Pernikahan Kontrak - Bab 199 Menjebak Wilson Zhou

Wilson Zhou menurut alamat yang diberi Joyce An, datang lebih cepat 10 menit ke tepi Manhattan Road.

Malam mendekati subuh, jalan sudah hampir tiada orang, hanyalah beberapa orang kantoran yang pulang malaman, dan ada gadis yang putus cinta duduk di tepi sungai tiup angin dingin.

Tapi Wilson Zhou tidak menghiraukan orang-orang ini, mulut dia hanya tersenyum berdiri di tepi sungai, menunggu kejutan yang dikatakan Joyce An.

Waktu sedetik-detik lewat, sekitar tiada kelihatan satu bayangan orang lagi, tapi Wilson Zhou tetap tidak melihat bayangan yang diharapkan, alis lelaki terkerut jadi satu, dia mengangkat tangan melihat jam, sudah jam 12 lewat 15 menit, sudah jam segini, Joyce An masih bisa datang kah? atau ada terjadi masalah apa?

Wilson Zhou semakin pikir semakin tidak tenang, kemudian tidak tahan lagi mengambil ponsel, menekan nomor Joyce An dan telepon, tapi di ujung telepon tedengar tut tut tut, tiada orang yang mengangkat.

Berturut-turut menelepon tiga kali, juga demikian, Wilson Zhou tidak lagi bertelepon, daripada dia berdiri disini khawatir aneh-aneh, dia mendingan pulang rumah lihat saja, kalau Joyce An dirumah masih bagus, kalau tidak ada…

Hati lelaki tiba-tiba lompat dengan cepat, hati Wilson Zhou muncul rasa tak tenang.

Tapi Wilson Zhou belum lagi jalan beberapa langkah, mobil putih yang tak jauh pelan-pelan mengendara kemari, karena mobil menyalakan lampu jauh, kebetulan bertatapan dengan arah jalan Wilson Zhou, kekuatan sinar lampu membuat Wilson Zhou sekejap tak dapat membuka mata, dia refleks pakai tangan kanan menuntupi matanya, dan alis terkerut sebentar.

Awalnya kira mobil ini akan dnegan cepat melewati dia, mana tahu mobil ini mendadak menjadi gila, lurus menabrak kearah tempat yang ditegak Wilson Zhou.

Keadaan begini muncul terlalu mendadak, membuat Wilson Zhou tak dapat berwaspada, meskipun respon dia sangat cepat, lengan dia juga tertabrak dengan mibil, dan belakang dia adalah sungai, karena Wilson Zhou kebiasaan memakai tenaga kiri, akhirnya dia terbang kebelakang, sekejap jatuh kedalam sungai.

Angin malam meniup sungai hingga berombak-ombak, dan lelaki jatuh kedalam sungai membuat permukaan sungai muncul berlapis-lapisan ombak.

Dan mobil putih sehabis tabrakan tadi dengan cepat berbalik, laju mengendara pergi jauh.

Saat ini Manhattan Road kembali tenang seperti sebelumnya, seperti tidak ada terjadi masalah apa-apa saja.

……

Joyce An melihat lelaki yang tinggi berdiri didepan pintu, refleks ingin menyulurkan tangan untuk tutup pintu, walaupun dia tidak kelihatan jelas wajah lelaki itu, tapi dia juga tahu yang berdiri didepan pintu bukanlah Wilson Zhou.

Tapi orang didepan pintu mana mungkin membiarkan Joyce An tutup pintu segampang itu, lelaki berlangkah maju kedepan, dengan cepat menghalang pintu yang ingin ditutup oleh Joyce An, kemudian mengangkat kepala melihat Joyce An.

Meminjam cahaya dari rumah, Joyce An dengan jelas melihat lelaki dihadapan adalah siapa, kebetulan adalah orang yang malam ini yang ingin melukainya, Dicky Jiang!

Hati Joyce An muncul rasa ketakutan, kenapa dia bisa begitu bodoh, jelas-jelas hati dia sudah muncul rasa ragu, tapi masih mau pergi membuka pintu, jelas-jelas ini mengundang srigala masuk kerumah! Sekarang Wilson Zhou juga tak ada dirumah, tengah malam demikian, orang sekitar juga sudah pada tidur, jadi dia mau bagaimana…

Berpikir sampai sini, tubuh Joyce An bergemetaran kuat sekali, dan beda dengan perasaan Joyce An, Dicky Jiang kelihatan sangat gairah sekali, mulut lelaki muncul senyuman yang sadis, dalam matanya juga penuh dengan keserakahan dan kegilaan.

“Joyce, kita bertemu lagi, kamu bilang, kenapa kita baru berpisah sebentar, aku bisa begitu kangen dengan kamu, kelihatannya aku benaran sangat cinta pada kamu, sangat mencintai kamu diluar bayangan aku.”, sambil berkata, Dicky Jiang mulai mengangkat tangannya, bercoba untuk meraba wajah Joyce An yang putih, tapi Joyce An dengan tega menghindarinya.

Tangan Dicky Jiang berhenti ditengah langit, ekspresi wajah lelaki sekejap tersimpan, kemudian berbalik tangan dengan kuat, menampar wajah Joyce An.

Sekejap, terdengar suara “Plak” yang sangat kuat, menghancurkan ketenangan di malam yang sunyi.

Joyce An ditampar oleh Dicky Jiang hingga mundur ke belakang beberapa langkah, kepala juga sekejap pusing, hampir saja terjatuh dilantai, dan disamping wajah Dicky Jiang muncul lagi ekspresi yang menyesal, dia meyulurkan tangan untuk merangkul Joyce An: “Joyce, sakit tidak, aku barusan bukan sengaja mau menampar kamu.”

Joyce An sangat takut melihat lelaki yang sudah tidak waras ini, memohon: “Dicky Jiang, apa yang kamu inginkan sebenarnya, aku mohon kamu melepaskan aku boleh gak.”

“Joyce, kamu jangan-jangan ada salah paham dengan aku, aku sama sekali tidak ingin melukai kamu, karena aku begitu cinta sama kamu.”

“Jadi kamu tengah malam cari aku kenapa?”, Joyce An sambil mundur, sambil melihat lelaki yang gila yang dihadapannya, dalam hati berpikir bagaimana kabur dari cengkraman lelaki ini.

“Aku barusan tadi sudah bilang kan? Aku kangen kamu, Joyce kamu ketemu dengan mantan, tidak mengundang aku masuk untuk duduk kah?”, tanya Dicky Jiang dengan senyum.

Joyce An tak merasa tujuan Dicky Jiang cari dia begitu polos, adegan sore malam dia ingin melukainya sampai sekarang dia masih ingat sekali, tapi Joyce An juga tidak ingin terlalu merangsang Dicky Jiang, karena orang gila adalah orang gila, kalau mulai gila, siapapun juga tidak tahu dia melakukan hal yang berlebihan apa.

Wanita menghela napas, berusaha membiarkan dirinya kembali jadi tenang: “Dicky Jiang, sekarang sudah malam, jika kamu ingin masuk untuk duduk, besok saja baru datang kemari, besok aku masak satu meja hidangan.”

Melihat wanita berbicara demikian, Dicky Jiang dengan puas mengait-ngait mulut, kemudian kepikiran apa gitu, kemudian dengan lega berkata: “Ngomong-ngomong, Joyce, aku sudah lama tidak pernah makan masakan kamu, sangat rindu kali, kalau kamu tidak ingin masuk untuk duduk, kerumah aku saja sekarang, sekarang membuat hidangan untuk aku makan, aku malam belum makan, sekarang kebetulan lapar.”

“Sekarang, bukannya terlalu…”

Joyce agak sulit mengerut alis, barusan ingin mencari alasan untuk menolak Dicky Jiang, tapi wajah Dicky Jiang sekejap berubah, kemudian berteriak: “Kamu sebenarnya ingin masak untuk aku tidak? Atau kamu berbohong pada aku!”

“Aku tidak…”

“Kalau tidak ada ikut aku pergi!”

Selesai bicara, Dicky Jian juga tidak peduli Joyce An mengiyakan atau tidak, langsung menarik dia dari rumah, berjalan kearah kegelapan.

Dalam hati Joyce An berkata mampus, kali ini benaran dibawa pergi sama Dicky Jiang, akibat pasti tak akan terduga, Wilson Zhou dimana emangnya, dia bisa merasakan kesulitannya sekarang kah, datang untuk menolongnya!

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu