Baby, You are so cute - Bab 231
Hatinya terasa berat.
Selama empat tahun, selain hatinya yang bisa memikat dirinya sendiri, tidak ada orang lain yang bisa membuat aturan apa pun setelah mereka berpisah.
Jika dia melahirkan anak dari pria lain...
Charlie Shen memejamkan mata karena panik, hatinya langsung hancur, seketika, dia tidak ingin memikirkannya lagi.
...
Sekitar pukul empat sore, Joanne Gu kembali ke kota pesisir.
Dia tidak segera pulang untuk melihat anak-anaknya.
Setelah mendengarkan analisis dari Leon Shen, saat turun dari pesawat, dia mulai merasa mungkin dia telah diikuti oleh seseorang yang diperintah olehnya.
Semakin kritis situasinya, semakin tidak boleh tergesa-gesa.
Setelah memikirkan dengan matang, Joanne Gu menahan diri untuk tidak langsung bertemu dengan anak-anaknya, kemudian dirinya membawa koper pergi ke Gedung Besar GE.
Dia menetap di perusahaanya hingga jam pulang kerja, setelah berkomunikasi dengan Nenek Wang, dia berbohong pada anak-anaknya.
Selesai bekerja, Joanne Gu berangkat ke Komunitas Karyawan GE.
Dirinya sudah mengajukan pengunduran diri ke Leon Shen, semuanya masih dalam proses, selama proses dalam beberapa hari ini, dia sebisa mungkin tidak melihat anak-anaknya, agar dirinya tidak diikuti oleh orang-orang tersebut.
Membeli tiket bus ke provinsi lain.
Tiket bus tidak seperti tiket pesawat dan tiket kereta api, yang mana membutuhkan identitas yang asli, membawa anak-anaknya menaiki bus bisa dikatakan lebih aman.
Setelah mereka pergi, Leon Shen akan diam-diam menghentikan aksi orang yang sedang melacak mereka.
Setelah Joanne Gu tiba di provinsi lain, dia akan pindah ke Third-tier City dan mencoba menetap di sana selama beberapa waktu.
Tidak boleh membiarkan dia menemukan anak-anaknya.
Jika ditemukan olehnya, dia sama sekali tidak memiliki alasan untuk membantah, dia bahkan tidak perlu melakukan tes DNA, hanya dengan melihat wajah anak-anaknya saja, dia sudah tahu itu adalah anaknya.
Setelah lewat dari tiga hari, semuanya telah diatur dengan baik.
Di tengah malam, Joanne Gu menghubungi Nenek Wang dan meminta Nenek Wang untuk mengemas beberapa baju anak-anak dan beberapa barang penting.
Malam ini dia akan membawa anak-anaknya meninggalkan kota ini.
Pukul 2:30 dini hari, Joanne Gu membawa tas selempangnya yang berisi kartu bank dan identitas diri dan mengenakan pakaian yang tipis.
Keluar dari Komunitas karyawan, dia mencermati mobil-mobil yang berhenti di parkiran, tidak ada satu pun mobil yang ada orang di dalamnya.
Joanne Gu berjalan ke pinggir jalan, dan menghentikan sebuah taksi, kemudian memberitahu tujuannya.
Saat taksi tersebut mengemudi di jalan, Joanne Gu mengeluarkan masker wajah kecil, topi kecil dan juga kacamata kecil, ketika tiba di terminal bus, dia akan menutupi mereka hingga tidak bisa dikenali orang.
“Nona.” Tuan pengemudi tiba-tiba berkata.
Joanne Gu kaget, "Ada apa, bang?"
Pengemudi itu melirik ke kaca spion mobil dan mengerutkan kening, "Nona muda, apakah kamu diikuti oleh seseorang dari belakang? Di belakang sana ada sebuah mobil Chevrolet yang sudah mengikuti kita dari komunitas tadi, dan tidak bisa disingkirkan."
Joanne Gu langsung pucat.
Setelah tersadar kembali, dia menyuruh sopir tersebut henti di pinggir jalan dan membayarnya kemudian turun dari mobil, dia berjalan di pinggir jalan, sosok kurusnya gemetar dan menatap Chevrolet yang terlihat mendekat.
Chevrolet memperlambat lajuan beberapa meter sebelum mendekatinya, kemudian dia menghentikan mobilnya dan melihat sosok yang tampan dan langsing turun dari mobil.
Mata besar Joanne Gu berkilat-kilat, keningnya berkerut, Kak Wilson?
Jalan sepi saat larut malam.
Pria bertubuh tinggi itu berjalan mendekati Joanne Gu.
Sosoknya di bawah lampu jalan masih terlihat seperti dirinya empat tahun yang lalu, bibir tipis pria itu berwarna menyerupai persik.
Ada kegembiraan di matanya karena bertemu kembali selama bertahun-tahun.
Yang diperhatikan Joanne Gu adalah apa yang tersembunyi di bawah tatapan mata gembira Wilson Wen?
Apakah dia dan Charlie Shen bekerja sama untuk menemukannya atau memang Wilson Wen ingin menemukannya secara pribadi?
Dia gugup, enggan, dan ingin berbalik untuk berlari, tetapi pada akhirnya jemarinya yang ramping mengencangkan tali tas.
Menatap Wilson Wen, meskipun tanpa ada ekspresi apa pun di wajahnya, namun dia tetap memanggilnya, "Kak Wilson."
Wilson Wen sudah empat tahun tidak melihat gadis ini, apakah gadis ini sudah berubah?
Di matanya, tidak ada perubahan.
Keakraban langsung muncul ketika dia melihatnya lagi.
Wilson Wen mengalihkan pandangannya yang sedikit lebih dalam dari wajah Joanne Gu pada jalanan yang ada di belakangnya.
Dia berjalan mendekat, dia jauh lebih tinggi dari Joanne Gu, membuka lengannya dan memeluknya seperti seorang abang.
Dia memeluk dan mendesah, "Joanne..."
Pelukan ini membuat Joanne Gu merasa dirinya seperti tidak bisa menyembunyikan hatinya yang gemetar.
Pria yang dulunya melindungi dan menyayanginya seperti abangnya, akhirnya menipunya.
Hanya saja, dia tidak ingin memikirkan masa lalu lagi.
Joanne Gu melepaskan diri dari lengan Wilson Wen dengan tenang.
Seluruh tubuhnya dalam keadaan waspada, dia mengangkat kepalanya menatap pria bermata jernih di depannya dan menunggunya berbicara.
Wilson Wen memiringkan kepalanya, merapatkan tangannya, dan menyalakan rokok.
Rokok itu menunjuk ke mobil Chevrolet yang tidak jauh dari sana, dia menatap Joanne Gu dan berkata, "Charlie tidak ada di dalam mobil."
Joanne Gu melihat lebih dekat, lebih teliti lagi dan yakin memang tidak ada orang di sana.
Saat ini, dia sangat takut akan ada telepon dari Nenek Wang di tasnya.
Nenek Wang tidak membutuhkan waktu yang lama menjaga anak-anaknya dan mengemas barang di rumah, malahan dia yang saat ini terlambat kembali, saat ini Nenek Wang mungkin akan cemas dan menelepon untuk menanyakan situasinya.
Wilson Wen ada di sisinya, dia tidak bisa menjawab panggilan ini.
Keduanya diam-diam berbalik secara bersamaan, menghadap ke arah saat mereka datang tadinya.
Joanne Gu mendengar Wilson Wen merokok sambil bertanya, "Mengapa keluar larut malam?"
Dia yang berada di belakangnya dengan cepat mengatur mode silent pada ponselnya.
Setelah berpikir sejenak, dia menjawab dengan tenang dengan bibir merah mudanya, "Pergi ke tempat bos perusahaan."
Setelah mendengar jawabannya, Wilson Wen merokok dan menoleh untuk mencari tahu, CEO GE Group adalah seorang pria berusia lebih dari 30 tahun dan belum menikah.
Dia mengerutkan kening, mengerutkan kening demi Charlie.
Tapi tatapan yang tertuju pada wajah Joanne Gu sangat dalam, tidak tahu apakah dia memercayainya.
Joanne Gu sangat gugup, berharap "Pergi ke tempat bos saat larut malam" bisa berhasil mengalihkan perhatian Kak Wilson.
Dia hanya beruntung karena dia berhenti di tengah jalan dan tidak membawa Kak Wilson ke tempat tinggal anak-anaknya.
Joanne Gu melanjutkan kebohongan ini, "Sepertinya aku sudah tidak bisa pergi ke apartemen bos-ku lagi."
Dia akhirnya bisa kembali ke tempat awal keberangkatannya.
Wilson Wen berjalan di sampingnya, setelah melacaknya selama beberapa hari, dia hanya melacak rumah Joanne berada di Komunitas Karyawan GE.
Dia bersedia mengikuti Joanne kembali ke rumahnya untuk melihat apakah ada keponakan kecilnya.
Keduanya berjalan sekitar satu kilometer, agak jauh, Wilson Wen meminta Joanne Gu untuk masuk ke dalam mobil.
Di dalam Chevrolet, Joanne Gu mencengkeram tasnya di lututnya, dan ritsleting tas ditarik dengan erat untuk mencegah pakaian tipis dan masker wajah serta kacamata anak-anak terjatuh.
Mobil itu mundur dan berbalik, setelah berjalan sebentar, Joanne Gu tidak marah, bahkan mengangkat alisnya untuk bertanya, "Kak Wilson, kapan kamu mulai mencariku?"
"Setengah bulan yang lalu."
Joanne Gu tidak berbicara.
Aku ingat dengan jelas bahwa setengah bulan yang lalu, dia yang berjualan di pasar malam selama empat tahun mulai tidak tenang lagi.
Wilson Wen memandang tampang samping gadis manis yang berada di dalam mobil, salah, saat ini dia sudah menjadi wanita kecil yang tahu bagaimana menenangkan diri.
Dia tampak menatap mata Joanne Gu dan mengingat kembali kejadian di lapangan air mancur malam itu.
Hanya karena Roy Xiao melihat gadis kecil yang mirip denganmu, kemudian mulai mencarimu tanpa memberitahu Charlie.
Setelah berbicara, dia menoleh untuk mengamati ekspresi Joanne Gu.
Joanne Gu menatapnya tanpa rasa bersalah, bibir merah mudanya terkekeh ringan, "Tuan Xiao masih sangat lucu, bereinkarnasi? Apakah dia berharap aku mati?"
Wilson Wen menatap Joanne Gu dalam-dalam, "Joanne, beritahu aku, apakah kamu sudah memiliki anak? Anak perempuan? "
Dia bertanya dengan sangat terus terang.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Cold Wedding
MevitaUnlimited Love
Ester GohGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangEternal Love
Regina WangPenyucian Pernikahan
Glen ValoraBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275