Baby, You are so cute - Bab 272
Wilson Wen membalikkan badannya dan dengan berbicara dengan pelan agar tidak menganggu yang lain: "istrimu bertanya bagaimana kabarmu dan meminta aku untuk lebih memperhatikan kamu."
Belum dia selesai berbicara, ponselnya pun sudah direbut.
Setelah Charlie Shen melihat semuanya dan melemparkan ponsel ke arah samping lalu dengan ekspresi dingin berkata: "kamu mempermainkan aku!"
Wilson Wen benar-benar sangat kesal, karena tidak dapat menendang pasien, dia pun menendang ke arah kursi, "apakah kamu bisa menggunakan otakmu?! Apakah Joanne akan bertanya langsung mengenai kamu setelah kamu marahi dia? Kamu harus mengerti mengenai isi hati wanita!"
Selama beberapa saat tidak ada orang yang bersuara.
Beberapa saat kemudian, pria itu menggendong dua anak bayi itu dan berdiri. Anak-anak itu bersandar di dalam dekapan ayahnya dengan nyaman tanpa menyadari ayahnya sedang terluka.
Wilson Wen terkejut: "apakah kamu sudah tidak menginginkan lenganmu lagi? Apa yang sedang kamu lakukan?!"
Pria itu menahan nafas dan rasa sakitnya, lalu menggunakan selimut untuk menyelimuti putra dan putrinya, "ayo keluar dari rumah sakit. Aku akan membawa dua anak ini. Aku ingin dia panik dan tidak menemukan aku!"
Dia mendapatkan balasan dari Kak Wilson:【Keponakan-keponakanku tidur dengan sangat lelap dan belum terbangun.】
Joanne Gu menghapus pesan dengan melankolis dan canggung.
Kelihatannya Kak Wilson tidak mengerti bahwa dia sebenarnya sedang menanyakan pria itu.
Pada pukul 05.15, dia menyuapi obat kepada Leon Shen.
Joanne Gu memeriksa kontak telepon pada ponsel dia. Sepertinya ini bukan ponsel milik pribadi, karena di dalamnya tidak terdapat nomor telepon keluarganya.
Dia pun hanya dapat menghubungi seorang sekretaris dia yang terbilang cukup dekat.
Pada pukul 06.00, seorang sekretaris wanita sudah datang sambil membawa sebuah ponsel.
Setelah Joanne Gu menjelaskan kepada dia dengan rinci, dia pun membawa ponsel dan meninggalkan SOHO untuk kembali ke rumah sakit.
Anak-anak tidur dengan sangat lelap dan Little Ice Cream pasti akan sadar pada pukul 08.00
Akan tetapi dia selalu bangun pada pukul lima atau enam pagi dan terkadang dia akan ikut bangun juga.
Joanne Gu takut Ice Cream akan bangun pada pukul lima atau enam pagi, lalu berpikir yang tidak-tidak jika tidak dapat menghubungi dia.
Di dalam taksi, Joanne Gu mengirim pesan teks kepada Kak Wilson, mengatakan bahwa dia akan kembali ke rumah sakit untuk menjemput anak-anaknya.
Di tengah kabut di pagi hari, sebuah mobil Audi putih sedang bergerak di jalanan, Wilson Wen mengeluarkan ponselnya dan diambil secara paksa.
Lalu terdengar sebuah dengusan.
Di kursi belakang yang luas, seorang pria duduk dengan sangat tegap untuk menghindari bagian yang terluka dari kursi, menoleh dan melirik ke arah dua bayi yang sedang tidur nyenyak di sampingnya.
Dia terlihat sangat sombong, dengan raut muka dingin dan memejamkan matanya.
Wilson Wen: "Joanne yang mengirim pesan padaku? Berikan padaku ponselnya."
Tidak ada suara untuk beberapa saat.
Wilson Wen menahan dirinya karena takut membangunkan keponakan-keponakannya.
Saat cahaya pagi pertama jatuh di kaca depan, mobil Audi putih tersebut berhenti.
Wilson Wen menoleh untuk melihat ke arah luar jendela. Mobil tersebut diparkir di jalur parkir vila yang luas dan bersih.
Pintu kursi belakang terbuka, Wilson Wen dengan lembut memeluk Ice Cream dan meletakkannya di pelukan Charlie Shen.
Mereka berdua masing-masing menggendong seorang anak dan menaiki tangga, lalu mereka melihat sebuah vila dengan warna yang sangat kekanak-kanakan yang serasi di sekitar gunung.
Di dalam gerbang yang diukir, ada halaman yang luas yang lengkap seperti taman kanak-kanak.
Ada kubah kaca yang sangat indah di atas kepala, lantainya ditutupi dengan karpet puzzle berwarna-warni, ada perosotan berwarna kuning, tikar tatami berwarna putih, kastil berwarna-warni, trampolin ...
Wilson Wen menoleh dan menyipitkan matanya: "hebat juga kamu Charlie, kapan kamu mempersiapkan ini semua dengan diam-diam?"
Pria itu menggendong putranya melewati halaman depan yang penuh warna. Setelah terluka, mungkin mentalnya mengalami gangguan, tetapi ada senyum lembut di sudut mulutnya. Dia mungkin sedang membayangkan adegan putra dan putrinya bermain di sini.
Wilson Wen memeluk keponakan kecilnya dan masuk ke dalam: "villa ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat membelinya dan akan membutuhkan waktu untuk mendekorasinya juga. Jika Joanne tahu bahwa ketika kamu tahu dirimu memiliki sepasang anak kembar
dan langsung membeli rumah, Joanne pasti akan sangat marah!"
"Jadi aku mengatakan wanita itu tidak dapat menang dariku." Orang itu terdengar sangat puas.
Wilson Wen paling tidak tahan mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya.
Dia menaruh keponakan kecilnya di kamar tidur, Wilson Wen melihat ke arah tempat tidur yang dipenuhi dengan hiasan bunga kecil yang diatur dengan hati-hati untuk istrinya, lemari pakaian wanita yang indah, meja rias dan bahkan warna gorden yang merupakan warna kesukaan Joanne.
Ckckck, pria ini benar-benar sangat licik.
Taksi berhenti di depan rumah sakit dan Joanne Gu masih juga belum mendapatkan balasan dari Kak Wilson.
Apakah dia sedang tidur?
Pukul 06.30 ini sudah ada toko-toko di depan rumah sakit yang mulai dibukakan serta pasangan-pasangan tua yang keluar untuk berjalan-jalan sedang mengantri untuk membeli sarapan.
Joanne Gu menghitung jumlah orang dan membeli banyak sarapan, tentu saja dia juga membeli bubur yang cocok untuk seorang pasien.
Saat melewati pedagang kaki lima kecil yang berjualan sayur-sayuran, dia tidak tahu saraf pada bagian otaknya yang mana yang salah, hingga membuat dia membeli beberapa daun jamu untuk dioleskan pada luka luar.
Lalu dia pun tercengang begitu membawa banyak barang ke bangsal khusus di rumah sakit.
Ruangan itu kosong.
Di ruang rawat inap dia kosong dan begitu juga dengan anak-anak di ruang tunggu!
Apa yang terjadi?
Barang-barang yang ada di tangannya jatuh ke tanah dan wajah Joanne Gu pun memucat.
Joanne Gu tidak dapat menemukan dokter utama yang mengurusi dia dan setelah menanyakan pada beberapa perawat, dia baru mengetahui bahwa dia sudah keluar dari rumah sakit dan membawa pergi anak-anaknya!
Benar-benar brengsek.
Mereka pergi ke mana?
Joanne Gu bergegas menggunakan ponsel untuk menghubungi Kak Wilson, nada tersambung terdengar, akan tetapi tidak ada yang menjawabnya.
Dia tidak tahu nomor telepon Michelle Xiao dan juga dengan kakak keempatnya, lalu pada akhirnya dia pun menghubungi orang itu sambil menggertakkan giginya!
Terdengar nada sambung akan tetapi pada akhirnya terdengar nama panggilan yang dimatikan!
Joanne Gu marah dan menendang pada dinding lorong rumah sakit!
Membawa kabur anak-anak? Mengapa dia dapat melakukan hal seperti ini?
Dia sudah memberikan surat pengacara kepadanya. Sebelum pergi ke pengadilan, dia berani membawa anak-anak pergi tanpa persetujuannya, apakah dia tidak takut ini akan menjadi salah satu bukti yang tidak menguntungkan baginya di pengadilan?
Oh, benar juga memangnya apa yang pernah dia takuti? Apa yang tidak bisa dia lakukan!
Setelah bertanya kepada banyak dokter dan perawat, tidak ada satu pun yang tahu ke mana dia pergi.
Di mana tempat tinggal dia di kota ini?
Joanne Gu bergegas pergi ke Hotel CSC.
Dia menunggu di ruangan istirahat pada lobi hotel seperti tidak bernyawa karena sedang menunggu jam kerja pegawai hotel.
Pada pukul 08.30, Joanne Gu berhasil menghubungi manager melalui setiap lantai hotel dan kemudian menghubungi pengurus rumah dari kamar presidensial di lantai 25 melalui sang manager.
Tetapi pengurus rumah berkata bahwa Tuan Shen tidak kembali.
Tentu saja Joanne Gu tidak percaya. Dia menelepon resepsionis Yenie Guan untuk pergi ke lantai 25 untuk memeriksanya secara pribadi. Di dalam kamar itu benar-benar tidak ada orang dan juga dua bakpau kecilnya.
Brengsek, kamu membawa anak-anak pergi ke mana?
Pada jalan di luar Hotel CSC, mata lelah Joanne Gu yang tidak tidur sepanjang malam memerah karena air mata di bawah sinar matahari pagi.
Dalam seketika, dia merasa tak berdaya.
Dan dia baru mengerti pada kekejaman dia, dia hanya perlu menggerakkan jari-jarinya saja sudah merubah dia menjadi sangat kecil hingga tidak memiliki apa pun.
Joanne Gu mengepalkan tangannya agar dirinya dapat tenang, akan tetapi sejak pulang dari rumah sakit hingga saat ini dia terlihat sangat tidak tenang.
Perasaan dia seperti seolah-olah anaknya sudah menghilang, meskipun anak-anaknya ada berada di tangan ayahnya dan meskipun ayahnya sangat mengesalkan, akan tetapi dia tidak akan memperlakukan anaknya dengan buruk.
Joanne Gu tahu dari cara interaksi mereka bertiga terlihat dia adalah ayah yang dapat diandalkan oleh kedua anaknya .
Akan tetapi karena inilah membuat dia menjadi sangat kesal karena kelakuan dia ini benar-benar sangat buruk!
Dia pergi ke tempat kerjanya terlebih dahulu untuk mengajukan izin, lalu menggunakan mobil yang tidak dipakai oleh perusahaan untuk menenangkan dirinya dan pulang terlebih dahulu ke rumah.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoJalan Kembali Hidupku
Devan HardiBeautiful Love
Stefen LeeDemanding Husband
MarshallLoving Handsome
Glen ValoraCinta Di Balik Awan
KellyKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Goddes
Riski saputroBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275