dokter Wen, sudah mencari di satu Kota A. Dari pihak bandara juga sudah mendapat informasi pasti, nyonya tidak pulang ke Kota A."

Hati Wilson Wen berat dan memijat pelipisnya. Kalau di Kota A apapun mudah. Kota A adalah wilayah kekuasaan Charlie dan mereka-mereka ini.

Kota S melewati dua provinsi. Wilson Wen tidak kenal terhadap kota lembap yang berada di selatan itu.

"Sekretaris Zhang, kondisi penyakit Charlie aku akan serahkan kepada teman dokter yang paling aku percayai. Saat dia bangun, kamu jaga di sampingnya. Aku langsung pesan tiket ke Kota S!"

Jones Zhang segera menganggukan kepala. Untung saja ada beberapa sahabat baik bosnya ini.

......

Joanne Gu memeluk diri duduk di kursi lorong rumah sakit sampai jam satu subuh. Menangis sedih sampai terakhir, hanya bisa menghadapi kenyataan ini, berusaha memikirkan cara untuk menyelesaikan kenyataan ini.

Dia pergi mencari dokter, menginginkan ranjang 85 itu sepanjang malam.

Biaya ranjang diperpanjang besok siang. Joanne Gu berusaha menyelesaikan semua infus di hari kedua sebelum jam perpanjangan.

Infus adalah cara pengobatan yang khasiatnya paling cepat. Setelah makan satu mangkuk bubur di kantin rumah sakit, Joanne Gu merasa sedikit lebih bertenaga.

Di dalam tas, ponsel Nokia yang ditukar itu, dia menemukan toko service di luar rumah sakit.

Setelah membeli kartu nomor lokal, bermain internet dengan kuota. Internet adalah barang yang bagus, bisa dengan cepat membantunya mengenal kota asing ini.

Pergi kemana ya? Setelah Joanne Gu mempelajari, dia memilih universitas yang berada jauh dari pusat kota.

Lingkungan di sekitar universitas mudah, juga yang dia familiar. Satu tempat kecil di kota. Tempat yang tidak menarik perhatian. Tidak mudah terlihat.

Dari rumah sakit sampai universitas ekonomi, perlu naik dua kereta. Saat sore hari, Joanne Gu baru sampai.

Setelah infus, langsung berpergian, energinya sudah hilang daritadi. Setelah dia turun dari bus, dia menahan diri mencari satu putaran di sekitar universitas, cari hotel di sekitar klinik dan tinggal di sana dulu.

Joanne Gu memesan air dari bos, lalu setelah cuci tangan, memakan obat. Dia meringkuk tanpa melepas baju dan celana di ujung ranjang. Setelah memejamkan mata sejenak, detak jantungnya berdetak sangat cepat. Adalah sejenis perasaan khawatir dan tidak berdaya di sebuah tempat yang asing.

Ini adalah hari kedua meninggalkan pria itu. Dia tidak mempunyai perasaan nyata sedikit pun. Apa yang dia lakukan, berjalan di jalan mana, semuanya tidak ada yang teringat, kepalanya kosong.

Dia hanya terus memberitahu dalam hatinya, menghibur dirinya; Satu hari demi satu hari berlalu, pasti akan membaik, akan terbiasa.

Malam hari, ketenangan yang hanya ada dia seorang di satu lantai hotel, membuatnya ketakutan. Joanne Gu melamun menatap ponsel. Tubuhnya sangat kelelah, tapi tidak berani menutup lampu dan tidur. Matanya tanpa sadar sudah berubah merah. Tidak bisa tahan lagi, dia pun telepon pada sahabat terbaiknya.

Di ujung sambungan terdengar suara Emily. Joanne Gu menutup bibirnya dengan tangan gemetar dan menangis tanpa suara.

......

Tanggal 8 Mei, jam 9 pagi, di area kota lama di Kota A.

Ander Jiang menghentikan mobil, sambil menelpon Ethan Lu sambil berjalan masuk ke dalam komplek. Memarkirkan mobil hitam di bawah gedung komplek, Ander Jiang melihat beberapa kali baru naik ke atas.

Baru saja membuka pintu sekuriti yang usang, di dalamnya berantakan.

"Emily?"

"Di sini!"

Ander Jiang yang baru berjalan masuk terkejut. Tidak mempedulikan dia yang masih telepon dengan Ethan, melempar ponsel ke samping, dan langsung menghentikan orang yang sedang membereskan koper, "Apa yang kamu lakukan!"

"Aku mau pergi ke Kota S!" mata Emily merah. Kemarin setelah Joanne menelponnya, dia belum tertidur sedikit pun.

"Ander, dulu aku seharusnya menghentikan Joanne! Aku menyesal. Sekarang Joanne bersembunyi sendirian di universitas ekonomi apa di Kota S. Tidak tahu kena penyakit apa, terus batuk. Dia menangis dan berkata ingin berpisah dengan Charlie. Pasti pria itu yang menindasnya berlebihan, Joanne baru bersembunyi begitu jauh, tidak berani pulang. Tidak berani pulang... Hiks, hiks..."

"Kamu tenangkan diri dulu! Katakan yang jelas."

Emily menceritakan ulang yang kemarin Joanne katakan kepadanya lewat telepon.

Ander Jiang mengerutkan dahi, "Emily, kamu tidak boleh mencari Joanne sekarang."

"Dia sakit sendirian!" Emily mengangkat koper dan berkata, "Aku sudah pesan tiket kereta api..."

"Charlie juga sedang mencari dia! Charlie sudah memantaumu. Di bawah gedung kita ada satu mobil hitam. Orang seperti apa Charlie Shen itu. Takutnya kamu yang membongkar keberadaan Joanne, tahu tidak!"

Koper Emily terjatuh ke atas lantai. Dia yang belum pernah bertatapan langsung dengan pria itu, hanya memikirkan saja sudah merasa sangat ketakutan.

Tok, tok, tok——

Ketukan yang tidak cepat juga tidak lambat di luar, Emily dan Ander Jiang saling bertatapan satu sama lain.

Tempat mereka tinggal, selain Joanne datang, hanya Ethan Lu saja yang datang. Ketukan pintu dua orang itu bukan seperti ini.

Ander Jiang pergi membuka pintu.

Pintu dibuka, wajah Emily pucat. Benar-benar apa yang ditakuti yang datang!

Ander Jiang untuk kedua kali melihat pria yang kaya dan berkuasa itu, berbeda dengan waktu itu.

Kali ini kurus sangat banyak. Terdapat tanda-tanda penyakit yang jelas di wajah pria ini. Tapi berdiri di sana, tubuh yang tinggi dan kedinginan yang tidak dapat diabaikan itu, tetap mampu membuat orang merasa tertekan.

Kedua tangan Charlie Shen dimasukkan ke dalam kantong celana jas hitam. Wajah yang kelihatan sakit itu, dagu yang kurus terlihat semakin tajam, tapi tidak mengurangi ketampanan pria itu di mata orang-orang.

Emily mengerti. Dengan wajah seperti itu, kalau dia adalah Joanne, juga akan terjebak ke dalamnya.

Pria itu mengerutkan dahi, langkah besar yang tidak terlalu stabil, berjalan masuk, dan langsung berdiri di hadapan Emily, "Nona Han?"

Suara yang rendah dan serak, pandangan yang tajam, tapi ketika memandang orang sangatlah sopan.

Emily merasakan aura gelap di atas kepalanya, tidak berkata apapun.

"Aku sedang mencari istriku, sangat panik. Harap Nona Han memberitahu dengan jujur dan lengkap."

Emily sudah akan hancur oleh tekanan tidak berbentuk ini, tapi dia menutup bibir rapat-rapat. Dia ingat jelas kemarin malam saat Joanne menelponnya, seberapa sedihnya Joanne menangis.

Charlie Shen menunggu selama satu menit. Tidak bicara lagi, hanya memejamkan mata dengan lelah, dan mengangkat jari panjangnya.

Dari luar masuk seorang pria kuat dan seorang wanita berpakaian kerja. Pria kuat itu menahan Ander Jiang, sedangkan wanita itu maju dan menggeledah baju Emily.

"Apa yang kamu lakukan? Tuan Shen, apa yang kamu lakukan!"

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu