Pernikahan Kontrak - Bab 174 Pria Tua Bermuka Dua...

Di dalam bangsal rumah sakit, pria tua itu berbaring di ranjang putih, tangan kirinya terhubung selang infus, dan warna transparan obat itu mengalir melalui pipa plastik ke tubuh pria tua itu.

Dia mendengar langkah kaki di ruangan itu, perlahan membuka matanya, melihat ke arah orang yang datang, sudut mulutnya diikuti oleh senyum tipis.

“Nona, kamu ada di sini.” Suara pria tua itu tidak selemah sebelumnya, suara itu tidak tinggi, tetapi terdengar masih ada tenaga.

Ketika perawat membawa Joyce An masuk, dia pun meninggalkan ruangan, seketika, hanya ada dua orang di ruangan itu yaitu Joyce n dan pria tua tersebut.

Joyce An tersenyum dan mengangguk kepada pria tua itu, "Paman, apakah keadaanmu saat ini baik-baik saja?"

"Hari ini aku sangat berterima kasih kepadamu, aku baik-baik saja, aku tidak bisa mati, ah, sekarang orang-orang muda seperti kamu sangat langka, kamu tidak takut bahwa aku penipu, apakah aku boleh mengambil kesempatan ini untuk memerasmu?"

Joyce An melihat pria tua itu masih punya mood untuk bercanda, hatinya pun saat ini benar-benar sudah tenang.

"Memerasku, aku juga harus menyelamatkanmu, jika tidak mungkin aku tidak bisa membayangkan akibatnya, tapi untungnya kamu baik-baik saja, kamu juga tidak terlihat seperti seorang penipu."

Pria tua itu hanya tersenyum digoda oleh Joyce An: "Aku suka mendengar Nona mengatakan hal ini, sangat bagus jika gadis-gadis di dunia sama sepertimu, sayangnya, aku tidak punya anak perempuan yang sepintar dan peduli sepertimu, hanya ada seorang putra sialan, tidak pulang ke rumah seharian, apalagi dia tidak mencari dengan baik seorang wanita untuk dinikahi, dia hanya bermain-main dengan wanita saja. "Ketika mengatakan hal ini, (orang tua itu tak dapat mengendalikan emosinya), ia memukul-mukul selimut dengan perasaan bengis, ia tampak seperti marah. "Jika anak itu mencari seorang istri yang pengertian sepertimu, setidaknya aku juga tidak akan khawatir seperti sekarang, ah, dia kembali atau tidak aku pun tidak peduli lagi padanya, asalkan ada seorang menantu perempuan yang menemaniku sudah cukup bagiku. "

Joyce An melihat tingkah kekanak-kanakan pria tua itu, ia pun teringat ketika pria itu dalam keadaan setengah sadar dia berkata bahwa ia ingin bertemu dengan putranya, ia pun dengan cepat bertanya: "Benar, Paman, sekarang kamu sudah sadar dan kamu bisa melakukannya, kamu sebutkan nomor telepon putramu, aku akan memberitahunya untuk datang menemuimu. "

Siapa sangka ternyata pria tua itu tidak senang, sebaliknya dia sangat marah sehingga hampir membuat semua rambutnya berdiri: "Tidak perlu memberitahunya, tadi ketika keadaanku setengah sadar dan bingung aku baru teringat ingin bertemu dengan dirinya, sekarang aku sudah sadar, aku tidak ingin bertemu dengannya sama sekali, kedatangan bocah itu hanya akan membuatku marah makanya aku tidak ingin dia datang menemuiku. "

Joyce An tahu bahwa pria tua itu berhati keras, sebenarnya hatinya masih mempertimbangkan bahwa dia ingin bertemu putranya, ketika berbaring di rumah sakit siapa yang tidak ingin ada orang terdekat yang menemani di sisinya.

Jadi Joyce An telah mengganti cara bicaranya agar membuat orang tua terlihat sedikit bahagia: "Paman, kamu telah menyiksa dirimu seharian dan harusnya kamu sekarang juga sangat lapar, kamu tidak lapar tetapi aku sudah lapar, aku belum makan malam, bagaimana aku memanggil putramu untuk membawa makanan untuk kita? "

“Nona, kamu sudah lapar?” Mendengar Joyce An berkata seperti itu, pria tua itu mulai bergetar.

Joyce An menganggukkan kepala dan memastikan bahwa dia memang sudah lapar, ia juga mengusap perutnya yang kosong, agar pria tua tersebut tidak menemukan alasan untuk tidak bertemu putranya, dia pun menambahkan: "Benar, Paman, jangan salahkan aku, aku biasanya tidak makan makanan luar, jika boleh, kamu meminta putramu untuk turun ke dapur dan memasak sup ayam. "

Ketika ia mendengar Joyce An berkata seperti itu, pria tua itu tiba-tiba tertawa: "Benar benar benar, harusnya aku membiarkan anak itu melakukan sesuatu, sepanjang waktu ia hanya tahu membuatku marah, Ayahnya sedang terbaring di rumah sakit, tidak ada alasan untuk membiarkan anak itu menganggur, mungkin tak lama lagi dia akan pergi makan dan minum dengan seorang wanita, benar juga katamu, biarkan dia turun ke dapur dan memasak untuk kita, jika dia tidak tahu maka dia akan bertanya dengan orang lain, aku telah merawat anak ini hingga besar namun bukan untuk melakukan hal yang sia-sia! "

“Ya, aku setuju,” Joyce An melihat pria tua itu tidak keberatan, dan langsung setuju.

Tidak lama kemudian, pria tua itu menelepon putranya, ponselnya ditemukan oleh seorang perawat namun entah di mana perawat itu menemukannya.

Selama menunggu panggilan tersambung, pria tua itu menunjukkan ekspresi wajah yang kosong , penampilan seorang ayah yang garang, hanya Joyce An yang tahu, sebenarnya pria tua itu masih sangat khawatir, ia sangat tertekan oleh putranya, jika tidak dia tidak akan teringat ingin bertemu dengan anaknya di saat kondisinya kritis.

Karena kerabat dekat pria tua tersebut segera datang, Joyce An merasa bahwa dia tidak perlu tinggal di sini lagi, ia pun bersiap untuk pergi ke toilet dan pergi secara diam-diam.

“Paman, kapan putramu datang?” Setelah pria tua itu menutup telepon, Joyce An bertanya sambil tersenyum.

"Mungkin sebentar lagi, aku sudah menyuruh anak itu menemukan cara untuk pergi membeli sayuran, dan kemudian memasak untukku! Anak ini lahir ketika aku berusia empat puluhan, jadi aku terbiasa memanjakannya, dan itu tidak baik untuknya, sekarang saatnya membiarkan anak ini melakukan lebih banyak hal, jika tidak aku bilang tidak ada maka tidak ada, (dan anak ini tidak dapat menjalani hidupnya dengan baik dengan sepuluh jarinya), jika nanti dia kembali dan menikahi seorang istri dan tidak bisa melakukan apa-apa, maka dia akan menerimanya. "Pria tua berkata dengan perasaan cinta dan benci.

Joyce An tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya, dia mendapati bahwa pria tua itu selalu khawatir tentang urusan hidup putranya, dari kata-katanya, dia juga bisa mengerti bahwa putra pria tua itu seharusnya adalah seorang playboy, sering mengganti beberapa pacar yang tidak dapat diandalkannya, sehingga membuat orangtua ini begitu marah.

Tapi beberapa masalah tersebut tidak bisa dia kendalikan, dia sudah melakukan segalanya, jadi dia pun berkata: "Paman, putramu pasti masih peduli denganmu, jadi meskipun dia tidak bisa memasak, tapi dia berjanji akan mengantarkanmu makanan, aku pikir dia harusnya sebentar lagi datang, aku pergi ke toilet dulu, lalu kembali menemanimu lagi. "

Orang tua itu pun tidak ragu dan mengangguk ringan, "Aduh, kamu benar-benar gadis yang pengertian, jika anakku memiliki setengah dari sifatmu, maka aku tidak perlu risau seperti ini."

Joyce An tersenyum dan tidak berbicara, sebelum pergi dia menuangkan segelas air untuk pria tua itu, lalu dia berjalan menuju pintu.

Tatapan pria tua di tempat tidur itu terus mengikuti sosok Joyce An, sepertinya dia ada sesuatu yang ingin dikatakan sejak awal, tetapi dia tidak nyaman untuk mengatakannya hingga Joyce An membuka pintu dan pergi meninggalkannya.

Hei, keluarga mana yang memiliki seorang ayah seperti dia, ia menghancurkan hatinya demi hidup putranya, gadis ini sangat baik, cantik dan baik hati, jika putranya bisa bersama dengan gadis ini, mungkin akan menjadi sesuatu yang indah, setelah itu, dia tidak perlu khawatir tentang anak sialan itu lagi.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu