Baby, You are so cute - Bab 271
Joanne Gu melihat ke arah dia dan baru menyadari bahwa wajah dia sudah menegang. Dia yang memiliki wajah yang terlihat anggun pun terlihat sangat dingin dan bengis pada saat ini.
Leon Shen menarik kakinya, menjulurkan tangan untuk membuka pintu mobil, lalu dengan terburu-buru menutup pintu mobil.
Emosi dia sudah tidak dapat ditahan, semuanya terlihat pada bulu matanya yang bergetar.
Hatinya terasa hancur berkeping-keping dan terlihat sangat sedih.
Joanne Gu menggunakan sebelah tangannya untuk menahan pintu mobil dan sedikit banyak dia dapat melihat rasa penolakkan serta menjaga jarak kepadanya.
Apakah hatinya sebegitu kacaunya?
Dia merasa dia tidak pernah seperti ini.
Setelah berhubungan dengannya selama empat tahun dengannya, Joanne Gu tidak pernah melihat dia menunjukkan sisi asli dirinya di depan orang lain.
Meskipun dalam proses ini Joanne Gu merasa sifat asli dia memang seperti itu, di mana dia terlihat serius ketika sedang bekerja dan terkadang terlihat konyol dalam kehidupan sehari-harinya.
"Aku akan mengantarmu pulang bila kamu tidak ingin pergi ke rumah sakit."
Joanne Gu memberhentikan dia: "Leon Shen kamu turun dari mobil dan duduk di barisan belakang......."
"Kamu sudah selesai atau belum?!" Suara pria itu berubah menjadi serak dan rendah.
Tubuh Joanne Gu bergetar, lalu dia pun mengangkat kepalanya dan keempat mata itu saling bertemu. Tatapan dia terlihat sangat dalam.
Detik selanjutnya, Joanne Gu menelan air ludahnya dan langsung membuka pintu mobil tanpa berbasa-basi dan menyeret orang itu keluar dari dalam mobil!
"Kamu pelanlah sedikit!"
Tubuh sekurus itu tidak terlihat bertenaga begitu dia meledak, akan tetapi dia terlihat sangat hebat.
Joanne Gu menarik dia ke belakang pintu dan membuka pintu lalu memasukkan dia ke dalamnya: "apakah kamu merasa sakit? Jika iya ingat rasa sakit ini baik-baik dan aku ingin lihat apakah kedepannya kamu berani berkelahi lagi atau tidak!"
Pria itu berbaring di kursi belakang secara diagonal, setengah wajahnya di bawah sinar bulan yang kabur, dia menjilat bibir tipisnya, "kejadian ini disebabkan olehku. Joanne Gu, aku datang ke rumah sakit dan aku yang mulai bergerak terlebih dulu, aku tidak memerlukan rasa simpati dari kamu! Pada saat ini aku benar-benar tidak ingin melihatmu!"
Joanne Gu berhenti sejenak: "aku menganggap kamu sebagai orang yang sangat penting dan tidak akan mengabaikan kamu, Leon Shen ..."
"Orang yang sangat penting? Atau hanya orang yang kamu miliki hutang budi?" Dia memotong pembicaraannya dan terkekeh.
Joanne Gu tidak tahu harus berkata apa.
Dia mengalihkan topik pembicaraan: "meskipun aku dengar-dengar GE dan ZOE memiliki masalah, tetapi di dalam ingatanku, kamu belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana cara kamu bisa mengenal dia?"
Leon Shen menolehkan kepalanya menatap ke arah lain.
Suaranya terdengar datar: "aku sudah mengenalnya sejak awal, aku sudah mengenal nama Charlie Shen sejak dulu."
Tanpa menunggu reaksi terkejut Joanne Gu, dia pun langsung dengan jujur berkata: "kamu ditindas pada........acara permainan golf tadi sore? Ice Cream mengatakan kamu menangis ketika tiba di rumah, pad saat itu aku tidak memikirkan apa pun dan langsung bergerak."
Joanne Gu menggunakan tangannya untuk memegang pintu mobil dengan sangat erat, wajahnya bersemu merah dan merasa sangat malu.
Dia berpikir selama beberapa saat, menatap ke arah bawah dan hanya dapat berkata jujur: "Leon Shen maaf aku sudah menyia-nyiakan perlindungan kamu terhadap aku, sebenarnya aku dan dia....."
"Berhenti berbicara." Dia berbicara dengan penuh penekanan.
Tubuh pria yang panjang dan berwajah tampan itu berbaring di sandaran dengan lemah.
Di bawah kemeja berlumuran darah ada dada yang naik dan turun dengan cepat dan salah satu sisi pada kemeja keluar dari dalam celana. Dia terlihat sangat berantakan.
Joanne Gu menutup pintu dan masuk ke kursi pengemudi.
Setelah menyalakan lampu dashboard, dia pun menggerakkannya.
Mobil tersebut keluar dari rumah sakit, dia mengatur navigasi dengan benar dan kecepatan mobil tersebut terbilang juga cukup tinggi.
Jalanan yang datar dan suara deru mesin mobil membuat Leon Shen masuk ke dunia yang setengah sadar dan kacau.
Banyak peristiwa masa lalu yang kelabu melintas di benaknya.
Pada tahun di mana dia meninggalkan panti asuhan, tatapan adiknya yang terus menatapnya di belakangnya itu tidak pernah dilupakannya.
Selama beberapa tahun di Hong Kong, dia sangat sibuk, akan tetapi dia juga merasa bahagia. Bahkan hingga dia melupakan adiknya sendiri. Selain mengirimkan biaya hidup bulanan pada tepat waktu, dia selalu tidak punya waktu untuk kembali ke China untuk mengunjungi adiknya.
Tali persaudaraan mereka semakin lemah dari hari ke hari.
Akhirnya suatu hari dia kembali ke China untuk melihat adiknya, tetapi dia menerima telepon dari rumah sakit bahwa dia sudah bunuh diri.
Teman-teman adiknya itu mengatakan bahwa sebelum adiknya bunuh diri, ada seorang pria bernama Charlie Shen datang ke sekolah. Dia pun mematahkan kaki adiknya di depan semua masyarat sekolah.
Adik laki-lakinya itu introvert sejak lahir dan menaruh semua rasa sakit ketika berpisah dari kakaknya kepada kakaknya. Dia tersesat, mungkin bukan karena keinginan dirinya, melainkan ditindas oleh pria-pria dari keluarga kaya yang ada di sekolahnya.
Setelah kejadian itu, adiknya tidak datang lagi ke sekolah, dan menulis surat kepada kakaknya seperti biasa untuk menipu dia, tetapi diam-diam melakukan bunuh diri di kamar sewa.
Leon Shen dengan hati-hati menyelidiki semua hal yang melibatkan adiknya.
Kematian ini tidak dapat disalahkan kepada siapa pun, akan tetapi seperti itulah manusia, dia akan merasa arah ketika dia kehilangan sesuatu.
Leon Shen tidak pernah benar-benar membalaskan dendamnya kepada siapa pun. Dia mengirimkan rekaman videonya kepada Jordan Qu. Dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Dia hanya merasa bosan.
Jika ingin mengatakan mengenai pembalasan dendam sebenarnya dimulai pada empat tahun yang lalu di mana pertarungan antara Charlie Shen serta ayah dan anak Dari Keluarga Qu. Pada awalnya, kegagalan Charlie Shen hampir saja mengalami kegagalan dan Dia diam-diam membantu sedikit.
Ketika Jordan Qu meninggal, Leon Shen merasa cukup senang.
Setelah keluarga Qu runtuh, Charlie Shen akan bebas dan perang antara dia dan Charlie Shen akan dimulai.
Semuanya berjalan lancar, kecuali ... dia menyukai mantan istri orang lain.
Apa yang dia lakukan saat jatuh cinta pada Joanne Gu.
Menarik merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dibicarakan dengan jelas.
Leon Shen tersenyum pahit, membuka matanya dan diam-diam melihat ke kaca spion. Wanita itu mengemudi dengan serius dan matanya memerah.
Apartemen SOHO modern.
Dengan bantuan seorang petugas keamanan, Joanne Gu pun berhasil memapah pria itu ke lantai atas.
Leon Shen tidak sadarkan diri setelah berbaring. Apartemen pria itu kosong. Joanne Gu tidak dapat menemukan termometer dan hanya ada satu botol berisi air panas di dapur dan pada lemari es diisi dengan beberapa merek air mineral impor. .
Menyentuh dahi pria itu dengan punggung tangan dan menyadari dia terkena demam.
Joanne Gu merasa sangat panik. Dia menuangkan semua air mineral di dalam kulkas ke dalam baskom dan meminta petugas keamanan untuk menanggalkan pakaian dia, lalu menggunakan air dingin tersebut untuk mengompres dia.
Akan tetapi tidak berguna.
Leon Shen dengan keadaan linglung memberikan ponsel kepadanya.
Joanne Gu akhirnya mengerti dan menemukan nomor seorang dokter di dalam ponselnya.
Tidak sampai sepuluh menit, seorang dokter tiba sambil membawa kotak medisnya tanpa mengganti pakaian tidurnya. Setelah menanyakannya, dia baru mengetahui rupanya dia juga tinggal di SOHO.
Di saat dokter mengobatinya, Joanne Gu juga membantu di sisinya. Pada pukul empat subuh, akhirnya demamnya tidak naik kembali dan dia terlihat tidur dengan keadaan jauh lebih nyaman.
Joanne Gu menghembuskan nafas dengan lega, lalu keluar dari kamar tidur dengan kelelahan dan tidak menemukan adanya telepon rumah setelah menyusuri ruangan tersebut.
Pada tangan dia hanya terdapat ponsel Leon Shen. Dia berdiri di depan jendela sambil menggertakkan giginya, dia mengubah pesan dan kembali menghapusnya sebanyak berulang-ulang kali. Lalu pada akhirnya dia pun mengirimkannya kepada Kak Wilson.
Di rumah sakit.
Boris Jian berada di ruang ICU dan berurusan dengan kompensasi untuk ruangan ICU yang hancur lebur.
Di ruang rawat inap, ponsel Wilson Wen berdering dan memandang pria mengerikan yang duduk di samping tempat tidur bayi.
Dia pergi menjauh dan menekan layar ponsel.
【Kak Wilson, bagaimana keadaan bayi-bayi di rumah sakit? Tolong Kak Wilson membantuku untuk menjaganya. 】
Wilson Wen menyipitkan mata sambil membaca pesan tersbut dan tiba-tiba tertawa.
“Suara apa itu?” Terdengar suara pria yang serak yang sedang memperingati dia yang berada di sisi ranjang.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyLoving Handsome
Glen ValoraUnperfect Wedding
Agnes YuCEO Daddy
TantoPerjalanan Selingkuh
LindaCintaku Pada Presdir
NingsiAnak Sultan Super
Tristan XuWonderful Son-in-Law
EdrickBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275