Baby, You are so cute - Bab 215
"Kepada para bos, kami akan membagikan buku manual dan proposal produk GE terlebih dahulu, silahkan dibaca sambil dibahas..."
Joanne Gu dan asistennya pun membagikan berkas satu per satu kepada masing-masing bos yang duduk di kedua sisi meja pertemuan yang panjang.
Ruang pertemuannya sangat besar, dengan jendela yang besar di sisi barat, Joanne Gu tidak memperhatikan saat dia masuk, bahwa para bos sedang duduk, karena matanya melihat ke bawah dan kepalanya tertunduk 45 derajat dari lantai.
Jari-jarinya yang kurus meletakkan satu per satu berkas dengan rapi di atas meja di depan para bos.
Setelah membagikan berkas itu pada bos yang duduk di kursi keempat, ketika Joanne Gu sedang lewat di belakang bos keempat ini, terdengar suara langkah kaki yang stabil dari jendela besar di sebelah kiri.
Ketika Joanne Gu mendengarnya, dia pun mengangkat kepalanya dan tersenyum dengan profesional--
Senyum manisnya kaku dan canggung, terpaku pada sosok tinggi dan hitam yang sedang berjalan mendekat.
Sesaat setelah itu, tatapannya tampak putih dan kosong.
Pria itu sedang berbalik ke arah jendela besar, jari-jarinya yang panjang hendak mengambil rokok dari bibir tipisnya, sambil sedikit memejamkan matanya yang dalam dengan kelopak matanya yang ganda, kemudian mengerutkan kening dan menghembuskan asap rokok.
Asap rokok tampak melambung tinggi, pria itu perlahan membuka matanya, dan menatap Joanne Gu.
Kemeja hitam dengan celana panjang hitam yang pas di badan, dengan satu tangan di saku celana, rantai celananya tampak lurus, pria itu tidak memakai dasi, tulang selangkanya terlihat di bagian leher, kulitnya sangat putih dan mulus.
Rambutnya dipotong sangat pendek, dengan model potongan rambut yang berdiri tegak, dan garis rambutnya tampak jelas dan dalam.
Joanne Gu sedang berada di tempat yang asing ini sambil menahan nafas, di tempat yang penuh dengan asap rokok, tempat yang terang benderang, mereka saling bertatapan.
Joanne Gu sudah sering membayangkan pemandangan dimana mereka berjumpa kembali, dia tetap begitu kaya, berkuasa, dan mulia, seperti seorang raja, meskipun demikian, Joanne Gu tidak percaya bahwa penampilannya tidak berubah sama sekali.
Selama hampir lima tahun, dia seharusnya sudah tua.
Namun waktu, waktu yang kejam terhadap semua orang, malah berpihak padanya.
Wajahnya yang dingin dan tampan, alisnya yang lebat seperti goresan tinta, dia tetap adalah pria yang tangguh dan mulia, seperti lebih dari empat tahun yang lalu.
Apa yang diberikan waktu padanya?
Pesona yang lebih dewasa, lebih dalam dan tidak terduga, dan nilai diri yang semakin tinggi.
Empat tahun kerja keras dan perkembangan Joanne Gu, bagaikan butiran debu jika dibandingkan dengannya.
Tatapan Charlie Shen bertahan sekitar dua detik, bagian terdalam dari mata pria itu tampak dingin tidak beremosi, kemudian sosok hitam itu berjalan melewati sisinya, meninggalkan suasana yang dingin, dia pun duduk di kursi kelima, yang juga merupakan kursi utama, dengan sebatang rokok di sela-sela jarinya, dia menyilang kedua kaki panjangnya.
Joanne Gu menunduk, kepalanya kosong, dia terus menguatkan diri, memarahi dirinya sendiri di dalam hati, sambil menggigit gusinya hingga berdarah.
Kemudian dia berhasil menenangkan dirinya, sudut bibir merah mudanya menampilkan senyum yang ceria, sambil berjalan membawa proposal, dan mengulurkan tangan putih kecilnya dari belakang bahu hitam tegas pria itu, sambil berkata dengan suara yang lembut : "Bos, ini milik Anda."
Setelah meletakkan proposal, Joanne Gu pun berpindah dengan kaku ke kursi keenam : "Bos Zhang, ini milik Anda, silahkan dibaca."
Pria di kursi kelima itu menunduk, bulu matanya panjang dan kokoh.
Dia melihat sekilas proposal itu, menyipitkan matanya, sambil merokok, mengerutkan kening, menyesap, dan menghembuskan asap rokoknya.
Ketika Joanne Gu membagikan proposal dan buku manual, dia sempat berpikir, seperti apa dirinya bagi pria ini empat tahun lalu?
Kekanak-kanakan, konyol, dan tidak tahu apa-apa, seperti seorang anak kecil yang masih sekolah.
Hari ini, mereka bertemu dengan cara ini, di tempat ini, dan dengan identitas ini.
Di mata Charlie Shen, apakah perkembangan dan perubahan identitas dirinya masih naif dan konyol baginya?
Joanne Gu menunduk menatap proposal di tangannya dan jari-jarinya yang pucat, mengapa dia merasa seperti itu?
Karena tatapan yang dia berikan itu, tatapan yang bahkan tidak bisa dikatakan menyapa, begitu dalam hingga begitu sulit untuk dimengerti.
Setelah bertemu kembali, dia masih tidak berekspresi.
Joanne Gu memang sudah gugup sebelum masuk ke ruangan, namun sekarang, tidak ada satu apa pun di dalam pikirannya.
Dia pun kembali memarahi dirinya sendiri dalam hati, sungguh memalukan! Joanne Gu, ada apa dengan otakmu sehingga kamu harus menganalisis tatapan matanya itu?
Baru saja bertemu, ekspresi seperti apa yang kamu harapkan dari dia?
Orang tidak berguna! Apakah sia-sia hidup yang kamu jalankan selama empat tahun ini?!
Memang harus seperti ini, memarahi diri sendiri, kemarahan yang membuat diri sendiri malu, dan dengan begitulah Joanne Gu akan sadar dan menjadi kuat!
Lalu mengapa jika dia ada di sini? Apakah kamu tidak perlu menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga, dan membiayai anak yang akan bersekolah di taman kanak-kanak? Apakah kamu akan menyerah begitu saja?
Mengapa harus begitu!
Joanne Gu memperingatkan dirinya sendiri, bahwa sembilan bos inilah yang perlu diyakinkannya, dan sembilan bos inilah yang akan menandatangani kontrak, dan pria ini datang tanpa diundang, jadi biarkan saja.
Dia hadir ataupun tidak, bagaimanapun juga, langit tidak akan runtuh, Joanne Gu sudah bekerja selama empat tahun, seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk mengatur emosi.
Setelah membereskan hati, Joanne Gu menghembuskan nafas perlahan, dan mengendalikan suasana hatinya, saat membelakangi semua orang.
Ketika sosok tubuh yang kurus itu berjalan ke meja pertemuan yang panjang, dia sudah kembali cantik dan tenang.
Bos dari berbagai usia, tetapi mereka semua lebih tua daripada dirinya, Joanne Gu hanya diam menunggu mereka meninjau buku manual singkat dan proposal produknya.
Tatapannya tetap fokus pada dinding polos di seberangnya, tatapan yang tegas.
Kemudian dia memberi isyarat kepada asistennya untuk menuangkan anggur untuk para bos.
Anggur sangat diperlukan di meja perundingan, suasana di ruang pertemuannya tidak terlalu formal, dapat digunakan untuk pertemuan dan perjamuan.
Saat para bos hampir selesai meninjau, Joanne Gu dan asistennya mengangkat gelas anggur untuk bersulang.
Joanne Gu menyibak rambut panjang dan poninya, memperlihatkan garis rambut yang berbentuk huruf V di atas dahi yang mulus dan putih, wajah yang agak bulat, mata yang bulat dan besar serta jernih, tampak sangat muda, dengan dagu yang kecil dan sedikit runcing, dan dengan riasan wajah yang agak tebal, membuatnya tampak glamor dan profesional.
Di mata para bos pria ini, dia memiliki berbagai macam arti.
Dia memiliki suara yang lembut, dan sekarang dia dengan sengaja sedikit berbisik. Gelas anggur di tangannya yang kecil itu diletakkan dengan lembut di atas meja, "Bagaimana kita bisa berbicara tentang kerja sama dalam suasana yang kaku? Mari minumlah segelas anggur, para bos, mari bersulang, aku Joanne dari Departemen Pemasaran GE akan meminumnya terlebih dahulu--"
Dia mengangkat gelasnya, sedikit mengangkat dagu kecilnya, leher merah mudanya terlihat dari mata semua orang, bibir merah muda itu dipenuhi dengan warna dari anggur merah, dan dia minum dengan perlahan, dan dari tenggorokan kecil itu terdengar suara tegukan yang indah.
Tidak bermaksud menggoda, namun semua pria yang ada di sana tampak tidak bisa berpaling darinya.
Setelah minum, Joanne Gu menahan rasa pedas dan dingin yang mengalir dari kerongkongan ke lambung, matanya tampak basah sambil tersenyum : "Bagaimana dengan para bos?"
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari seseorang yang duduk terpisah di sebelah kiri : "Nona Gu yang diutus oleh GE ini, meminum anggur dengan sangat indah, sungguh memikat hati."
Setelah berkata demikian, tatapan para bos tampak hangat, mereka rata-rata berusia lebih dari empat puluh tahun, dan sudah terbiasa menggoda wanita muda.
Joanne Gu memandang ke arah orang yang berbicara, dia bukan salah satu dari sembilan bos, dia datang tanpa diundang, dia berusia sekitar lima puluh tahun, dan memiliki perut buncit serta wajah yang sangar, tampaknya bukan tipe orang yang baik.
Dia pun tersenyum tenang, dan berpaling dari kursi utama yang penuh dengan suasana yang dingin, kemudian dia melihat yang lain, sambil mengguncangkan gelas kosong di tangannya.
Sebenarnya, kesembilan bos ini datang ke pertemuan hari ini karena berniat untuk bekerja sama, mereka semua telah dihubungi oleh CEO GE sebelum mereka datang, dan ini adalah suatu kehormatan besar.
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinLove at First Sight
Laura VanessaPejuang Hati
Marry SuSuami Misterius
LauraCintaku Pada Presdir
NingsiBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275