Baby, You are so cute - Bab 122

Sebenarnya Joanne Gu hampir murka, saat ini dia yakin 100% wanita ini adalah Nona Xiao yang dikatakan karyawan perusahan yang telah bersama paman selama bertahun-tahun *!

Apa hubungannya dengan paman?

Joanne Gu menoleh dan melihat wajah pria di sebelahnya. Sikutnya bertumpu di tepi meja dengan sangat malas sambil memengang sebatang rokok di antara jari-jarinya. Dia terlihat menunggu makanan dengan tenang, tidak ada yang aneh dengan ekspresi wajahnya, meskipun Nona Xiao duduk di hadapannya, dia masih terlihat tenang, Joanne sama sekali tidak bisa menemukan petunjuk.

Joanne Gu tahu IQ-nya bahkan dibawah sepersepuluh IQ Charlie, jadi dia tidak mempercayai pernampilannya yang terlihat tenang ini, mungkin dia hanya sengaja bersikap tenang di hadapannya.

Seakan menyadari tatapannya, dia menoleh, sambil mengerutkan kening dan mengangkat alisnya, lalu dia bertanya ada apa?

Melihat gelasnya kosong, dia memutar meja lalu berbagai macam minuman muncul di hadapannya, "Kamu suka yang mana? Nutri-Express atau jus jeruk?"

Dia benar-benar menganggapnya seperti anak kecil.

Sudut mata Joanne Gu melirik ke arah Nona Xiao, dan dia melihat di tangan Nona Xiao ada teh Bi Luochun.

Meskipun dalam hati dia ingin menjewer telinganya dan bertanya dengan galak apa hubungannya dengan Nona Xiao!

Tapi Nona Xiao sedang melihat, jadi dia ingin memperlihatkan betapa mesranya dia dan paman, kemesaraan yang tidak dapat di pisahkan meskipun ingin memisahkan mereka!

Joanne Gu menegakkan tubuhnya, lalu kedua tangannya merangkul leher pria itu dan mengecup pipi pria itu, setelah itu dia duduk dengan manis sambil tersenyum kepadanya, "Kenapa paman lupa, biasanya aku suka minum minuman yang hambar seperti teh bunga krisan. "

Charlie Shen yang dicium langsung merasa tubuh dan hatinya melembut, tapi dia menyipitkan matanya menatap gadis kecil yang selalu menaruh minuman ringan di samping tempat tidurnya hari ini dia malah ingin meminum teh.

Ada apa dengannya?

Dalam perjalanan ke sini, Roy Xiao sengaja menanyakan terlebih dahulu kebiasaan makan dan minum kakak ipar, agar dia bisa memesan makanan.

Charlie Shen mengerutkan kening dan berkata, siapkan lebih banyak minuman kesukaan anak kecil, biasanya dirumah dia sering melihatnya minum minuman seperti itu.

Sekarang dia seperti menampar wajah sendiri, gadis ini malah ingin minum teh bunga krisan.

Dia benar-benar kehabisan akal.

Saat membawanya keluar, dia selalu terlihat seperti membawa anak perempuan, itu juga karena dia menganggap dirinya sebagai seorang ayah yang harus mengurusinya.

Charlie Shen memiringkan kepalanya, lalu dia menjentikkan jarinya dengan tangannya yang tidak memegang rokok, setelah itu seorang pelayan yang berdiri di sudut ruangan langsung mendekat dan Charlie berbisik di telinganya.

Tak lama, teko kristal yang indah diletakkan di atas meja, bunga krisan yang belum sepenuhnya basah masih terapung di air panas.

Jari pria itu membuka tutup teko agar tehnya lebih cepat dingin.

"Minumlah setelah dingin."

Joanne Gu mengedipkan matanya sebagai isyarat dia mengerti.

Charlie Shen menjulurkan tangannya ke asbak, Michelle Xiao yang duduk di hadapannya segera mendorong asbak ke arahnya.

Mereka berdua tidak berbicara, tapi seakan memahami satu sama lain. Joanne Gu yang melihat semua ini menebak dulu Nona Xiao pasti sering melakukan hal-hal kecil seperti ini, lihat betapa terbiasanya paman!

Sebenarnya dia tidak perlu mempermasalahkan hal ini, di meja makan saat seseorang tidak dapat meraih sesuatu sangatlah wajar orang lain membantu mendorongnya.

Wilson Wen yang duduk di samping Joanne Gu terus tersenyum, saat tersenyum bibir merah mudanya terlihat sangat elegan dan mempesona.

Tangan besar dokter yang sedikit dingin itu menyentuh kepala Joanne Gu dan mata persiknya penuh dengan senyuman: "Katakan pada kakak, bagaimana permainan go mu belakangan ini?"

Joanne Gu sedikit bingung tapi ketika Kak Wilson mengatakan hal ini, beberapa pria di meja bundar melihat kearahnya dengan kaget.

Salah satu dari mereka bertanya dengan tertarik, "Adik ipar bisa bermain Go?"

Joanne Gu hanya bisa tersenyum malu-malu, dan menatap Kak Wilson dengan mata besarnya.

"Adik Keempat, bukankah kamu terlalu meremehkan orang, jangan lihat adik ipar masih muda dan sangat pendiam, dia sangat pandai dan mau belajar, dia minum teh bunga dan bisa bermain Go apa anehnya?"

Tatapan para pria ini terhadap Joanne Gu menjadi sedikit berbeda, mereka menjadi sedikit menghormati dan menyukainya

Sebenarnya hal ini sangat wajar, teman-temannya ini sedikit keberatan, meraka hanya khawatir saudara kelima tergila-gila dengan gadis yang muda dan lugu. Sejujurnya, gadis ini tidak layak untuk saudara kelima mereka.

Tapi begitu mendengar ucapan Wilson, kelihatannya gadis kecil ini lumayan baik, masih muda sudah bisa bermain Go, memahami teh, berbudi dan murah hati.

“Kakak ipar masih punya hobi apa?” tanya yang lain.

Joanne Gu merasa bersalah, Kak Wilson mengangkatnya terlalu tinggi, hobi apa?

“Hehe, aku sedikit tertarik dengan dunia memasak dan kuliner.” dia kuat makan dan bisa masak ...

“Selain itu, dalam hal mengelola keuangan dan aset aku paham sedikit.” dia sering menang saat main kartu... .

“Eh, kalau dikatakan juga sulit di mengerti, menggambar... aku juga bisa.” jurusannya menuntutnya harus menggambar pakaian sepanjang hari ...

“Hebat!” Kakak Keempat mengacungkan jempol, “Mengelola keuangan dan aset? Ini bukan sesuatu yang menarik bagi gadis pada umumnya. Kelak pasti bisa membantu Charlie. Lihat kami semua bertubuh besar, bagimu memasak adalah seni, bisa menggambar, memiliki moral dan karakter yang baik! Adik ipar, kakak bersulang untukmu! Aku mengagumimu! "

Joanne Gu: "..."

Dalam hati dia berdoa Tuhan, jangan sambar dia dengan petir, jangan sambar dia dengan petir, dia berbuat seperti ini untuk memberikan muka kepada suaminya, dia tidak boleh mempermalukannya, kebohongan ini demi kebaikan ...

"Joanne akan menggunakan teh sebagai pengganti arak, terima kasih atas pujian Kakak Keempat."

Kakak Keempat yang memimpin, lalu satu demi satu teman-teman lainnya juga ikut mengajaknya bersulang. Budaya minum arak memiliki arti yang besar, mengajak bersulang berarti memberikan pengakuan terhadap seseorang.

Joanne Gu meneguk empat sampai lima cangkir teh dengan bingung, tanpa sengaja dia menoleh dan melihat paman sedang menatapnya ...

Dia terlihat sangat malas dan santai, tapi sorot matanya gelap dan dia menatapnya sambil sedikit menyipitkan matanya, ada senyuman di sudut matanya, dengan santai dia membuang abu rokok di dalam asbak sambil terus memainkannya.

Wajah kecil Joanne Gu langsung memanas, dalam sekejap kata-kata tidak tahu malu yang dia ucapkan tadi langsung melintas di benaknya, entah ... Paman mendengarnya atau tidak?

Boo hoo... kalau paman mendengarnya dia tidak akan berani bertatap muka dengannya lagi ...

Mereka bersama dari siang sampai malam, tentu saja paman tahu seperti apa dia dan memahaminya luar dalam ...

Belum sempat meratapi, para pelayan sudah menghidangkan makanan di atas meja.

Michelle Xiao, yang sudah lama dicueki oleh para laki-laki di ruangan itu, mengarahkan para pelayan dengan anggun: "Daging letakkan di sini, tuan itu vegetarian! Yang pedas jauhkan darinya ..."

Setelah selesai memberikan perintah, dia kembali melihat ke meja Charlie Shen sambil memberi tip kepada pelayan, "Tambahkan sebungkus rokok untuk tuan itu, dia hanya menghisap rokok dengan merek yang sama dengan yang ada di tangannya itu, kamu sudah ingat kan?"

Selesai berpesan, Michelle Xiao kembali ke tempat duduknya, suasana di meja makan menjadi sedikit aneh. Dia mengejapkan mata dengan lugu sebagai pertanda dia tidak mengerti.

Dia dan Roy Xiao saling bertatapan, lalu Michelle Xiao tersenyum dengan manis, tangannya yang ramping menutupi bibirnya, lalu dia melihat Joanne Gu yang tidak mengatakan apa-apa:

"Oh, lihat aku, kebiasaanku selama bertahun-tahun tidak bisa langsung diubah, semoga kakak ipar tidak keberatan."

Dia terlihat seperti sedang menjelaskan, tetapi sebenarnya dia sedang menambahkan api.

Roy Xiao langsung merasa sakit kepala "Kakak ipar, dulu saat kami berkumpul semuanya selalu membawa pasangan, tapi hanya Kakak Kelima yang tidak pernah membawa pasangan, kemudian , kami juga tidak membawa pasangan lagi, Michelle adalah adikku, dia suka ikut dalam keramaian, diantara para pria hanya dia satu-satunya perempuan, dia menjaga semuanya, bukan hanya Kakak Kelima. "

Roy Xiao mengira dirinya lumanyan pintar, dia tidak hanya mengatakan kakak kelima sulit di dekati, tapi juga sekaligus mencairkan suasana.

Tangan kecil Joanne Gu menarik pakaian dan celananya di bawah meja!

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu