Baby, You are so cute - Bab 138
Joanne Gu tertegun selama beberapa detik, ia masuk ke dalam kerumunan dan segera mengikutinya.
Jaraknya sekitar sepuluh meter.
Terlalu banyak orang berbelanja, dan sosok wanita itu berjalan dengan cepat, Joanne Gu berjuang mengejarnya di tengah keramaian.
Penglihatan Joanne Gu cukup bagus, sosok punggung wanita ini hampir sama dengan yang terlihat di rumah sakit pusat hari itu, baik itu bentuk tubuh, lekukannya, segala aspek !
Jantungnya berdebar secara bertahap.
Dengan teriknya matahari, kota ini sudah panas di bulan Mei, raut wajah Joanne Gu menjadi pucat.
Joanne Gu sangat cemas, namun semakin ia cemas, semakin banyak orang yang datang kepadanya.
Jalan ini sangat panjang, dan jarak dengan sosok wanita itu juga selalu begitu jauh.
Joanne Gu terpaksa terus mengikutinya dengan susah payah, sosok itu tidak pernah menoleh ke belakang, dan semakin membangkitkan rasa ingin tahunya, ia ingin memastikan apakah itu adalah mantan istri pamannya ! Jika iya, seperti apa bentuknya ?
Di ujung jalan pejalan kaki, sosok wanita itu masuk ke dalam sebuah mobil putih.
Joanne Gu segera menghentikan sebuah taksi : "Pak supir, tolong ikuti mobil putih yang ada di depan itu !"
Di dalam mobil putih, tatapan dalam wanita itu terlihat dari kaca spion.
Pergelangan tangannya yang putih, dengan mahir memutar setir, dan tangan lainnya memegang sebuah ponsel, ia pertama-tama menghubungi sebuah nomor telepon, seperti yang diharapkan, pemilik nomor tidak menjawab panggilannya.
Setelah menunggu beberapa saat, ia mengetik sebuah pesan singkat :
【Charlie, kamu tidak menjawab panggilanku, situasi saat ini sedikit rumit, aku tidak sengaja bertemu dengan Joanne Gu, ia sedang mengikutiku sekarang, emosinya sedikit tidak stabil, ia bertanya mengapa aku ada di sini, tampaknya hari itu, ia pergi ke rumah sakit pada hari ulang tahun Roy, mungkin ia sudah tahu hubungan kita, aku tidak dapat berkata dengan jelas, juga tidak ingin berkonflik dengannya, jadi aku segera menghubungimu, mari kita bertiga selesaikan secara langsung ! Di dalam villa peragaan busana 】
Setelah mengirim pesan singkat, ia segera menghubungi nomor lain : ”Cici, di mana posisi Charlie sekarang ? ...... ya, 20 menit dari lokasi dia ke villa peragaan busana ? Oke."
Setelah menutup telepon, ia melemparkan ponselnya ke kursi penumpang depan.
Kedua tangan wanita ini mengepal setir dengan erat, tampak pembuluh darah biru muda di punggung tangannya yang putih.
Sekitar tiga menit kemudian, telepon di kursi penumpang depan berdengung dan bergetar.
Wanita itu berhenti, menegakkan punggungnya dan melihat ke arah ponsel, lalu membiarkan teleponnya bergetar hingga berhenti sendiri.
Mobil putih itu melaju di jalan selama sekitar lima belas menit, tiba di villa peragaan busana, Villa tiga lantai yang mengelilingi danau dengan area yang luas.
Wanita itu turun dari mobil, peragaan busana akan dimulai pada pukul dua sore, dan Villa sekarang masih ditutup, hanya ada beberapa penjaga pintu yang masuk.
Wanita itu masuk dari pintu utama Villa, dan menginstruksikan penjaga pintu, "Seorang gadis kecil akan kemari untuk membantu mengatur tempat ini, kamu tidak perlu bertanya padanya, cukup biarkan ia masuk, dan tutuplah setelah gadis itu masuk."
......
Joanne Gu turun dari taksi dan buru-buru melirik ke villa yang megah dan modis ini, dua hari yang lalu, instruktur melakukan tur singkat di sekitar pinggiran.
Pintu utama Villa terbuka, dan tatapannya mengikuti sosok wanita yang berjarak sekitar sepuluh meter darinya.
Berjalan melalui jalanan yang penuh batu, ada halaman rumput di kedua sisi, dan bagian depan adalah badan villa.
Sosok wanita itu memasuki Villa.
Joanne Gu mengikutinya dari jauh.
Dekorasi di dalam Villa sudah selesai, di pojok tangga, Joanne Gu mendongak, mendapati gaun dan kaki ramping serta sepatu hak tinggi wanita itu.
Joanne Gu terus mengikutinya hingga tiba di lantai tiga Villa.
Lantai tiga adalah ruangan yang sangat luas, tetapi strukturnya agak berkelok-kelok, dan di belakangnya adalah teras terbuka tanpa pagar.
Joanne Gu melihat-lihat ke sekeliling ruangan, pandangannya sedikit kacau, sambil mencari sosok wanita itu.
Ketika Joanne Gu berjalan ke teras terbuka, ia akhirnya menemukan sosok wanita itu, dan masih dalam posisi memunggunginya. Di dekat tepi teras, wanita itu membungkuk untuk memungut dokumen yang berserakan di lantai.
Rambut kuncir kudanya sangat panjang dan sutra hijaunya sangat indah, saat ia membungkuk, rambut panjangnnya mengenai lehernya.
Wajahnya tertutupi oleh lengan rampingnya yang sedang mengangkat benda.
Jantung Joanne Gu berdetak kencang, tatapannya menatap lengan ramping wanita itu terus-menerus, mendapati wajah putih wanita itu tampak seperti giok....
Terlihat sangat tidak asing, perasaan yang sangat akrab, namun Joanne Gu tidak bisa mengenalinya, jika tidak melihat wajah keseluruhannya.
Ia mengepalkan tinjunya, Joanne Gu merasa kulit kepalanya mulai mati rasa, ia berjalan dua langkah lebih dekat ke arah wanita itu, setiap langkahnya melangkah dengan ketakutan.
Dan wanita itu akhirnya selesai memungut semua kertas yang berserakan di tanah.
Seolah merasakan ada seseorang di belakangnya, wanita itu menegakkan tubuh dan berbalik perlahan.
Proses kejadian itu begitu lama di mata Joanne Gu, saat wanita itu membalikkan separuh wajahnya, Joanne Gu sedikit melebarkan matanya, bibirnya yang kering dan gemetar menggeliat, mengeluarkan sebuah suara kecil : “Lu....."
Menyadari bahwa dirinya sendiri mengucap nama seseorang, Joanne Gu tiba-tiba tertegun sejenak !
Pada akhirnya, wanita itu memalingkan wajahnya sepenuhnya dan langsung menghadap Joanne Gu.
Joanne Gu terkejut seketika.
Langkah kakinya tidak terkendali, ia berjalan menuju wanita di depannya, masih sulit dipercaya, ia berkedip dan melihat-lihatnya.
"CEO....Lu ?"
Camilla Lu berpura-pura, seolah-olah tidak tahu kedatangan Joanne Gu, dan tampak terkejut : "Joanne ?"
"Kamu....." Sepertinya Camilla Lu akan bertanya, 'Kenapa kamu ada di sini ?' Selembar kertas di tangannya tidak dipegang dengan kuat, sehingga jatuh.
Ia melangkah mundur dan membungkuk untuk mengambilnya, tanpa diduga, ia kehilangan keseimbangan, sehingga menyebabkan seluruh tubuhnya mengenai tepi teras.
"CEO Lu !"
Joanne Gu secara langsung menghampirinya, mengulurkan tangannya ke wanita yang akan jatuh dari tepi teras.
Pada detik itu, Camilla Lu mengertakkan gigi dan menutup matanya dengan gemetar, wajahnya sepucat mayat, tubuhnya tersandar, dan seketika ia berteriak !
Ia memegang pergelangan tangan Joanne Gu yang terulur ke arahnya, dalam kepanikan, ia menekan tangan Joanne Gu pada pakaian di dadanya.
Di luar danau besar villa adalah jalan raya, apa yang dilihat oleh pria yang akan keluar masuk dari mobil yang diparkir adalah kengerian dua wanita yang akan jatuh dari lantai tiga dengan teriakan ketakutan !
Charlie Shen mendengar jeritan panik.
Penglihatannya sangat bagus, bagaimana mungkin penglihatan seorang pasukan bisa buruk ? Melihat Joanne Gu mendorong tangannya ke arah dada Camilla Lu, sosok keduanya akan jatuh dari atas !
Lalu, terdengar dentuman keras ! Suara keras yang disebabkan oleh percikan !
Tatapan Charlie Shen sangat panik, seketika seluruh tubuhnya menjadi lemah, posisi dimana ia berdiri adalah sebuah tembok tinggi, dan pintu masuk utama villa tidak ada di sini !
Ia mengangkat kakinya, seperti orang gila, ia mengelilingi sekitar tembok sambil berlari secepat mungkin !
Joanne Gu merasakan kesakitan di wajahnya dan tubuhnya, seperti akan di hancurkan oleh air pedang.
Ia tidak tahu jelas apa yang terjadi, semuanya terjadi begitu cepat, seluruh tubuhnya terasa dingin dan menggigil, di mana dia ?
Butuh beberapa saat untuk bereaksi bahwa dirinya terjatuh ke dalam air dari ketinggian di lantai tiga.
Ia merasakan kesakitan di tubuhnya !
Air menghantamnya, sehingga ia tidak bisa membuka matanya, kepalanya seperti ditusuk oleh jarum yang tak terhitung jumlahnya, dan tubuhnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menariknya jatuh ke dalam danau.
Ia membuka mata dalam kabut, dan melihat kedua tangan dan kaki wanita di bawahnya itu sedang melingkar erat padanya, ya, CEO Lu, jatuh bersama dengannya.
Namun, apa yang terjadi dengan CEO Lu, mengapa ia kejang ? Ekspresi CEO Lu sangat menakutkan, kedua tangan dan kaki wanita itu melilitnya dengan erat.
Joanne Gu ingin bersuara, dan ingin meminta CEO Lu melepaskannya, Joanne Gu bisa berenang, selama ia masih bisa menahan nafas dan masih memiliki tenaga, ia ingin mendorong jauh CEO Lu terlebih dahulu, lalu membawanya bersama-sama naik ke atas.
Namun, wanita di bawah tubuhnya itu tidak melepaskannya, ia memutar bola mata putihnya, seluruh tubuhnya kejang, dan semakin parah.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAir Mata Cinta
Bella CiaoCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Only One
Alice SongLove Is A War Zone
Qing QingLove and Trouble
Mimi XuAnak Sultan Super
Tristan XuBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275