Baby, You are so cute - Bab 274
Melihat pakaian lusuh yang ada di tubuh putrinya, dia pun mengerutkan keningnya dan berkata: "apakah ibu kalian tidak membelikan kalian pakaian baru?"
"Bukan!" Ice Cream berjalan kemari dan dengan tidak senang menatap ke arah ayahnya, "pakaian aku dan MM itu dibuat oleh mami. Mami mengatakan harus mengenakannya pada saat tidur agar tidak masuk angin, rupanya kamu tidak mengerti hal seperti ini ya!"
Pria itu tertegun dan melupakan bahwa dia memiliki sepasang tangan yang lincah serta jurusan yang dia ambil pada saat kuliah adalah desain.
Begitu teringat empat tahun yang lalu, di mana dia terpaksa putus sekolah serta meninggalkan kampung halamannya. Lalu dia tidak mengurusinya sama sekali hingga membuat dia tidak dapat lulus dari kuliahnya.
Terdengar suara bel pintu pada villa.
Ice Cream melihat ke arah ayahnya dan Charlie Shen pun tersenyum: "pergi bukakan pintu, tekan tombol berwarna merah itu."
Ice Cream turun ke lantai bawah dengan sangat bahagia.
"Apakah itu mami? Mami!"
Setelah pintu dibukakan, Ice Cream merasa kecewa, akan tetapi dia dengan cepat menyunggingkan sebuah senyuman, "Nenek Wang! Mengapa Anda bisa datang kemari?"
Nenek Wang dipapah masuk oleh kedua pria yang mengenakan setelan berwarna hitam dan merasa terkejut begitu melihat ke arah sekeliling.
Dulu dia merasa Joanne merupakan seorang ibu tunggal yang malang karena tidak pernah mengungkit siapa ayah dari anak-anak ini.
Akan tetapi dia tidak menyangka ayah dari anak-anak ini adalah orang yang sangat hebat yang memilik banyak mobil serta tinggal di rumah sebesar ini.
Nenek Wang mengusap kepala Ice Cream dan mereka berdiri di dalam ruang tamu.
Pada tangga, terdapat Charlie Shen yang sedang menggendong putrinya turun ke lantai bawah.
Sikap pria itu terlihat rendah hati dan sopan, "maaf nenek sudah merepotkan Anda karena aku tidak dapat memakaikan pakaian yang benar kepada anak-anak ini.
"Aku akan memakaikannya dan kamu melihatnya dengan benar ya dari samping." Nenek Wang menjulurkan kedua tangannya: "ayo Little Ice Cream kemari hampiri nenek."
Kedua anak itu begitu bertemu Nenek Wang di tempat yang asing ini pun menjadi lebih tenang.
Villanya berada di lereng gunung dan suhunya berbeda dengan perkotaan. Kedua anak kecil itu dibawa ke rumah sakit tadi malam tanpa membawa pakaian ganti.
Charlie Shen berbicara dengan Nenek Wang untuk menjelaskan identitasnya, lalu mengucapkan permintaannya untuk meminta Nenek Wang untuk tinggal di sini selama sehari.
Nenek Wang yang merupakan seorang rakyat biasa begitu melihat pemuda hebat ini sangat berhati-hati ketika berada di dekatnya dan dia juga memiliki hubungan yang dekat dengan Joanne. Sebenarnya benar atau salah diajak ke sini oleh ayah dari anak-anak tersebut?
Nenek Wang tidak mau berjanji akan tetapi dia hanya bisa setuju, apalagi bawahannya ini sudah mengeluarkan banyak uang.
Makan siang dibuat oleh Nenek Wang.
Charlie Shen mengalami cedera lengan sehingga sangat tidak nyaman untuk bergerak.
Pada sore hari, ketika nona ketiga sampai di villa, anak-anak pun sudah mempunyai teman bermain, ayahnya pun keluar, Nenek Wang membuat daftar pakaian dan beberapa barang untuk anak-anak yang tidak ada di villa.
Seorang pria dewasa berusia tiga puluh tahunan serta memiliki wajah yang tampan sedang mengelilingi pusat perbelanjaan perlengkapan bayi pun berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Ibu-ibu yang membawa anak-anaknya yang berada di dalam pusat perbelanjaan pun diam-diam melirik ke arah pria tampan ini.
Setelah dia keluar dari dalam lift, dia pun berdiri di depan pintu lift sambil mengerutkan keningnya melirik ke arah toko-toko yang berwarna-warni, dia terlihat kebingungan.
Pada akhirnya, seorang manajer toko di dekat konter pakaian anak-anak mengumpulkan keberaniannya untuk datang dan berbicara: "tuan, apa yang sedang Anda cari?"
Charlie Shen melihat sekilas ke arah daftar itu dan ini pertama kalinya pria itu memiliki perasaan tidak nyaman sebagai seorang ayah: "berikan aku pakaian ganti untuk putra dan putriku."
Sang manager toko tersenyum: "baik, silahkan ikuti saya."
Toko ini berwarna-warni seperti dunia dongeng. Seorang pria berbadan besar yang berdiri di sini pun terlihat sedikit lucu.
Yang membuatnya semakin bingung adalah pertanyaan yang diajukan sang manager toko.
"Berapa tinggi dan berat anak Anda?"
Charlie Shen mengerutkan kening, dia hanya dapat memberikan perkiraan karena dia benar-benar tidak tahu.
"Tidak masalah, bayi tumbuh dengan cepat. Jadi Anda boleh membeli pakaian yang lebih besar. Kalau begitu bagaimana tingkat sensitivitas kulit anak Anda?"
Apa-apaan ini?
"Ada banyak jenis bahan pakaian, katun adalah yang paling ramah untuk kulit. Tetapi ada beberapa bayi tidak suka memakai katun jadi kami menyediakan sutra kelas atas lainnya. Bahan mana yang ingin Anda beli?"
Kepala Charlie Shen terasa semakin sakit.
"Warna dan gaya seperti apa yang disukai bayi Anda? Aku khawatir begitu Anda membelinya, anak Anda tidak menyukainya."
"Dan juga tuan, berapa hari sekali Anda mengganti pakaian anak Anda? Sehari atau dua hari? Mencuci dengan tangan atau menggunakan mesin cuci?"
Wajah pria itu penuh dengan kebingungan dan ekspresinya terlihat sangat buruk. Semua yang dikatakan oleh sang manager toko hanya dia yang mengetahuinya.
Manager toko berbicara: "bagaimana jika Anda menghubungi istri Anda? Jika tidak akan sangat sulit untuk membelinya dan saya juga sulit menawarkan barangnya."
Pria itu mengerutkan keningnya sangat dalam, menjilat bibirnya dengan kesal dan ribuan pakaian anak-anak di depannya ini seperti sudah mau membunuh dia.
Dia membalikkan badannya, berjalan keluar dari toko, mengeluarkan ponselnya dengan ekspresi dingin, lalu menekan sebuah nomor dan menghubunginya.
Joanne Gu tertegun selama beberapa saat begitu melihat nomor itu muncul pada layar ponselnya.
Angka yang terasa familiar ini membuat seluruh tubuhnya seperti disengat. Dia beranjak sambil menopang pada ranjang dan boneka beruang milik putrinya pun jatuh ke atas tanah.
Dia tidak sempat memikirkan apa pun langsung menekan tombol jawab dengan tangan yang bergetar.
Di ujung telepon terdengar suara laki-laki yang rendah dan kesal. Dia tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, sangat lugas dan sinkat.
“Aku sedanh membelikan pakaian untuk anak-anak di pusat perbelanjaan. Ada beberapa hal yang ingin ditanyakan manager toko kepadamu, tunggu sebentar."
Kepala Joanne Gu tidak bisa mengimbangi kecepatan dia karena dirinya terbakar amarah!
Dia bahkan belum sempat meneriaki 'Charlie Shen ke mana kamu membawa pergi anak-anak!'
Terdengar suara wanta: "halo nyonya, suami Anda sedang memiliki barang untuk anak kalian, akan tetapi ada beberapa hal yang tidak dia mengerti. Ada beberapa hal yang harus kamu informasikan kepada Anda, apakah anak kalian........"
Sang manager toko mengulangi semua pertanyaan sama seperti sebelumnya.
Ketika Joanne Gu sedang mendengar, hatinya sedang memikirkan banyak hal.
Dia menahan air matanya serta kepanikan dan amarah di dalam dirinya. Lalu dia mengertakkan gigi dan menegangkan pipinya, menunggu petugas itu selesai berbicara dan bernapas dengan lembut....
"Halo, tolong berikan ponsel kepada dia, ada yang ingin aku bicarakan dengannya."
Sang manager toko tertegun sejenak, lalu mengiyakannya.
Charlie Shen sedang berdiri di samping tempat sampah di depan toko sambil menjepit sebatang rokok di sela-sela jari tangannya.
Dia menerima ponsel tersebut dan berkata: "ada apa?"
Joanne Gu takut dia akan mematikan panggilan dan pada saat ini dia hanya dapat menaruh harapannya pada panggilan ini.
Dia melepaskan semua harga dirinya dan melembutkan suaranya: "aku tidak dapat berbicara dengan jelas melalui telepon, kamu ada dimana? Aku akan pergi mencarimu."
Charlie Shen mengangkat dagunya sedikit, mengerutkan kening dan menatap dirinya sendiri di pintu kaca, lalu menghembuskan asap rokok.
Pria yang terlihat di kaca, menutup setengah matanya dan dia mengucapkan sebuah alamat.
Setelah menutup telepon, dia berdiri diam, mengambil sebatang rokok lagi dengan cara yang terkendali dan santai.
Manager toko yang sedang menunggu di samping pun berkata: "tuan?"
Dia mengangkat matanya, tersenyum sedikit dan berkata dengan suara rendah: "Istri saya akan ke sini."
"Baguslaht!"
Dia tertawa lagi, suasana hati yang baik bisa dilihat di mata orang lain.
Toko itu memiliki luas hampir dua ratus meter persegi, di dalamnya terdapat sofa istirahat dan petugas pun membawa segelas air panas Charlie Shen duduk sebentar dan berdiri lagi. Dia berjalan seperti model laki-laki dengan setelan jas dan sepatu kulit di dalam dunia anak-anak.
Dia tidak tahu apa yang salah dengannya, sepertinya ada semacam kecemasan dan ketegangan di tubuhnya
Dia akan datang karena sudah pasti untuk mencari anak-anak.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinPengantin Baruku
FebiInnocent Kid
FellaUnplanned Marriage
MargeryDewa Perang Greget
Budi MaUangku Ya Milikku
Raditya DikaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275