Baby, You are so cute - Bab 199
Kali ini dia harus menandatangani surat perceraian.
Dia menandatangani surat perceraian ini seperti menandatangani daftar belanja pada umumnya. Dia dengan cepat menandatangani surat itu dengan bentuk tanda tangan yang indah.
Dia tidak menegakkan kepalanya dan langsung pergi setelah menandatangani surat tersebut.
Pria itu kembali memejamkan matanya dan terdengar suara langkah kaki di dalam telinganya. Selangkah demi selangkah, semakin pelan dan perlahan menghilang.
Dia meraih surat perceraian itu dan meraih pulpen, lalu menandatangani surat tersebut. Dia mulai menggoreskan pulpen itu pada kertas, namun dia menjauhkan pulpen itu ketika hendak melanjutkan tanda tangannya. Tangannya seketika bergetar dan terus bergetar. Dia pun merasa kesulitan untuk menyelesaikan tanda tangannya.....
Joanne sudah keluar dari pintu villa yang mewah itu. Sinar matahari pada pukul tiga sore membuat dirinya merasa seperti kehilangan konsentrasi.
Di luar villa itu terdapat jalan raya yang dihiasi oleh pohon di kedua sisinya dan joanne pun mulai berjalan masuk ke dalam bayangan pohon.
Setiap langkah kakinya terlihat begitu teguh, semakin lama semakin menghilang. Tubuhnya juga mulai tidak kelihatan lagi, dia menggenggam dadanya menggunakan tangan kiri dan ia menggunakan tangannya untuk meraih pagar yang ada di pinggir jalan. Dia perlahan berjalan turun sambil menggenggam susunan pagar tersebut.
Sakit, sungguh sakit.
Joanne pernah berkata kepada charlie kalau ia ingin memutuskan segala hubungannya dengan charlie.
Pada hari ini, charlie pun berkata kepadanya kalau mereka tidak perlu lagi bertemu kedepannya.
Meskipun joanne sangatlah membenci charlie, namun dia juga tidak sanggup untuk mengatakan perkataan seperti ini meskipun dia merasa begitu sakit hati.
Namun charlie dapat mengatakan itu dengan mudah. Charlie sangatlah tidak menyukai carmilla, namun demi membuat joanne membencinya, dia rela menyentuh tubuh carmilla. Dapat dilihat betapa besarnya rasa dendamnya terhadap joanne atas kepergian ibunya kali ini.
Joanne, joanne, janganlah muncul di sisa kehidupanku lagi, oke?
Di dalam kamar tidur yang ada di lantai dua, gorden jendela terbuka sedikit.
Pria itu meraih gorden tersebut dan tidak bergerak sama sekali. Ia menatap ke luar dan mendaratkan pandangannya pada wanita yang sedang berjongkok dan menangis itu.
Tidak terlihat ekspresi apapun pada wajahnya.
Pintu dari kamar tidur tersebut terbuka lebar.
Pria itu lalu menutup gorden jendela tersebut dengan hening.
Carmilla berjalan masuk sambil memegang ponsel. Wajah wanita itu tidak lagi terlihat memerah dan bagian pundaknya juga sudah tertutupi dengan pakaian yang rapi. Namun ekspresi wajahnya masih terlihat begitu kelelahan.
Dia hanya menatap bayangan tubuh pria yang tegap itu dengan perasaan khawatir. Ekspresi joanne tadi juga terus muncul di dalam benaknya.
Dia lalu berjalan ke belakang tubuh pria itu dan memeluk pria tersebut dari belakang: "Charlie, roy...... Ah!"
Terdengar sebuah teriakan keras karena carmilla ditendang oleh pria itu hingga terbang dan terjatuh ke ujung kasur. Darah segar juga mulai mengalr dari keningnya.
Charlie membalikkan badannya dan melihat yoghurt yang terletak diatas meja terjatuh dan membasahi semua lantai karena tendangannya yang begitu kuat tadi.
Warna yoghurt tersebut terlihat seperti warna cairan yang ada di dalam kondom.
Carmilla tidak berani berteriak, dia hanya bersembunyi di ujung kasur, "Semua percakapanmu dengan joanne sudah aku rekam dan telah aku kirimkan kepada jordan. Wilson juga sudah mendengar semua ini. Charlie, roy baru saja berumur 7 tahun, aku mohon padamu untuk membebaskannya...."
Pria yang memakai pakaian handuk itu hanya tertawa dengan gemetar.
Suara charlie terdengar begitu dingin dan dia terlihat seperti orang gila yang sangat elegan: "Tiga hari yang lalu, roy sudah meninggal di rumah sakit karena tidak mendapat pertolongan pertama. Kamu sudah sering menghubungi jordan, apakah dia tidak memberi tahu kamu hal ini?"
"A....apa?" Carmilla terlihat begitu terkejut, dia lalu menggelengkan kepalanya: "Tidak mungkin, kemarin malam, aku baru saja bertanya kepada dokter dan dia berkata kalau roy masih hidup. Hari ini, kamu menggunakan nama roy untuk mengancamku datang ke sini. Bagaimana mungkin roy sudah tiada? Kamu berbohong...."
"Aku memanglah berbohong, aku juga menyuruh dokter untuk membohongi kamu. Kalau tidak, bagaimana mungkin kamu bisa datang dan bekerja sama denganku?"
"Kenapa?!" Carmilla bangkit berdiri dan berlari menghampiri charlie: "Dia masihlah merupakan seorang anak-anak. Kenapa kamu membiarkannya mati dan tidak menolongnya?!"
"Seorang wanita yang bahkan rela membunuh ibunya sendiri malah bertanya kepadaku, kenapa aku tidak menolong anaknya? Tiga tahun yang lalu, aku pernah berjanji kepada ibu untuk melindungi kamu dan roy, namun semua perlindunganku kepada kalian malah mendatangkan bejana bagi keluarga kita. Ibu sudah tiada, apakah kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama?"
Carmilla terlihat begitu terkejut: "Aku tidak membunuh ibu, joanne dan ayahnya lah yang melakukan itu! Aku bahkan belum meminta keadilan padanya tentang hal ini! Joanne sendiri yang mengatakan hal-hal sensitif pada ibu, setelah itu, robert pun masuk untuk membunuh ibu. Charlie, apakah kamu buta? Aku melaporkan semua ini kepada pihak kepolisian dan kamu malah menyuruh wilson untuk memukul aku? Apakah kamu buta?! Rekaman suara robert sepertinya ada di tangan jordan sekarang......"
Charlie tidak mampu untuk mendengar semua ini, tubuhnya seketika bergoyang dan tatapannya mulai terlihat gelap.
"Boris!"
Kakak keempat segera bergegas masuk dan langsung menutup mulut carmilla. Dia lalu mengikat tubuhnya dan membawanya pergi dari ruangan tersebut.
Charlie kembali duduk di kursi itu dan menarik napas yang dalam sambil memegang dadanya sendiri. Dia memuntahkan sejumlah darah dengan kondisi wajah yang pucat bagaikan mayat.
Saat ini, wilson sedang duduk di sisinya.
Dari perkataan joanne semalam, yang benar hanyalah ibu meninggalkan sebuah surat wasiat dan juga ibu sendirilah yang mencabut alat pernapasannya itu. Malam itu, joanne pergi menemui ibu dan dia salah berkata-kata. Hal ini membuat ibu mengetahui kalau dirinya sendiri akan menjalani operasi pemindahan ginjal yang akan diambil dari joanne. Ibu selama ini sangatlah memikirkan orang lain. Oleh karena itu, dia merasa bersalah dan membenci dirinya sendiri karena dirinya sudah menghancurkan kebahagiaan putranya dengan menantunya beserta cucunya yang belum terlahirkan di dunia ini.
Pemikiran ibu sangatlah tertutup, ibu lalu menggigit jari tangannya hingga robek dan menuliskan surat wasiat ini. Setelah itu, ia pun mencabut alat pernapasannya.
Saat itu, robert pun tiba di villa di tepi danau itu karena ia sudah mengikuti joanne sejak awal.
Mungkin sejak joanne pergi mengambil surat perjanjian bisnis dua tahun yang lalu, robert pun segera memberitahu huxley. Setelah itu, joanne pun kembali ke villa tempat tinggalnya dan robert terus mengikutinya dari belakang. Joanne mengendarai mobil di malam hari dan robert tetap terus mengikutinya. Setelah tiba di villa pinggir danau, mereka pun menemukan tempat tinggal ibu.
Semua telah terencana, charlie dan semua orang berusaha mencari keberadaan joanne. Namun orang di villa ini tidaklah cukup, oleh karena itu, jordan pun sudah menyiapkan sejumlah bawahan untuk mengelilingi villa ini dan menyingkirkan semua satpam di villa ini serta pembantu yang ada. Robert pun bergegas masuk ke dalam kamar tempat ibu berbaring. Saat ini, ibu sudah melepas alat pernapasannya, namun ibu belum meninggal.
Robert lah yang mengeluarkan satu per satu pipa yang ada di dalam tubuh ibu. Ibu merasakan sakit yang luar biasa sebelum ia meninggal. Dia menahan sakit dengan cara menggigit lidahnya sendiri dan menggenggam erat sudut kasurnya. Pada akhirnya saraf pada mata ibu pun mulai pecah, robert juga merekam semua proses ini dan jordan sudah memperlihatkan semua adegan ini kepada semua orang.
Sejak saat itu, charlie pun mulai gila.
"Setelah wilson dan huxley tahu kalau calon istriku adalah putri dari robert, aku pun mulai merasa ada yang tidak beres. Aku lalu menyuruh jones untuk pergi menelusuri hubungan antara huxley dan robert."
Wilson tetap mendengar ini.
Charlie yang berbaring di atas kursi itu pun tersenyum: "Tujuh tahun yang lalu, kamu pernah berkata kalau salah satu pembantu milik pavilliun berkata ibu jatuh pingsan karena terjatuh dari lantai tiga. Waktu itu, jordan dan huxley tidak berada di tempat itu dan orang yang mendorong ibu dari lantai tiga itu..."
"Robert?!" Wilson melototkan matanya.
"Jones sudah menelusurinya, dulunya robert adalah asisten dari huxley yang selalu membantu huxley dalam menyelesaikan segala hal yang tidak boleh diketahui oleh umum. Sejak kapan aku mulai mencurigai kalau hal yang menimpa ibu ini berhubungan dengan robert? Suatu hari, aku sedang mengobrol dengan ibu, aku tidak sengaja membahas nama joanne gu. Setelah mendengar marga joanne, ibu merasa tidak beres dan bertanya kepadaku siapa nama ayah joanne. Setelah aku mengatakannya, ibu terdiam dan ketakutan yang ada dalam tatapannya terlihat begitu jelas. Ketika aku pergi ke toilet, ibu pun bersembunyi di dalam selimut dan menangis. Dia hanya berkata kalau ini merupakan takdir, dia bahkan membahas kejadian pada 31 tahun yang lalu. Namun setelah itu, ibu tidak menunjukkan perasaannya di depan joanne ketika joanne pergi mengunjunginya. Sikapnya kepada joanne terlihat begitu biasa."
Setelah mengatakan ini, charlie terlihat begitu sedih. Dia menutup matanya menggunakan tangan dan tertawa sambil berkata: "Ibuku sangatlah baik, apakah kamu tahu kalau dia selama ini terus memendam semua perasaannya? Dia tidak berkata apapun setelah dia tahu kalau aku menyukai joanne. Waktu itu, dia tidak mengatakan kepadaku semua aksi jahat robert padanya. Ibu yang terjatuh dari lantai tiga pada 31 tahun yang lalu juga merupakan aksi robert dengan tujuan membantu huxley. Ibu tidak mengatakan ini padaku dan hanya bisa memendam semua rasa sakit ini. Dia merasa kalau joanne merupakan gadis yang baik dan aku dengan susah payahnya menemukan cinta sejatiku. Oleh karena itu, dia pun memilih untuk memendam semua rasa ini sendirian."
"Namun tidak disangka kalau pada akhirnya, ibu tetap harus mengakhiri hidupnya di tangan huxley qu."
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyLove at First Sight
Laura VanessaMy Enchanting Guy
Bryan WuInnocent Kid
FellaLove And War
JaneBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275