Baby, You are so cute - Bab 142
Sebenarnya Joanne juga tidak tahu, dia tidak ingin percaya bahwa perempuan yang dulu membantunya membuktikan kebenarannya dan juga memberikan banyak ide desain bagus, mendekatinya karena ada tujuan tersembunyi, kalau begitu perempuan ini sangat menakutkan.
Selama 5 hari ini, Joanne memikirkan semua proses kejadian berulang kali, dulu dia tidak tahu Camilla adalah mantan istri paman, jadi dia sama sekali tidak berpikir ke arah sana, tapi begitu mulai curiga, poin-poin yang aneh pun mulai tersambung dan menjadi masuk akal.
Bergantung hanya pada nalurinya, yang terjadi tadi semua hanyalah tebakan.
Ternyata benar seperti dugaannya, perempuan yang pemikirannya teliti dan tidak ada celah, di saat dia pikir dia sudah menang, dia dikhianati oleh kesombongannya sendiri.
Sudah tidak sabar ingin memberikannya pukulan yang paling sakit.
"Kamu menyadari tujuanku lebih cepat dari yang kukira, kelihatannya Charlie meninggalkanmu disaat kamu tenggelam adalah pukulan yang sangat besar untukmu!"
"Kesakitan itu seperti apa? Seakan pisau ditusuk ke dalam jantung, tidak bisa bernafas? Sakit sampai membenci dirimu kenapa tidak mati saja saat tenggelam? Seperti usus-ususmu putus? Benar-benar maaf, aku yang disembunyikan di dalam hatinya dan dicintai olehnya ini, tidak bisa merasakan kesakitanmu ini."
Orang yang sudah menang tertawa angkuh, begitu mengerikan.
Joanne menatapi wajah yang pucat karena sakit namun tertawa sampai hampir berubah bentuk itu, Joanne tidak tertawa, namun suaranya merdu: "Kak Lu terlalu rendah hati, tidak bisa merasakan kesakitanku?"
"Kakak bercanda ya, seakan pisau ditusuk ke jantung, tidak bisa bernafas, usus-ususmu putus? Kalau kak Lu tidak pernah merasakan kesakitan ini, kakak juga tidak akan bisa mendeskripsikannya sampai sebagus ini. Takutnya kesakitanku tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan punya kak Lu, kalau tidak kak Lu mana mungkin bisa berbuat seperti ini, membuat diri sendiri dan orang lain jijik!"
Ekspresi Camilla seketika berubah, kemarahannya langsung meledak begitu isi hatinya tertebak.
Namun dalam sekejap, dia mengubah ekspresinya dan mengangkat alisnya: "Gadis kecil berumur 20 tahunan, kamu coba saja terus berbicara seperti itu. Aku akan memperlihatkan apa akibat kamu menang hanya di mulut, bukannya kamu bilang aku terus menerus membuat jijik orang lain? Kakak ajari kamu, bagaimana cara efektif untuk menangani orang yang tidak kamu sukai!"
Camilla berkata sambil tersenyum, dia melepaskan alat pembantu pernafasannya.
Alat-alat pemantauan di kamar ICU langsung terhubung dengan kantor dokter.
Lama kelamaan Camilla mulai sesak nafas, tidak ada alat pembantu pernafasan, dia terengah-engah, wajahnya memucat.
Alarm segera berbunyi di dalam kamar, Camilla tertawa cantik ke arah Joanne, berkata dengan terengah-engah: "Kamu benar-benar tidak seharusnya datang ke kamar ini, sebentar lagi, dokter akan memberitahu Charlie bahwa alat pembantu pernafasanku sudah tidak di mulut setelah kamu kemari, setelah kamu datang, kondisi tubuhku tiba-tiba menurun.... Uhuk uhuk...."
Joanne tidak bergerak sama sekali dan bertatapan dengannya.
Perempuan ini terlalu menakutkan.
Tapi hari ini dia kemari hanya bergantung pada dorongan mendadak, setelah ditinggalkan oleh lelaki yang dia cintai, dia menyerah dengan sendirinya, Joanne datang dengan persiapan mati!
Tadi ketika berbicara, Camilla akan berbicara dan menghirup oksigen di alat pembantu pernafasan di tengah-tengah kalimat.
Sekarang sudah 1 menit tidak memakai alat pembantu pernafasan, suara nafas Camilla sangat kasar, jari-jarinya gemetaran, alat pembantu pernafasan tidak sengaja terlepas dari tangannya.
Alat pembantu pernafasan terjatuh ke sisi kasur.
Tangan Camilla gemetar namun tidak bertenaga, dia semakin tidak bisa bernafas dan akhirnya mulai panik, dia hanya ingin mencelakai Joanne, tidak benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri, dia mau meraih alat pembantu pernafasan dengan tangannya, tapi tidak bisa.
Camilla memutar bola matanya, melihat ke arah Joanne.
Dia sudah tidak bisa bersuara, dengan tatapan memohon melihat ke arah Joanne, berharap Joanne membantunya memungut alat pembantu pernafasan dan memasangnya ke mulutnya, waktu dokter datang kesini dari kantor sangat lama, dia takut tidak sempat.
Nafasnya menyebabkan seluruh tubuhnya bergerak, kasurnya juga sedang bergetar, alat pembantu pernafasan terjatuh ke lantai!
Camilla dengan susah payah berpaling, matanya kembali mengarah ke Joanne, bibirnya yang pucat bergetar, namun tidak bisa mengatakan apapun.
Joanne bergerak dan melakukan satu gerakan.
Di bawah tatapan Camilla, dia mengangkat kakinya dan menginjak alat pembantu pernafasan itu.
Mata Camilla yang tidak fokus membelalak!
Joanne membungkuk mendekati Camilla, matanya terbuka lebar, iris matanya yang hitam terlihat sedikit menakutkan ketika dia menatapi orang, "Kamu melepaskan alat pembantu pernafasan untuk mencelakaiku, namun malah mengantar dirimu sendiri ke gerbang kematian? Aku rasa kamu masih bisa bertahan sebentar lagi, bagaimanapun kamu sudah sangat sering menggunakan nyawamu untuk mencelakakan orang lain, kamu sudah sangat ahli dalam hal ini. Penyakitmu ini harus diobati dengan cara ini, kalau tidak mengalami kesakitan dan ketakutan hampir mati seperti ini, lain kali kamu masih akan menggunakan cara ini!"
Melakukan hal seperti ini, detak jantung Joanne sudah berhenti, dia bertaruh dengan semua yang dia punya, mental menyerahnya sudah sangat parah, dia sebenarnya sama sekali tidak tenang, dia juga belum benar-benar dewasa.
Hari ini dia kemari, pada dasarnya memang sesuatu yang impulsif, berkali-kali menjadi pilihan yang dibuang oleh paman, dia sakit sampai menyerah pada dirinya sendiri, dia datang ke kamar ini dengan persiapan mati bersama! Kalau Camilla mati, palingan dia juga ikut mati, selama 5 hari ini, dia hanya bernafas, sama sekali tidak bernyawa, tidak ada keinginan hidup!
Waktu berjalan sedetik demi sedetik.
Wajah Camilla berubah perlahan-lahan dari putih sampai biru.
Joanne menatapi Camilla benar-benar ketakutan, dia pun membungkuk dan mengulurkan tangan, mengangkat kakinya dari alat pembantu pernafasan.
Tiba-tiba dia didorong oleh sebuah tenaga kuat dari arah pintu!
Terdengar gerakan cepat dari belakang, Joanne ditabrak ke samping, pemilik tenaga itu menyebarkan aura dingin, dia langsung mengambil alat pembantu pernafasan itu dan segera memasangnya ke mulut perempuan di atas kasur yang sedang kejang-kejang, dengan panik membuka mata perempuan yang tertutup: "Camilla Lu? Sadarkan diri!"
Joanne bertopang pada dinding dan berdiri, melihat di belakang lelaki yang jasnya berantakan datang begitu banyak dokter.
Joanne tidak bersuara, sambil mendengar suara kesibukan di belakang, dia berjalan keluar secara perlahan.
Ketika dia sampai di luar pintu, baru saja berbalik, lengannya langsung diremas kuat oleh tangan seseorang.
Jari tangan yang meremasnya itu sangat panjang dan cantik, sangat bertenaga, seperti ingin meremas hancur lengannya.
Joanne terdiam sejenak, kemudian berpaling.
Lampu di koridor ini akan dinyalakan dengan cara kelang satu, lampu di atas tempat mereka berdiri ini tidak dinyalakan, di penerangan yang agak gelap, Joanne menatapi lelaki yang memasang ekspresi gelap, wajahnya yang tampan semakin tajam, ekspresinya terlihat lelah, tidak bertenaga, rona wajahnya jelek, dadanya naik turun, menahan kemarahan yang seakan akan meledak.
Di matanya terlihat kedinginan yang tidak pernah Joanne lihat.
Joanne menatapi ekspresi Charlie yang seakan ingin membunuhnya, dia mendongak sedikit, bertatapan dengan Charlie.
"Kenapa menginjak alat pembantu pernafasan? Tidak sengaja atau sengaja?"
Joanne tidak mengatakan apa-apa.
Tatapan pria berubah tajam, penuh dengan kedinginan: "Kamu ingin aku bagaimana melihatmu! Beberapa hari ini aku terus tidak bertanya padamu, dari dalam hati ingin mempercayaimu, bahwa kamu tidak jahat, hanya sedikit impulsif, terjatuh dari lantai tiga adalah karena kecelakaan, bukan kamu yang mendorongnya, di dalam air, kamu juga tidak sengaja mencekik lehernya dan menyebabkan penyakitnya kambuh, hari ini, kamu ingin aku bagaimana mempercayai kamu tidak sengaja menginjak alat pembantu pernafasannya?!"
Joanne menatapi Charlie, menatapinya dengan dalam, ini adalah kedua kalinya dia berbicara dengan Charlie dalam 5 hari ini, dia sangat serius: "Paman, aku hanya ingin bertanya, kalau aku bilang melompat ke air adalah sesuatu yang direncanakan oleh mantan istrimu, yang lainnya juga demi memfitnahku, alat pembantu pernafasan juga dia lepas sendiri, kamu percaya tidak?"
Dengan wajah yang tajam, Charlie menatapi Joanne dengan tatapan dingin dan balik bertanya: "Beritahu aku, bagaimana caranya dia menaruh alat pembantu pernafasan itu ke bawah kakimu?"
Tatapan dalam Joanne menghilang, berubah menjadi tatapan kosong, "Jadi, kamu tidak percaya."
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraBeautiful Lady
ElsaHusband Deeply Love
NaomiThe Revival of the King
ShintaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCantik Terlihat Jelek
SherinPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Yama's Wife
ClarkBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275