Baby, You are so cute - Bab 219
Dia pernah melakukan banyak mimpi bersama wanita itu. Sangat kabur sampai tidak bisa membedakan antara kenyataan dan mimpi. Pernah satu waktu panjang dia selalu dapat mencium aroma tubuh wanita itu, pergi kemana pun selalu bisa.
Kemarin di lift rumah sakit juga mencium aroma itu.
Dalam mobil meninggalkan rumah sakit, dia berpikir, apakah wanita itu pernah datang ke rumah sakit ini dan naik lift ini?
Hari ini pergi ke rapat membahas kontrak produk baru GE karena ketertarikannya saja. Pertarungan dengan GE membuatnya semangat, karena ada hal yang bisa dilakukan.
Tidak pernah terpkir, akan bertemu dengan wanita itu.
Kalau begitu kemarin, wanita itu benar-benar ada di rumah sakit.
Joanne Gu sekarang bekerja untuk GE?
Charlie Shen menurunkan lengan, mata yang panjang memerah, mata yang dalam itu perlahan-lahan berubah menjadi sangat gelap.
Dia berusaha bangun sambil mengerutkan dahi. Di bawah celana jas ini berdiri sesuatu yang besar, dia berjalan masuk kamar mandi dengan kesal.
Kaca pecah di bawah tonjokan kuatnya. Dia tidak peduli, bersandar di dinding, di bawah air panas, sekujur tubuhnya berkeringat. Dia memejamkan mata, wajahnya terlihat menderita, tangan panjangnya menuju ke bawah, menyelesaikannya dengan wajah masam.
Benaknya penuh dengan Joanne Gu, terlalu bersemangat, dan dengan cepat sudah basah.
Dia terengah-engah, bernapas dengan lemah, bersandar di dinding. Wajahnya terlihat lelah, putih sakit, tapi mempunyai ketampanan yang gelap.
Pria ini, keadaan gawat atau dalam tampang berantakan apa pun, semuanya membuat orang tidak dapat mengalihkan pandangan.
........
Joanne Gu memegang kontrak yang sudah Charlie Shen tandatangani itu dan bersandar di dinding luar pintu.
Benaknya terus terulang pada perkataan dingin Charlie Shen "menjauhlah dariku".
Demi menjauh darinya, dokumen yang awalnya tidak bersedia ditandatangani, bahkan ditandatangan juga? Karena Ibu meninggal, sangat membencinya sampai sekarang?
Dia bernapas ringan, memberitahunya jangan memikirkan masalah dulu. Dia menyesal, dalam empat tahun ini kadang kala dia memimpikan Ibu, dia minta maaf. Tapi empat tahun kemudian, sekali lagi melihat matanya yang dingin, tetap membuatnya merinding.
Tidak apa-apa, tidak akan bertemu lagi.
Setelah membereskan suasana hatinya, Joanne Gu membalikkan tubuh, berjalan beberapa langkah, dari arah berlawanan berlari seseorang perempuan cantik, mengenakan kemeja sekolah dan celana jumpsuit. Dengan poni rata dan rambut panjang, sebuah angin bertiup dari samping Joanne Gu, tanpa hati-hati menabrak bahu Joanne Gu.
Joanne Gu mengerutkan dahi, mengangkat kembali dokumen di atas lantai dan tatapannya tanpa sadar melihat ke arah seseorang.
Perempuan itu berdiri di depan pintu president suite yang tadi dia tinggalkan dan mengetuk pintu!
Joanne Gu menatap dengan bingung dan membalikkan badan.
Perempuan itu mengetuk beberapa kali, wajah yang putih itu terlihat tidak sabar, tersenyum dan teriak ke dalam, "Paman Shen! Pak Tua Shen! Mengantarkan makanan padamu, kamu tidak buka pintu?!"
Paman....
Di telinga Joanne Gu terdengar panggilan yang meyayat hati itu. Dia menatap langkah ringan perempuan itu, dan tidak menggerakan matanya.
Pintu itu terbuka perlahan-lahan.
Perempuan berambut panjang itu menggoyangkan kantong di celana jumpsuit-nya, "Selama ini? Sedang apa di dalam sana. Tidak bisa mengangkat lagii. Sup sudah mau tumpah keluar!"
Mengoceh, mengomel, tapi tidak ada kemarahan sesungguhnya. Dari sudut pandang Joanne Gu masih dapat melihat senyuman di wajah muda itu.
Perempuan itu masuk ke dalam.
Lalu pintu ruangan tertutup, mengeluarkan suara kecil.
Joanne Gu berdiri di sana, tidak tahu kenapa napasnya berubah sulit.
Di sisi pria itu ada perempuan seperti ini, kelihatannya sangat kecil, tidak lebih dari 20 tahun.
Joanne Gu mengelap keringat dingin yang jatuh dari dahinya, bibir yang pucat memaksakan sebuah senyuman.
Dia merasa dirinya lumayan lucu, lucu sekali.
Kenapa pikirannya mempunyai pikiran seperti ini, mengira pria itu sama sepertinya melewati hidup sendirian?
Pria, selamanya adalah pria!
Apalagi dirinya bagi pria itu, selain satu ginjal yang penting dan juga untuk menghangatkan ranjang, masih punya arti apa lagi?
Mendengar pembicaraan dokter dan pria itu, ternyata, untuk perempuan ini? Demi bisa menyentuh perempuan ini baru memohon pada dokter?
Huh, tapi tidak ada yang perlu disalahkan.
Waktu berlalu, mereka berpisah, sedangkan pria itu punya kekuasaan dan kekayaan. Charlie Shen berumur 36 tahun, tetap bisa mencari perempuan berumur 20 tahun. Sama seperti dulu menyukai dan memainkannya.
Joanne Gu memasukkan kontrak ke dalam tas, membungkukkan badan, melepaskan sepatu hak tinggi-nya, berjalan dengan kaki telanjang ke depan pintu kamar yang tertutup itu.
Di dalam samar-samar terdengar suara pembincangaan.
Sang pria tidak tahu mengatakan apa.
Perempuan itu teriak lalu mengomel dengan manja, "...Jangan begitu begitu serius ya paman? Sekarang juga bukan jam kerja! Tidak bisa bermain dengan senang lagi ya? Aku pergi lima kilometer, belikan Seledri Lily untukmu. Kamu harus ganti uang mobilku. Setiap bulan kamu berikan uang 4 juta padaku, apakah aku bisa hidup?"
Suara pria itu begitu kecil, Joanne Gu tidak mendengar apa yang mereka bicarakan dari luar.
Tapi malah membuat perempuan itu tertawa kencang, "OK! Aku pijat, ada uang aku bantu kamu pijat!"
Di waktu panjang kemudian, tidak ada suara lagi.
Pijat apa? Apa yang mereka lakukan?
Joanne Gu menegakkan tubuh. Menahan napas terlalu lama membuat wajahnya pucat pasi. Dia perlahan-lahan menutup mata yang sedikit perih.
Pantas saja pria itu berkata dengan penuh benci dan dingin, suruh menjauhinya.
Di sampingnya ada orang baru, kepada orang lama bahkan tidak perlu sungkan lagi bukan?
Dia memberikan tawa dingin kepada dirinya sendiri, merasa sedih untuk kehidupan empat tahun ini yang tidak pernah maju, yang kadang-kadang teringat pada pria itu dan menangis!
Kebenaran membuktikkan, merindukan seseorang, pada akhirnya hanya masalahmu seorang.
Kamu hamil, pergi dari sana, menyesuaikan diri terhadap kota yang asing, dia tidak tahu.
Di saat kamu sedang berjuang melahirkan dua anak, dia mungkin sedang bersenang-senang di samping wanita lain.
Empat tahun kemudian kamu pusing terhadap biaya sekolah anakmu, dia bisa mencari perempuan yang dulu sama aktifnya denganmu untuk melepas kepenatannya.
Dia tidak perlu merasa sedih.
Tangannya berada di atas dada, bernapas pelan, tidak perlu merasa sedih, Joanne Gu.
Masa yang paling menyakitkan sudah dia lewati. Sekarang tidak ada lagi, kamu masih punya dua anak.
Hanya saja masalah anak-anak, selamanya tidak boleh memberitahu pria itu!
Pria itu tidak layak!
Joanne Gu berbalik dan berjalan, mengenakan sepatu hak tingginya, dengan mata yang dingin juga berjalan tenang ke arah lift.
Di kamar president suite, Charlie Shen duduk di sofa yang luas, sofa menghadap di pintu.
Setelah mandi, rambut pendeknya meneteskan air, wajah tampannya terlihat dingin dan bermata gelap.
Tatapan pria itu melihat ke celah di bawah pintu, bayangan gelap sudah pergi.
Charlie Shen menundukkan mata dan mengangkat tangan, "Tidak usah pijat lagi."
Perempuan yang berjinjit di belakang sofa, kelelahan teriak, jari yang pendek meninggalkan pelipis Charlie Shen.
"Keluarkan seledrinya."
"Kenapa sudah usia sebesar ini masih pilih-pilih makanan?" perempuan itu melompat keluar dari belakang sofa seperti kelinci dan mengambil sumpit.
Charlie Shen berdiri, pergi ke samping jendela, dan menelpon sambil mengerutkan dahi.
"...Manajer Zhang, GE sudah mendapat 100 triliun?" dalam telepon, pandangan pria itu asal melihat ke arah sofa dan sudut ruangan.
Suara perempuan mendengungkan lagu mengecil, tidak mengganggu telepon Charlie Shen, berjongkok di samping meja, memilih sayuran dengan hati-hati.
"Direktur GE itu, namanya Leon? Punya gerakan apa? Baik, kapan pun dilaporkan."
Perempuan memasukkan satu buah seledri yang Charlie Shen tidak mau makan ke dalam mulut, menurunkan sedikit kepala, namun rambut panjang itu malah tidak mampu menutup total wajah samping itu. Dia pun menggunakan sumpit, merapatkan bakung dengan hati-hati.
Charlie Shen menarik kembali pandangan, secara bersamaan mematikan sambungan.
Charlie Shen melemparkan ponsel ke sofa yang empuk, berjalan ke samping meja, mendorong dengan sandal jempit perempuan yang sedang berjongkok itu, "Kenapa makan seledriku?"
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaAwesome Guy
RobinCinta Yang Berpaling
Najokurata1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaIstri kontrakku
RasudinBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275