Baby, You are so cute - Bab 235

Ada batu besar yang sepertinya sangkut di tenggorokannya, dan jantungnya juga seperti ditekan oleh batu yang berat.

Hal yang dia takutkan selama ini akhirnya datang juga...

Ketika Wilson Wen melihat Joanne, tatapan tajam Charlie Shen secara alami melihat dua sosok berjalan berdekatan satu sama lain.

Lengan Leon Shen masih melingkari pinggang lemah wanita itu.

Di depan keduanya, berdiri sesosok anak laki-laki dengan kemeja kotak-kotak kecil dengan celana pendek Paul Frank dan mengenakan sepasang sneakers kecil.

Charlie Shen menurunkan anak kecil yang dipeluknya ke lantai.

Little Ice Cream langsung berteriak kegirangan, "Mami! Abang!"

Charlie Shen tidak melihat langsung ke arah Joanne Gu, dia menatap anak laki-laki yang lebih tinggi sedikit dari Little Ice Cream.

Dia memakai kacamata hitam, mirip dengan kacamata yang dia gunakan untuk memperbaiki penglihatan ketika dia masih kecil.

Hidung dan mulutnya ditutupi oleh masker.

Seluruh wajah kecil tidak terlihat jelas.

Ice Cream merangkul dadanya dan menatap lama lelaki tua yang telah membawa pergi adiknya.

Si kecil tiba-tiba berbalik.

Dia berjalan melewati Mami dan Leon Shen, dia memegang jari telunjuk Leon Shen, kemudian tangan kecilnya satu lagi melepaskan kacamata dan maskernya.

Wajahnya yang kecil, lurus, mengarah ke sisi yang berlawanan.

Dia bingung dan ketakutan, tangan kecilnya menggoyangkan jari telunjuk Leon Shen dan mengangkat kepala menatap Leon Shen, dengan sedikit marah dia menujuk ke arah berlawanan dan berkata dengan nada yang garing, "Papi! Siapa lelaki tua yang menculik adik?"

Charlie Shen... membeku di sana, dia mempertahankan postur jongkok yang kaku dan tampan.

Pandangannya tiba-tiba kosong, dia menatap wajah kecil yang telah melepaskan kacamata dan maskernya.

Mata ramping pria itu melebar sedikit demi sedikit, dan mulai melototinya hingga lepas kendali.

Perasaan ini bukan seperti terkena guntur lagi, melainkan seluruh rohnya seperti telah dibawa pergi.

Seluruh tubuhnya berubah menjadi sangat lemas, perasaan bingung dan cemas membuatnya sulit untuk berfokus kembali.

Pada akhirnya, semuanya kembali ke suara yang didengar dari telinga, dan suara yang tajam ini dengan manis memanggil pria lain dengan sebutan 'Papi'.

Charlie Shen memejamkan mata, bulu matanya yang panjang tampak menempel pada matanya yang basah.

Tapi tidak membukanya lagi.

Aliran darah menyerang ke otaknya, pembuluh darah yang dulunya pernah bermasalah mendapat benturan yang besar lagi.

Tubuh keras pria itu seketika jatuh ke belakang.

"Charlie?"

"Charlie!"

Wilson Wen berteriak memanggil namanya.

Dia begitu tenang, tangannya masih memegang tangan kecil Little Ice Cream, tidak rela untuk melepaskannya, dia terlihat tersenyum dalam keadaan sedih dan penuh penderitaan. Dirinya yang sudah berusia 37 tahun juga pernah berharap, hanya saja sudah lewat beberapa tahun, dia juga tidak berani mengatakan bahwa dia juga pernah bermimpi bahwa anaknya yang ingin digugurkannya olehnya dulu sedang memanggilnya ayah dalam kondisi yang menderita.

Sekarang, anak itu yang dilahirkan mirip dengannya pada akhirnya memanggil orang lain ayah.

Panggilan itu seharusnya untuknya.

"Charlie Shen..."

Joanne Gu berteriak dengan wajah pucat, dia menggandeng kedua anaknya, dan berlari ke arah pria berkaki panjang yang sedang tidur di lantai.

Sisi barat terminal bus ramai penumpang untuk berlalu lalang, dalam seketika dikepung oleh keramaian.

Staf dan polisi dari terminal juga bergegas menghampiri mereka.

Dihentikan oleh Wilson Wen selama satu meter jauhnya.

Joanne Gu berdiri di sana, mengamati Wilson Wen berjongkok di samping pria itu dan sedang memberikan pertolongan dan mencoba membuka pupilnya.

Dia terengah-engah.

Dia tiba-tiba memalingkan kepalanya dan melihat Leon Shen sedang menelepon dengan wajah tanpa ekspresi, "120 kan? Seseorang pingsan di terminal bus kota, tolong kirimkan sebuah ambulans..."

Setelah Leon Shen selesai telepon, pria itu berjalan kembali dengan kakinya yang panjang.

Joanne Gu mendongak, "Terima kasih."

Kebetulan Leon Shen ingin menyimpan kembali ponselnya, jemarinya yang panjang membuat sebuah lingkaran di ponselnya, wajahnya masih seperti tadi, tetapi dia tiba-tiba mengerutkan kening setelah mendengar ucapan terima kasih dari Joanne Gu.

Joanne Gu melihatnya, dia menundukkan kepalanya.

Dia adalah pria yang gentleman, Joanne Gu pernah mendengar bahwa persaingan antara GE dan ZOE dalam dua tahun terakhir sebenarnya adalah perang antara dua pria ini.

Tetapi kali ini, dalam keadaan darurat ini, dia adalah orang yang pertama menghubungi 120, seolah-olah melihat seseorang yang tidak dikenal pingsan di jalan.

Dapat diperkirakan bahwa dia marah dengan kata-katanya.

Mengapa dia mengucapkan terima kasih padanya?

Dia terlihat seperti sedang memberikan tanda bahwa dirinya adalah kerabat Charlie Shen dan mewakilinya mengucapkan terima kasih padanya.

Joanne Gu ketakutan.

Jari kecil putrinya menarik jempolnya, "Mami."

Joanne Gu menunduk.

Little Ice Cream berjalan menjauh beberapa langkah dan menunjuk ke pria kurus yang terbaring di lantai, "Mengapa Paman tidur di sini?"

Joanne Gu tidak tahu harus berkata apa, dia tersenyum dengan paksa melihat putrinya.

Dia tidak tahu bagaimana situasinya sekarang, apakah serius?

"Paman tidur oh tidur..."

Little Ice Cream berjalan maju beberapa langkah lagi, berjalan menghampiri pria itu kemudia berjongkok, rok kuning kecilnya terseret di lantai, dia masih memegang boneka barbie-nya, Wilson Wen sedang menyelamatkannya, anak-anak pada dasarnya tidak mengerti, dengan penasaran menatap pria yang wajahnya semakin lama semakin pucat dan berkata, "Tidur, Paman tidur..."

Joanne Gu terpaksa membawa pergi anak kecil ini agar tidak mengacaukan keadaan .

Tak jauh dari situ, Ice Cream memiringkan tubuhnya dan mengangkat tangannya untuk mengusap air mata dari sudut matanya.

Dia takut ketahuan oleh mami-nya, jadi dia menangis diam-diam.

Ada selembar tisu dioper dari atas kepalanya.

Ice Cream mendongak dan melihat tatapan cemberut yang diberikan oleh pria anggun itu.

Ice Cream mengambil tisu dengan tangan kecil, dan berkata dengan suara rendah, "Terima kasih."

Kemudian setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Paman Leon, sorry."

Leon Shen menatapnya lekat dan tersenyum ketika dia mendengar kata-kata itu, alisnya terangkat, "Sepertinya tidak akan mati, jangan menangis lagi."

Ice Cream memandang pria yang sebenarnya sangat tampan ini, matanya yang besar dan gelap sedang mencari dan melihat.

"Paman Leon Shen, kamu sebenarnya sangat tampan dan baik."

Leon Shen menunduk, matanya sangat tenang, dia sudah terbiasa dengan pujian seperti ini.

"Mami sering bilang kalau tanpa Paman Leon Shen, maka sudah tidak ada aku dan Little Ice Cream."

"Benar sekali."

"Apakah kamu menyukai mami-ku?"

Pria itu meremas permen mint dengan jari yang panjang dan mengerutkan kening karena tidak boleh memakannya, "Tidak sulit mengetahuinya kan?"

"Lalu kenapa kamu tidak mengambil hatiku? Bahkan menghiburku bahwa dia tidak akan mati."

Leon Shen memandang pria yang berbaring di lantai, dia menyipitkan matanya yang jernih, "Aku adalah seorang pria yang jahat dan pintar, buat apa aku mengambil hati seorang anak yang IQ sangat tinggi? Dibandingkan mengambil hatimu, lebih baik aku mengagumimu, bukan?"

Ice Cream menatapnya.

Leon Shen ragu-ragu beberapa kali, kemudian melempar permen mint tersebut ke tempat sampah, dan wajahnya yang tampan dipenuhi dengan ketidakpuasan.

Pria itu memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, menerima tatapan fokus bocah itu, dia tersenyum, "Gawat, Tuan Ice Cream sepertinya mulai menyukaiku."

Ice Cream mendengus dan berbalik.

...

Setelah lebih dari dua puluh menit, ambulans akhirnya tiba.

Setelah Wilson Wen bekerja sama dengan dokter untuk mengangkat pria itu, dia membungkuk dan menoleh kepalanya keluar dari mobil ambulans, "Joanne!"

Joanne Gu menggandeng kedua anaknya dengan bermaksud untuk berbalik.

Kali ini sangat jelas, dia jatuh sakit, Wilson Wen juga tidak bisa apa-apa lagi, dan ini merupakan saat yang tepat untuk membawa anak-anaknya melarikan diri darinya!

Tapi panggilan Wilson Wen membuat punggung kurusnya terasa kaku.

"Joanne, dia dalam keadaan darurat, kamu..."

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu