Baby, You are so cute - Bab 177

Anak ke-4 menghela napas lalu segera menyala sebatang rokok.

Charlie Shen bersandar ke kursi mobil, bibirnya yang terus tertutup sedikit mengering, ia menutupkan kedua netra lalu menyesap rokok dengan kasar.

Alis pria yang begitu panjang, ia menengok ke arah luar jendela lalu menghembuskan asap rokok.

Tiga tahun yang lalu saat ibu terbangun, anak ke-4 berada di pasukan Swiss. Saat Wilson Wen berkata di sambungan telepon, Charlie Shen menangis.

Hari ini ia melihat dengan kedua matanya sendiri.

Kasih sayang Charlie Shen terhadap ibunya benar-benar jauh dibanding anak kandung menyayangi ibu kandungnya sendiri.

Sejak kecil ia tinggal di Paviliun Gu yang bagaikan neraka, ibu akan sekuat tenaga melindungi Charlie Shen, menggunakan kebaikannya untuk menjaga, membiarkan Charlie Shen hidup di keadaan yang sehat, tidak membiarkannya memilih jalan yang tidak tepat, tidak menjadi jahat, dan ia tumbuh menjadi pria yang tegas dalam mengambil suatu tindakan.

Sekitar satu menit kemudian, ia melemparkan rokok ke arah luar jendela, dan memegang setir mobil.

Anak ke-4 mengerutkan dahi dan menghentikan aksinya: "Kondisimu seperti ini tidak boleh mengendarai mobil. Aku saja, kamu istirahat lah di belakang."

……

Mengendarai Land Rover milik anak ke-4.

Mobil mencapai kecepatan tercepat.

Mendekati pukul sebelas, mobil Land Rover berhenti di parkiran rumah sakit VIP pusat kota A

Dua orang keluar dari mobil dan berjalan dengan cepat melewati gerbang ruang inap.

Di lantai ini terdiri dari beberapa ruang inap, namun hanya terdiri satu pasien, doker Zhang, suster, dan pengawal teratas. Anggota keluarga pasien harus diketahui identitas sebelum memasuki ruang inap.

Beberapa tahun ini, Charlie Shen mendirikan sistem keamanan yang kuat. Untuk memberikan lingkungan yang tentram dan melindungi ibunya supaya baik-baik saja.

Wilson Wen yang sudah mendapatkan informasi berdiri di luar ruang inap, tatapannya menatap ke arah pria yang berjarak jauh dan semakin mendekati ke arahnya.

Untuk sementara ini, pintu bangsal ditutupkan.

Hanya melalui kaca kecil untuk melihat, dokter Zhang serta beberapa ahli yang mengenakan jubah putih tengah mengelilingi kasur pasien, dan suster tengah sibuk mengikuti perintah dokter.

Charlie Shen terus menyesap rokok saat menunggu.

Tidak ada yang peduli dan juga tidak ada yang menghentikan aksinya.

Bagi seluruh orang satu jam lebih bagaikan satu abad.

Tidak ada yang berani mendesak, bahkan tidak ada yang berani memarahi dokter karena identitas dirinya. Dokter Zhang memastikan kondisi ibu, ia adalah dokter yang tanggung jawab.

Akhirnya terdengar suara pintu bangsal terbuka.....

Tiga hingga empat dokter yang mengenakan jubah putih diiringi dengan suara komentar, dan dokter Zhang berdiri di paling depan.

Charlie Shen tengah berdiri di dekat tong sampah, satu tangan memasuki saku celana, dan satu tangannya tentu tengah menjepitkan rokok yang tengah ia hisap.

Kemeja abu-abu membuat pria ini terlihat semakin dingin, mimik wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun, dan ia mengerutkan dahi lalu membuang rokok tersebut. Setelah menunggu sejenak, sedikit menghilang bau asap-asap rokok, dan pria itu pun menghampiri dokter Zhang.

“Tuan Shen,” Dokter Zhang tersenyum tipis.

Senyuman dokter Zhang membuat Charlie Shen melegakan hatinya.

Dokter Zhang berkata: “Sudah dipastikan, Nyonya Lu sudah terbangun dari koma.”

Charlie Shen memejamkan kedua netra dan menampakkan lipatan matanya. Saat ia kelelahan terlihat semakin jelas, dan menunjukkan kedua matanya yang kelelahan.

"Nyonya Lu bangun adalah masalah tiga jam lalu, saat suster dan wakil dokter membawa Nyonya Lu menuju ruang hiperbarik. Memindahkan monitor dan sepertinya membawakan reaksi di jari tangan Nyonya Lu, detak jantung serta tekanan darah terjadi perubahan yang besar. Saat wakil dokter melihatnya, ternyata kedua mata Nyonya Lu sedang bergerak. Pencahayaan di ruang inap harus seperti ini, saat pasien yang koma selama bertahun-tahun bangun, ia akan sangat sensitif terhadap cahaya. Saat pagi hari tirai harus ditutupkan. Untuk sementara ini, reaksi pandangan Nyonya Lu sedikit lamban, kedua netra sedikit bergerak adalah sebuah hal yang ajaib. Setelah itu, kondisi tubuh akan diperiksa secara detail."

Dokter Zhang berbicara banyak lalu tersenyum dan berkata: “Sudah, Tuan Shen. Anda bisa menjenguk Nyonya Lu sekarang.”

“Kamu telah bekerja keras, dokter Zhang.”

Charlie Shen menjulurkan tangan di udara sejenak, detakan jantungnya seperti tidak ada suara, lalu ia membuka pintu bangsal.

Di dalam ruang inap sungguh gelap, hanya terdiri lampu kecil yang berada di dekat luar pintu.

Umur pria yang berkepala tiga, langkahan kaki pelan, wajahnya terlihat polos, dan ia seperti anak kecil yang pulang ke rumah usai bermain. Satu demi satu langkah menuju ke arah kamar dan menghampiri ibunya yang tengah tidur siang.

Wanita yang tengah terbaring di atas kasur, melihat dengan seksama bahwa kedua netranya sedikit terbuka, dan kedua matanya bergerak. Namun dikarenakan isolasi dalam jangka waktu panjang, kulit ia sungguh putih, dan setengah rambutnya yang memutih tengah bergerak secara perlahan di sisi lehernya.

“Ibu.”

Ia tidak dapat menahan nada bicaranya yang sedih lalu memanggil dengan pelan.

Sepertinya terjadi sesuatu dalam pendengarannya, dikarenakan wanita yang tengah berbaring di atas kasur tidak memberikan respons.

Charlie Shen mengerjakan kedua netranya yang memerah dan air mata pun terjatuh. Ia menurunkan tubuhnya lalu mendekati telinga ibunya, lagi dan lagi ia terus memanggil dengan lembut dan penuh kesabaran: “Ibu. ibu....”

"Aku Charlie, apakah ibu masih ingat dengan Charlie? Satu setengah tahun bisa mengangkat ember berisi air melewati ambang pintu, menggunting tali pusar anak ibu, umur lima tahun tidak ingin sekolah. Pertama kali ibu memukulku, namun ibu yang nangis terlebih dahulu. Huxley Qu tidak ingin membayar uang sekolahku, namun ibu membayar uang sekolahku secara diam-diam. Sejak kecil hingga dewasa Jordan Qu terus merebutkan barang milikku, ibu mengajarku untuk terus rajin belajar dan suatu saat mendatang harus merebutkan barang milikku sendiri."

“Ibu, anakmu sudah dewasa. Sudah menjadi seorang pria, tidak lagi seperti diriku berumur 24 tahun yang menghancurkan masa depan dan membuat beliau menangis. Bisa benar-benar melindungimu, menjagamu, dan memberikan hal terbaik untuk ibu. Ibu lihatku, buka mata untuk melihat anakmu....”

Wanita yang tengah berbaring di atas kasur sepertinya kesulitan membukakan kedua netranya. Namun ia terus bergerak dan kedua netranya bergerak secara perlahan.

Charlie Shen berjongkok di tepi kasur, kedua tangan Charlie Shen mencari tangan ibunya di dalam selimut. Sesuai dugaan, jari ibunya tengah bergerak.

“Luar biasa. Luar biasa, ibu.....”

Seorang pria yang begitu tenang, namun ia tidak dapat menahankan air matanya

.……

Joanne Gu terus menunggu hingga jam dua belas, meskipun paman sudah memberitahu kepadanya untuk tidur jika sudah tiba waktu.

Bagaimana ia bisa tidur?

Setelah makan malam, ia merasa pamannya pergi karena masalah foto. Di hadapannya, ia mengontrol emosinya dengan baik. Namun Joanne Gu mengetahui masalah ini sungguh kacau.

Ia mengkhawatirkan pamannya, ia mengkhawatirkan operasi luka di perutnya, mengkhawatirkan ia kelelahan, dan mengkhawatirkan keamanannya.

Ia merasa pamannya harus menghadapi banyak masalah. Namun ia tidak bisa mengikut campur masalah tersebut.

Rasa kantuk menyelimutinya, ia bertahan hingga jam dua subuh. Joanne Gu tidak dapat melawan rasa kantuknya, ia pun tertidur. Di alam mimpi ia terus merasakan ketegangan, sepertinya kecelakaan mobil berhubungan dengan foto tersebut, dan ia benar-benar tidak tidur nyenyak.

Hari kedua ia bangun pagi, ia membukakan kedua netra lalu menyentuh sebelah, datar dan terasa dingin.

Pembohong!

Ia bangun dengan perasaan kecewa.

Ia ingin menghubungi pria yang tidak pulang semalam. Ia melihat waktu namun ia menahankan dirinya.

Sepertinya ia telah menyelesaikan masalah lalu ke kantor, dan tidur di ruang istirahat yang terdapat di dalam perusahaan?

Pukul 7.30, Joanne Gu tengah mengenakan tas dan keluar dari rumah mewah.

Di jalan raya terpakir mobil Bentley, ia menghampiri lalu mengetuk kaca mobil pengemudi, dan memberitahu kepada paman Wu bahwa ia ingin menggunakan transportasi umum ke sekolah. Ia ingin lebih bebas mumpung paman sedang tidak berada di sekitarnya.

Kaca mobil menurun dan menampakkan wajah asing: “Salam kenal, nona. Aku adalah supir baru yang telah diatur oleh Tuan Shen dan bertugas mengantarmu ke sekolah serta pulang sekolah.”

Joanne Gu mengerjapkan mata, lalu bagaimana dengan supir sebelumnya yaitu paman Wu?

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu