Baby, You are so cute - Bab 150
Emily teriak, tapi belum sempat bergerak, ponselnya sudah berada di tangan wanita itu.
Charlie Shen mengambilnya dengan dahi terkerut, menunduk menatap perempuan yang sudah menangis di hadapannya, dan matanya muncul perempuan kecil yang membuatnya kesakitan dan gelisah itu, "Nona Han, sorry, harap kamu mengerti, aku tidak bisa kehilangan dia."
Mendengar itu, Emily sangat marah, "Tuan Shen! Orang seperti kami tidak bisa berhubungan denganmu di status sosial yang sama. Tapi pria harus mengerti satu prinsip. Kalau benar-benar suka pada wanita itu, maka tidak seharusnya membuat wanita itu menangis! Joanne dulu sangat bahagia. Tapi Joanne yang sekarang selalu menangis. Mencintai seorang pria, kalau yang didapat hanya tangisan saja, maka untuk apa menginginkan cinta ini? Dia memang menelponku. Karena dia terlalu sedih, sakit, dan kesepian. Kamu seharusnya mendengar suara tangisannya!"
Punggung pria tinggi itu berbalik dan sedikit bergetar. Terdengar suara pria rendah, "Dia menangis, mungkin karena aku tidak berada di sampingnya."
Emily tersentak, tidak mengatakan apapun lagi.
Tubuh dingin dan tinggi itu berjalan keluar dari lorong dengan cepat. Di dahi Charlie Shen penuh dengan keringat. Wajah yang pucat itu kelihatan tidak semangat di bawah cahaya emas matahari.
Pria itu melangkahkan kaki panjangnya ke Porsche Cayenne. Tangan panjangnya menekan bagian amandel yang sudah sangat panas itu dan berkata dengan mata gelap, "Segera pergi ke bandara, terbang ke Kota S, hubungi Wilson."
Mata Jones Zhang menyala, melihat bosnya memegang ponsel seorang wanita.
Di daftar telepon ada telepon akhir-akhir ini, jangka waktunya satu jam.
Charlie Shen menekan nomor itu, ujung jari-jarinya berkeringat. Dia menutup mata erat, menelpon kepada wanita itu.
........
Berlalu tiga hari. Joanne Gu setiap hari pergi ke klinik tepat waktu untuk diinfus, makan obat, istirahat, dan penyakitnya membaik.
Sejak dia menelpon Emily, Emily bilang akan mencarinya. Keesokan paginya, Joanne Gu pergi ke toko service untuk membatalkan nomornya.
Dia sangat menyalahkan diri karena tidak mampu menahan diri untuk telepon menangis dan mengatakan kesedihannya. Bagaimana bisa dia tega menyusahkan Emily. Kondisi keluarga Emily tidak memperbolehkannya tidak bekerja satu hari pun.
Simpanan uang 40 juta, dikurangi biaya pengobatan dan biaya hotel, sudah berkurang hampir 6 juta.
Joanne Gu untuk sementara mencari pekerjaan kasir di sebuah supermarket.
Tidak boleh menggunakan uang simpanannya lagi, harus mulai bekerja. Kehidupannya untuk sementara termasuk menetap di sini.
Jam kerja di supermarket adalah enam jam. Waktu luang tidak sedikit. Dia membeli buku belajar tentang desain. Setelah kerja, dia bisa pergi mendengar pelajaran di kelas universitas, lalu belajar di perpustakaan. Pelajarannya tidak boleh dilupakan.
Tanggal 12 Mei, Joanne Gu lembur. Jam 10 malam baru pulang dari supermarket.
Berjalan ke rumah yang dia sewa memerlukan waktu 10 menit. Sarana di dalam rumah termasuk masih boleh, tapi lumayan jauh, jadi murah.
Di jalanan yang sedikit gerimis ini, tidak ada pejalan kaki lain. Lampu jalanan terpisah jauh baru ada satu. Joanne Gu mempercepat langkah kakinya.
Tapi setelah dia berjalan sesaat, dia menyadari ada orang yang mengikutinya dari belakang.
Joanne Gu mempegang erat payungnya, bernapas pelan, dan mempercepat langkah kakinya dalam diam.
Setelah belok melewati satu dinding, Joanne Gu dengan cepat mengeluarkan pepper spray dari kantong bajunya! Dia memutar tubuh ke samping dan asal menyemprot, "Jangan bergerak! Jangan ke sini!"
"Joanne!" orang yang bersembunyi itu mengeluarkan suara.
Joanne Gu tersentak. Dia melihat ke sana dengan napas cepat.
"Jangan takut. Aku, Joanne, ini aku!"
Pepper spray di tangan Joanne Gu terjatuh ke atas lantai dan Joanne Gu langsung santai, lalu mengerutkan dahi kecil, "Kenapa kamu?!"
.......
Di dalam klinik.
Ethan Lu menyipitkan mata yang sakit karena tersemprot air cabai dan dokter sedang mengobatinya.
Joanne Gu berdiri di samping.
"Emily tidak bisa datang sekarang. Charlie mengutus orang memantaunya. Aku mendengar semuanya di telepon dengan Ander. Joanne, dia tahu kamu berada di Kota S. Kota ini besar, tapi kalau dia niat mencarimu, dia pasti akan menemukanmu suatu hari nanti."
Wajah Joanne Gu tidak mempunyai ekspresi apapun, tapi kedua tangannya sudah mengepal.
Ethan Lu membayar, berdiri, lalu berjalan ke sini, "Sudah yakin mau berpisah dengannya?"
Joanne Gu keluar dari klinik, "Kamu pulang sekarang!"
"Bukankah kamu sudah yakin mau berpisah dengannya?"
"Ethan! Meski aku berpisah dengannya, aku juga tidak akan mempunyai hubungan apa pun denganmu."
Joanne Gu mengatakan maksud hatinya dengan begitu jelas. Hatinya tanpa sadar merasa dirinya menyedihkan. Sejak kecil dia menyukai seorang pria, lalu tiba-tiba mencintai pria lain. Namun yang dua pria ini akhirnya berikan padanya adalah kekecewaan. Apakah matanya yang tidak bisa menilai orang?
"Joanne, kamu sudah salah paham." Ethan Lu menatap ke depan dan tersenyum pahit.
"Aku datang bukan untuk kembali ke sisimu dan mengganggumu. Aku sudah mengerti sejak awal kalau aku sudah kehilanganmu.Dari telepon mendengar suara tangisan Emily. Aku mengkhawatirkanmu, jadi datang untuk melihatmu. Melihat wajahmu lumayan segar. Aku sudah tenang. Membantumu menyembuhkan penyakit. Semua yang bisa aku bantu akan kubantu, lalu aku pergi."
"Tubuhku sudah jauh lebih baik."
Joanne Gu menundukkan kepala dan memikirkan kembali sikapnya.
Dulu perasaannya sangat kabur terhadap Ethan Lu. Tidak bisa membedakan antara rasa kekeluargaan dan rasa suka. Sekarang mereka berpisah, berjalan di jalan masing-masing. Hubungan saling menemani satu sama lain saat kecil tetap ada.
Jujur saja, pergi ke kota asing. Tiba-tiba melihat orang yang dikenal, hati akan terasa sedikit tenang.
Ethan Lu berjalan ke sampingnya, meninggalkan sedikit jarak dan menundukkan kepala berkata, "Setelah melepaskan dengan tulus, aku berharap kamu bisa bahagia berada di sisinya. Dia sangat kuat. Dengar-dengar dia juga sangat memanjakanmu. Tapi waktu itu kamu mabuk di bar, aku tahu semua ini hanya permukaan saja. Kamu tidak senang, kamu menangis."
"Kali ini aku tidak tahu apa yang membuatmu sedih. Kalau benar-benar memutuskan untuk meninggalkannya, aku membantumu. Kamu sekarang bekerja paruh baya juga bukan cara jangka panjang. Kamu baru umur 20 tahun. Belajar sampai tingkat dua saja sudah putus sekolah? Joanne, kamu masih kecil. Setelah kamu sampai di usiaku ini, kamu akan menyesal menyerah terhadap sekolahmu demi seorang pria. Masyarakat sangat kejam, masyarakat terlalu nyata."
Joanne Gu sambil bicara sambil berjalan, "Aku tidak berencana menjadi kasir seumur hidupku. Aku sudah membeli buku. Setelah selesai kerja, aku akan ikut mendengar di kuliah."
"Aku sudah pernah periksa. Universitas ini tidak ada jurusan desainer pakaian yang khusus. Kamu ikut kelas apa? Satu kelas bisa pergi, satu kelas tidak bisa pergi. Pengetahuan yang terputus-putus, lebih sulit dipelajari."
Joanne Gu menundukkan kepala. Yang Ethan Lu katakan semuanya kenyataan. Tapi keadaan sekarang seperti ini.
Mungkin, setelah dia mengumpulkan sebagian uang, akan mulai dari awal. Mengikuti UN dewasa dan kuliah sekali lagi. Sampai saat itu, dia sudah umur berapa?
Beberapa pertanyaan ini, Joanne Gu sudah pernah berpikir beberapa kali sepanjang siang dan malam, tapi tetap tidak mempunyai cara penyelesaian. Universitas X hanya belajar dua tahun, tidak mungkin mendapat diploma.
Dia tahu bagi orang yang tidak mempunyai sandaran apa pun, seberapa pentingnya diploma itu.
Di bawah lampu jalanan, Ethan Lu menatap Joanne Gu dan berkata dengan wajah lurus, "Joanne, aku bantu kamu mengatur pindah sekolah. Aku punya cara di dewan pendidikan Universitas X di Kota A, selain itu aku sudah mencari universitas yang menerimanya. Di Hong Kong ada universitas yang desainer pakaian yang sangat terkenal. Seberapa jauh Hong Kong dengan Kota A? Dia sangat sulit menemukanmu lagi. Sekarang hanya perlu kamu menganggukan kepala saja."
Joanne Gu menengadahkan kepala dengan terkejut.
Beberapa saat kemudian, Joanne Gu menggelengkan kepala, lalu berjalan pulang ke rumah yang dia sewa tanpa membalikkan kepala sekali pun.
Malam ini dia tidak bisa tidur.
Dia tidak bisa tidak tergerak pada yang Ethan Lu katakan, tapi ini akan berhutang budi pada Ethan Lu, inilah yang dia tidak inginkan.
Ethan Lu tidak pergi. Keesokan harinya Joanne Gu yang pergi berangkat kerja, melihat pria itu menunggu dengan tenang di kafe sebelah supermarket.
Setelah dia pulang kerja, Ethan Lu mengajaknya makan bersama, memberikan beberapa obat untuk mengobati radang paru-paru. Joanne Gu menerimanya. Sekarang interaksinya dengan pria ini sudah seperti kenalan lama. Tidak ada perasaan tidak suka juga tidak ada perasaan lain.
Saat makan, kembali membicarakan masalah ini. Joanne Gu mengakui, semakin Ethan Lu bicara, dia semakin tergerak.
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataSomeday Unexpected Love
AlexanderMenunggumu Kembali
NovanCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHalf a Heart
Romansa UniverseAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaUntouchable Love
Devil BuddyStep by Step
LeksBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275