Baby, You are so cute - Bab 220
Perempuan itu jatuh oleh dorongan Charlie Shen yang kelihatan tidak kuat itu dan menengadahkan kepala dengan marah, "Paman Shen, Tuan Shen, apa yang kamu lakukan? Aku baru beli celana jumpsuit ini!"
"Bukankah kamu tidak makan seledri, kalau tidak untuk apa menyuruhku mengeluarkannya?" perempuan itu menepuk-nepuk debu di pantatnya dan berdiri.
Charlie Shen mengangkat bagian celana di sikunya dan duduk di atas sofa.
Kedua siku menopang di atas paha, dengan gaya sangat santai, mengambil sumpit, dan berkata sambil mengangkat alis, "Aku makan seledri, makan bakung juga. Kalau aku suka makan terpisah, kamu punya keberatan apa?"
"Dasar banyak urusan."
Charlie Shen tersentak. Dalam ingatannya juga ada orang yang menilainya seperti ini. Dia pun tersenyum kecil, menundukkan kepala, dan mulai makan.
Perempuan itu melihat Charlie Shen makan dengan fokus dan berkata, "Tuan, kamu makan. Aku pertama kali masuk ke hotel mewah seperti ini. Aku jalan-jalan keluar dulu ya."
Charlie Shen mengangkat kepala sedikit, pandangannya dalam dan menatap perempuan itu, "Jangan sembarangan berlari, kalau tersesat aku tidak akan pergi ke kantor polisi untuk membawamu kembali."
"Apakah aku selemah itu!" perempuan itu teriak lalu keluar rumah dengan cepat.
Di lorong luar kamar, perempuan itu menundukkan kepala, mengelus pipi panas karena pesan pria itu tadi. Wajah yang awalnya terbengong, perlahan-lahan muncul sedikit keraguan.
Perempuan itu menghentakkan kaki dan pergi dengan kesal.
........
Joanne Gu membawa kertas kontrak yang sudah sedikit lecek. Seperti gasing yang tidak hentinya berputar, berjalan bolak-balik di hotel resort dengan sibuk dan kaku.
Dalam kontrak yang berat ini, ada harga dirinya yang diinjak dan juga sedekah tidak sabar dari mantan suaminya.
Tapi tidak apa-apa, ada kontrak, ada uang dari kontrak ini.
Mau sesulit dan seburuk apa pun, pikirkan anak-anak.
Setelah bicara dengan baik dengan sembilan bos ini, tentu saja juga karena di tangannya ada kontrak tanda tangan "Charles Shen" ini, sembilan kontrak, juga langsung ditandatangan.
Dilla Zhao berdiri di pinggir jalan dengan senang, "Kak Gu, malam ini kita harus merayakannya!"
Angin sore bertiup membuat Joanne Gu kedinginan. Dia memaksakan sebuah senyuman, "Boleh merayakan. Dilla kamu pulang ke hotel dulu. Aku mau jalan-jalan sendirian."
"Apa?"
Dilla Zhao sebagai asisten tidak sempat berkata apa pun, langsung ditarik oleh Joanne Gu, dimasukkan ke dalam taksi.
Resort di dalam sebuah bar.
Joanne Gu masuk, berdiri di samping meja bar, berkata sambil menunjuk rak bir, "Satu bir snowflake."
Pramutama bar menganggukan kepala.
Di bawah cahaya bar gelap, Joanne Gu membawa tas masuk ke toilet.
Dia menelpon kepada anak kesayangannya, nada bicaranya sangat senang, terus tertawa, membahas setelah pulang dari kerja luar kota akan membeli tas kecil untuk Joanne Gu. Little Ice Cream berkata ingin berbie, Joanne Gu menyetujui. Besok pergi jalan-jalan di mall.
Telepon sampai terakhir, Ice Cream yang baru mempunyai kesempatan menerima telepon, bertanya dengan suara nyaring, "Ada apa ibu?"
Joanne Gu tersentak. Pikiran anaknya pintar, mirip sekali dengan seseorang, terlalu sensitif.
Joanne Gu perlahan-lahan berjongkok di samping dudukan toilet, menjauhkan ponsel, sedangkan satu tangan lagi menutup bibir.
Ibu tidak apa-apa, hanya merasa sangatlah lemah. Dia tidak seharusnya menandatangan kontrak ini dengan pria itu. Semua kerja sama dan kontrak yang perlu berdasarkan persetujuan pria itu, tidak seharusnya dia ambil.
Tapi harga diri ibu tidak bisa dijadikan makanan.
Dan juga...
Ibu melihat ayah kalian mempunyai pacar baru.
Ibu sampai mati juga tidak akan memberitahu pria yang sama sekali tidak layak itu, kalau dia mempunyai putra dan putri yang lucu, kembar beda jenis kelamin.
Saat Joanne Gu kembali ke tempat duduk, snowflake sudah selesai dibuat.
Sebelum jam 8 malam, kehidupan malam belum benar-benar dimulai, orang-orang di dalam klub lebih sedikit, dan musik perlahan-lahan berputar.
Joanne Gu mengangkat gelas bir dan meminumnya satu teguk demi satu teguk, tidak berani mabuk. Kalau sampai dimarahi Leon, pria itu benar-benar monster yang tegas. Tapi Joanne Gu sangat suka dan kagum pada cara kerja pria itu.
Desain kuno bar, di pintu terdapat lonceng angin. Saat orang masuk akan terdengar suara.
Pintu ada di belakang diagonal Joanne Gu. Kali ini terdengar suara yang sangat kencang.
Joanne Gu menolehkan kepala tanpa sengaja. Dari pintu, masuk seseorang memakai jumpsuit, poni rata, berambut panjang, wajah kecil, dan bergerak lincah.
Karena bertatapan, perempuan itu berjalan ke arah Joanne Gu.
Sepasang mata yang besar, kelihatan jernih, Joanne Gu bertatapan selama tiga detik dalam diam. Menundukkan pandangan dan menarik kembali pandangan.
Dia empat tahun yang lalu, mungkin juga seperti ini, mempunyai sifat khusus, saat melihat orang, mengandung perasaan yang tidak dapat disadari oleh diri sendiri juga.
Sang perempuan berjalan ke sisi lain bar dan berkata dengan nyaring, "Satu botol Bloody Mary!"
Di dalam negeri, orang yang memesan Bloody Mary sangat sedikit. Pramutama juga melihat perempuan itu. Perempuan itu membelalakkan mata dan tersenyum nakal.
Pramutama sedang mencampurkan alkohol.
Joanne Gu melihat perempuan itu duduk di kursi dek bar, menundukkan kepala, memainkan ponsel, seperti sedang melihat Wechat moment, postingan Weibo, dan sejenisnya.
Setelah Joanne Gu selesai minum gelas kedua, dia meminta gelas ketiga.
Beberapa tahun ini tubuhnya sudah terlatih minum bir. Lengan putihnya terletak malas di atas meja bar, tubuhnya panas, bersentuhan dengan marmer dingin.
Dia menyadari dengan sedikit telat getaran di ponsel.
Dia melihat, ternyata telepon dari Leon.
Joanne Gu menyandarkan kepala di meja bar. Gerakannya pelan, menelpon kembali, dan lonceng dering di pintu kembali berbunyi lagi.
Aroma mint yang jelas masuk ke dalam indera penciuman, disertai aroma napas pria. Satu aroma demi satu aroma tercium dari belakang Joanne Gu.
Joanne Gu menolehkan kepala, terlihat seseorang mengenakan kemeja putih, celana hitam, mengenakan dasi, wajah yang tampan itu mempunyai keseriusan setelah rapat.
Joanne Gu memiringkan kepala. Mata yang melihat orang familiar itu, dia akhirnya tahu kenapa hati yang tidak tenang seharian ini, akhirnya ada perasaan tenang.
Joanne Gu tersenyum kepada pria itu, "Kenapa kamu tahu aku ada di sini?"
Leon duduk di kursi dek depan pintu. Wanita di pandangannya itu sudah terlihat sedikit mabuk sampai tidak sadar diri.
Leon melihat jam di pergelangan tangannya, memapah Joanne Gu dan mengaitkan jari telunjuk panjang, "Bisa jalan sendiri tidak?"
Joanne Gu membayar, memapah kursi, dan mengangguk patuh.
Kedua kaki mendarat, rok ketat membungkus kaki, naik ke atas cukup banyak, menunjukkan kulit kaki yang putih. Dia tidak menyadari dan berjalan ke arah Leon dengan tampang seperti itu.
Tatapan pria itu jelas, lima inderanya juga cantik. Satu tangan memapah lengan Joanne Gu, satu tangan lagi membenarkan rok hitam Joanne Gu.
Sulit untuk dihindari, pasti tangannya akan menyentuh kulit kaki Joanne Gu.
Joanne Gu menggertakkan gigi, karena malu tidak bisa mengatakan apa pun. Kakinya bergerak, tubuhnya pun menjadi tidak stabil.
Leon mengangkat alis, "Sudah minum berapa banyak?"
Tanpa menunggu jawaban Joanne Gu, Leon menggendong Joanne Gu, membalikkan badan, dan berjalan keluar tanpa mengalihkan pandangan.
Di tempat duduk dek, perempuan mengangkat ponsel, memotret pemandangan di sekitar bar. Ketika menundukkan kepala, mengecek hasil fotonya, melihat ada adegan mesra pria berpelukan dengan wanita.
Dia menatap pria dan wanita di dalam foto. Setelah melihat cukup lama, dia menggeser foto dan melihat pemandangan di dalam bar.
Leon membawa Joanne Gu kembali ke kamarnya.
Mungkin setelah minum bir dan terkena tiupan angin malam, Joanne Gu sedikit pusing, digendong sepanjang jalan oleh Leon, dan lambung yang tergoncang terasa tidak nyaman.
Setelah masuk ke dalam kamar, Joanne Gu turun dari gendongan pria itu dan bersandar di dinding, memaksa berdiri stabil. Dengan wajah merona, dia mengerutkan dahi dan berkata, "Dimana jendela? Buka jendela, panas sekali."
Leon membuka tirai jendela dan membuka satu kaca jendela.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBlooming at that time
White RoseLove and Trouble
Mimi XuMy Lady Boss
GeorgeAwesome Guy
RobinBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275