Baby, You are so cute - Bab 67

"Tuan Shen, istrimu demam sampai 39 celcius. Ada penyebab dia masuk angin, ada juga penyebab dari luka tubuh yang terinfeksi. Luka di bawah tubuhnya sedang dalam pemeriksaan. Dilihat dari kondisi sekarang, masih lumayan parah."

Di wajah pria yang dingin itu, tidak terlihat perasaan apapun. Tidak tahu apakah sedang mendengarkan atau tidak.

Dokter wanita itu mengerutkan dahi, "Aku perlu bertanya beberapa pertanyaan padamu."

"Silakan katakan."

"Tuan sudah berapa lama tidak berkehidupan seks?"

Mata Charlie Shen yang gelap bergetar dan terdiam.

"Tuan Shen, ini sangat membantu dalam pengobatan penyakit istrimu."

"... Delapan tahun."

Dokter wanita malah tersentak, tapi matanya terlihat mengerti lalu lanjut bertanya, "Tuan total memiliki berapa kali pengalaman?"

"........." Dia sudah mau melemparkan barang!

"Tuan Shen, istrimu masih berada di kamar pasien, karenamu dia baru bisa berbaring di kamar pasien..."

"Sekali."

"Kemarin malam berapa kali?"

"Dua kali."

"Masing-masing berapa lama?"

"Sialan, ini apa hubungannya dengan penyakitnya!"

"Tuan Shen, aku adalah dokter, aku tidak akan bertanya pertanyaan yang membosankan padamu."

Mata Charlie Shen melihat ke arah lain, memancarkan api! Kharisma kuat di sekujur tubuhnya, tidak mampu menutupi warna merah di wajahnya, "... 30 menit, satu jam setengah."

Dia bersumpah, setelah istrinya sembuh, dia langsung menghancurkan rumah sakit ini! Dokter bodoh ini, langsung dipecat dan pergi ke Afrika saja sana!!

"Kesimpulan awalnya adalah, karena tuan tidak tahu batas dan kurang teknik, membuat istri tuan terluka. Tuan Shen, tuan sudah boleh keluar."

Charlie Shen merubah pikiran. Setelah penyakit istrinya sembuh, dia akan langsung membuat dokter ini kehilangan pekerjaan. Satu keluarganya kehilangan pekerjaan!!

Charlie Shen keluar dari dalam kantor dokter dengan wajah masam, baru berjalan beberapa langkah——

"Charlie!" Wilson Wen berlari ke sini dengan kepala penuh salju, "Kamu masih belum sarapan kan. Aku belikan tiga kantong susu padamu."

"Tidak mau."

"Mana bisa tidak minum?" Wilson Wen menasehati, "Kemarin proteinmu hilang begitu banyak. Kamu sudah berumur 32 tahun, bukan 22 tahun, harus segera menambah vitamin! Cepat minum..."

"Minum apanya! Pergi sana!"

Wilson Wen yang ditendang kejam oleh kaki Charlie Shen berkata, "Sialan! Kamu yang buat orang sakit, kenapa marah kepadaku?"

"Kalau bukan pengaruh obatmu itu, apa aku bisa berbuat seperti itu padanya?"

Wilson Wen tersentak dan tersenyum, "Siapa yang bilang ada gangguan. Bukankah itu membuatku mengira kamu tidak bisa. Siapa yang tahu kamu begitu hebat."

"Keluar dari penglihatanku!"

Charlie Shen membalikkan tubuh dengan dingin, menatap kamar pasien yang pintunya tertututp rapat itu dan mengerutkan dahi dengan kesal.

.........................

Joanne Gu terbangun di sore hari. Terbangun karena rasa harus dan hanya bisa merengek saja.

Sepasang mata yang bengkak itu melihat sekitar dengan waspada. Ketika melihat tidak ada orang itu, dia baru menghela napas kecil.

"Adik, kamu sudah bangun?"

Joanne Gu menolehkan kepala. Seorang perawat berdiri di ujung ranjang, dengan tampang umur 30 tahunan, sedang membungkukkan badan dan menyibak selimut.

Joanne Gu merasa tempat yang sudah kesakitan sampai mati rasa itu, sangat dingin, disiram oleh obat, semakin menimbulkan rasa sakit yang menusuk tulang.

"Kamu tahan sedikit." sang perawat berkata lembut. Setelah selesai mengoleskan obat pada Joanne Gu, dia menengadahkan kepala, tersentak, dan berkata dengan kasihan, "Jangan menangis ya, adik kecil."

Joanne Gu menghapus airmatanya, tubuh yang lemah itu bergetar, memaksakan diri untuk tidak mengeluarkan suara.

Air mata turun satu tetes demi satu tetes. Joanne Gu mengerjapkan mata, menatap atap ruangan yang putih dengan kosong. Beberapa saat kemudian, air mata berubah lengket di wajah, dia pun mengelapnya dalam diam.

Sang perawat melihat perempuan berponi yang tertidur dengan patuh dan berwajah bulat, yang kelihatannya hanya berumur belasan tahun itu saja.

Sang perawat ragu dan berkata sambil menghela napas, "Kalau ada kesulitan apapun, aku bantu lapor polisi untukmu. Di rumah sakit ada identifikasi luka luar, bisa membantumu menangkap orang jahat yang menindasmu itu!"

Joanne Gu akhirnya menangis kecil dan menggelengkan kepala dengan tatapan kosong, "Kamu tidak bisa menangkapnya."

"Kenapa?"

Joanne Gu tidak bicara lagi.

Dia teringat akta nikah waktu itu. Sampai sekarang dia juga tidak percaya, benar-benar tidak percaya.

Bagaimana bisa pria itu adalah suaminya?

Sebenarnya dia hidup di dunia seperti apa? Hanya bertemu dengan seorang pria tampan dan suka saja. Dia punya salah apa?

Setelah itu, tahu kalau pria itu punya anak, dilanjutkan dengan status pria itu yang tidak biasa. Sekarang lebih aneh lagi. Bisa-bisanya pria itu adalah suami sahnya. Pria itu punya akta nikah, dokumen yang mempunyai dua nama mereka di atasnya, cap, dan juga foto bersama.

Dia tidak mengerti, apalagi bisa menerima.

"Haih, kamu jangan sedih lagi. Kalau perasaanmu buruk, itu akan langsung mempengaruhi kondisimu..."

Di saat suster sedang menghibur, pintu kamar dibuka dari luar.

Joanne Gu tersentak dan menatap ke arah pintu dengan ketakutan. Ketika melihat orang yang masuk adalah Kak Wang, dia melepaskan sprei ranjang yang dia cengkram dan menghela napas lega.

"Nyonya." Kak Wang tersenyum.

Joanne Gu menatap Kak Wang dengan asing dan matanya penuh dengan luka, "Bibi Wang, apa kamu sudah tahu sejak awal?"

Kak Wang diam-diam mengalihkan pandangan, tidak tahan mendengar tangis nyonya yang begitu sedih. Nyonya sudah terkejut. Kasihan sekali. Kemarin di lantai bawah, dia terus mendengar tangis nyonya. Dia adalah pelayan. Bagaimana mungkin melawan perintah tuan dengan naik ke atas?

Juga tidak tahu ada apa dengan tuan kemarin malam. Marah begitu hebat. Biasanya orangnya lumayan lembut.

Kak Wang diam-diam berpikir dan membujuk, "Nyonya, kamu jangan marah kepada tuan. Dia adalah pria yang muda dan kuat. Sudah sangat lama tidak mempunyai wanita. Wajar juga kalau lupa untuk lembut. Sebenarnya tuan sangat baik padamu. Hari ini kamu terus berbaring di sini. Tuan menjaga seharian di luar..."

Joanne Gu menggelengkan kepala, menolak untuk mendengar. Wajahnya sangat tegar, tidak ingin mendengar cerita pria itu!

Kak Wang tidak mengatakan lagi. Setelah lewat beberapa saat, baru berkata, "Tuan bilang rumah sakit tidak senyaman rumah. Nanti kita akan keluar rumah sakit."

........

Jam 7 malam, langit sudah gelap.

Joanne Gu seperti sebuah boneka, dipapah oleh Kak Wang naik ke sebuah mobil yang luas dan cantik.

Charlie Shen duduk di kursi kemudi Benz, menatap tubuh yang kurus dan lemah itu. Joanne Gu berjalan dengan sangat pelan, kedua kaki itu tidak bisa dirapatkan, masih bergetar.

Dia yang kemarin malam meminta denngan kejam.

Charlie Shen menundukkan mata, menutup mata dan merokok sambil mengerutkan dahi.

Setelah mobil di depan jalan, dia baru menggerakan setir, mengikuti dari belakang.

Di villa kedua dalam salju malam, jalan utama di depannya yang penuh salju, dibersihkan menjadi sangat bersih.

Davis membuka pintu mobil, memapah Joanne Gu turun perlahan-lahan dari mobil. Kak Wang yang sudah menunggu di luar segera memakaikan pakaian besar yang tuan taruh di atas mobil kepada Joanne Gu.

Joanne Gu menahan napas, tidak ingin mencium wangi pria di baju ini.

Lampu di villa semuanya menyala. Setelah melihat tampang Davis, dia tersentak. Tidak ingin mengingat kembali, empat bulan yang lalu, dia dibawa oleh Paman kartu unggulan ke villa ini. Keesokan harinya, saat upacara pembukaan sekolah, Bibi Zhou bilang tuan mengutus supir untuk mengantarku. Orang turun dari mobil itu adalah pria muda ini.

Ternyata, pria itu adalah suaminya.

Pria itu juga selalu tahu kalau dia adalah istrinya, tapi malah ingin bermain, mempermainkannya?

Setelah melihat villa yang berkharisma ini, dia berpikir serius. Dia yang bodoh. Bagaimana mungkin disewa.

"Nyonya, di luar dingin, kita masuk saja ke dalam."

Joanne Gu tersadar dari lamunan, dibawa naik tangga oleh Kak Wang. Pintu terbuka, ruang tamu yang luas, beberapa pelayan berjalan kesana-kesini. Ketika melihat dia masuk, semuanya terdiam, dan membungkuk sambil memanggil dengan hormat, "Nyonya sudah pulang."

Joanne Gu dibuat terkejut dengan keadaan ini dan wajahnya yang pucat terlihat tidak alami.

Sebenarnya pria seperti apa yang dia nikahi? Seberapa kaya, mementingkan berapa peraturan, dan punya berapa banyak pelayan di rumah?

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu