Baby, You are so cute - Bab 66
Menyentuh dahi Joanne Gu, sudah tidak panas. Apakah pengaruh obatnya sudah lewat? Sudah sadar?
Joanne Gu malah berusaha keluar dari bawah pria itu. Kepalanya sangat pusing, tubuhnya juga tidak bertenaga. Dia ingat pergi ke bar bersama dengan Kakak Lu untuk menetapkan desain gambar. Kemudian tidak tahu kenapa bertemu dengan paman kartu unggulan, dan juga dicium oleh pria ini...
Memikirkan ini, Joanne Gu memelototi Charlie Shen, berusaha memberontak, tapi kembali ditahan oleh bahu pria itu yang sekeras besi.
Joanne Gu kesal, "Tuan Shen! Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"
"Tuan Shen?"
Charlie Shen tertawa, menatap Joanne Gu dengan dingin, menyentuhkan hidungnya dengan hidung wanita itu, tidak mampu menahan kemarahan, dan langsung mencium bibir Joanne Gu.
"Hmph!" Joanne Gu kesakitan. Dia ingat sebelumnya di bar juga seperti ini, dan oleh karena itu semakin memberontak kuat.
Dia tidak mengerti, tidak jelas, kenapa Charlie Shen berbuat seperti ini! Apakah asal kaya saja sudah bisa asal mencium wanita dan berbuat seenaknya!
"Tuan Shen, tolong jaga sikapmu!"
Charlie Shen mendengar kata-kata yang sepert lelucon itu, lalu benaknya muncul adegan Joanne Gu yang mencium Ethan Lu dengan "menjaga sikap" itu, dan semakin kehilangan akal sehat. Joanne Gu menangis sedih. Dia tidak tahu pria ini semengerikan ini, merasa sangat ketakutan, dan menampar Charlie Shen. Charlie Shen menghindar dengan cepat, tapi tetap terkena kuku Joanne Gu. Di bagian bawah rahang, langsung terlihat bekas luka.
Ini langsung membuat Charlie Shen marah, dia merobek——
"Jangan, kamu tidak boleh berbuat seperti ini padaku!"
"Lalu siapa yang boleh berbuat seperti ini padamu?" Charlie Shen menyindir Joanne Gu.
Joanne Gu sama sekali tidak mempedulikan apa maksud perkataan marah pria ini, "Pergi! Kalau kamu seperti ini, aku benar-benar akan membencimu. Paman, tolong. Aku tidak mau... Aku tidak ingin memberikannya padamu!"
Pria di atas tubuh Joanne Gu tiba-tiba berhenti.
Joanne Gu menengadahkan kepala dengan mata penuh air mata.
Wajah Charlie Shen begitu kejam dan menatap Joanne Gu dengan penuh kebencian.
Tiba-tiba, Charlie Shen turun dari ranjang.
Joanne Gu mendengar suara pintu ditutup, bahkan dinding kamar juga ikut bergetar.
Joanne Gu mengerjapkan mata, satu demi satu air mata jatuh, tubuhnya bergetar, semakin takut, semakin merasa tidak bertenaga. Dia berusaha menguatkan diri dengan wajah pucat, segera membalikkan tubuh, lalu turun dari ranjang.
Tapi di saat belum menemukan lengkap bajunya, pintu kamar tiba-tiba ditendang orang.
Joanne Gu tersentak, bajunya berada dalam pelukan, belum sempat membalikkan badan, dia langsung didorong oleh Charlie Shen ke atas ranjang.
Kepalanya pusing karena terbentur kencang. Charlie Shen kembali menekan di atas tubuhnya, dan tangan dingin pria itu membuka pakaiannya!
Udara yang dingin membuat Joanne Gu menangis dan menatap Charlie Shen.
Pria di atas tubuhnya juga memandangnya. Seperti cheetah, sangat berbahaya dan menakutkan.
Charlie Shen melihat perasaan menyedihkan Joanne Gu, tapi tidak merasa tersentuh. Menyentuh dagu Joanne Gu, menyipitkan mata dengan dingin, "Kamu tidak setuju, tidak ingin memberikan padaku? Aku berikan satu alasan dimana kamu harus menyetujui dan harus memberikannya padaku!"
Setelah berkata seperti itu, Charlie Shen melepaskan tangannya.
Wajah Joanne Gu dilempari oleh barang yang keras.
Tidak mampu mempedulikan rasa sakit, Joanne Gu mengangkat buku merah itu.
Joanne Gu menghapus air matanya dan menatap Charlie Shen dengan bingung. Setelah bingung beberapa detik, dia membuka halaman buku itu.
Namun malah melihat, tulisan merah 'Akta Nikah' di halaman pertama!
Mata Joanne Gu kacau, melihat buku, lalu melihat lagi ke arah Charlie Shen.
Charlie Shen tersenyum tipis dan berkata rendah, "Coba buka."
Joanne Gu membuka halaman buku dengan sepasang tangan bergetar——
Di saat dia melakukan gerakan ini, Charlie Shen juga tidak diam saja. Joanne Gu melihat foto bersama di dalam buku dengan sangat terkejut, tidak tahu bahaya sudah mendekatinya dari tadi.
Charlie Shen menatap Joanne Gu dengan dalam. Mata Charlie Shen merah dan tersiksa karena pengaruh obat, tidak lagi ragu, dengan kejam dan langsung!
Joanne Gu yang sudah kehilangan keperawanan teriak, membuat satu villa bergetar.
Perempuan yang berwajah pucat itu, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Buku akta nikah di tangannya terjatuh. Dia hanya merasa semunya terasa sakit, hanya tersisa rasa sakit.
Mata berkaca-kaca yang penuh ketakutan itu, menengadahkan kepala dengan penuh kabut.
Telinga Charlie Shen penuh dengan teriakan Joanne Gu. Dia memejamkan mata, tangannya yang besar menutup mata Joanne Gu yang menangis.
Mencium Joanne Gu, dia juga tahu ini tidak berguna. Dia berbisik di samping telinga Joanne Gu, memberitahu wanita itu dengan kejam dan diktaktor, "Sorry, kamu tidak seharusnya membuatku marah seperti ini. Kamu sudah melihat jelas bukan? Akta nikah. Selama aku mau, maka kamu harus memberikannya. Kamu adalah milikku!"
Keringat menetes turun dari dahi Charlie Shen, pembuluh darah terlihat menonjol di kulit, dan Charlie Shen untuk saat ini telah kehilangan akal sehat.
Bahkan tidak sempat memberikan kelembutan.
Dengan tergesa-gesa, dalam waktu tahun baru ini, di saat ada kembang api di luar, merebut keperawanan Joanne Gu.
Di kamar pasien VIP rumah sakit.
Tepat jam 6 pagi.
Di lorong yang mewah dan luas, di samping bonsar, berdiri seseorang yang tinggi dan tenang.
Charlie Shen mengenakan kemeja warna hitam kemarin malam, luaran sweater warna abu-abu gelap, celana dengan warna sama, kelihatan sangat anggun, tapi malah mengenakan sepasang sandal warna hijau. Kaos kaki hitam terlihat di luar, bisa terlihat sangat buru-buru ketika keluar rumah.
Di antara jarinya terdapat satu rokok dan asap rokok berterbangan.
Petugas medis rumah sakit yang lewat, malah tidak ada satu orang pun yang menghalanginya.
Semuanya melihat, pria yang sangat tampan itu, menundukkan mata dengan tidak berdaya, tidak mengerjapkan mata sekalipun.
Seperti, perasaan yang begitu depresi.
Setelah terdiam lama, dia memajukan tubuh, menaruh rokok ke tanah bonsai di samping.
Pandangannya tertuju di luar jendela, tapi benaknya malah terhenti pada kejadian pelik kemarin malam.
Anak perempuan yang berwajah polos di bawahnya, tidak dapat menerima.
Joanne Gu benar-benar tidak tahu masalah pria dan wanita. Setelah dia menyelesaikan pertama kali itu dengan asal, Joanne Gu seperti baru mengerti apa yang dia lakukan padanya. Air mata Joanne Gu terus turun. Joanne Gu tidak mengerti, tubuhnya terus dikuasai oleh bendar diktaktor yang mirip dengan monster. Terus dan terus, tidak peduli bagaimanapun dia menangis minta ampun, benda itu malah semakin bersemangat.
Akhirnya, Joanne Gu tidak menangis lagi. Sepasang mata yang besar itu, menatapnya dengan sedih, memohon padanya, paman, paman, aku sakit...
Saat itu dia sudah kehilangan kontrol. Dia ingin memberitahu wanita ini, dia juga sakit. Tapi dia tidak bisa berhenti. Dia memerlukan Joanne Gu, perlu melakukan hal ini dengan kejam.
Dia senang. Akhirnya, dia kira dia akan mati di tangan Joanne Gu.
Tapi dia tidak meninggal, dia sangat nyaman. Energinya berubah baru. Sama sekali belum puas, tapi malah membuat Joanne Gu masuk rumah sakit.
Kelima indera Charlie Shen, sangat lelah, matanya juga sedikit merah. Itu adalah bukti seseorang kelelahan.
Charlie Shen membalikkan tubuh dalam diam, memasukkan tangan ke dalam kantong celana, dan melihat kamar pasien di samping depan.
Alis hitam, terkerut dengan erat.
Setelah menunggu lama, pintu akhirnya terbuka.
Dokter berpakaian jas putih keluar, Kak Wang hanya mengantar dari pintu, melihat ke arah tuannya sendiri, lalu menundukkan kepala dengan cepat, menutup pintu, dan masuk ke dalam.
Charlie Shen hanya melihat ujung ranjang pasien. Dia tidak dapat melihat kondisi orang yang berbaring di atas ranjang.
Dokter berjalan ke sini, wanita paruh baya, mengenakan kacamata, melihat sekilas pria yang tidak mudah didekati dengan dingin dan sedikit ketakutan ini.
"Tuan Shen, silakan ikut denganku ke kantor."
Charlie Shen mengangguk dengan datar. Dia sombong sejak lahir, dia tidak akan mengakui kesalahannya di hadapan orang lain.
........
Di dalam kantor dokter wanita itu...
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeIstri ke-7
Sweety GirlMy Goddes
Riski saputroMy Perfect Lady
AliciaDoctor Stranger
Kevin WongLove Is A War Zone
Qing QingDiamond Lover
LenaMata Superman
BrickBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275