Baby, You are so cute - Bab 86
Dokter Gu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian menatap Kak Wang dan Bibi Zhou sambil berkata, “Demam Nyonya Shen sudah mereda, namun mungkin saja bisa mengalami demam tinggi, aku meresepkan dua obat demam untuknya. Dia sekarang mengalami mimpi buruk akibat dari ketakutan yang berlebihan, dia akan sadar sebentar dan kembali tidur, kondisi seperti ini mungkin akan berlangsung selama satu hingga dua hari, kesehatan tubuhnya memang kurang baik. Luka pada bagian bawah tubuhnya tidak parah, hanya saja bekas luka lama merobek kembali. "
Bibi Zhou dan Kak Wang mengangguk.
Dokter Gu mencibir dan bercanda, “Tuan kalian kali ini sudah menujukkan belas kasihanya, hmm."
Bibi Zhou dan Kak Wang tercengang, wajah mereka juga berubah, meskipun penuh dengan kemarahan tetapi mereka juga tidak berani mengatakan keburukan majikannya sendiri.
Kak Wang turun ke bawah untuk membuat obat kepada Nyonya.
Bibi Zhou membantu Dokter Gu untuk mengobati luka pada bagian bawah tubuh nyonya, ada memar di sekujur tubuhnya, Dokter Gu berkata bahwa luka pada tubuhnya tidak parah, kebanyakan hanyalah memar, bisa diobati dengan mengoleskan salep untuk memudarkan memar, hingga menghilang secara total.
Pukul dua pagi, mereka mengantar Dokter Gu pergi.
Kak Wang dan Bibi Zhou saling memandang satu dengan lainnya, setelah itu mereka melihat jam dinding secara bersamaan, dengan sangat kompak, tidak ada dari mereka yang menelepon Tuannya untuk melaporkan situasinya.
Meski tidak berani, mereka juga ingin membela Nyonya mereka dan sengaja membuat Tuannya cemas!
...
Orang yang menduduki Porsche Cayenne itu mengemudi sendirian dan kesepian di jalan pada pukul 2.30 pagi.
Malam itu terasa sangat dingin.
Sebuah lampu jalan redup melintas di kaca depan mobil, menyinari wajah datar sang pengemudi, lampu tersebut kadang terang kadang redup, sama seperti hatinya saat ini.
Tubuh yang tegak dan kuat itu, seperti binatang yang digantung di malam yang gelap, garis ototnya terlihat kuat dan kencang.
Sebanyak apapun rokok yang dia hisap, tidak bisa menghilangkan rasa depresi dari dalam hatinya, dikarenakan dirinya tidak ejakulasi.
Pria dengan suasana suram dari dalam hatinya menyandarkan lengannya pada jendela mobil, jari-jarinya yang panjang menyentuh pelipisnya, satu tangannya lagi sedang memutar setir mobil dengan malas.
Di kota besar, kehidupan malam seorang pria dewasa sangat beraneka ragam, namun dirinya malah tidak tahu harus pergi kemana.
Setelah berpikir sejenak, dia menelepon Roy Xiao.
Di White Pigeon Nightclub. Setelah Roy Xiao menjawab panggilan tersebut, dia bangun dalam keadaan mabuk, kemudian bangkit dan menendang kaki Wilson Wen, "Jangan melolong lagi, Kakak ke-5 segera datang!"
Wilson Wen sedang bernyanyi dengan seorang wanita penghibur, kemudian dia menggerakkan kelopak matanya, “Omong kosong, Adik ke-5 sedang sibuk menemani nona cantik——"
Sebelum selesai berbicara, ruangan pribadi mereka ditendang buka oleh seorang pria dengan kaki lurus dan panjang, udara dingin tiba-tiba masuk melalui pintu tersebut.
Wilson Wen, Roy Xiao, dan adik ke-4 memandang ke arah pintu tersebut secara bersamaan.
Bukankah pria ini seharusnya sedang menemani nona cantik!
Charlie Shen memasuki ruangan pribadi yang terasa aneh, dia mengerutkan kening setelah melihat cahaya dari dalam ruangan, kemudian berjalan menuju sudut paling sunyi.
Setelah duduk, ada seroang wanita sedang berlutut di hadapannya dan menuangkan anggur untuknya, dia tidak peduli dengan seberapa besar ukuran payudaranya, dia hanya ingin minum.
Roy Xiao duduk di samping pria itu, diam-diam mengawasinya meneguk segelas demi segelas Vodka ke dalam tenggorokannya.
"Kak Wilson——" Roy Xiao tidak punya nyali untuk menghentikannya, jadi dia meminta bantuan Wilson Wen.
Wilson Wen menatap tajam ke pria sedingin es itu dan mengangkat bahu.
Charlie Shen minum empat gelas berturut-turut, wajahnya yang tampan terlihat murung, dia mengerutkan alis sambil mengeluarkan sebatang rokok, dia menyilangkan kakinya, saat menyalakan rokoknya dia baru menyadari bahwa ruangan tersebut sangatlah hening, layar yang berada di depannya juga hanya ada gambar yang berkedip-kedip namun tidak bersuara, dia menggerakkan kelopak matanya, melirik sekilas orang-orang yang sedang menatapnya dan berkata, “Mengapa tidak lanjut bernyanyi?"
Semua orang menjadi kaku, Roy Xiao memberikan mikrofon kepada wanita penghibur, seketika ruangan tersebut kembali ramai, tetapi suasananya berubah menjadi sedikit aneh setelah pria berwajah datar ini bergabung.
“Adik ke-5.” Wilson Wen melihat bahwa dia hendak minum gelas ke-7, kemudian memberanikan diri mendekatinya.
"Di tengah malam hari kelima Tahun Baru Imlek, apakah kamu sedang bertengkar dengan Joanne?"
Wajah Charlie Shen acuh tak acuh, kelima inderanya menggambarkan dirinya yang sedang kelelahan, dengan mengerutkan alis yang dalam, bibir tipis yang menempel erat menunjukkan pria ini terlihat tidak berperasaan.
Dia tampak lelah dan menoleh untuk melihat Wilson Wen, suaranya sama dengan tatapannya, sangat dingin.
"Aku tidak berencana mengubah niat awalku untuk menikahinya, membelinya dengan 200 juta yuan masih dengan tujuan yang sama."
Wilson Wen terkejut dan mengerutkan kening dalam-dalam, “Kamu berkata seperti ini setelah meniduri wanita tersebut, Charlie, kamu terlalu kejam!"
Dia menggerakkan sudut bibirnya, wajahnya redup: "Aku sudah cukup tersakiti oleh kata 'tulus'."
“Hubungan antara dirinya dan Ethan Lu terlihat ambigu, sungguh menyebalkan."
Wilson Wen tahu apa yang ada dalam pikirannya.
Camilla Lu pernah mengutuknya membuat permintaan Charlie terhadap wanita sangat tinggi, tubuh dan pikiran wanita tersebut harus bersih, dia tidak bisa menerima jika wanita tersebut menyembunyikan pria lain di dalam hatinya.
tapi……
"Jangan terlalu cepat membuat keputusan, mungkin saja kamu salah paham terhadap mereka? Joanne bukan tipe gadis licik yang akan selingkuh, dia terlalu polos dan juga terlalu keras, Ethan Lu yang melepaskannya terlebih dahulu, bagaimana mana mungkin Joanne Gu menginginkannya lagi?"
Charlie Shen meremas gelas anggur di tangannya, dan urat birunya muncul dari akar jarinya yang indah.
Dia mengerutkan alisnya dan menatap cairan merah tua yang indah itu, mata pria tersebut terlintas tanda berbahaya, kemudian dia mencibirr, "Aku melihatnya dengan mataku sendiri."
Wilson Wen mengangkat alisnya dan berhenti berbicara untuk sesaat, dia masih menjaga sikapnya agar tetap netral.
Nyanyian Roy Xiao di ruang pribadi itu sangat merdu, tapi tempat ini terkesan sunyi dan melankolis.
Charlie Shen menghabiskan dua botol Vodka sendirian, dan wanita tersebut keluar untuk mengambil botol vodka yang baru.
Wilson Wen melihat pria yang pendiam dan serius ini melihat jam tangannya dari waktu ke waktu.
Charlie Shen terus-menerus menunggu, apa yang terjadi pada Kak Wang? Bukankah sudah menyuruhnya untuk melaporkan kondisi Joanne Gu setelah diperiksa dokter, sekarang sudah jam 4 pagi.
Wanita tersebut memasuki ruangan dengan membawa botol vodka yang baru, dia melihat pria bertubuh tinggi bangkit dan mengambil ponselnya kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Di bagian koridor yang lebih sunyi, Charlie Shen berdiri di dinding, seorang pria tampan selalu dilirik oleh semua orang kemana pun dia pergi, wanita yang berlalu lalang memandangnya dan hampir menghalangi jalan di koridor.
Pria yang menyebabkan kemacetan di koridor sedang mengerutkan alis dan memejamkan matanya kemudian menekan alisnya yang terasa sakit dengan satu tangan.
Dia bertengkar dengan diri sendiri dalam waktu yang lama, tetapi malah kalah, sialan, pada akhirnya dia tetap tidak bisa melepaskannya.
Tindakannya lebih sadar dari pikirannya, tangannya sudah mulai menekan nomor telepon rumah vila.
Kak Wang menjawab dengan cepat di seberang sana, dan suaranya terdengar agak cemas, "Tuan, kata Dokter Gu sebentar lagi Nyonya akan bangun, tapi dia masih belum bangun! dia masih bermimpi buruk dan berkomat-kamit tidak jelas, Tuan cepatlah kembali untuk melihat Nyonya.”
“Tuan, kata Dokter Gu sebentar lagi Nyonya akan bangun, tapi dia masih belum bangun! dia masih bermimpi buruk dan berkomat-kamit tidak jelas, Tuan cepatlah kembali untuk melihat Nyonya.”
Di koridor yang gelap dan terpencil, pria tampan berkulit putih itu menujukkan ekspresi dingin di wajahnya, seolah semuanya tidak ada hubungannya dengannya.
Tapi setelah dia menutup telepon, dia merokok lagi dengan kesal.
...
Wilson Wen dan Roy Xiao tidak melihat pria itu kembali untuk sementara waktu, dan ketika mereka mengikutinya keluar,
Charlie Shen sudah memanggil supir sewaan.
Lelaki dengan proporsi kaki panjang yang sempurna memiliki keanggunan dalam keadaan mabuk, setelah menduduki kursi belakang mobil, satu kakinya yang panjang masih berada di luar.
Wanita yang baru saja menuangkannya vodka untuknya membantunya keluar, wanita tersebut membantu mengangkat kaki panjang pria itu dengan kagum, dia sedikit mengernyit, tetapi dia memasukkan kakinya ke kursi belakang dengan patuh.
Wanita tersebut tersenyum menawan dan membungkukkan badan untuk memasuki mobil.
Charlie Shen mencium aroma dan membuka matanya.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongI'm Rich Man
HartantoThe Sixth Sense
AlexanderSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiDiamond Lover
LenaPerjalanan Selingkuh
LindaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275