Pernikahan Kontrak - Bab 200 Wilson Zhou Sudah Mati

Dicky Jiang memakai pisau menahan di belakang punggung Joyce An, memerintah dia tidak boleh bersuara, kedua orang baru dengan lancar melewati satpam yang didepan pintu, datang ke sebuah tempat pakiran kecil yang tak jauh dari Villa.

“Gini baru turut, Joyce kalau kamu begitu turut, aku bakalan juga baik dengan kamu.”, Dicky Jiang menyimpan pisau yang tahan di punggung Joyce An tadi, dengan senyum melihat wanita dihadapannya, kemudian mengangkat-angkat dagu, mengode Joyce An untuk naik mobil.

Joyce An sama sekali tidak ingin pergi dengan Dicky Jiang, tubuh dia tegang tegak ditempat tak bergerak, dengan erat mengigit bibir bawah dia.

Dicky Jiang tidak sabar mengerut alis, tidak ada waktu membiar Joyce An menghabiskan waktu, dia segera mendorang Joyce An dengan kuat, memaksa dia masuk kedalam mobil.

“Dicky, kamu ingin apa sebenarnya, kamu ingin membawa aku kemana?”, Joyce An sambil memberontak sambil teriak pada Dicky Jiang, berharap ada orang dapat mendengar suara dia, dan menolong dia, tapi pakiran yang besar ini tak ada satu pun bayangan orang, hanya terdengar suara serangga yang sebentar-bentar muncul di telinga.

“Pergi kemana? Jelas pergi kerumah aku, oo, iya, karena berkat kamu, apartemen yang dulunya aku tinggal sudah tak sanggup sewa lagi, sekarang pindah ke rumah besi yang diluar kota, jadi meminta nona ini tahan sedikit, tapi…”, bicara sampai sini, Dicky Jiang berhenti sebentar, seperti senyum tak senyum melihat kearah Joyce An yang sudah ditariknya kedalam mobil, “Tapi kamu seterusnya juga akan hidup dengan aku, sekarang perlu dibiasakan dulu.”

“Dicky, kamu ngomong apa sebenarnya, aku sudah menikah, aku istrinya Wilson Zhou!”, saat ini Joyce An tidak dapat bertahan perasaan dia lagi, berteriak dengan kuat.

Tapi sikap dia yang begitu buruk, sama sekali membuat Dicky Jiang jadi marah, malahan Dicky Jiang tertawa bahak-bahak, bahkan air mata pun juga mengalir keluar: “Istri Wilson Zhou? Hhahahhaha…Joyce, apa maksud kamu jadi istrinya orang mati? Kamu mending jadi istri aku saja, setidaknya kamu masih bisa melayani kamu dengan baik.”, kata-kata akhir yang diucapkan Dicky Jiang terdengar begitu gasang, membuat orang bisa terpikir aneh-aneh.

Tapi saat ini Joyce An sama sekali tidak menghiraukan kata-kata akhir yang diucapkannya, yang dia perhatikan adalah kata-kata yang didepannya—“ apa maksud kamu jadi istrinya orang mati?”

Suara “Hong” terbunyi, Joyce An merasa otak dia sekejap langsung meledak, setengah hari baru kembali respon dan bertanya: “Dicky, maksud kamu apa? Jadi istri orang mati, kamu jangan sembarang bicara, Wilson Zhou baik –baik saja!”

Dicky Jiang tertawa sindir: “Lagian aku sekarang aku sudah menangkap kamu, juga tak takut beritahu pada kamu, aku panggil Alicia Bai memakai ponsel kamu kirim pesan sama Wilson Zhou, mengundang dia pergi ke tepi sungai untuk beri dia kejutan, kemudian ketika tiada satu orang pun…”, Dicky Jiang sengaja memanjangkan suara, untuk merangsang saraf Joyce An.

“Kalian melakukan apa sama Wilson Zhou!”, Joyce An hampir gila berteriak kuat, kemudiann menarik leher bajunya Dicky Jiang dengan erat, tidak tahu mungkin karenan gairah, atau karena terlalu ketakutan, kedua tangan wanita yang putih bergemetaran dengan kuat, bagaikan ranting pohon yang ditiup dengan angin kuat bergoyang kuat, seperti suatu saat akan terbelah putus.

Joyce An demikian hampir membuat Dicky Jiang sangat puas, mulut tawaan Dicky Jiang semakin besar, tiba-tiba dia bersuara”Piang”, ditambah dengan gerakan yang berlebihan, kemudian berteriak: “Alicia Bai mengendarai mobil alu menabrak Wilson Zhou masuk kedalam sungai, Hahahahahah.”

Walaupun sebelumnya Joyce An sudah mengalami banyak kali kepasrahan, bahkan diujung kematian mondar-mandir, tapi tidak ada seperti demikian, dia merasa jalan didepan kelihatan begitu hitam, tiada cahaya sama sekali, seperti dalam hidupnya tiada Wilson Zhou, Joyce An benaran tak dapat kebayang hidup selanjutnya mau gimana jalan lagi, ini dibandingkan dia mati, lebih membuat dia jadi trauma dan lemah.

Tangan wanita perlahan-lahan dari tubuh Dicky Jiang jatuh kebawah, kemudian seperti orang yang kehilangan daya hidup, sebentar terlemas duduk di atas kursi, yang awalnya matanya begitu hitam sekejap seperti di tarik arwah dengan orang, tiada sedikit hidup lagi, hanya tersisa kekecewaan, seperti orang mati saja.

Disamping Dicky Jiang melihat Joyce An sekilas, kemudian mencubiy dagu Joyce An, memaksa wanita untuk menatap dirinya: “Joyce, lihat aku! Sekarang kamu merasakan sakit hati kah? hati terluka kah?”

Joyce An seperti tidak mendengar kata Dicky Jiang saja, tatapan mata kosong melihat ke suatu arah, tidak tahu lagi berpikir apa.

“Joyce, kamu sebenarnya ada dengar aku bicara apa gak?”, Dicky Jiang sengaja menaikkan volume suaranya, nadanya penuh dengan amarah, tangan yang mencubit dagu Joyce An juga bertambah kuat beberapa, sekejap terdengar suara tulang retak yang berbunyi di dalam mobil.

Joyce An sakit dan mengerutkan alis, akhirnya ada sedikit respon, dia berputar kepala melihat kearah Dicky Jiang, dengan datar berkata: “Dicky, kamu bukannya ingin balas dendam padaku? Kalau gitu kamu bunuh aku saja, bunuh aku kamu bakal lebih senang.”

Udara karena kata-katanya Joyce An, terhenti beberapa detik, suhu juga ikut bersama turun beberapa derajat.

Seperti lewat beberapa lama kemudian, baru muncul suara Dicky Jiang yang kejam: “Joyce, kamu begitu suka dengan Wilson, dia sudah mati, kamu juga ingin ikutan mati?!”

“Ya.”, Joyce An mengangguk kepala, nada jawaban dia begitu datar tenang.

Kedua mata Dicky Jiang karena amarah, penuh dengan garis-garis darah, sekali lagi berteriak dengan kuat: “Jadi akunya, saat kamu bersama dengan aku, apakah kamu akan ikutan mati bersama aku?”

Joyce An malah karena kata Dicky Jiang, muncul senyuman yang penuh dengan sindiran, dia mendekati Dicky Jiang sedikit, dengan teganya berkata: “Pasti tidak mungkin.”

“Joyce An, kamu!”, tangan Dicky Jiang yang awalnya di mencubit didagunya Joyce An sekejap berpindah ke leher wanita, dengan kuat mencekeknya, “Aku begitu tak sebanding dengan Wilson Zhou kah?!”

“Betul, sama sekali tak sebanding.”, leher Joyce An dicekek orang, hampir napas tidak dapat naik, tapi masih pakai suara yang serak berkata.

Benaran dalam dugaan, tenaga tangan Dicky Jiang yang mencekek di leher Joyce An menjadi semakin kuat: “Kalau gitu kamu pergi menemani Wilson Zhou saja!”

Tapi kematian yang diduga, sangat lama tidak ada datang, hingga detik akhir, Dicky Jiang melonggarkan tangannya, tatapan mata dia sangat rumit melihat Joyce An, kemudian terdengar suara injakan gas mobil berlaju kedepan.

“Joyce, kamu berpikir terlalu indah, aku tidak akan membiar kamu mati begitu saja, terlalu murah pada Wilson Zhou, aku beritahu kamu, kamu untang sama aku, jadi selama ini harus jadi sapi jadi kuda, selamanya harus bersama dengan aku!”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu