Pernikahan Kontrak - Bab 315 Masalah Besar Di Perusahaan Finansial Zhou...

Dibandingkan dengan cuaca kota Anlin yang kacau, kota Y yang tidak jauh dari kota Anlin malah terlihat terang. Setelah kepergian Joyce An, selain dua hari turun hujan beberapa kali, hari-hari setelahnya di Kota Y sangat cerah seperti perasaan hati Joyce An. Setelah melewati hari-hari depresi, perlahan-lahan Joyce An berjalan ke arah yang cerah.

Mengalami sakit hati yang begitu berat, waktu yang akan mengikis segalanya. Ingatan saat itu yang membuatnya sangat sakit, akan ditutup oleh orang-orang di suatu tempat di hati yang terdalam. Lalu ingatan itu dikunci dan di kondisi tertentu kunci tersebut terbuka lagi. Sampai saat itu tiba, kamu sudah tidak begitu ingat tentang kenangan tersebut.

Joyce An menarik sudut bibirnya, berbaring dengan tenang di kamarnya yang tidak begitu besar. Joyce An melamun sambil melihat langit-langit rumahnya. Sudah berapa lama dirinya tidak kembali? Tapi rumah ini masih melekat dalam pikirannya, membuat hatinya yang berkelana menemukan sebuah pelabuhan.

Joyce An masih ingat ekspresi kedua orang tuanya saat dirinya kembali. Keduanya bertanya tentang kabarnya dengan semangat, hampir memuji dirinya dengan sangat berlebihan. Tapi ketika kedua orangtuanya bertanya kenapa dirinya kembali, melihat tatapan redup anak gadisnya, kedua orang tuanya menutup mulut.

Mereka tahu, anak gadisnya memiliki suatu perasaan selama berada di kota Anlin. Siapa yang belum pernah melewati masa remaja? Itu adalah rahasia anak-anak muda, mereka sebagai orang tua tidak harus menambahi. Ketika anaknya ingin bicara, pasti akan langsung memberitahu mereka. Lagipula mereka adalah orang yang paling dekat dengan anaknya.

Setelah itu Joyce An menjalani hidupnya dengan santai di rumah. Ini adalah kehidupan yang dia inginkan. Bukan menjadi orang kaya, tapi dia ingin merasakan sebuah kehangatan. Tidak seperti kediaman keluarga Zhou di kota Anlin. Walaupun dikelilingi dengan hidup mewah, tapi pertarungan sepanjang hari membuat orang-orang merasakan kepahitan hidup.

"Joyce, ayo makan." Suara ibu An terdengar dari luar pintu.

Joyce An bangkit dari ranjangnya lalu sambil terkikik membuka pintu, "Bu, kebetulan aku lapar."

"Kamu ini. Kalau hanya makan, tidur, makan tidur, cepat atau lambat kamu akan jadi babi. Sia-sia wajah cantikmu saat ini." Ibu An memelototi Joyce An sambil menyalahkan wanita itu.

"Kalau jadi babi ya sudah. Aku rasa babi juga imut." Joyce An bermanja-manja dengan merangkul lengan ibunya lalu bersama dengan ibunya berjalan ke meja makan.

Ayah An sudah duduk di depan meja makan. Saat itu pria paruh baya itu sedang membaca koran. Mendengar pergerakan, matanya langsung menatap ke atas dan melihat Joyce An. Wajahnya memunculkan senyum tipis.

Ayah An sebenarnya bukan orang yang banyak bicara, tersenyum pun jarang. Pernah sekali Joyce An merasa bahwa ayahnya sangat keras, tapi semenjak dia kembali, Joyce An menyadari bahwa senyuman ayahnya berubah dan ayahnya juga banyak bicara padanya. Ini mungkin karena umurnya semakin tua, pikiran ayahnya semakin luas, atau mungkin ayahnya tahu bahwa anaknya sedang merasakan kesedihan, ingin memperlakukan anaknya sehangat dan selembut mungkin.

Tapi tidak peduli apa alasannya, hal ini membuat hati Joyce An meluapkan rasa sedih. Mungkin dirinya tidak seharusnya meninggalkan kedua orangtuanya dengan keras kepala hanya demi cintanya yang menggelikan!

"Joyce, ini adalah makanan yang kamu suka. Dulu kamu menelpon kalau kamu sangat merindukan makanan khas rumah, kan? Maka dari itu hari ini ibu secara khusus memasakannya untukmu. Aku membeli semua sayur, jadi makanlah yang banyak." Setelah itu, ibu An menyodorkan sepasang sumpit ke mangkuk Joyce An.

"Bu, baru saja kamu mengkhawatirkan aku akan menjadi babi, bagaimana bisa sekarang menyuruh makan dengan banyak?" Joyce An menatap makanan yang menumpuk lebih tinggi dari gunung kecil dalam diam. Sesuai dugaan, seluruh ibu di dunia ini mengatakan satu hal tapi memiliki dua arti.

"Tidak mudah membuat masakan ini. Aku mengerahkan banyak tenaga. Kalau kamu tidak makan, apakah kamu ingin mengecewakanku? Aku masak ini sampai tidak makan. Tenang, kamu tidak akan menjadi babi." Ibu An tertawa lalu memutar tubuhnya menatap suaminya, dengan galak berkata, "Dan kamu suamiku, makanlah! Jangan membaca koran terus."

Selesai bicara, tanpa segan ibu An menyingkirkan koran dari tangan ayah An. Menyingkirkannya ke samping.

Pria paruh baya itu terkejut lalu dengan tidak puas berkata: "Kamu benar-benar ya. Aku baru saja membaca berita penting."

"Berita penting macam apa yang lebih penting dari makan?" Tanya ibu An tanpa segan.

"Kamu tidak akan paham." Ayah An mengibaskan tangannya, "Lupakan. Lebih baik aku bicara pada Joyce."

"Hei, pria tua ini. Joyce kembali dan kamu mengacuhkanku. Baiklah, lihat bagaimana aku membereskanmu." Ibu An berpura-pura marah dengan bertolak pinggang tapi matanya mengeluarkan ekspresi senyum.

Joyce An tertawa melihat ayah dan ibunya. Ayahnya hanya di depan ibunya akan mengeluarkan amarah layaknya anak kecil. Walaupun sepasang suami istri ini bertengkar selama bertahun-tahun, tapi keduanya saling mencintai, setia. Ini baru cinta sejati, kan?

Joyce An mungkin selamanya tidak bisa mengerti hal itu.

Joyce An menghentikan perasaannya yang kacau, lalu sambil tertawa menghadap ke ayahnya  "Ayah, apa yang ingin dikatakan padaku?"

Tatapan ayah An berpindah ke Joyce An lalu berkata: "Joyce, tadi aku membaca sebuah berita tentang perusahaan besar di kota Anlin. Perusahaan yang beberapa bulan kamu pernah bekerja di sana, perusahaan Finansial Zhou."

Mendengar nama itu, tangan Joyce An yang sedang mengambil sumpit gemetar, hampir menjatuhkan sumpit itu ke lantai. Bagusnya Joyce An cepat-cepat tersadar, dengan berusaha keras terlihat tenang: "Kenapa perusahaan itu?"

Ayah An mengambil kembali koran yang tadi disingkirkan oleh istrinya, membukanya di depan Joyce An lalu menunjuk berita yang paling besar: "Kamu lihat, CEO perusahaan Finansial Zhou yang baru-baru ini menjabat sepertinya terlibat kecelakaan, itu terjadi kemarin malam. Kecelakaan hebat itu terjadi di jalan tol, sekarang korban dibawa ke rumah sakit untuk penyelamatan, belum melewati masa kritis. Apakah kamu mengenal CEO ini? Dia adalah anak kedua dari presdir perusahaan finansial Zhou, Wilson Zhou...."

Saat ini Joyce An sudah tidak mendengar jelas apa yang diucapkan ayahnya, di dalam otaknya hanya ada satu kalimat, 'Wilson Zhou terlibat kecelakaan besar, kondisinya tidak diketahui!'

Saat itu Joyce An langsung ambruk ke lantai. Tubuhnya ketakutan, lalu gemetar. Air matanya seperti garis perahu yang terpotong-potong, setetes demi setetes berjatuhan.

Kedua orang tua Joyce An ketakutan setengah mati lalu langsung buru-buru mengangkat anaknya.

"Joyce, ada apa?" Tanya Ibu An dengan panik.

Perlahan-lahan Joyce An sadar dari kebingungannya, dengan gemetar berkata: "Ayah, Ibu, aku ingin kembali ke kota Anlin."

Awalnya berpikir bahwa dirinya sudah tidak peduli lagi, tapi mendengar Wilson Zhou kecelakaan, Joyce An tidak bisa mengontrol pikiran dan kekhawatirannya. Sesuatu yang dia simpan di sebuah tempat gelap saat itu dibuka dan tidak bisa dikembalikan lagi.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu