Baby, You are so cute - Bab 76
Ketika Charlie Shen turun dari dalam mobil, Wilson Shen uang berada di seberang jalan langsung menyalakan senter menggunakan ponsel lamanya dan mengarahkannya kemari.
Dia dengan langkah lebar menghampirinya dan dengan ekspresi tenang: "tempatnya di sini?"
"Masih harus masuk ke dalam lagi karena dua orang ini pernah melakukan tindakan kriminal, sehingga tempat tinggalnya pasti akan sangat tersembunyi."
Charlie Shen mengiyakan, Wilson Wen menerangi jalan di depan dan adik ke-4 mengikuti dari belakang.
Ketika sudah berjalan ke dalam, Wilson Wen menunjuk ke arah ruangan yang rusak yang terdapat cahaya di dalamnya, "itu dia."
Ketiga pria itu berjalan dengan pelan. Ketika sudah berada di depan pintu, adik ke-4 mengeluarkan pistol dari pinggangnya dan Charlie Shen mengambilnya.
Dia memberikan sebuah tatapan. Dia dan adik ke-4 sama-sama berdiri di sisi kanan dan sisi kiri pintu lalu menganggukan kepalanya.
Adik ke-4 menendang pintu hingga terbuka!
Charlie Shen bergegas masuk ke dalam sambil memegang pistol dan bergegas melihat ke arah sekeliling dan dia mengerutkan keningnya.
"Kosong?" adik ke-4 tersenyum dingin.
Charlie Shen menggunakan pistol untuk membuka selimut dan kembali melihat kolong ranjang. Lalu dia menatap ke arah Wilson Wen.
Wilson Wen terkejut: "tidak mungkin, aku benar-benar sudah mencari tahu keberadaan dua orang ini dan pihak kepolisian pun juga mengatakan untuk jangan bertindak gegabah. Dari mana mereka mendengar desas-desus tersebut?"
Charlie Shen melemparkan pistolnya ke arah adik ke-4 dan mengamati ruangan yang tidak mencapai 20 meter persegi ini yang di dalamnya hanya ada sebuah ranjang tanpa ada jendela satu pun.
"Sial! Harus mencari lagi!" Wilson Wen mengutuk dan membalikkan badannya untuk pergi.
Charlie Shen tidak bergerak melainkan mengerutkan keningnya, "mereka tidak kabur melainkan mereka sudah mati."
Ucapan ini membuat adik ke-4 dan Wilson Wen tertegun!
"Apakah kalian tidak merasa aneh? Ini ruangan kumuh, akan tetapi mengapa dindingnya terlihat sangat bersih, serta bau ruangan ini.........sedikit banyak masih dapat tercium bau amis."
Adik ke-4 mengendus dan dia pun juga menyadarinya!
Charlie Shen menundukkan kepala dan menyalakan sebuah rokok dan berkata, "orang yang mencelakai mereka tahu bahwa aku akan menemukan mereka, sehingga mereka pun beraksi terlebih dahulu."
Adik ke-4 membuka koper dan memakai sarung tangan karet lalu mematikan lampu, lalu mengambil sebotol fluoresens dan menyemprotkannya ke arah dinding, lantai dan tempat tidur.
Beberapa saat kemudian dia pun menggunakan lampu biru dan terlihat timbul bekas darah pada dinding dan lantai.
Adik ke-4 berdiri, "pihak mereka sangat profesional."
Charlie Shen membungkus rokok menggunakan sebuah tisu lalu memakai sarung tangan untuk membuka pintu, "ayo."
Mereka kembali ke Porsche Cayenne yang diparkirkan di pinggir jalan.
Wilson Wen berkata: "orang yang membunuh mereka adalah orang yang mempekerjakan mereka?"
Mata Charlie Shen menggelap dan dia tidak berbicara. Dia terus-menerus menggerakkan dan menghentikan mobil, lalu melihat ke arah sekeliling dan akhirnya menemukan kamera pengawasan yang berjarak 500 meter.
"Hubungi kepolisian untuk mendapatkan video pengawasan ini."
Video kamera pengawasan tidak dapat didapatkan dengan mudah, tetapi bagi Wilson Wen ini bukanlah suatu hal yang sulit. Begitu polisi yang sedang mendapatkan giliran jaga pada malam hari melihat Wilson Wen, dia pun bersedia memberikannya.
Jalan itu merupakan jalan satu-satunya untuk tiba di rumah itu. Jika ingin memindahkan mayat, tidak mungkin tidak menggunakan mobil.
Setelah mengunci waktu kejadian, dengan cepat Charlie Shen pun melihat dua buah mobil SUV berwarna hitam yang muncul di dalam video.
Mobil yang berada di depan berhenti di depan rumah tersebut, sedangkan mobil yang di belakang berhenti di dekat kamera pengawas.
Setelah beberapa saat seorang pria turun dari mobil dan bersandar pada mobil sambil merokok.
Dari kamera pengawasan hanya terlihat jelas rambut pendek berwarna hitam pria itu. Dia mengenakan setelan jas dan perawakannya sedikit kurus. Setelah selesai merokok sebatang rokok, dia pun bolak-balik di jalan.
Tetapi sama sekali tidak terlihat wajahnya.
Tiba-tiba pria di dalam video ini berjalan ke bawah kamera pengawas dan mengangkat kepalanya. Lalu kamera pengawas pun menangkap wajahnya dengan jelas.
Dia menaikkan sudut bibirnya secara perlahan-lahan hingga membentuk senyuman yang aneh sambil menatap ke arah kamera pengawas.
Wilson Wen terkejut dan bergegas membalikkan badanya, bahkan suaranya saja sudah berubah: "Charlie."
Charlie Shen tidak bergerak sama seali. Dia terus menatap gambar di depannya. Orang itu sedang tersenyum ke arahnya seolah-olah dia tahu bahwa dirinya akan menonton video ini.
Dia ini sedang menunjukkan kehebatannya.
"Charlie kamu jangan melihat si brengsek ini lagi." Wilson Wen meminta polisi untuk mematikan videonya.
Charlie Shen melambaikan tangannya. Tatapan pria itu begitu gelap dan ekspresinya begitu tenang lalu terus menatap gambar di depannya. Dia saling menatap dengan pria yang sedang tersenyum di dalam video tersebut.
Wilson Wen merasa bulu kuduknya berdiri, "jika dia yang menaruh obat kepada Joanne......"
"Bukan dia."
Charlie Shen berdiri tegak dan aura yang keluar dari tubuhnya terasa sangat kelam, "jika dia ingin menyentuh Joanne Gu, dia tidak perlu menggunakan tangan preman. Dia ini sedang membantu orang lain membereskan sisaannya dan dia sengaja ingin membuatku marah dengan memberitahuku bahwa dialah yang sedang membantunya."
"Membantu orang lain membereskan sisanya? Siapa?"
Charlie Shen kembali terdiam.
Wilson Wen dan adik ke-4 mengikuti dia dari belakang untuk keluar dari kantor polisi.
Di malam di mana kegelapan bisa menelan hati orang-orang, kedua orang itu menatap pria di depan mereka, mantelnya tertiup angin hingga berdiri dan mereka berjalan ke Cayenne putihnya dengan dingin.
Dia terlihat normal.
Tapi Wilson Wen berjalan cepat, "Charlie, aku akan mengantarmu pulang."
Charlie Shen menoleh, ekspresi wajahnya sangat tenang, "aku baik-baik saja."
Dia masuk ke mobil dan melaju dengan kecepatan tetap.
Hingga kedua orang itu tidak dapat melihat mobilnya lagi, Charlie Shen pun langsung menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobilnya bagaikan anak panah yang sedang melaju dengan sangat cepat.
Dia menggenggam alat setiran dengan erat hingga urat-urat tangannya terlihat dengan sangat jelas.
Dia mengatur pemanas hingga sangat tinggi akan tetapi dia merasa seluruh tubuhnya sangat kedinginan.
Lampu rambu lalu lintas terus terlewati satu per satu. Meskipun banyak lampu berwarna-warni yang masuk ke dalam matanya, akan tetapi matanya terus terlihat gelap.
Cayenne itu berkendara ke pusat kota dan Charlie Shen seperti baru saja berhasil lolos dari kegelapan, dia berhenti di pinggir jalan dan turun dari mobil lalu buru-buru menyalakan rokoknya.
Setelah merokok, dia menelepon Jones Zhang, "besok pagi jam 8, hubungi Camilla Lu dengan nama pribadiku. Aku ingin bertemu dengannya!"
Sebenarnya tidak perlu bersusah payah untuk menebak, sejak pertama terjadi insiden pada Joanne Gu, seharusnya dia sudah dapat menebak siapa itu.
Dia bukan takut akan trik yang digunakan oleh Camilla Lu, dia dapat menjaga Joanne Gu dengan baik sehingga dia tidak akan takut pada siapa pun!
Tetapi hal yang paling menjijikkan adalah Camilla Lu masih berhubungan dengan orang itu. Benar-benar menjijikan.
Camilla Lu mendapatkan pesan balasan dari Joanne Gu yang agak terlambat pada malam hari ketiga.
(Maaf kak, kemarin baterai ponselku habis tetapi aku tidak menyadarinya karena aku tidak memakainya. Aku ucapkan tahun baru juga kepadamu. Aku mabuk pada malam itu di bar, akan tetapi aku baik-baik saja, kamu tidak perlu cemas.)
Camilla Lu menatap pesan itu sangat lama, lalu setelah berpikir dia pun membalas: (hehe, apakah tidak terjadi sesuatu yang mengasikkan ketika kamu sedang mabuk? Umurmu yang sekarang ini........pacar atau suami?)
Setelah menunggu selama 5 menit, Joanne Gu kembali membalasnya: (aduh jangan mengungkitnya lagi. Cepatlah tidur kak, selamat malam.)
Tatapan Camilla Lu sangat dingin, rupanya anak gadis ini masih menjaga jarak padanya.
Kelihatannya dia harus memperkuat hubungan mereka. Karena ini merupakan sebuah keuntungan bagi dia jika 'pertemanan' ini terus berlanjut.
Camilla Liu berpikir bahwa Charlie dapat bereaksi begitu mendengar nama gadis ini, sepertinya 80% mereka sudah melakukan itu pada malam itu.
Dia mendengus dingin. Dia berkata pada dirinya sendiri tidak apa-apa! Memangnya kenapa jika dia sudah menyentuh wanita lain? Apakah dia masiih dapat mencintai orang lain lagi? Selama Charlie masih membenci dia, itu artinya di hatinya yang terdalam dia masiih mencintai dirinya. Dengan ada cinta maka akan ada benci!
Lagipula dia juga masih memiliki Roy.
Camilla Lu minum hingga pagi hari, dia mengompres matanya yang memerah, membersihkan dirinya dan merias wajahnya.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieThe Revival of the King
Shinta1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPernikahan Kontrak
JennyThe Great Guy
Vivi HuangLoving The Pain
AmardaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275