Baby, You are so cute - Bab 62
Joanne Gu berbalik mau keluar dari kamar, Bibi Zhou memanggilnya lagi. Ekspresi wajah sedikit ragu, terakhir mengeluarkan satu kantong cantik dari dalam lemari.
"Kemarin kamu tidak ada di rumah seharian. Hadiah ulang tahunku bahkan belum diberikan. Nih, hari ini aku berikan."
"Terima kasih Bibi Zhou."
Joanne Gu mengeluarkan dengan senang, adalah sebuah kotak beludru kecil berwarna biru. Joanne Gu membukanya, di dalamnya terdapat kalung yang cantik! Berlian yang berkilauan, setelah dilihat dengan teliti, di bawahnya juga ada dua awal huruf namanya.
Joanne Gu sangat terkejut, "Bibi Zhou, ini ..."
"Bukan barang yang mahal." ekspresi Bibi Zhou tidak terlalu natural, "Aku melewati toko perhiasan, melihat kalung yang ada hurufnya. Berlian ini tentu juga palsu."
Joanne Gu menjawab oh singkat. Tidak pernah melihat bentuk berlian yang asli, jadi tidak dapat mengeceknya. Joanne Gu melihat dengan rinci, sangat suka, dan langsung menyuruh Bibi Zhou membantu mengalungkan di lehernya.
Bibi Zhou berpikir. Meskipun kemarin malam tuan bilang dibuang saja, tapi itu bukanlah perkataan sesungguhnya. Kalau tuan melihat nyonya memakainya, bisa jadi akan merasa senang.
Akhir-akhir ini tuan dan nyonya sangat aneh. Dia ingin membantu, juga tidak tahu bisa atau tidak.
-
Jam enam malam, Joanne Gu mengantar Bibi Zhou ke depan rumah. Bibi Zhou naik kereta api jam delapan.
Salju turun ke kepalanya, satu per satu masuk dalam kepalanya, meleleh ketika bertemu panas. Joanne Gu menatap taksi Bibi Zhou yang melaju pergi dalam diam. Menoleh untuk melihat lagi villa yang cantik ini. Setiap bagian mempunyai lampu terang, tapi kosong melompong. Sama seperti hatinya.
Tidak tahu dia berdiri diam selama berapa lama, dia kemudian berjalan masuk.
Rumah terlalu besar, malam-malam membuat suasana terasa menyeramkan. Joanne Gu menutup pintu utama dan langsung berlari ke kamar di lantai dua. Masuk ke dalam selimut, memeluk lutut, tidak tahu kenapa, mulai menangis.
Dia paling benci tahun baru. Biasanya masih bisa menipu diri sendiri, tapi hanya tahun baru saja. Setiap orang pulang ke rumah mereka yang hangat. Hanya dia seorang, yang tidak mempunyai tempat untuk pulang.
Setelah menangis sebentar, ponsel berbunyi lagi. Joanne Gu menghapus air mata dan berdiri.
Suara Camilla Lu yang hangat terdengar, "Maaf mengganggumu malam-malam begini. Akhir-akhir ini sangat sibuk. Besok ada waktu. Kalau kamu juga ada waktu, kita tetapkan sketsa gambarnya saja."
Joanne Gu yang sedang bingung bagaimana menghabiskan waktu untuk besok, langsung menyetujuinya dengan senang.
Di area apartemen mewah.
Camilla Lu menutup sambungan, minum anggur, lalu mengangkat koran dari atas meja.
Halaman utama berbagai koran, semuanya tentang Charlie Shen berdansa dengan seorang wanita. Dan juga foto dua orang pergi bersama setelah pesta berakhir.
Tapi dari laporan mata-matanya, Joanne Gu tidak bermalam di kantor Charlie Shen, melainkan berlari keluar sambil menangis, sedangkan Charlie Shen juga tidak mengejar Joanne Gu.
Apakah terjadi sesuatu?
Camilla Lu tersenyum.
Karena ada masalah, maka dia tidak keberatan membuat masalah ini menjadi lebih besar. Satu trik, membuat Charlie Shen tidak lagi mementingkan perempuan ini!
-
Malam tahun baru.
Pagi-pagi Joanne Gu menelpon kepada Camilla Lu. Camilla Lu meminta maaf di telepon, katanya pagi hari tidak ada waktu. Malam hari baru menetapkan tempat ketemuannya lagi.
Jam enam sore, di kantor direktur CC International.
Camilla Lu mengangkat ponsel, "Yakin? Malam ini dia akan berada di Baidu Entertainment Club?"
"Benar, Nona Lu. Aku mempunyai mata-mata karyawan di perusahaan Tuan Shen. Katanya malam ini Tuan Shen mempunyai perjudian kartu di ruangan privat lantai tiga."
Ujung mata Camilla Lu terangkat. Menutup sambungan dan telepon lagi, "Joanne? Tempatnya di Baidu Entertainment Club, bar di lantai satu."
Jam 7 malam, Joanne Gu pergi ke Baidu Entertainment Club.
Bar sangatlah ramai. Tidak disangka malam tahun baru, anak-anak muda yang pergi ke bar banyak juga.
Camilla Lu duduk di ujung ruangan lalu melambaikan tangan ke arahnya.
Joanne Gu membawa sketsa gambarnya dan berjalan ke sana, "CEO Lu, ini adalah sketsa gambarnya."
"Taruh saja." Camilla Lu menggoyang pelan sedotan cocktailnya. Mata indahnya kelihatan berkabut, "Minum bir apa?"
Joanne Gu bingung kenapa Camilla Lu tidak membicarakan tentang pekerjaan. Tapi melihat tampang Camilla Lu, mungkin wanita itu sudah minum beberapa gelas, dia juga tidak enak hati terus membicarakan masalah desain.
Setelah menyerahkan baju luaran kepada pelayan, Joanne Gu bertanya kecil dengan malu, "Suasana hati Kakak Lu tidak baik ya?"
Camilla Lu menahan rambut di samping telinganya dan tersenyum cantik, "Sudah cerai, anak juga tidak ada. Malam tahun baru malah melewatinya bersama denganmu. Bagaimana denganmu? Apa keluargamu melepasmu keluar?"
Joanne Gu tersentak lalu tersenyum kesepian, "Kondisiku dan Kakak Lu lumayan sama."
"Oh? Kalau begitu harus temani aku minum beberapa gelas dong."
Joanne Gu menggelengkan kepala, memberikan tanda kalau kemampuan minumnya tidak bagus.
Mendengar itu, Camilla Lu mengangkat alis dan semakin senang, memanggil pelayan, "Berikan dua gelas ** dulu padanya."
Pelayan pria itu menghadap Camilla Lu, tentu membelakangi Joanne Gu. Pelayan itu mengerjapkan mata ke arah camilla Lu, memberi tanda sudah mengerti.
Camilla Lu memilih tempat duduk di dua sisi hall, termasuk dalam area yang tidak terlalu terlihat.
Dengan cepat, pelayan pria itu datang kembali, membawa nampan yang di atasnya terdapat dua gelas bir cantik dengan warna gradasi.
Pelayan itu meletakkan dua gelas seiring dengan pandangan mata Camilla Lu, meletakkan di samping Joanne Gu.
Camilla Lu mengambil gambar karya Joanne Gu, melihat itu dan bertanya dengan santai, "Kenapa tidak minum?"
"... Diletakkan dulu saja." Joanne Gu tersenyum. Nanti masih harus pulang seorang diri.
Senyum Camilla Lu berkurang, terlihat kecewa, "Hari ini termasuk pekerjaan, juga termasuk pertemuan teman. Joanne, suasana hatiku sedang buruk, kamu tidak temani aku?"
Berkata sampai seperti ini, Joanne Gu tidak bisa tidak minum lagi. Dia mengangkat gelas, menyisip satu suap, untuk kesopanan saja.
Camilla Lu tersenyum, meletakkan desain gambar, mengangkat gelas miliknya, "Ayo, malam tahun baru. Bersulang demi orang yang tidak disuka! Joanne, meski kamu tidak bilang, tapi aku dapat merasakannya, kamu juga tidak senang bukan?"
Karena dua teguk itu, Joanne Gu merasa sekujur tubuhnya panas. Karena perkataan Camilla Lu ini, seperti mengenai suatu sarafnya, terlihat kesedihan di matanya. Seperti terbebas, mengikuti Camilla Lu minum setengah gelas.
Tidak mengobrol banyak tentang pekerjaan, suasana hati dua orang itu sama-sama sedih. Camilla Lu terus membicarakan tentang mantan suami dan anak yang tidak bisa dia temui, membuat Joanne Gu ikut depresi juga mendengarnya.
Melihat gelas bir sudah hampir kosong.
Kesadaran Joanne Gu sudah tidak begitu jelas lagi. Yang lain masih lumayan, hanya saja merasa semakin panas.
Camilla Lu menunjuk gelas lain yangbelum dia minum. Joanne Gu segera menggelengkan kepala, "Kakak Lu, aku tidak bisa minum lagi."
"Aku pergi ke toilet dulu." Camilla Lu berdiri.
Joanne Gu melihat Camilla Lu mengenakan kacamata hitam, menutup setengah wajahnya yang cantik.
Bar memang biasanya gelap. Kalau mengenakan kacamata hitam, apakah bisa melihat jelas jalan?
Meskipun merasa aneh, tapi Joanne Gu tetap bersandar lemas di atas meja, merasa dia sudah mabuk.
.......
Di area kantor belakang bar yang tidak dilalui orang.
Camilla Lu melihat ke kiri dan ke kanan, baru kemudian masuk ke sebuah ruangan.
Di dalam tidak dinyalakan lampu. Pelayan pria berdiri di depan pintu.
Camilla Lu bertanya dengan ekspresi dingin, "Apakah semua gelas ada obatnya?"
"Sesuai perintahmu. Kandungan obat tidak besar, tapi mempunyai khasiat mengaburkan kesadaran. Kalau diperiksa, tidak bisa ditemukan apapun."
"Orang yang aku suruh cari?"
"Sudah akan datang."
Lalu pintu diketuk dari luar.
Masuk dua orang pria yang rambutnya dicat dan bertato. Dengan mata yang jahat dan mesum, tipe umum preman.
Camilla Lu mengeluarkan tiga kartu. Pertama diberikan kepada pelayan pria, menyuruh pria itu keluar dan melakukan seperti yang dia perintahkan, merusak rekaman di daerah tempat duduk sana.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensBehind The Lie
Fiona LeeThe Great Guy
Vivi HuangAfter The End
Selena BeeThe Richest man
AfradenBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275