Baby, You are so cute - Bab 18
Joanne Gu menjawab, "Baik."
Barang tersebut cukup banyak, kedua orang itu bolak balik tiga kali, akhirnya, keranjang belanja tersebut hanya tinggal si kucing yang lucu itu. Kak Wang mengendong Cathies masuk, Joanne Gu menatap topi kecil di atas kepala bundarnya, dan terus tertawa tidak berhenti, "kucing pun perlu menghindari panas matahari?"
"Iya, Cathies ini mahal, topi ini khusus di pesan oleh tuan, pakaian biasa di toko hewan, Chaties tidak menukainya!"
"Wah, aku jadi ingin menjadi seekor kucing." Joanne Gu tertawa dan mengambil tasnya, "Bibi, aku ada kelas sore ini, aku pergi dulu."
"Baru saja aku mau menelepon tuan dan mengatakan bahwa kamu datang."
"Jangan!" Joanne Gu kembali teringat tujuan utama nya yang aneh datang kesini, dengan wajah merah dia memohon, "jangan beritahu dia aku ada datang."
Baru saja dia berjalan ke pintu, Kak Wang mengejarnya dan menariknya, tatapan matanya rumit, "Anak kecil, aku mau berbicara denganmu sebentar."
Mau tidak mau Joanne Gu berhenti dan mendengarkan.
Baru saja Kak Wang membuka mulut, wajah putih nya langsung berubah merah, dia merasa sangat canggung.
"Nak, jangan malu. Kesalahpahaman harus selalu diklarifikasi."
Kak Wang berbicara dengan serius: "Aku telah lama melayani tuan, dia orang yang seperti apa aku sangat jelas, bukan aku memujinya, dengan kemampuan tuan, dia tidak perlu mencuri, wanita yang ingin melepas pakaian dalamnya untuk tuan sangat banyak, bisa berbaris bisa-bisa dari sini sampai kota sebelah! Kamu ingat-ingat lagi, malam itu apakah kamu mengunci pintu ketika tidur?"
Joanne Gu mengigit bibirnya, sebenarnya tidak perlu mengingatnya kembali, bermalam di rumah seorang laki-laki, menguci pintu adalah sebuah keharusan, dia tidak mungkin bodoh hingga lupa mengunci pintu.
"Lalu menurutmu, jika kamu sudah mengunci pintu, mengapa tuan masih bisa masuk kedalam kamarmu?"
Joanne Gu terdiam.
"Cathies nakal ini! Dia paling suka naik ke atas ranjang memunggut barang, tuan sering memberinya pelajaran, tetapi tetap saja tidak berubah!! Cathies suka warna merah muda, kamu lihat rumah kecilnya, mangkuk pasirnya, tempat makannya, topi mataharinya hari ini. Pantas saja dia bisa mengambil pakaian dalammu, kamar yang kamu tiduri berada di sebelah kamar tuan, terasnya menjadi satu." Selesai kak Wang berbicara, dengan tidak berdaya dia menepuk lengan wanita itu.
Kenyataannya begitu jelas.
Diam-diam Joanne Gu memegang poninya, jelas sekali pagi itu dia kesal sekali, tetapi dia juga memiliki alasan, menginap di rumah laki-laki, bangun di hari kedua pakaian dalamnya hilang, pasti reaksi semua wanita akan ketakutan dan tidak tenang bukan?
Jadi, ketika dia melihat pria itu memegang pakaian dalamnya diluar, menggunakan tatapan seperti itu melihatnya, saat itu juga Joanne Gu langsung meledak, dia langsung maju dan memberinya tamparan.
Tetapi walaupun telah salah sangka kepadanya, tamparan itu tidak dapat di jadikan alasan pria itu untuk berbuat memalukan kepadanya.
-
Malam segera tiba.
Charlie Shen kembali dengan tubuh yang lelah, Kak Wang segera mengambil jasnya, dan bertanya dengan penuh perhatian, "Tuan sudah lelah satu harian?"
"Ehm," tangan panjang pria itu memijat dahinya, dengan suara serak berkata, "Tadi pergi ke kota B, ada sedikit masalah dengan projek baru."
Kak Wang menghelakan napas, Tuan terlalu bekerja keras, untuk apa mencari uang begitu banyak tetapi tidak ada wanita di samping untuk menghabiskannya?
Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan tersenyum, "Tuan, tadi sore nona datang mencarimu."
Gerakannya yang sedang menarik dasi terhenti, tatapan matanya pada matanya yang indah berubah , dia tersenyum, "lebih cepat dari perkiraanku, meriam kecil, sedikit di sulut langsung meledak."
Kaki panjang nya berjalan ke sofa, dan membawa pulang setumpukan dokumen, cara hidup laki-laki single, tidak ada bedanya antara kantor dan rumah.
Kak Wang mengikutinya, terlihat suasana hati tuan sedikit membaik, dia semakin merasa ragu.
"Ada apa, katakan." Charlie Shen mengangkat kepalanya, dia adalah laki-laki yang memiliki intuisi tajam.
Kak Wang meremas sepasang tangannya, dengan suara rendah berkata, "Tuan, tadi sore....dia juga datang. Menanyakan dimana Roy. memintaku untuk diam-diam memberitahunya tanpa sepengetahuan anda, dia juga menginginkan foto Roy, dia menangis dan berkata bahwa dia sangat rindu, mengatakan dia memiliki hak untuk melihatnya."
Menyadari aura di sekitar tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin, Kak Wang tidak lanjut berbicara lagi, dan juga tidak berani mengangkat kepalanya melihat ekspresi tuan itu.
Ruang tamu yang dingin itu tiba-tiba berubah menjadi sangat sepi, suara halaman dokumen yang di balik tiba-tiba terhenti.
Tiba-tiba jantung Kak Wang berhenti, Cathies yang ada di samping sana pun ikut menyembunyikan kepalanya.
Perlahan, pria itu mengambil dokumen dengan tangannya, dan membuangnya ke samping, suara korek api, percikan api, terdengar sangat menusuk telinga di ruang yang sunyi itu.
Di dalam kepulan asap, kelima indra pria itu terlihat sangat dingin. Tetapi walaupun begitu, suaranya yang rendah terdengar sangat merdu, seperti tersenyum, "Hak? dia meminta hak kepadaku?"
Kak Wang mengangkat kepalanya melihat rokok tersebut sudah habis terbakar hampir ke jari-jarinya.
Malam yang gelap tanpa cahaya bulan.
Di kamar tidur pria, pada jendela besar itu hanya ada cahaya redup yang menyinari.
Charlie Shen berdiri di jendela, fitur wajahnya bersinar redup, ekspresinya kabur.
Cara dia merokok terpantul di jendela kaca, terlihat seorang pria jangkung dan kurus di dalam sana, alisnya suram, raut wajahnya yang begitu dingin, bagaikan jantung dan darahnya membeku, dia memikirkan seorang wanita, matanya hanya dipenuhi dengan rasa kebencian, kosong dan mencekik.
Semakin banyak rokok yang dihisapnya, semakin mengosongkan hatinya, angin bertiup masuk, hawa dingin menembus dadanya dan masuk ke tulang.
-
Pagi hari pukul 7.
Kak Wang naik keatas, bersiap membuka pintu, seluruh ruangan itu penuh dengan bau rokok yang menyesakkan.
Ada suara air dari dalam kamar mandi.
Dia melihat asbak yang penuh dengan puntung rokok di sebelah kursi santai, tuan duduk semalaman di sini?
Dia menghelakan napas dengan berat.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dan pria jangkung yang mengenakan jubah mandi, dengan rambut pendek yang meneteskan air keluar, matanya yang tidak tidur sepanjang malam menjadi kemerahan, tertutup kabut, mata itu terlihat semakin dalam dan dingin.
Kak Wang membuka lemari di dinding. Deretan kemeja handmade pria digantungkan rapi dari terang ke gelap.
"Yang mana yang ingin anda pakai?"
Mata Charlie Shen kusam, dan suaranya serak setelah merokok terlalu banyak: "Garis-garis biru."
Semangatnya terlalu buruk, dan warna lembut bisa menutupi seluruh tubuhnya yang penuh dengan kemuraman.
Ada kelas hari ini, aku ingin melihat gadis itu.
-
Pagi hari pukul 10.
Joanne Gu dan Patricia Zhao berjalan ke gedung sekolah.
Patricia Zhao berkata, "Joanne, kalau tidak kamu mengaku salah kepada si guru tampan, setidaknya ujian akhir kamu akan lebih santai, aku dengar guru kelas B sangat menyebalkan, dia mempunyai hobi membuat orang tidak lulus.
Hati Joanne Gu benar-benar kesal, dia sedikit keras kepala dan mengelengkan kepalanya.
"Kamu mencari mati!" Patricia Zhao memarahinya, lalu kembali menasehatinya, tiba-tiba tatapan matanya berubah, wajahnya seperti bunga yang mekar, "Pagi, si guru tampan!"
Joanne Gu menjadi kaku, langkah berat seorang laki-laki di belakangnya semakin lama semakin mendekat, tanpa membalikan kepala pun dia dapat merasakan aura kuat yang menekan itu.
"Pagi." suara rendah pria itu masuk ke dalam telinga, terdengar serak dan lelah.
Berpikir untuk kabur, tiba-tiba Patricia Zhao menariknya dengan paksa.
Dia mengangkat kepalanya, tatapan matanya terkejut.
Seorang pria berkaki panjang dengan proporsi tubuh yang sempurna berjalan dari depan. Satu tangannya di masukkan ke dalam saku celananya, dan tangan lainnya memegang buku pelajaran dengan asal. Dia tidak memakai dasi. Warna bajunya membuat kulitnya putih dan bersih. Dia membuka dua kancing atas pakaiannya, menunjukkan tulang selangkanya yang menawan, buah jakunnya sedikit tergelincir, gerakannya halus, seksi dan sangat maskulin.
Tatapan mata Joanne Gu berhenti pada garis rahang pria itu, dia pura-pura bisu dan buta. Tiba-tiba kepala belakangnya di pukul oleh Patricia Zhao, mau tidak mau dia merapatkan bibirnya, dia berusaha untuksadar agar tidak berteriak 'nona besar memberi salam padamu!" setelah membetulkan suaranya, dengan tidak rela dia berteriak, "pagi pak guru."
Siapa sangka pria itu justru memutar tubunya dengan anggun, bibir tipisnya di rapatkan dan menatap wanita itu sekilas. Benar-benar melihatnya dengan acuh tak acuh.
Wajah Joanne Gu berubah panas dan dingin, banyak orang yang melihatnya, terutama Shindy Meng, dia tertawa hingga kepalanya hampir lepas.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinniePenyucian Pernikahan
Glen ValoraBehind The Lie
Fiona LeeMenaklukkan Suami CEO
Red MapleKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Cold Wedding
MevitaCinta Dan Rahasia
JesslynLove And War
JaneBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275