Baby, You are so cute - Bab 141.
Joanne menunggu kondisi tubuhnya membaik, menantikan saat dimana dia bisa bergerak dan turun dari kasur, dia punya keputusannya sendiri, punya hal yang ingin dia lakukan.
Dalam 3 hari ini, waktu dia tidak berbicara cukup untuk dia berpikir, memikirkan dengan jelas banyak hal dan sebab akibat hal-hal ini.
Charlie gelisah dan depresi, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Joanne seperti tiba-tiba berubah menjadi orang lain, diam seperti boneka, dia tidak berbicara, Charlie pun tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.
Dari tubuh, mata, wajah Joanne, sudah tidak terlihat semangat dan keceriaan yang selalu ada di diri Joanne, sedikitpun tidak ada.
Charlie ingin menganggap kondisi ini adalah karena Joanne sedang sakit, belum sembuh, mana mungkin tersenyum terhadapnya?
Tapi, ketika Joanne memandang ke arahnya, tatapannya sudah tidak sama seperti dulu.
Berbeda di mana?
Berubah dingin, tidak ada emosi apapun, tatapannya ketika melihatnya dan melihat dokter-dokter yang datang memeriksanya tidak ada bedanya.
Kenapa bisa?
Beberapa hari yang lalu masih begitu semangat, ketika melihatnya, tatapan Joanne masih penuh dengan cinta, matanya yang besar penuh dengan sinar, memperlihatkan kepercayaan, cintanya terhadap Charlie.
Sudah tidak ada semua.
Mulai muncul kepanikan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya di hatinya, perasaan takut dan tidak berdaya seakan seluruh otot di tubuhnya dirobek menutupi seluruh tubuhnya.
.......
Di siang hari ke-5, suster yang datang menggantikan obat infus Joanne, lupa menutup pintu setelah mengganti obat infus Joanne.
Pagi ini Charlie datang sekali, setelah itu Sekretaris Zhang datang mengatakan sesuatu, Charlie pun pergi, sepertinya ada urusan pekerjaan.
Joanne berbaring diam, di kamar sekarang hanya ada dia seorang, namun dia tidak tertidur.
Karena pintu kamar tidak tertutup, terdengar suara dua orang perawat sedang mengobrol berjalan lewat, Joanne pun mendengar percakapan mereka.
"Kamar ICU paling barat itu, pasien yang dibawa oleh bos besar itu, sudah bangun semalam."
"Camilla Lu itu?"
Suara obrolan perlahan-lahan menjauh.
Selimut putih di dalam kamar bergerak, Joanne menarik badannya perlahan-lahan bangun dan duduk.
Kemudian dia mencabut jarum infus.
Perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, nafasnya pendek menahan kesakitan di paru-parunya.
Setelah 10 menit, dia sampai ke ruang ICU yang paling barat, sekarang masih siang, masih boleh mengunjungi pasien ICU.
Joanne tidak bimbang di depan kamar, juga tidak perlu bimbang, dia mengulurkan tangan membuka pintu kamar.
Kamar yang sangat luas, temperaturnya sangat dingin.
Tatapannya langsung mengarah ke arah kasur yang tepat ada di seberang pintu.
Di atas kasur terlihat sebuah wajah yang sangat pucat, cantik tetap cantik, di hidung dan bibirnya ditutupi alat bantu pernafasan, tubuhnya penuh dengan selang-selang, terhubung ke peralatan pemantauan.
Benar sudah bangun.
Ketika Joanne berjalan kesana, perempuan itu perlahan-lahan membuka matanya.
Joanne berdiri di sisi kasur, jaraknya 1 langkah.
Setelah membuka mata dan melihat orang yang datang, Camilla terdiam sejenak, kemudian wajah di bawah alat bantu pernafasan pun menunjukkan senyum yang anggun: "Joanne?"
Joanne juga tersenyum, "Direktur Lu, kondisinya sudah membaik?"
Camilla mengamati wajah Joanne yang tidak menunjukkan keanehan, dia memaksakan diri bangun sedikit, tangannya bergetar menggeser alat bantu pernafasan agar bibirnya terbuka sedikit, "Sudah kembali dari gerbang kematian."
Keheningan berlangsung kira-kira 1 menit.
Camilla seakan teringat sesuatu, dia dengan lemah mengangkat alisnya: "Oh iya, mantan suamiku tidak menyusahkanmu, kan?"
Joanne terlihat kebingungan.
Camilla tertawa: "Dia mungkin salah paham bahwa kamu yang mendorongku, aku sudah pernah menjelaskan, tapi dia mungkin tidak percaya. Oh, kamu tidak sadarkan diri jadi masih belum bertemu dengan mantan suamiku kan......"
Sambil berbicara, Camilla mengambil ponsel yang ada di samping bantalnya, dia mencari foto kemudian menunjukkan layar ponselnya ke Joanne yang berdiri di sisinya: "Dulu aku pernah bilang mau mempertemukanmu dengan mantan suamiku, sayangnya sekarang dia tidak ada disini, tapi aku ada fotonya, foto ini adalah hari dimana kita merayakan ulang tahun anak kita di rumah sakit, hari itu adalah hari yang paling bahagia untukku selama 8 tahun ini, karena dia memperbolehkan aku menemui putraku."
Joanne secara perlahan mengambil ponsel itu, di wajahnya muncul ekspresi kaget dan terluka, kemudian diikuti dengan langkah kakinya yang mundur beberapa langkah.
Camilla melihat semua perubahan ini.
Dia yang baru saja operasi, di wajahnya yang pucat mulai terlihat sedikit memerah, senyumnya sangat lembut: "Dia sangat tampan, kan? Oh iya, dia adalah Direktur utama CSC Groups, kamu bukannya dulu kerja disana? Apakah kamu pernah melihatnya?"
Wajah Joanne tetap pucat, ekspresinya masih terkejut, dia tidak menjawab.
Camilla yang ada di atas kasur menangis bahagia: "Joanne, apakah kamu tahu? Kali ini meskipun aku hampir kehilangan nyawa, tapi aku sangat senang, ternyata di hatinya masih ada aku, dia orangnya sangat pendiam, namun di saat-saat berbahaya aku bisa melihat, dia masih mencintaiku, dia masih takut kehilangan aku. Kamu ingat tidak? Aku pernah berkata aku dan dia akan rujuk kembali, kita bertiga akan bersama lagi, sekarang kelihatannya, hari itu sudah tidak jauh, Joanne, kamu turut senang kan?"
Suara tangisan yang penuh dengan kebahagiaan.
Wajah Joanne pucat sampai bisa kelihatan warna nadi yang hijau kebiruan, ponsel di tangannya pun terjatuh ke lantai.
Perempuan yang terbaring di kasur pun mendongak, tatapannya penuh dengan kekhawatiran: "Joanne, kamu kenapa? Wajahmu terlihat tidak baik, mau aku panggilkan dokter?"
"Panggil dokter apa? Kondisiku semakin tidak baik, kamu bukannya tertawa semakin senang di dalam hati, Kak Lu?"
Keheningan yang tiba-tiba diikuti dengan suara perempuan yang penuh dengan senyum membuat ekspresi Camilla membeku.
Camilla membuka matanya lebih lebar, ekspresi kesakitan dan terluka di wajah Joanne sebelumnya sama sekali sudah tidak terlihat.
Dia berdiri di tempat, bibirnya membentuk senyum tipis, dengan diam menatapi wajah Camilla yang awalnya sempurna mulai muncul retakan.
Joanne berkata dengan perlahan dan jelas: "Kak Lu, kamu kenapa? Raut wajahmu juga terlihat tidak baik, mau aku panggilkan dokter?"
Camilla terdiam, wajahnya yang sedikit kaku menunjukkan senyuman lembut, dia membuat ekspresi bingung: "Joanne?"
Joanne melipat kedua tangannya di depan dada, juga ikut tersenyum: "Kak Lu, orang-orang memanggilku Nyonya Shen, kamu juga lebih baik ikut memanggilku seperti itu."
Suara Joanne sangat ringan, karena jenis suaranya tipe yang manis dan lembut, kata-katanya pun terdengar ringan dengan sedikit senyuman.
Camilla Lu...........
Perempuan di atas kasur yang menatapinya itu, menatapnya dengan lurus, tidak hanya terdiam, namun membeku!
Dari sudut pandang Joanne, ekspresinya sangat menarik.
Camilla tidak bisa menutupi ekspresi malu di wajahnya, penampilannya tadi adalah untuk membuat Joanne yang tidak tahu apapun terluka, tapi Joanne sudah tahu, maka penampilannya tadi sama saja dengan dia sedang mempermalukan diri sendiri!
Kekagetannya juga hanya sejenak, Camilla perlahan-lahan tertawa.
Dia menatapi gadis yang berdiri di samping tempat tidur yang terlihat sangat berbeda dari kemarin, dia tertawa, "Aku benar-benar terkejut, luar biasa! Dari mulutmu juga bisa keluar kata-kata seperti itu."
"Tenggelam sekali berhasil membuat otakmu yang membuat orang cemas itu berubah jadi pintar?"
Karena semuanya sudah jelas, ekspresi palsu di wajah Camilla pun menghilang, semakin tersenyum, dia pun terlihat semakin licik: "Dulu aku seperti sedang mempermainkan seorang idiot, sekarang, heh, mulai sedikit menarik."
Ekspresi Joanne sama sekali tidak berubah, seakan tidak mendengar ejekan yang tajam itu.
Joanne dengan tenang mencerna sisi gelap Camilla yang tiba-tiba muncul, kesakitan dan luka yang dia rasakan, dia kubur di dalam hatinya.
Ini adalah orang yang ada di sisinya, memang benar lebih menakutkan daripada setan dan hantu yang ada di film horor.
Kapan dia mengetahui watak asli Camilla?
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiMarriage Journey
Hyon SongUnlimited Love
Ester GohYou're My Savior
Shella NaviLelaki Greget
Rudy GoldCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Dan Rahasia
JesslynSee You Next Time
Cherry BlossomBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275