Baby, You are so cute - Bab 162

Tatapan Michelle Xiao dingin ketika menyaksikan dua pria jangkung yang berusia tiga puluhan tahun ini sedang menguping di depan pintu.

Wilson Wen mulai mengangkat tangannya dan melihat arloji yang melingkar di sana, sudah 20 menit berlalu, tapi kenapa dia tidak mendengar sedikit pun suara di dalam sana? Telinganya baik-baik saja dan pintu juga tidak tertutup dengan rapat, tidak seharusnya kedap suara.

Dia mengangkat pandangannya dan bertatapan dengan adik keempat.

Adik keempat mengerutkan keningnya dan menggelengkan kepalanya.

Dengan wajah dingin Wilson Wen mulai menegakkan kembali posisinya, pendengaran adik keempat yang begitu tajam saja tidak mendengarkan apa-apa, berarti ini bukan masalah pendengarannya atau ruangan yang kedap suara, tapi karena dua insan di dalam sana yang sama sekali tidak berkomunikasi!

“Cepat atau lambat aku akan mengalami serangan jantung, tidak lama lagi.” Ucap Wilson Wen setelah melangkah beberapa langkah dengan tanpa ekspresi di wajahnya.

Diam-diam adik keempat ikut menambahkan: “Karena saking kesalnya ya?”

“Bukankah kamu menganut pemahaman kalau diam adalah emas? Kenapa kamu begitu tertarik padaku? Kenapa kamu harus menyela setiap kata yang aku lontarkan?!”

Adik keempat: “……”

Kembali ke jalan diam adalah emas.

……

Di balik pintu.

Joanne Gu sungguh tidak sanggup lagi untuk terus seperti ini, sebenarnya tidak ada masalah jika dia mengambil inisiatif mendekatinya terlebih dahulu, tapi karena waktu sudah berlalu cukup lama, dia merasa semakin canggung untuk mendekatinya.

Lagi pula, pria itu juga mungkin tidak ingin bertemu dengannya, kalau tidak, kenapa sampai saat ini dia tidak bersuara sedikit pun?

Joanne Gu sama sekali tidak lupa bagaimana dia menindasnya di dalam ruangan kecil itu, dia bahkan berani melontarkan tuntutan yang berlebihan, mungkin di dalam hatinya dia berpikir aku dan Ethan Lu memiliki hubungan, maka dia ingin mencampakkannya begitu menidurinya!

Dan yang paling bodohnya, dia masih tetap memilih bersamanya.

Semakin dia memikirkannya, semakin sedih hatinya, dia pun mengulurkan tangannya untuk menarik pintu itu, dan terbuka.

Baru saja dia hendak berbalik badan untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara ‘di… di… di…’ dari monitor yang ada di samping ranjang pasien tersebut.

Dengan sangat panik Joanne Gu berlari mendekatinya, menatap monitor dengan tak berdaya, tangannya dengan sangat hati-hati meraba-raba selimutnya, dia tidak berani menyentuhnya, lalu bertanya dengan tergesa-gesa kepada pria yang acuh tak acuh padanya: “Kenapa? Paman, bagian mana yang sakit?”

Charlie Shen menekan bibirnya menjadi sebuah garis lurus, karena kelopak matanya yang cekung lebih menonjol daripada mata sipitnya yang redup, pandangannya tertuju kepada wajah gadis kecil yang tengah berbicara sambil menghembuskan napas hangat nan manis.

Joanne Gu terus menatap monitor itu dengan cemas, hingga akhirnya suara bip itu hilang barulah dia menghelakan napas lega, kemudian dia menunduk dan bertemu dengan sepasang mata cekung itu.

Terkejut untuk sesaat, ekspresi canggung mulai terlihat di wajah mungil itu, sepasang tangan yang tadinya sedang berada di atas selimut pun kini telah ditarik kembali, ingin dia berbalik badan dan pergi, tapi dia kembali teringat bahwa dirinya telah berada di posisi saat ini, dia terdiam dan diam…

Akhirnya, dia yang lebih dahulu membuka suara, dengan acuh tak acuh dia bertanya: “Bagaimana keadaanmu?”

Pria itu pun meliriknya dengan datar, kemudian melalui masker oksigennya dia berkata: “Bukankah kamu ingin pergi? Buat apa masih di sini?”

“……”

Bagai sebuah belati menusuk hati, Joanne Gu berusaha menahan emosinya dan melototkan sepasang matanya, dia mengepal tangannya dengan erat, perlahan-lahan sepasang bola mata indah itu mulai memerah dan tergenang air mata.

Dia menggigit bibirnya, menatapnya dengan lekat tanpa berkata sepatah kata pun.

Dia mengayunkan tangannya dan berbalik untuk pergi, tapi tangannya yang masih melayang di udara tiba-tiba ditangkap oleh sebuah tangan yang begitu lemah.

Dia mengayunkan tangannya dengan marah, memberontak, namun, tangan yang tampaknya tak bertenaga itu enggan melepaskan tangannya.

Joanne Gu sangat membencinya, sangat-sangat membencinya! Jika lagi-lagi dia mengambil inisiatif berbicara pada pria itu, maka dia tak lebih dari seekor anjing!

Pergelangan tangannya telah dipegang olehnya, kehangatan dari jari-jemari ramping pria itu tanpa henti menusuk kulitnya.

Kontak fisik sekecil itu juga sangat mengerikan.

Denyut nadi Joanne Gu berdetak semakin cepat di bawah jemari ramping pria itu……

Terus memberontak, tapi dirinya tak berani menggunakan tenaga aslinya untuk melawan pria yang sedang sakit ini, jadi… sekuat apa pun dia memberontak, dia tidak akan berhasil lolos dari telapak tangan pria ini.

Pria itu enggan bersuara dan masih terdiam, secara tidak langsung ia menanti Joanne Gu untuk memohon padanya agar melepaskan tangannya!

Namun, Joanne Gu tidak melupakan kata-kata yang baru saja dia ucap di dalam hatinya, dia tidak mau menjadi seekor anjing!

Setelah berdeham, dia berteriak, “Kak Wilson!”

Akhirnya Wilson Wen yang merasakan adanya kehidupan di dalam pun segera membuka pintu bangsal!

Seoalah-olah dirinya tidak menguping pembicaraan mereka, mata tajamnya segera menyapu ke arah tangan mereka berdua: “Ada apa Joanne?”

Joanne Gu mengeluarkan senyum dan berkata: “Tolong kak Wilson sampaikan kepada orang yang menggenggam pergelangan tanganku ini kalau aku hendak ke kamar mandi!”

Wilson Wen: “……”

Mereka sudah berpegangan tangan, tapi kenapa tidak bicara secara langsung saja?

Wilson Wen pun segera melayangkan tatapan tajamnya ke arah pria yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit tersebut!!

Lalu, mengabaikannya.

Joanne Gu masih menunggu dan terus menunggu, tapi tangannya masih dicengkeram: “Kak Wilson, aku tidak tahan lagi!”

Ekspresinya terlihat sangat menyedihkan.

Wajah tampan Wilson Wen mulai berubah dan menatapnya dengan tajam: “Charlie, Joanne ingin ke kamar mandi.”

Barulah telapak tangan besar itu perlahan mulai melepaskan genggamannya.

Dan Joanne Gu segera mengayunkan kakinya keluar dari bangsal!

Begitu pintu ruangan ditutup, Wilson Wen menendang ranjangnya dan berkata, “Charlie Shen, aku benar-benar muak denganmu! Kenapa aku harus menjadi penerus pesanmu?! Sebelum melakukan sesuatu alangkah baiknya kamu sudah memikirkan segala persiapannya, jika masih belum terpikirkan buat apa kamu melakukannya? Jika terus menyia-nyiakannya, maka aku akan segera membeli tiket pesawat dan menyeret Joanne kembali ke Kota A, kamu berbaring saja di sini sampai mati! Menyebalkan!”

Pria yang ada di atas ranjang: “……”

Joanne Gu memegangi perutnya dan segera berlari ke kamar mandi, setelah keluar dari kamar mandi dan melewati bangsal pintu yang masih terbuka, dia pun enggan meliriknya, dia juga sangat sibuk!

Setelah kembali ke bangsalnya.

Pertama-tama yang dia lakukan adalah melamun sejenak, lalu memeriksa obat yang diberikan dokter padanya, tidak ada yang terlewatkan……

Kemudian dengan inisiatifnya dia bertanya kepada seorang perawat, apa tidak ada cairan infus lagi?

Perawat sangat senang dengan pasien yang bisa bekerja sama dengan mereka, “Gadis bodoh! Suka diinfus? Tidak ada lagi, hari ini sudah selesai.”

“Oh.”

Kemudian dia duduk di pinggir ranjang dan merapikan tempat tidur rumah sakit!

Dia merapikan sprei dan selimut yang ada di sana bagaikan kamar sendiri, sangat rapi.

Setelah selesai merapikan tempat tidurnya, tidak terasa hari sudah siang, sudah waktunya makan! Lihatlah, betapa sibuknya dirinya!

Dia keluar dari ruangannya dan berkata: “Kak Wilson, kakak keempat, Nona Xiao, ayo kita makan!”

“Charlie masih belum makan……” celetuk Michelle Xiao.

“Kak Wilson, kamu seorang dokter, bisakah kamu menentukan makanan apa saja yang boleh aku makan? Aku tidak ingin bubur, apakah boleh aku memakan sedikit ubi……”

Michelle Xiao tertegun dengan pemandangan yang ada di depannya, terlihat lengan Wilson Wen sedang dirangkul oleh gadis itu, pandangan Wilson juga begitu hangat dan penuh kasih, mereka bahkan sedang berdiskusi apa yang hendak mereka makan saat ini, tanpa mengedipkan matanya dia melewati bangsal Charlie.

Pintu ruangan sedang terbuka dan dengan jarak yang begitu jauh, Michelle Xiao bisa merasakan hawa yang teramat dingin keluar dari sana…… sangat dingin……

Tentu saja Wilson Wen juga bisa merasakannya.

Hawa dingin yang menghantui dari belakangnya telah dibawa pergi oleh tangan mungil gadis kecil ini!

Saat adik keempat melewati ruangan Charlie Shen, dia terdiam sejenak, lalu dengan nada biasa berkata: “Charlie, adik ipar mentraktir kami makan, jika ada masalah kamu tekan saja tombol yang ada di bawah ranjangmu, dokter dan perawat akan segera datang.”

Di dalam ruangan: “……”

Di restoran rumah sakit, Joanne Gu terlihat sangat bersemangat setelah melewati malam dengan tidur nyenyak dan infus di tangannya, dia membeli setengah ubi kukus, karena masih panas, kedua tangannya tak berhenti bergantian memeganginya.

Dia suka makanan yang bertekstur lembut, ingin sekali memakannya dan buru-buru mengupas kulitnya.

“Sini, biar aku saja!” ucap Wilson Wen sambil meletakkan sumpitnya.

“Tidak perlu, biar lebih enak, aku sendiri saja yang mengupas kulitnya!”

Wilson Wen tersenyum dan mengambil kembali sumpitnya.

Setelah Joanne Gu selesai mengupas kulitnya, dia pun langsung melahapnya, seperti menelan arang panas, Joanne terlihat kepanasan dan menyemburkan hawa panas tersebut.

Melahap dengan nikmatnya hingga mengeluarkan suara gemercik dari mulutnya, pipinya terlihat menggembung.

Belum selesai menelan yang ada di dalam mulutnya, dia kembali mengigit sepotong ubi yang ada di tangannya, wajahnya terlihat semakin membengkak. Saking menikmati ubinya dengan sepenuh hati, ketiga orang yang ada di sekitarnya mulai menyadari bahwa bola mata hitamnya bahkan bergeser ke sudut matanya, penampilannya sangat menggemaskan dan lucu!

Joanne Gu bahkan tidak menyadari kalau matanya terlihat juling saat terlalu fokus dengan makanannya sendiri.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu