Pernikahan Kontrak - Bab 225 Jaminan Johny Zhou

"Kak, kamu bilang apakah aku begini saat bersama dengan Wilson? Seperti apa maksudnya?" Tanya Joyce An dengan canggung. Sebuah kalimat terlempar dari mulut Joyce An. Joyce An tersadar, dia tadi tidak bicara banyak dengan Johny Zhou dan hanya sibuk memesan makanan paling murah. Johny Zhou tidak akan berkata bahwa Joyce An seorang yang pelit, kan?

Wajah Joyce An memerah ketika berpikir seperti itu, lalu Joyce An terbatuk dua kali.

Melihat sikap Joyce An yang malu, Johny Zhou tersenyum tipis. Demi menghindari sikap canggung Joyce An, Johny Zhou mengganti topik, "Bukan apa-apa. Aku hanya bilang kamu agak pemalu. Kita adalah satu keluarga, kamu tidak perlu segan terhadapku."

"Ah seperti itu." Diam-diam Joyce An menghela napas lega.

Saat itu pelayan mengantarkan makanan ke meja Joyce An dan Johny Zhou. Johny Zhou memesan seporsi bistik sapi. Bistik dimasak dengan tingkat kematangan medium, masih terdapat serat merah di bistik tersebut, tapi bistik itu terlihat sangat menggugah selera, sedangkan yang dipesan Joyce An hanyalah sepaket makanan murah. Joyce An hanya memesan seporsi spageti dan segelas minuman. Tapi makanan Joyce An dihias dengan sangat elegan, terlihat menggugah selera juga, ditambah lagi Johny Zhou memesankan Joyce An sebuah makanan manis sebagai penutup, yaitu souffle. Joyce An terkejut sejenak. Makanan ini juga terhitung banyak untuknya.

"Makanlah, Joyce." Ucap Johny Zhou sambil tersenyum. Johny Zhou mengambil pisau dan garpu, dengan elegan memotong bistik sapinya.

Joyce An menganggukkan kepalanya lalu mulai mengambil pisaunya. Saat mulai memakan spagetinya, Joyce An tidak tahan untuk bertanya, "Kak, hari ini... kenapa tiba-tiba mengajakku makan siang?"

"Sebenarnya bukan apa-apa. Aku hanya berpikir kalau kamu baru sembuh dari sakit, sebagai keluarga, aku mentraktirmu makan sebagai tanda perhatian. Jika kamu tidak keberatan, ketika Wilson sedang tidak berada di perusahaan, kamu boleh mencariku untuk makan bersama." Sambil memakan bistiknya, sambil Johny Zhou menjawab pertanyaan Joyce An.

"Lagipula aku makan sendirian. Ditambah denganmu, waktu makanku menjadi hangat."

Walaupun alasan Johny Zhou terdengar seperti dibuat-buat, tapi itu bukanlah masalah besar. Joyce An menegakkan bahunya lalu berkata: "Kak Johny terlalu segan. Aku tidak masalah kalau makan sendiri. Kalau aku mencarimu, aku takut akan mengganggumu."

"Tidak akan. Joyce, kalau kamu bicara seperti itu, sama saja kamu memperlakukanku sebagai orang luar."

"Jika aku ada waktu, aku akan mencari kakak untuk makan bersama." Joyce An melihat ketulusan Johny Zhou, dirinya benar-benar tidak memiliki alasan yang bagus untuk menolak, maka dari itu Joyce An terpaksa menyetujuinya. Benar atau tidaknya dia mencari Johny Zhou untuk makan bersama, itu adalah keputusannya.

Johny Zhou terlihat puas dengan jawaban Joyce An. Sudut bibir pria itu mengembangkan senyum girang.

"Oh iya kak, hari ini departemen humas mengadakan rapat. Dikatakan bahwa perusahaan akan mengadakan tes besar-besaran pada para karyawan. Apakah orang yang tidak lulus akan dikeluarkan?" Makanannya baru dimakan setengah, Joyce An akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan yang sangat dirinya ingin tahu.

Mendengar pertanyaan dari Joyce An, Johny Zhou mengernyitkan alisnya: "Benar, Joyce. Aku juga tidak takut untuk memberitahukannya padamu. Tes perusahaan kali ini sebenarnya diam-diam untuk mengurangi karyawan."

"Diam-diam memecat karyawan? Kenapa perusahaan melakukan hal itu?"

Walaupun sebelumnya Joyce An mendengar gosip ini dari kak Wang, tapi setidaknya itu hanyalah gosip. Tingkat kepercayaannya hanya setengah. Mendengar langsung dari mulut Johny Zhou baru membuat Joyce An benar-benar tenang.

Johny Zhou mengatupkan bibirnya, tidak bicara. Pria itu seperti ragu ingin bilang atau tidak. Setidaknya Joyce An adalah istri dari Wilson Zhou. Walaupun Wilson Zhou adalah petinggi perusahaan, tapi pria itu hanyalah sebuah cangkang kosong. Ada banyak hal yang ayah mereka tidak beritahu pada Wilson Zhou dan tidak akan pernah memberitahu Wilson Zhou. Akhirnya Johny Zhou tidak mengatakan hal yang sebenarnya, hanya menjawab dengan alasan yang basi: "Tenaga kerja di perusahaan sangat banyak. Banyak sekali posisi yang cukup diisi oleh satu orang, tapi selalu saja banyak orang yang mengerjakan hal kecil secara bersamaan. Kami tidak butuh orang yang tidak berguna, jadi demi menggunakan tenaga kerja yang layak, kami diam-diam melakukan pemberhentian karyawan. Hanya orang yang memiliki kemampuan yang tetap tinggal."

Jawaban Johny Zhou menumbuhkan kecurigaan dari Joyce An, tapi Joyce An tidak enak untuk kembali bertanya, menghindari Johny Zhou mencurigai maksudnya. Joyce An hanya bisa berpura-pura paham: "Jadi seperti itu."

"Joyce, kamu tidak usah khawatir. Kamu pasti akan tetap tinggal. Kita adalah satu keluarga, walaupun tesmu gagal, aku akan berpura-pura tidak tahu."

"Benarkah?" Tanya Joyce An antusias sambil membelalakkan matanya. Dirinya hanyalah orang biasa, bisa melakukan suatu hal melalui orang dalam adalah suatu hal yang membuatnya agak antusias. Joyce An sangat ingin tetap berada di perusahaan Finansial Zhou.

"Kak, bukankah ini akan tidak baik?

Tatapan antusias Joyce An tertangkap oleh Johny Zhou. Johny Zhou menarik bibirnya, tersenyum penuh arti. Tentu saja Johny Zhou juga berharap Joyce An tetap di perusahaan, tidak peduli apakan wanita ini memiliki kemampuan. Selama Johny Zhou suka, itu bukanlah masalah.

"Joyce, bukankah aku sudah bilang kalau kita adalah keluarga? Aku pikir Wilson juga tidak akan masalah dengan hal ini. Hal ini hanya bisa bergantung padaku." Johny Zhou mengatakan masalah ini dengan tidak jelas, tapi orang yang memiliki kepekaan yang tinggi, pasti bisa mengerti maksud Johny Zhou. Di perusahaan Finansial Zhou, hanya Johny Zhou yang memiliki kekuasaan, sedangkan Wilson Zhou hanyalah pajangan, tidak memiliki kegunaan apapun.

Perlahan Joyce An mengerti maksud Johny Zhou. Hati Joyce An menjadi agak tidak senang. Sampai saat Wilson Zhou menghancurkan perusahaan Zhou, lihat saja Johny Zhou, apakah kamu masih bisa bersikap sombong!

Tapi Joyce An masih memasang wajah malu-malu dan senyum: "Terima kasih atas bantuannya, kak."

Makan siang ini terhitung menyenangkan. Ketika menunggu Joyce An kembali ke ruang kerjanya, atmosfir departemen humas yang awalnya redup menjadi sangat aktif. Semua orang seperti takut jika tidak berhati-hati maka posisinya akan terancam, termasuk Rindi Yang yang selalu menekan Joyce An, wanita itu juga serius mengetik di depan komputer.

Sesuai dugaan, selama ada tekanan, baru ada pergerakan. Joyce An diam-diam menghela napas. Dirinya harus serius seperti sebelumnya. Walaupun Johny Zhou menjaminnya dan tidak ada yang harus dikhawatirkannya, tapi Joyce An sudah terbiasa serius melakukan segala hal. Joyce An juga berharap dirinya dapat bertahan di perusahaan karena kemampuannya dan bukan karena Johny Zhou.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu