Baby, You are so cute - Bab 46
Camilla Lu terjatuh di atas sofa, dia batuk berkali-kali dan nafasnya terengah-engah.
Pria itu melempar alat pengambil darah ke samping tubuhnya!
Pria itu berdiri di ambang pintu, dia menatap wanita yang sedang berada di atas sofa dengan sorot mata yang dingin .
Camilla Lu mengenakan rok mini ketat yang hanya menutupi bagian paling atas pahanya yang seputih salju, dan atasannya renda yang menutupi tubuh bagian atasnya samar-samar menunjukkan lekuk tubuhnya.
Dia duduk dihadapan pria itu, roknya sangat pendek, entah disengaja dan tidak disengaja kakinya tidak dia silangkan.
Charlie Shen meliriknya, matanya dingin dan gelap lalu pria itu mengalihkan pandangannya. Dia berbalik, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, dia mengerutkan kening dan menghisapnya dalam-dalam.
Asap rokok berterbangan, di ruangan yang besar ini, hanya terdengar suara pintu apartemen yang tidak berhenti diketuk oleh Wilson Wen dari luar.
Camilla Lu berdiri lalu berjalan menghampirinya, dia mengambil rokok dari bibir tipisnya lalu menghisapnya dengan terampil.
Setalah itu, dia tertawa lalu berjinjit, bibir lembut wanita itu mendekat ke telinga pria itu—
"Sepemahamanku terhadap dirimu, saat kamu hampir kehilangan kendali kamu akan langsung menyalakan rokok seperti ini. Charlie, lihat, hanya melihatku saja kamu sudah seperti ini."
Jarinya menyentuh kancing kemejanya, lalu dia berkata kepadanya: "Selama ini kamu tidak sudi melihatku, seolah-olah perasaan jijik benar-benar merasuk ke tulangmu."
"Tapi apakah benar-benar karena kamu merasa aku kotor? Atau — kamu hanya tidak bisa menatapku langsung dan begitu dekat denganku kamu akan memiliki reaksi?"
Mendengar nafasnya menjadi semakin berat dan tidak stabil, suara Camilla Lu melembut, "Charlie , apakah hanya aku satu-satunya wanita di dunia ini yang benar-benar bisa kamu dekati? Aku sudah melihat gadis barumu, dia masih belum berpengalaman? Kamu sama sekali tidak menyentuhnya, kan? Kamu tidak bisa kan, Charlie , "
"Aa--"
Seiring dengan suara teriakan, perempuan itu langsung jatuh ke lantai yang keras.
Camilla Lu mendongak dengan kaget.
Charlie Shen menyipitkan matanya, dia berjalan ke sampingnya, lalu membungkuk dan menjambak rambut panjangnya, sorot matanya sangat tenang, dan sudut bibirnya terangkat: "Aku menganggap diriku gentleman, mendorong wanita, menarik rambut wanita seperti ini, sudah berkali-kali aku lakukan terhadapmu. "
Dia tertawa: "Camilla Lu, jadi orang harus tahu batasan. Di mataku jangankan seorang wanita, kamu bahkan bukan manusia."
Raut wajah Camilla Lu sedikit memucat.
Dari atas kepalanya terdengar suara Charlie yang tenang: "Apa yang aku katakan delapan tahun yang lalu, meskipun kamu adalah satu-satunya wanita yang tersisa di dunia ini, aku juga bisa menahan diri. Aku merasa jijik menyentuh sesuatu yang sudah sangat kotor!"
Camilla Lu terdiam, dengan tatapan kosong dan raut wajah yang pucat Camilla menatap pria yang memancarkan aura dingin yang sanggup menusuknya. Camilla sudah berkali-kali mendengar pria ini mengatakan dia membencinya, tapi setiap kali dia mengatakannya masih tetap bisa membuat telinga dan hatinya berdarah.
Charlie Shen mengenggam rokoknya dengan tidak nafsu sambil mengerutkan bibir tipisnya dengan dingin, dia seperti iblis yang anggun: "Meskipun beberapa hari ini aku berada di luar negeri, tapi aku tahu semua masalah besar dan kecil yang terjadi di China. Jadi orang harus tahu diri sedikit, sudah diberikan kehidupan yang baik tapi tidak kamu jalani baik-baik dan malah membuat masalah, ini sama saja dengan bodoh! Jauhi dia. "
Camilla Lu terdiam lalu tertawa dengan sinis.
"Apa yang aku lakukan, aku tidak boleh berteman dengan kekasih kecilmu?"
Sorot matanya menjadi semakin gelap dan dingin: "Charlie Shen, memangnya dia bersih? Kalau dulu sebelum kamu pergi ke luar negeri kamu menginginkanku, aku juga bersih! Kalau kamu merasa aku kotor, kenapa setelah itu kamu masih menyentuhku? Kalau kamu tidak menyentuhku , aku juga tidak akan bersikeras melahirkan Roy ... "
Saat membahas soal Roy, Camilla Lu yang selalu terlihat tangguh langsung roboh: "Charlie, izinkan aku melihatnya, setiap bulan pada hari ini, aku mendonorkan darah untuknya, izinkan aku melihat Roy! Bolehkan? "
Charlie Shen menghancurkan rokoknya, lalu dia berbalik dan membuka pintu dengan acuh tak acuh: "Berbenahlah, Wilson akan masuk dan mengambil darah."
"Aku hanya ingin melihat anakku, tolong jangan sekejam ini! Charlie, kalau kamu ingin benci, benci aku saja, tapi Roy tidak bersalah!"
Camilla Lu menangis, dia meraih lengan kemejanya sambil mengertakkan giginya: "Kamu tidak akan mengizinkan aku bertemu Roy, aku tidak akan mendonorkan darahku kepadanya!"
Pria itu berhenti dan terdiam selama beberapa saat, setelah itu perlahan-lahan dia tertawa, suara rendahnya yang sedingin es mampu membekukan orang sampai ke tulang-tulang: "Camilla Lu, kamu adalah manusia, bukan binatang? Berani-beraninya kamu menggunakannya untuk mengancamku? "
Sekujur tubuh Camilla Lu gemetar, dia menutup matanya, lalu jatuh ke lantai.
…………
Jam sembilan malam.
Di rumah sakit terbesar di kota A.
Di luar kamar pasien VVIP.
Charlie Shen mengerutkan kening melihat Wilson Wen memberikan dua tabung darah 300cc kepada dokter.
Dari balik pintu kaca, Charlie Shen melihat orang yang sedang terbaring di atas ranjang pasien. Dia tertidur dengan sangat tenang, raut wajahnya juga terlihat ramah. Dalam tujuh tahun ini, dia hanya siuman beberapa kali.
Setelah dokter pergi, Wilson Wen mendekatinya dengan perlahan.
"Kata dokter, dia bisa siuman atau tidak, semuanya tergantung pada satu tahun ini."
Charlie Shen mengerutkan keningnya sambil melihat pemandangan malam di luar jendela, karena terhalang oleh kaca jendela dia tidak bisa merasakan angin dingin di awal malam musim dingin, tapi dedaunan malah terus bergoyang.
Dedaunan yang bergoyang ini membuat perasaannya ikut menjadi dingin.
Melihatnya diam, Wilson Wen kemabali berkata, "Charlie, kalau dia benar-benar bangun, apa yang akan kamu lakukan?"
Sorot mata pria itu menjadi serius.
Wilson Wen kembali berkata: "Charlie , jangan menghindari pertanyaan ini. Antara dia, Roy, dan Joanne Gu, kamu harus membuat pilihan."
Charlie Shen diam selama beberapa saat, mata pria itu penuh dengan cahaya putih, dan dia terlihat semakin dingin dan sulit ditebak: "Aku sedang mencari cara lain."
Wilson Wen menghela nafas, dia tahu Charlie berkata seperti itu karena dia sudah memiliki perasaan terhadap Joanne Gu, tapi mana mungkin ada cara lain?
Saat dia hendak mengatakan sesuatu, seseorang datang dari koridor yang satu lagi.
Wilson Wen tahu dia adalah orang yang Charlie pekerjakan di rumah sakit.
Wanita paruh baya itu mengangguk kepada Charlie Shen: "Tuan Shen, Tuan Muda Roy tahu anda datang ke sini, dia sangat senang jadi dia menunggu dan menolak untuk tidur. Saat anda melewati kamarnya, bisakan anda meluangkan waktu untuk— "
"Tidak, sudah terlalu malam, suruh dia tidur."
Suara rendah pria itu tidak terdengar acuh tak acuh, sebaliknya sangat tegas dan tidak ragu sama sekali
Wanita paruh baya itu terdiam, dia membuka mulutnya tapi tidak berani mengatakan apa-apa, lalu dia berbalik dan pergi.
Wilson Wen menatap pria yang sekujur tubuhnya sudah memancarkan aura yang sudah semakin dingin, memikirkan mata besar penuh pengharapan anak laki-laki bertubuh kurus itu, dia menghela nafas dengan perlahan: "Charlie , jangan begini, kebetulan kamu ada di sini, pergi melihatnya juga bukan masalah besar ... "
Sebelum dia selesai bicara, dia melihat pria itu sudah berbalik dan pergi.
Di depan tempat parkir rumah sakit.
Di tempat parkir hanya ada sebuah mobil MVP berwarna hitam. Saat asisten pribadi wanita itu melihat bos datang dari kejauhan, dia bergegas keluar dari mobil, dan di tangannya ada ponsel pribadi bos.
"CEO, aku benar-benar minta maaf. Anda berada di rumah sakit sudah lebih dari dua jam dan ponselmu sudah berdering delapan kali, jadi aku pikir mungkin ada masalah penting, jadi aku mengangkatnya.Setelah aku mengangkatnya, orang yang berada di balik telepon langsung menutup teleponnya. Saat aku melihatnya layar ponsel bertuliskan, "Istri"! Apakah... Nyonya mendengar suaraku adalah suara wanita, jadi Nyonya salah paham? "
Charlie Shen terdiam sesaat, lalu dia memijat dahinya.
Sialan.
Charlie sibuk sampai sekarang, jadi Charlie benar-benar lupa dia masih menunggu di bandara!
Charlie melihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat sepuluh menit.
Jam enam dia sudah sampai di bandara, dia benar-benar bodoh, menunggu sampai sekarang?
Gadis bodoh ini ...
Dia merasa seperti ada bulu lembut yang menyentuh hatinya, selama ini dia belum pernah merasakan kehangatan karena ada seorang wanita yang menunggunya.
Charlie Shen langsung menghubungi nomornya, panggilan pertama langsung terputus karena tidak ada yang menjawab.
Panggilan kedua, masih tidak diangkat.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Cute Wife
DessyPredestined
CarlyBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275