Baby, You are so cute - Bab 258
Mendengar Wilson Wen yang berada di balik telepon berteriak.
Pria ini menjadi tidak sabar dan berkata: "Apa yang perlu aku takutkan aku bahkan belum bercerai dengannya."
"Apa?!"
Charlie Shen masuk ke dalam lift, sorot mata pria itu penuh dengan kemarahan: "Wilson, kamu tidak tahu betapa degilnya dia, degil seperti banteng! Dia kemanakan kelembutanku? Dia memaksaku memberinya pelajaran, dia harus di beri pelajaran. "
Wilson Wen tidak mengatakan apa-apa, dalam dua kata "memberi pelajaran" yang diucapkan pria tua itu ada kehangatan seorang ayah, mendengarnya membuat bulu kuduknya berdiri.
Apa-apaan ini?
...
Saat Joanne Gu sedang sibuk beres-beres, dia merasakan adanya aura negatif di punggungnya, saat dia melihat ke atas dia tidak menemukan siapa-siapa.
Asisten memberi tahunya ponselnya berdering.
Joanne Gu mencuci tangannya lalu berjalan keluar dari pintu lokasi pameran, pintu lift di sisi lain kebetulan terbuka.
Dia menoleh dan melihat pria tampan berjas dan bersepatu kulit keluar dari dalam, di sebelahnya ada penanggung jawab Yenie Guan.
"CEO Shen, setelah makan malam bolehkan saya mengunjungi Presidential Suite Anda?"
Jari pria itu menyentuh kancing lengan kemeja putihnya. Raut wajahnya murung dan terlihat sulit ditebak, alis panjangnya berkerut, Joanne Gu melihatnya.
Dia masuk ke kantornya lalu menutup pintu dan mengisolasi suara rendah pria itu.
Joanne Gu tahu kondisinya sangat buruk, jarinya mengenggam ponselnya saat melihat layar ponsel menunjukkan nomor klien. Dia menenangkan diri lalu menjawabnya dengan perlahan—
"Bos Duan, apa kabar..."
Setelah menjawab panggilan itu, mood Joanne Gu menjadi semakin buruk.
Bos Duan ini adalah klien besar yang ditinggalkan oleh wakil direktur departemen pemasaran sebelumnya, dan sekarang diambil alih oleh Joanne Gu.
Klien ini sangat sulit dihadapi dan licik.
Proyek tahap pertama dan tahap kedua sudah selesai, dan tahap ketiga akan segera dimulai. Pembayaran akhir untuk kedua proyek sebelumnya berjumlah 100 miliyar rupiah, dia masih belum membayarnya dan penandatanganan proyek tahap ketiga terus ditunda.
Proyek ini sangat besar dan komisinya sangat tinggi.
Joanne Gu mengerti kenapa Manajer Wang tidak mengambil alih proyek ini, karena dia tidak bisa menangani kekacauan ini.
Departemen ini penuh dengan kanibalisme, dan sekarang gilirannya.
Dia harus mendesak pembayaran terakhir, dan mendesak penandatanganan kerja sama tahap ketiga, Joanne Gu sangat sakit kepala, dia menelepon asistennya dan mengambil tasnya, lalu dari Science Park dia langsung pergi ke Perusahaan Duan.
...
Jam enam sore, Joanne Gu turun dari bus dengan raut wajah murung.
Dia naik ke lantai tiga, pintu pengaman dalam keadaan terbuka. Joanne Gu langsung kaget, dia menyeka tetesan hujan di dahinya, lalu mendorong pintu kayu yang berada di dalam.
"Mami?"
"Sayangku!"
Pintu kayu dibuka dari dalam, bakpau besar dan kecil ada di depan pintu. Joanne Gu menghela nafas lalu berkata: "Sudah berapa kali Mami memberitahu kalian? Tidak boleh sembarangan membukakan pintu untuk orang lain..."
Saat berbicara, Joanne Gu mendongkak dan melihat di tengah rumah penuh dengan mainan-mainan yang menumpuk seperti bukit, selain itu di atas meja ada kue-kue kecil yang indah.
"Ada apa ini?"
Kedua anak kecil itu menundukkan kepala mereka, sang adik mendorong kakaknya, kakaknya melihat ke lantai.
Joanne Gu mendapati anak-anak mengenakan sepatu, dan ada payung di dekat pintu yang airnya masih menetes, darah di otaknya langsung tidak cukup: "Tadi kalian keluar?"
“Iya, Mami.” Ice Cream menundukkan kepalanya.
“Siapa yang membawa kalian keluar? Kalian pergi kemana?”Joanne Gu seperti disengat, dia tidak bisa mengendalikan diri dan langsung berteriak kepada anak-anaknya.
Little Ice Cream gemetar dan dia menarik lengan baju kakaknya, di mulut kecilnya masih ada cream kue yang baru saja dia makan, dengan mata besarnya yang basah, dia melihat Maminya, "Mami, kami pergi dengan paman, paman yang galak. Dia menjemput kami dari rumah Nenek Wang, dia tidak jahat, dia membawaku dan kakak ke taman kanak-kanak yang sangat indah, dia bertanya taman kanak-kanak mana yang kami sukai, dia juga membeli banyak mainan dan membelikan kue yang sangat Little Ice Cream idamkan... "
Mata Joanne Gu memerah, dia tidak bisa bernafas, melihat kepuasan di wajah Little Ice Cream tapi tidak berani tersenyum kepada Mami, membuatnya sangat sedih.
Leon Shen juga pernah membelikan mainan untuk anak-anak, tapi dia tidak pernah melihat Little Ice Cream sebahagia ini, meskipun anak-anak tidak mengenal ayah mereka, tapi saat bersama pasti ada kehangatan yang sulit diungkapkan.
Perasaan ini akan membuat anak menjadi tergantung kepadanya.
Joanne Gu tidak berani memikirkannya, apakah hari ini dia menggendong Little Ice Cream? Apakah dia menggandeng tangan Ice Cream?
"Mami, saat pergi dia meninggalkan sesuatu. Aku sudah membacanya, tapi kata-kata yang aku tahu tidak banyak jadi aku tidak memahaminya."
Joanne Gu berjalan ke meja di ruang tamu.
Di bawah kue, ada dokumen berukuran A4 yang terdiri dari beberapa halaman, entah kenapa kelopak mata Joanne Gu berkedut.
Dia menjulurkan tangan dan menyingkirkan kue Little Ice Cream yang telihat seperti pot kecil lalu melihat tulisan berwarna hitam yang tebal di halaman pertama.
"Mami?"
Ice Cream yang peka melihat raut wajah Mami berubah dalam sekejap, Mami sepertinya tidak bisa berdiri, dia mundur, mundur beberapa langkah kebelakang.
Ice Cream sedikit menyesal, hari ini dia gegabah karena melihat sorot mata MM yang penuh harapan dan memohon, jadi dia setuju untuk pergi dengan pria itu.
Ice Cream tidak memiliki kewaspadaannya terhadapnya, karena dia adalah Papinya, dia memiliki aura yang lebih kuat daripada dirinya yang masih kecil, dia berbicara perlahan, suaranya yang lembut dan merdu sangat meyakinkan.
Ice Cream sangat mencintai Mami, dan sangat menyayangi Mami.
Dia yang masih kecil sangat bimbang, dia ingin memiliki keluarga yang lengkap, tapi dia sangat membenci pria dengan sebutan Papi ini.
Dalam benak Ice Cream yang masih berusia empat tahun ini, Papinya mungkin adalah alien. Dia tidak pernah iri dengan ayah keluarga lain yang membelikan ini dan itu untuk putranya. Dia beranggapan Papinya akan datang menjemput dia MM, dan Mami dengan pesawat luar angkasa lalu mereka akan tinggal di luar angkasa bersama-sama, dan di pesawat luar angkasa ada hadiah yang selama bertahun-tahun ini telat diberikan kepada mereka.
Ice Cream yang berusia empat tahun pernah melihat foto di dalam kotak di bawah tempat tidur Mami.
Mungkin karena peka sejak lahir, begitu melihat dia langsung tahu pria jahat ini adalah Papi.
Dia sangat membencinya, Papi masih hidup, kenapa dia tidak datang mencari dirinya, MM dan Mami?
Dia pernah menangis diam-diam, tidak ada yang melihatnya menangis, dia sangat kecewa.
Tapi saat dia memindahkan bangku kecil untuk bercermin di kamar mandi dan mengambil foto untuk membandingkan wajah mereka sedikit demi sedikit, semakin dia melihat dia mendapati alis, mata, dan bibirnya terlihat semakin mirip dengan pria tampan di foto itu. Ice Cream merasa bangga dan ada kepuasan di lubuk hatinya.
Hari demi hari dia merasa kecewa dan menantikannya, jadi dia memutuskan untuk menjaga Mami dan MM dengan baik sebelum pria jahat itu muncul!
Sebenarnya hari ini dia ingin berlagak, tetapi entah kenapa akhirnya dia setuju pergi bersama pria itu?
Pria jahat itu turun dari mobil di halaman rumah Nenek Wang, pria jahat itu hanya diam menyaksikan dia dan MM bermain di bawah atap.
Dia dan MM sedang bermain permainan menginjak genangan air, dia tidak punya sepatu hujan, dia benar-benar ingin sepasang sepatu hujan yang memiliki gambar Captain America di atasnya. Fatty dan anak-anak lain yang tinggal di komplek semuanya punya sepatu hujan, tapi dia tidak meminta Mami membelinya, karena sepatu itu harus dibeli di Mall dan harganya dua ratusan ribu rupiah.
Dia menginjak sebuah genangan sedikit terlalu kuat, dan air kotor itu akan mengenai rok MM, MM menghindar dan hampir terjatuh, dia membantunya, tapi dia tidak berdiri stabil.
Tapi mereka berdua tidak jatuh, ada dua tangan besar yang hangat dan kuat menangkapnya dan MM, pelukan ini berbeda dengan pelukan Mami, lebar dan kuat, selain itu ada aroma kebapakan yang memikat. Seperti gunung, gunung yang besar dan kuat.
Pria jahat itu menggedong MM ke sisi lain, lalu dengan lembut dia menyuruh MM berdiri, setelah itu dia berjongkok, dan melepas sandalnya, telapak tangan pria itu yang lebih besar dari kakinya, menyeka telapak kaki dan betisnya yang terkena air kotor.
Kaki Ice Cream menjadi bersih, tapi telapak tangan pria itu menjadi kotor.
Dia mendongkak lalu berbicara kepada putranya: "Kamu mau sepatu hujan yang bagaimana?"
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAdieu
Shi QiLove and Trouble
Mimi XuMy Superhero
JessiThe Revival of the King
ShintaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275