Baby, You are so cute - Bab 253

Rachel menarik lengan Joanne Gu dan memohon lagi, "Joanne, aku tidak berani, kemampuanku juga tidak sebaikmu. Kalau Manajer Wang bertanya padaku, aku tidak tahu harus berkata apa."

Joanne Gu juga menjadi tidak berdaya.

Ketua tim Rachel sudah bekerja lama di bagian pemasaran, tapi selalu tidak memiliki pencapaian apa pun, hal ini berhubungan dengan sifatnya.

Rachel terus berjabat tangan dengan Joanne Gu,

Orang-orang lain menyadari sesuatu dan melihat ke sini, terutama dua wakil CEO.

Joanne Gu memfokuskan diri, merasa bingung juga dalam hati, apa tujuan Charlie Shen tiba-tiba mengganti CEO dan datang sendiri ke sini?

Mungkin masalah ini karenanya. Masalah ini harus dia sendiri yang terima, dia harus memikirkan cara untuk membereskannya.

Sekarang berhadapan kembali di pekerjaan, Joanne Gu adalah karyawan biasa yang tidak tahu di level berapa rendahnya. Menjemput bos besar, juga di hadapan semua orang, dia mau tidak mau harus menahan semua amarah dalam hati.

Anggap saja sebagai model klien yang paling menyebalkan dan yang paling sulit dilayani saja.

Joanne Gu menarik napas dalam dan tersenyum.

Ketua tim Rachel juga tahu kalau masalah ini sudah OK dan memijat jari Joanne Gu, lalu naik ke mobil Perusahaan BY.

.......

Joanne Gu memutar balik tubuh dan berjalan ke sana.

Pria yang sudah melepaskan jaket hitam dan dilampirkan ke lengan itu, seperti tidak melihatnya sedikit pun, lalu naik ke baris belakang mobil bisnis.

Seorang sekretaris pria ikut di belakang.

Yang duduk di tengah adalah wakil CEO GE.

Joanne Gu berdiri di tempat lalu masuk ke kursi samping kemudi.

Saat mobil berangkat, sekretaris pria mengulurkan sebuah ponsel pada Charlie Shen.

Wakil CEO yang duduk di tengah membantu memantikkan rokok pada Charlie Shen, Charlie Shen dengan tatapannya mengucapkan terima kasih, menerima rokok itu, lalu agak menurunkan kepala. Di dalam mobil, api dari pemantik api menyinari wajah pria ini.

Kemudian Charlie Shen entah bicara apa dengan orang di ujung sambungan, suaranya agak rendah dan datar.

Joanne Gu mengerjapkan mata, tidak mau dengar. Saat jam kerja dia harus profesional, memberi tanda kepada supir untuk membuka kaca jendela, hujan di luar jendela tidak besar.

Setelah Charlie Shen selesai telepon, Joanne Gu tersenyum profesional dan bertanya sambil melihat ke kaca belakang, "Bos Shen, Anda mau istirahat di hotel dulu atau mempunyai jadwal lain?"

"Pergi ke Science Park dulu."

Joanne Gu melihat ke arah wakil CEO, jadwal hari ini tidak pergi ke Science Park.

Namun wakil CEO malah menganggukan kepala.

Sang supir mengganti alur.

Charlie Shen tidak bicara lagi dan terlihat dingin, terus melihat ke ponsel. Setelah merokok satu batang rokok, tangan panjang Charlie Shen terus menari di atas ponsel, seperti ada banyak urusan.

Malah sekretaris prianya yang menjadi pembicara, suasana mengobrol antara wakil CEO dan Joanne Gu lumayan baik.

Sekretaris pria itu bertanya tentang budaya dan kebiasaan di kota ini.

Joanne Gu hidup di sini selama empat tahun, bisa mengatakan banyak hal. Demi mempertahankan kesopanan, dia duduk tegak dan melihat ke arah kaca spion.

Berkata mengenai budaya dan makanan kota ini, sekretaris pria terlihat sangat tertarik. Joanne Gu juga hanya bisa lanjut bicara, juga harus menyusun kata-kata.

Tiba-tiba ponsel yang terletak di atas kursi kulit berbunyi.

Joanne Gu menoleh, tubuh Charlie Shen bergerak sedikit. Kemeja putih di bawah rompi bisnis warna hitam yang pria itu kenakan mengikuti tubuh pria itu mundur ke belakang. Di bagian tulang leher dan bahu terdapat sedikit lekukkan, sangat seksi dan anggun.

Kedua kaki Charlie Shen bersilangan, lalu menolehkan kepala, melihat ke luar jendela sambil mengerutkan dahi.

Terlihat sedang beristirahat, Joanne Gu sekalian terdiam. Tenggorokannya benar-benar sedikit sakit.

Di dalam mobil sangat hening. Perjalanan menuju Science Park sedikit jauh.

Hujan di luar menjadi gerimis, Joanne Gu kadang kala menengadahkan kepala, melihat kaca spion.

Tidak tahu kapan, Charlie Shen juga melihat ke sini. Tatapan itu sangat gelap, ketika bertatapan dengan Joanne Gu di kaca spion, datar dan tidak tertebak, melihatnya begitu saja.

Joanne Gu... mengalihkan pandangan.

..............

Mobil bisnis itu berhenti di luar pusat penelitian produk baru di Science Park.

Hujan tidak kecil juga tidak besar, Joanne Gu turun dari mobil. Sebagai orang yang bertanggung jawab penjemputan, menunggu di kursi baris belakang sambil memegangi payung.

Pintu mobil terbuka, Charlie Shen keluar dengan kaki panjangnya.

Joanne Gu tersenyum, "Bos Shen, sudah sampai di pusat penelitian produk baru Science Park."

Charlie Shen turun dari mobil dengan anggun.

Ketika Charlie Shen berdiri tegak, Joanne Gu mengangkat lengan. Dia dengan tinggi 1.66 m, mengenakan sepatu hak tinggi 5 cm, ketika memegang payung melebihi kepala pria ini, rasanya agak sulit.

Charlie Shen mengerutkan dahi menilai taman yang rimbun itu, berjalan beberapa langkah, tiba-tiba menghentikan langkah, menolehkan kepala, Joanne Gu segera mengikuti.

Punggung tangan Joanne Gu merasakan kehangatan tangan Charlie Shen, Charlie Shen mengambil pegangan payung darinya.

Joanne Gu menengadahkan kepala. Bahunya dipeluk oleh Charlie Shen, seketika dia menjadi sangat dengan pria ini.

Charlie Shen tidak melihatnya, berjalan ke depan lalu bicara dengan wakil CEO.

Joanne Gu mengikuti. Charlie Shen memegang payung di bagian bahunya, dengan diktaktor tidak membiarkan dia keluar. Di mata orang lain, itu adalah jarak yang wajar, sangat masuk akal dan gentle.

Dengan cepat, Joanne Gu melihat kemeja di sisi lain Charlie Shen basah, tapi pria ini sepertinya sama sekali tidak merasakan.

Charlie Shen dipimpin oleh wakil CEO dan masuk ke dalam pusat penelitian untuk melihat-lihat, Joanne Gu menunggu di pintu masuk gedung penelitian. Satpam memberikan satu bangku kecil untuknya.

Karena hujan, udara menjadi sejuk. Pakaian Joanne Gu hari ini sangat tipis dan kedinginan.

Berlalu satu jam lebih, Joanne Gu melihat jam dan menelpon pada Nenek Wang, meminta tolong pada Nenek Wang membuatkan makan malam untuk anak-anaknya, karena masih belum tahu jam berapa dia pulang.

Baru saja menyimpan ponsel, di pintu kaca, Charlie Shen berjalan paling depan, dengan rambut pendek dan lima indera yang dalam.

Joanne Gu jarang melihat Charlie Shen melihat jas rompi. Rompi semakin menunjukkan bentuk tubuhnya dibandingkan dengan kemeja. Bagian pantat yang berisi itu semakin terlihat berlikuk.

Joanne Gu berdiri, melihat di sisi kiri celana Charlie Shen semuanya basah total.

Tadi saat jalan, payung berada di sisinya.

Jam 18.15, mobil bisnis pergi ke Hotel CSC.

Jam 18.50, tiba di hotel.

Manajer bagian ruangan sudah menunggu di hall. Setelah Joanne Gu memperkenalkan, mereka berjalan mengikuti manajer.

Di lantai 25, pintu lift terbuka, pengurus rumah kamar president suite yang manajer perintahkan sudah menunggu, lalu mengulurkan handuk untuk pelanggan terhormat dengan sopan.

Charlie Shen menerima handuk dan memegang di tangan, untuk sementara belum ada gerakan.

Joanne Gu menghela napas dalam hati dan mundur, "Bos Shen, kalau ada perintah apa pun, Anda tinggal memberi perintah pada pengurus rumah atau manajer bagian ruangan. Kalau begitu aku——”

"Masuk."

Charlie Shen memutar balik tubuh dan berjalan masuk ke pintu besar.

Joanne Gu, "......."

Pengurus rumah ikut masuk, membawa sandal dan berjongkok. Kamar president suite mempunyai peraturannya sendiri, pengurus rumah harus membantu klien mengganti sandal.

Namun ditolak oleh Charlie Shen.

Manajer bagian ruangan melihat ke arah Joanne Gu.

Joanne Gu mengelus dahi dan berjalan masuk.

Charlie Shen berbalik, menatap pengurus rumah dan manajer bagian ruangan. Joanne Gu tidak sempat berkata apa-apa. Dua orang itu pergi, selain itu menutup pintu kamar.

Joanne Gu berjalan mundur, tangannya memegang pegangan pintu. Sudah jam pulang kerja, hanya ada mereka berdua. Sikap hormatnya sudah berakhir, seperti kucing yang gila, masih berharap dia bersikap seperti apa?

Joanne Gu berkata dengan mata bulat, "Bos Shen! Sudah jam 19.10, sudah waktunya pulang kerja. Anda istirahatlah baik-baik."

Joanne Gu berbalik dan membuka pintu. Tiba-tiba kepalanya tertutupi sebuah kain. Dia tersentak, menoleh, melihat Charlie Shen menggunakan handuk tadi mengelap satu per satu butir hujan di dahinya. Setelah selesai lap, Charlie Shen juga membantu mengelap tangannya.

Joanne Gu tidak mengizinkan, Charlie Shen sedikit memaksa.

"Apa yang kamu lakukan?"

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu